Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Huruswati
"Profesi perawatan kini mengalami banyak perubahan. Jika dulu hanya menjalankan perintah dokter, sekarang ingin diberi wewenang memutuskan berdasarkan ilmu keperawatan dan bekerja sama dengan dokter untuk memutuskan apa yang terbaik bagi klien. Paradigma mereka terhadap perawatan mengalami perubahan. Dikeluarkannya Undang-undang tentang praktik keperawatan, paling tidak, sudah ada pengakuan betapa pentingnya peran perawat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut ketentuan Kansas Supreme Court Amerika Serikat pada tahun 1964 disebutkan, fungsi utama seorang perawat adalah mengobservasi dan mencatat gejala dan reaksi diagnosa. Perawat tidak diperkenankan memberi kesimpulan hasil diagnosa atau perawatan penyakit pada pasien. Fungsi perawat kemudian berubah sekitar tahun 1985, dengan adanya pengakuan bahwa perawat bukan hanya menjadi petugas kesehatan yang pasif, tetapi penyedia jasa perawatan kesehatan yang desisif dan asertif. Namun perubahan pandangan tentang keperawatan di Indonesia ternyata belum terlihat jelas. Di banyak rumah sakit, perawat tampaknya masih diperlakukan dan mendapat tugas dan wewenang seperti sebelumnya, atau melakukan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Bagaimana para petugas (pelaku pelayanan) melihat paradigma kemitraan dan kemandirian dalam melaksanakan tugas kesehariannya dan bagaimana petugas pelayanan kesehatan menanggapi paradigma tersebut, menjadi pertanyaan dalam penelitian ini. Setting penelitian dilakukan di Puskesmas Pancoran Mas, Kota Depok. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran kondisi senyatanya layanan kesehatan, berikut perkembangan kebijakan yang berlaku di dalamnya. Selain itu juga menyajikan tanggapan dan pengamatan perilaku petugas pelayanan kesehatan terhadap isu paradigma baru yang menuntut kesejajaran dengan petugas medis lainnya. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah tentang kebijakan pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu layanannya. Secara metodologis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan juga dilakukan pengamatan terhadap obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata isu paradigma masih berada pada batas wacana dan ada pada level elit, jenjang pemerintahan yang paling atas, tidak pernah sampai pada level terbawah, yaitu pada tingkat pelaksana. Tuntutan perubahan paradigma masih jauh dari jangkauan. Jika praktik keperawatan dilihat sebagai praktik profesi, maka seharusnya ada otoritas atau kewenangan. Ada kejelasan batasan, siapa melakukan apa. Perawat diberi kesempatan untuk mengambil keputusan secara mandiri didukung oleh pengetahuan dan pengalaman di bidang keperawatan. Sulitnya merubah paradigma tampaknya terkait dengan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, terutama kesalahan dalam menginterpretasi yang dijalani.

Nursing as a profession is now having major changes. Years ago, they worked as per doctor?s order but now they are having authority to make decision as per their profession and in coordination with the doctor for best of the patients. The nursing are having a new paradigm of their profession. As the issuance of the Act of nursing, at least, it gives acknowledgment to the importance of the role of nursing for community health services. As per Kansas Supreme Court United States of America 1964, the main function of a nurse is to observe and to record symptoms and reaction on diagnoses. A nurse is not authorized to give conclusion on the result of diagnoses or treatment of a patient. The function had been changed in 1985 with acknowledgement that a nurse is not a passive medical staff but also a medical staff who is assertive and decisive. In Indonesia, this new paradigm is not yet clear. At the hospitals, the nurses are taking the roles and work as the old version or conducting the work not related to medical services. The way the nurse perceives the partnership and independency on their daily work and the response to this new paradigm are the questions of this study as conducted in Pancoran Mas Community Health Services (Puskesmas) ? Depok City. The study describes the actual condition of the health services including the progress on the policy itself. Also, it describes responses and observation of the health services activity on this new paradigm that invites partnership with other service providers. The purpose of this study is to give inputs for the Government in the issue of community health services and the efforts to improve its quality. The study applies a qualitative approach in its methodology through in-depth interview, literature review and observation on the subject. The result indicates that the issue of this new paradigm is a discourse and only applied by the elite level or by the top level of government. It is unfortunately never been applied by the ground-level or by the health practitioners. The demand to implement the new paradigm is still something in the sky or unreachable. If the issue of nursing is implemented as a profession then it should give authority, transparent and has a clear work description on who does what. A nurse has authority to independently make a decision as per their knowledge and experience on nursing. Difficulties on changing the paradigm seem to relate with the gaps between hopes and reality, especially the interpretation on the work the nurse is doing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T22722
