Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The labor contract act of Japan , enacted in November 28, 2007 and effective from March 1, 2008 sets forth rules on basic rights and obligations in relation to labor contracts...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Simulja
"Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class,
working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level
characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM:
Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries.
Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology
seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank
compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This
finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be
sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day
actual division of housework.
Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata,
jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran
Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua
negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan
pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang
telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara
variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang
mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang
lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang
Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan
ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan
faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Haganta
"Penelitian ini berusaha melihat generasi muda dalam praktiknya. Praktik yang saya pilih adalah praktik kepengurusan Rohkris di SMAN 1 Depok. Praktik ini menjadi penting untuk diamati karena merupakan organisasi kerohanian di tengah sistem pendidikan sekular, serta statusnya yang ekstrakurikuler tetapi diwajibkan bagi siswa Kristen Protestan. Saya berfokus pada kepengurusan Rohkris serta melihatnya sebagai kerja. Dalam proses kerjanya, pengurus Rohkris merefleksikan posisi mereka di tengah relasi antar siswa, dengan sekolah, guru, alumni, maupun masa depan mereka. Refleksi ini berlanjut pada proses terbentuknya nilai kerja mereka yang, dengan pendefinisian kerja dan nilai kerja dari Graeber dan feminis Marxis yang tidak terbatas pada produktivitas. Proses pembentukan nilai kerja ini berkait erat dengan sistem pendidikan neoliberal yang juga dilihat sebagai proses, yang melahirkan proses pembentukan nilai kerja sebagai suatu respons lokal pengurus Rohkris.

This research seeks to see the younger generation in practice. The practice I chose is the practice of Rohkris management at SMAN 1 Depok. This practice is important to observe because it is a spiritual organization in the middle of a secular education system, and its status is extracurricular but required for Protestant Christian students. I focus on the management of Rohkris and see it as work. In the process of work, Rohkris administrators reflect on their position in the relationship between students, the school, teachers, alumni, and their future. This reflection continues the process of forming their work values, with Graeber and Marxist feminist definitions of work and work values that are not limited to productivity. This process of work value formation is closely related to the neoliberal education system which is also seen as a process, which gave birth to the process of work value formation as a local response of the Rohkris board."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Fiorella Moreni
"Angka migrasi pekerja internasional meningkat setiap tahun, termasuk pekerja Indonesia. Migrasi keluar negeri sering diikuti dengan migrasi kembali. Banyak penelitian yang membahas migrasi internasional pekerja, namun sedikit yang berfokus pada migrasi kembali. Padahal, keuntungan finansial dan modal manusia dapat diperoleh dari migrasi kembali, seperti ide-ide baru dan keterampilan wirausaha. Namun, pekerja migran kembali bisa sulit terintegrasi dengan pasar tenaga kerja domestik karena ketidaksesuaian lapangan kerja atau hilangnya jaringan sosial. Penelitian ini menganalisis hubungan migrasi kembali dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, yang diukur melalui tiga aspek, yaitu jabatan, sektor lapangan usaha, dan status pekerjaan utama. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat karakteristik individu para pekerja migran kembali dibandingkan dengan para pekerja non-migran. Hal ini menarik untuk diteliti karena pada dasarnya migrasi merupakan cara seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik, sehingga individu dengan karakteristik individu yang berbeda akan memiliki keputusan migrasi yang berbeda pula. Karakteristik individu yang diamati adalah umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan faktor keluarga. Dengan menggunakan model logistik multinomial dan data Sakernas 2019-2022 ditemukan bahwa pekerja berstatus migran kembali memiliki karakteristik tertentu. Peluang pekerja untuk berstatus migran kembali lebih besar dari kelompok umur 25-34 dan 35-44, pekerja pria, berstatus menikah atau bercerai, memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, serta jumlah anggota rumah tangga yang lebih sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Dari aspek hubungannya dengan hasil pasar tenaga kerja domestik, ditemukan bahwa para pekerja migran kembali dilihat dari jabatan probabilitasnya lebih besar untuk bekerja sebagai pekerja kasar, pekerja terampil pertanian, dan pekerja pengolahan. Kemudian, ditinjau dari sektor usaha, pekerja migran kembali meningkatkan probabilitas untuk bekerja di sektor konstruksi, industri pengolahan, dan komunikasi. Terakhir, dilihat dari status pekerjaan utama, dengan memiliki pengalaman kerja di luar negeri dan kemudian kembali, ini meningkatkan probabilitas mereka untuk bekerja sebagai wirausaha informal dan pekerja informal. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa pekerja dengan pengalaman kerja di luar negeri dan berstatus migran kembali tidak serta merta membuat mereka bekerja di jabatan, sektor, maupun berstatus pekerjaan yang lebih produktif dan bernilai tambah tinggi, walaupun hal ini tetap perlu mempertimbangkan aspek lain, seperti tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan di luar negeri.