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Deswita
"Keinginan masyarakat Depok akan hadimya pelayanan kesehatan yang lslami menjadikan pelayanan kesehatan Islam memiliki potensi besar untuk dapat maju dan berkembang. Penelitian dengan desain deskriptif sederhana ini, bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi alasan masyarakat memilih pelayanan kesehatan Islam di Depok. Hasil penelitian menunjukkan keinginan untuk berobat di tempat pelayanan kesehatan sesuai dengan agama yang dianut merupakau faktor terbesar. Rekomendasi bagi penelitian selaujutnya diharapkan dapat menghubungkan antara faktor-faktor tersebut. Institusi pelayanan kesehaian Islam perlu mempertimbangkan keinginan dan berbagai faktor yang melatarbelakangi alasan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Islam dan sesuai dengan harapan masyarakat.

Depok community desirability to the Islamic health services become the Islamic health care have big potential lirture to more rise and growth. This descriptive design study is intended to identify factors that become the reasons for the community to choose Islamic health services in Depok. The result gives the data that the reason of the community to take the health services in the place iit with the belief is the biggest reason, this study recommends to use more sample and taken hom various population so that the result study can be generalized. Islamic health services will have good opportunity to become more advance and developed. So, it is necessary to increase the quality of health services and make an adjustment to meet society expectation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5820
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gebhy Bamba
"Kebutuhan akan pelayanan dasar kesehatan di Kota Depok terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, Depok mendapat tekanan migrasi penduduk cukup tinggi. Dibalik perkembangan kota yang begitu pesat, timbul permasalahan sosial seperti munculnya permasalahan kesehatan yaitu angka kematian ibu masih tinggi dan belum mencapai target. Faktor penyebab utama kematian ibu di Kota Depok adalah pendarahan saat melahirkan.
Melihat persoalan tersebut, pentingnya peran institusi pelayanan dasar kesehatan yakni rumah sakit swasta yang tersebar di Kota Depok untuk meminimalisir terjadinya kasus demikian. Sejalan dengan itu, RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu berusaha menawarkan pelayanan dan fasilitas yang terbaik untuk menjangkau ibu hamil sehingga kebutuhan mereka untuk memperoleh pelayanan kesehatan persalinan dapat terpenuhi dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola spasial jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu di Kota Depok berdasarkan sisi penawaran pihak rumah sakit sebagai variabel meliputi aksesibilitas, fasilitas, dan harga kamar. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan spasial diantaranya buffer dan overlay.
Hasil menunjukkan jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Bunda Margonda lebih jauh dan luas dibandingkan RS Tugu Ibu. Jangkauan pelayanan Bunda Margonda sejauh 20,42 km dan diikuti dengan jumlah 228 pasien. Sedangkan jangkauan Tugu ibu sejauh 12,52 km dengan jumlah 130 pasien. Hal tersebut dikarenakan lokasi RS Bunda Margonda yang strategis berada di pusat kota serta aksesibilitas yang lebih baik dengan jumlah trayek angkutan umum lebih banyak kemudian memiliki fasilitas yang lebih memadai.

The need for basic health services in Depok City continues to increase along with increasing number of population annually. As the buffer zone of DKI Jakarta, Depok City has suffered from high population migration pressure. Behind the rapid development of the city, causing social problems that the maternal mortality rate is still high and has not reached the target. The main cause of maternal mortality in Depok City is bleeding during childbirth.
Seeing the issue, the importance of the role of basic health service institutions, namely private hospitals in Depok City to minimize the occurrence of such cases. In line with that, Bunda Margonda and Tugu Ibu as a private hospital trying to offer the best service and facilities to reach pregnant woment so that their need to get delivery health service can be fulfilled well.
The purpose of this research is to analyze the spatial pattern of coverage of delivery health service of Bunda Margonda and Tugu Ibu private hospital in Depok City based on hospital rsquo s supply side as variable include accessibility, facility, and room price. The method used is spatial analysis such as buffer and overlay.
The results indicate the coverage of health service delivery of Bunda Margonda Hospital is further and wider compared to Tugu Ibu. Bunda Margonda reaches 20.42 km with the amount of 228 patients. While the coverage of Tugu Ibu as far as 12.52 km with the amount of 130 patients. That rsquo s because location of Bunda Margonda Hospital is strategically located in the city center and has better accessibility with more number of public transport routes also has more adequate facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Dwi Yanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen pelaksanaan program kesehatan jiwa di Kota Depok Tahun 2015 dengan melihat pencapaian program kesehatan jiwa, sumber daya, dan proses manajerial. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 20% target Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk program kesehatan jiwa di Provinsi Jawa Barat, cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jatijajar hanya 2.83%, Kedaung 0.92%, dan Rangkapan Jaya 0.08%. Selain itu, dari target 100%, cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa Puskesmas Jatijajar hanya 41.68%, Kedaung 33.21%, dan Rangkapan Jaya 148.48%.
Hasil penelitian tersebut secara umum belum mencapai target SPM. Kondisi ini dikarenakan sumber daya dan proses manajerial yang belum dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu, disarankan agar ada penyamaan pengetahuan terlebih dahulu antara pihak-pihak yang terlibat untuk kemudian dilakukan optimalisasi sumber daya dan proses manajerial.

This study aims to describe the implementation of the management of mental health program in Depok City in 2015 by looking at the achievement of mental health programs, resources, and managerial processes. This study used a qualitative research design.
The result shows, 20% of the West Java Minimum Health Care Standard target, coverage early detection of mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 2.83%, Kedaung 0.92%, and Rangkapan Jaya 0.08%. Moreover, 100% of the target, the coverage of handling patients diagnosed with mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 41.68%, Kedaung 33.21%, and Rangkapan Jaya 148.48%.
Generally, this result hasn't reached out for SPM's target. These conditions are due to the resources and managerial processes which have not been implemented optimally. It is suggested to ensure common understanding among everybody and sectors related to mental health program and optimalize the available resources and managerial process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Arianto
"The distribution and allocation of basic health service to poor society were determined as according to amount of poor society existing in puskesmas. The determination followed with rule type of health service without expense per service causing difficulty mounted in puskesmas to determine distribution the expense of per service such as those which as described in Minister of Health Regulation. More than anything else with there is no accurate data in this level of expense set of the the service also complicate to give the service to determine proportion of expense which must be released as according to service which have been given, that answering the demand, insuffiency, or excessive.
This research is calculation the expense of primary health care, hospital health care and the health service outside building to poor society in Puskesmas Air Ram Pangkalpinang in 2005 that is to know distribute expense for the basic health service to poor society of health service in society, take care of hospitality and also the health service of outside building.
This research is quantitative research by desain in economic evaluation with calculation cost analysis basic health service in 2005 collected from poor society health service data in region work Puskesmas Air Itam Itam Pangkalpinang and from data record of Puskesmas Air Itam, and also the related/relevant data from Public Health Service of Pangkalpinang processed by using Activity-Based Costing with spread sheet program.
The result of this research is distribution of the expense the basic health service to poor society in Pangkalpinang with total cost required is equal to Rp. 40.333.820,49 totally budget of equal to Rp. 35.819.000,00 so that there are insuffiency of equal to Rp. 4.514.820,49.
Needing the existence calculation of the expense service for all service type, good service which accounted by government routine service, existence of cost standard per service to be able to estimate requirement of the expense of health service in puskesmas and also need the existence of research which of a kind other puskesmas as data comparator and expense of which have been counted/calculated."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elida Hairunida Br.
"Posyandu berguna untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Dengan sampel 298 ibu balita yang dipilih secara acak di 20 posyandu.
Hasil penelitian didapatkan ibu balita yang berperilaku baik berkunjung ke posyandu masih rendah sebanyak 39,9%. Ada 5 variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu yaitu lebih banyak pada ibu yang berpendidikan dibawah SMP, berpengetahuan baik, bersikap positif, memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) serta membutuhkan pelayanan posyandu.