The number of international migrant workers increases every year, including Indonesian workers. Migration abroad is often followed by return migration. Many studies discuss international labor migration, but few focus on return migration. Yet, financial and human capital benefits can be gained from return migration, such as new ideas and entrepreneurial skills. However, returning migrant workers may struggle to reintegrate into the domestic labor market due to job mismatch or loss of social networks. This study analyzes the relationship between return migration and domestic labor market outcomes, measured through three aspects: job position, business sector, and main employment status. Additionally, it examines the characteristics of return migrant workers compared to non-migrant workers. This topic is intriguing because migration is fundamentally a means to achieve better employment, education, and living conditions, meaning individuals with different characteristics will have varying migration decisions. The observed individual characteristics include age, gender, marital status, education level, and family factors. Using a multinomial logistic model and data from Sakernas 2019-2022, it was found that return migrant workers possess certain characteristics. They are more likely to be aged 25-44, male, married or divorced, have lower education levels, and have fewer household members than other groups. Regarding domestic labor market outcomes, return migrant workers are more likely to work as laborers, skilled agricultural workers, and processing workers. In terms of business sectors, they are more likely to work in construction, manufacturing, and communication sectors. Finally, in terms of main employment status, having overseas work experience increases their probability of becoming informal entrepreneurs and informal workers. The study's findings indicate that having overseas work experience and return migrant status does not necessarily lead to higher productivity and value-added jobs, although other aspects, such as education level and type of job abroad, should still be considered.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Anandya Elfitra
"Keterbatasan lahan permukiman dan pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta mendorong adanya penyediaan rumah melalui pembangunan hunian vertikal. Pemerintah menjanjikan pembangunan rumah susun, rumah sakit, dan bus khusus untuk kaum buruh dan pekerja. Kementerian Perumahan Rakyat bekerja sama dengan PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) berencana membangun rusunawa di lingkungan PT. KBN yang ditujukan khusus untuk buruh. Harga sewa yang ditetapkan nantinya diharapkan sesuai dengan kemampuan buruh selaku calon penghuni. Kemampuan dapat ditinjau dari kemampuan membayar secara rasional dalam membayar biaya sewa tempat tinggalnya selama ini (Abillity to Pay-ATP) maupun kemampuan berdasarkan persepsi kelompok sasaran penghuni rusunawa (Willingness to Pay-WTP).
Penelitian ini mencoba mengestimasi nilai ATP dan WTP buruh terhadap sewa rusunawa, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP dan nilai WTP dan mengkaji faktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa. Metode yang digunakan untuk mengestimasi nilai ATP adalah menggunakan analisis statistik deskriptif, sedangkan estimasi nilai WTP dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM). Untuk memperoleh faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP dan WTP digunakan metode analisis regresi linier berganda. Sedangkan untuk memperoleh faktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa digunakan metode analisis regresi logit.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai ATP dan WTP buruh terhadap sewa rusunawa, diperoleh nilai ATP sebesar Rp. 335.050 per bulan dan nilai WTP sebesar Rp. 287.654 per bulan. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP buruh terhadap sewa rusunawa adalah jumlah tanggungan dan pendapatan per bulan. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa adalah lama tinggal buruh di tempat tinggal saat ini. Besarnya nilai WTP buruh terhadap sewa rusunawa dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, pendapatan per bulan, dan jarak tempat tinggal ke tempat kerja.

Limited area settlement and population growth in DKI Jakarta Province stimulate the development of vertical housing. Government pledge to develop vertical housing (flats), hospital, and transportation particularly for workers (labor). Ministry of Housing cooperate with PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) planned to develop rent vertical housing for labor in PT. KBN area. The fix rental cost is expected appropriate with worker's ability as prospective resident. Ability can be reviewed from ability to pay of current rental cost (Ability to Pay) nor ability based on perceptions of vertical housing target group (Willingness to Pay).
The research is trying to estimate the ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing, to analyze influencing factors of ATP and WTP's value, and to analyze influencing factors of WTP's labor to pay rental cost of vertical housing. To estimate ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing is used descriptive statistics and Contingent Valuation Method (CVM). In analyzing influencing factors of ATP and WTP's value is used multiple regression analysis. Logit regression analysis is used to analyze influencing factors of WTP's labor to pay rental cost of vertical housing.
Based on estimation of ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing, the value of ATP is Rp. 335.050 per month and the value of WTP is Rp. 287.654 per month. By using multiple regression analysis, it concludes that influencing factor of ATP's value of labor to pay rental cost of vertical housing a WTre number of dependents and income. Some factors influencing the willingness to pay of labor to pay rent of vertical housing are length of stay in current residence. P's value of labor to pay rental cost of vertical housing are influenced by number of dependents, income, and distance from home to workplace.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: The Japan Institute for Labour Policy and Training, 2018
331 JLI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Reynolds, Lloyd G.
New Jersey : Prentice-Hall, 1998
331 REY l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reynolds, Lloyd G.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1982
331 REY l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reynolds, Lloyd G.
New Jersey: Prentice-Hall, 1959
331 REY l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Asriyati
"Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik demografi dan kecenderungannya dalam terjadinya perputaran tenaga kerja (labor turnover) berdasarkan data Sakernas Agustus 2013. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa individu dengan karakteristik berumur 15-19 tahun, laki-laki, berpendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, berstatus belum kawin, bukan kepala keluarga, bekerja di lapangan usaha industri informal atau pertanian formal kecenderungannya lebih tinggi untuk melakukan turnover jadi menganggur dan pindah pekerjaan. Individu dengan karakteristik berumur 55 tahun ke atas, perempuan, berpendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, berstatus kawin dan kepala keluarga kecenderungannya lebih tinggi untuk melakukan turnover jadi bekerja.

This research aims to study the demographic characteristics and trends in the labor turnover based on Sakernas August 2013 data. The results of inferential analysis showed that individuals with the characteristics of the age of 15-19 years, male, highly educated, urban residence, unmarried status, not the head of the family, working in the field industrial business of informal or formal agricultural higher propensity to do the turnovers become unemployed and moved jobs. Individuals with characteristics above 55 years old, female, highly educated, urban residence, marital status and family head, higher propensity to do be worked turnovers."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>