Disarankan untuk melakukan dan meningkatkan monitoring upaya promosi kesehatan dengan supervisi langsung ke posyandu dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kegiatan yang ada di Posyandu.

Posyandu is useful to empower communities and to provide the easiest of obtaining basic health services. The objectives of this study was conducted to determine the related factors with the behavior visits to posyandu on toddlers mothers in the working area of health center Depok Pancoran Mas in 2012. This study was a descriptive with cross sectional design. There were 298 samples of toddlers mothers randomly chosen in 20 posyandu.
The results obtained are wellbehaved toddler mothers as much as 39.9%. There are five variables that were statistically related with the behavior visits to posyandu namely: there were more on educated mothers under Junior School, good knowledge, positive thinking, the ownership of Health Child Card (KMS) and the needs to posyandu.
It is further recommended to perform and improve the monitoring of health promotion efforts with direct supervision to posyandu and provide counseling to the public about the existing activities in posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Trisnawati E.S.
"Dalam pembangunan memasuki era industrialisasi akan menyebabkan timbulnya masalah ketenaga kerjaan, termasuk dampaknya terhadap kesehatan para pekerja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dipikirkan adanya suatu sistem informasi kesehatan, dalam hal ini sistem informasi kesehatan kerja yang dapat menunjang hal tersebut diatas. Sebagai contoh dipilih Pertamina, suatu BUMN yang dinyatakan sehat dan telah lama menerapkan sistem informasi kesehatan kerja dilingkungannya.
Studi ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran sistem informasi pelayanan kesehatan kerja di Pertamina, bagaimana susunan organisasinya, pencatatan dan pengolahan data dan masalah yang timbul sehubungan dengan kegiatan ini. Juga dilihat bagaimana penggunaan informasi yang tersedia di SIK kerjanya sehubungan dengan fungsi manajemen dan program kesehatan keqia di Pertamina.
Dengan menggunakan rancangan yang bersifat observasional, dengan pendekatan kualitatif studi ini mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer didapat dari informan( 10 orang ), direkam dalam tape recorder, dan setelah ditulis dikonfirmasikan kembali ke informan tersebut. Data sekunder dikumpulkan dari arsip yang ada di Dinas Kesehatan Pertamina.
Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa informasi yang dibutuhkan pada umumnya tersedia di SIK, kecuali informasi tentang program promotif yang sebagian besar tersedia pada sistem informasi kesehatan yang lain. Dalam hubungannya dengan fungsi manajemen, untuk fungsi perencanaan dari laporan yang tersedia 40 % digunakan; sedangkan untuk fungsi penggerakan pelaksanaan 83 % digunakan dari SIK yang ada Sehubungan dengan fungsi pengawasan, pengendalian dan evaluasi , 52, 63 % informasi didapat dari SIK yang ada. Dalam hubungannya dengan program kesehatan kerja, dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Program promotif : informasi yang torsedia dalam SIK kerja belum dapat memberikan gambaran yang menyeluruh.
- Program preventif : informasi yang tersedia dalam SIK kerja hanya memberikan gambaran sebagian dari program preventit] tctapi tersedia di SIK yang lain.
- Program kuratif dan Rehabilitatif : informasi yang dapat diperoleh dari SIK yang tersedia cukup lengkap dan rinci, karena pada dasarnya banyak program kesehatan kerja di Pertamina yang bersifat kuratif.
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil sebagai contoh untuk mengembangkan suatu sistem informasi kesehatan kerja di Departemen Kesehatan.

During industrialization era, man power problem will emerge, including its effect on the health of the workers. To anticipate that problem, a health information system has to be developed, in this case on the occupational health infomation system Pertamina has been chosen as a case, for it is agovemment owned company that has been declared as healthy and which has applied occupational health infomation system in its environment for a long time.
The aim of this study was to describe the occupational health service information system in Penamina, its organization, data recording and management, and problem which arise from this activities. This study described also how the information from the system are used in relation with the management function and occupational health program in Pertamina.
This was an obsetvational study, with qualitative approach, which collected primary and secondary data. Primary data were given by informer, recorded with tape recorder, then writen and confirmed by the informer. Secondary data were gathered from the archives ofthe Pertamina's Health Department.
This study revealed that the information needed generally were already existed in the occupational health information system, with the exception ofthe information of promotive program. The laster could be found in other health information system.
In its relation with management function, for planning function, 40 % ofthe report were used, while for organizing 83 % of the data were used For monitoring, controlling and evaluation, 52.63 % of informations were acquired from the occupational health system. In its relation with occupational health program, it could be stated as follows:
- Promotive program : information from the occupational health system could not yet give an over all picture.
- Preventive program : information nom the system could only give apartial picture ofthe preventive program. However other information could be found in another health information system
- Curative and rehabilitative program : complete and detailed information could be found in the system, for most of the occupational health program in Pertamina in reality are curative.
It is hoped that this study could be used as an example to develope an occupational health information system in the Department of Health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T9287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Dian Karmana
"Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena rentan terhadap masalah kesehatan. Penjaringan kesehatan adalah salah satu program UKS/M untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan siswa, mendukung tercapainya kondisi fisik dan mental yang baik agar potensi belajar dan prestasi optimal. Pengelolaan data hasil pemeriksaan penjaringan kesehatan siswa SD di Puskesmas I Denpasar Barat masih manual sehingga penulis berkeinginan membuat rancangan sistem informasi kegiatan penjaringan Kesehatan siswa Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat kota Denpasar. Metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu mendata kebutuhan pengguna, menyusun prototype, mengevaluasi prototype, membuat aplikasi serta mengevaluasi efektifitas penggunaan dan kepuasan. Hasil evaluasi penggunaan aplikasi berbasis web untuk menjaring data kesehatan anak sekolah di lingkungan Puskesmas I Denpasar Barat Kota Denpasar dinilai menggunakan kuesioner dengan hasil 100% responden setuju dengan efektifitas aplikasi serta >75% responden menyatakan puas dan sangat puas dengan aplikasi tersebut. Saran pada penelitian ini adalah Puskesmas I Denpasar Barat dapat menggunakan aplikasi pada kegiatan penjaringan siswa Sekolah Dasar. Sistem ini dapat disosialisasikan kepada instansi terkait sehingga menjadi model yang dikembangkan untuk wilayah yang lebih luas, dikembangkan untuk siswa pada jenjang yang lebih tinggi serta dapat terintegrasi dengan aplikasi sejenis untuk memperoleh data yang komprehensif.

School-aged children are a critical age group because they are vulnerable to health problems. Health screening is one of the UKS/M programs to maintain and improve student health, supporting the achievement of good physical and mental conditions for optimal learning potential and achievement. Data management of health screening examination results for elementary school students at West Denpasar Community Health Center I is still manual, so the author wishes to design an information system for health screening activities for elementary school students in the work area of West Denpasar Community Health Center I, Denpasar city. This research method consists of several stages, namely recording user needs, compiling a prototype, evaluating the prototype, creating an application, and evaluating the effectiveness of use and satisfaction. The results of the evaluation of the use of a web-based application to collect health data for school children in the West Denpasar Community Health Center in Denpasar City were assessed using a questionnaire with the results of 100% of respondents agreeing with the effectiveness of the application and >75% of respondents stating they were satisfied and very satisfied with the application. The suggestion in this research is that West Denpasar Community Health Center can use the application in elementary school student screening activities. This system can be socialized to relevant agencies so that it becomes a model developed for a wider area, developed for students at a higher level, and can be integrated with similar applications to obtain comprehensive data."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Remaja merupakan kelompok berisiko terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi Mudahnya paparan media pornografi dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi di sekolah menyebabkan terjadinya perilaku hubungan seksual pranikah terus meningkat Perawat Spesialis Komunitas mempunyai peran untuk mencegah terjadinya masalah tersebut Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran konseling kesehatan reproduksi berbasis IT KB IT sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di SMP F Kelurahan Cisalak Pasar.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 27 7 sikap 4 7 dan praktik 4 Rerata 90 siswa menyatakan KB IT bermanfaat KB IT dapat diaplikasikan dalam upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi di sekolah KB IT disarankan menjadi program pengembangan dan pembinaan pihak sekolah puskesmas dan dinas kesehatan Kata Kunci KB IT Remaja Kesehatan reproduksi Keperawatan Komunitas Daftar Pustaka 108 1956 ndash 2012.

The youth is at risk aggregate for problems related to reproductive health Easy exposure to pornography media and lack of reproductive health services in school lead to increase premarital sexual behavior Community Specialist nurses have role to prevent such problems This final scientific paper aims to provide an overview of IT based counseling on reproductive health as a form of community nursing intervention to improve the adolescents rsquo reproductive health at F Junior High School Cisalak Pasar.
The results show an increasing trend by 27 7 for knowledge activities 4 7 for attitude and 4 for practice The mean 90 of students stated they got benefits from KB IT To conclude KB IT can be applied to prevent reproductive health issues in schools Furthermore KB IT is suggested to be development program and coaching by school Community Health Center and district health office."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hariani
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan merupakan suatu kegiatan kuratlf
yang penting dalam upaya meningkatkan kesehatan rakyat.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui puskesmas, rumah
sakit pemerintah maupun swasta. Sesuai dengan Undang-undang
No. 9 tahun 1960 menqenai Pokok-pokok Kesehatan, ditunjang
oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 tahun
1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil,
Pensiunan beserta anggota Keluarganya dan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 23 tahun 1984 tentang
Perum Husada Bhakti, maka dibuat ketentuan mengenai hak,
kewajiban dan tata cara penggunaan pelayanan kesehatan bagi
pegawai negeri sipil, pensiunan beserta anggota keluarganya.
Pada kenyataannya saat ini pelayanan kesehatan
ditingkat puskesmas masih merupakan pelayanan dengan
sarana dan obat-obatan yang sederhana. Blla dikaitkan dengan
informasi mengenai pola penyakit dan kemajuan teknologi
dalam bidang dlagnostik maupun terapi yang sudah sedemikian
maju, sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota-kota besar merasakan bahwa pelayanan kesehatan di tingkat
puskesmas belum memenuhi harapan. Pola pikir mengenai upaya
pengobatan yang berubah akibat kemajuan teknologi, mendorong
mereka untuk mencari pengobatan ke sarana pengobatan
spesialistlk di rumah sakit. Selain itu tentunya banyak
faktor lain yang mempengaruhi usaha pencarian pengobatan ke
rumah sakit, yang belum diketahui.
Adanya gambaran mengenai demand peserta Perum Husada
Bhakti terhadap pelayanan rujukan puskesmas, merupakan
tujuan umum dari penelitian ini.
Sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui apakah faktor-
faktor kebutuhan peserta, pendidikan, pengetahuan,
kemudahan, preferensi dan persepsi terhadap pelayanan
puskesmas mempunyai pengaruh pada demand terhadap rujukan
puskesmas. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross
sectional.
Hasil penelitian adalah didapatnya gambaran tentang
demand terhadap rujukan puskesmas oleh peserta Perum Husada
Bhakti, dengan faktor kebutuhan yang berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya penggunaan rujukan puskesmas.
Faktor pendidikan, pengetahuan, preferensi, kemudahan dan
persepsl terhadap pelayanan puskesmas ternyata tidak
mempengaruhi tinggi rendahnya penggunaan rujukan puskesmas.
Saran yang dlberikan adalah peningkatan mutu puskesmas
baik dalam hal pelayanan, sarana fisik dan sarana obat-
obatan untuk mengurangi penggunaan rujukan yang tidak perlu. Kecuali itu juga diharapkan informasi dari tingkat pusat ke
perifer dari Departemen Kesehatan dan Perum Husada Bhakti
secara berkala, terhadap adanya peraturan baru mengenai tata
cara pelayanan dan penggunaan rujukan puskesmas agar dapat
lebih disebar luaskan kepada masyarakat.
Saran lain yang dapat diajukan adalah umpan balik dari pihak
rumah sakit terhadap puskesmas, dengan harapan dapat lebih
menyaring perlu tidaknya penggunaan rujukan ulang.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai
demand terhadap rujukan puskesmas dengan kelengkapan
instrumen yang dapat menggali informasi lengkap dari peserta
Perum Husada Bhakti tentang penggunaan rujukan puskesmas."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>