Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aini Thohir
"Program Kemitraan telah dijalankan BUMN sejak tahun 1989 sebagai salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Program Kemitraan yang dijalankan saat ini menerapkan mekanisme dana bergulir dan dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penilaian kinerja BUMN. Berdasarkan penilaian tersebut, banyak kalangan yang berpendapat bahwa pelaksanaan Program Kemitraan selama ini kurang berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini terlihat dari tingkat efektivitas program kemitraan yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program kemitraan dilihat dari segi besarnya dana yang disalurkan, tingkat efektivitas, jangkauan atau jumlah mitra binaan, dan tingkat efisiensi relatif antar BUMN. Dengan menggunakan data laporan PKBL selama periode 2004-2006, penelitian akan melakukan analisis deskriptif dan penghitungan efisiensi dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Pendekatan ini banyak digunakan untuk menilai efisiensi kinerja perbankan.

Partnership Program has been organized by state-owned companies since 1989 as a corporate social responsibility action. Partnership Program which is implemented nowadays applying moving fund mechanism and being one of the performance indicators in state-owned company performance appraisal. Based on that appraisal, much of public society stated that Partnership Program implementation during this time was not implemented effectively and efficiently. It was showed by effectiveness levels of partnership program which are still low. Objectives of this research are to analyze effectiveness and efficiency of implementation of partnership programs from point of view in amount of distributed funds, effectiveness level, number of SME (small and medium enterprise) partners, and relative efficiency level of partnership program between state-owned companies. Using partnership and community development program (PKBL) reports from period 2004 until 2006, this research will doing descriptive analysis and calculating efficiency using Data Envelopment Analysis (DEA) approach. This approach always used in banking industry to evaluates efficiency level of banks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panca B. Wibowo
"PT. Pupuk Kujang Cikampek - Jawa Barat, sejak awal berdirinya telah menghadapi konflik atau permasalahan, terutama hubungannya dengan masyarakat lokal. Potensi permasalahan awal -- saat pembangunan pabrik dilakukan, adalah keamanan asset korporasi. Selanjutnya, setelah beroperasi, timbullah permasalahan yang diakibatkan operasional pabrik, khususnya kebisingan dan ?bau yang menyengat? akibat bahan baku pupuk, yaitu ammonia.
Berbagai permasalahan sosial semakin tajam, ketika ekspektasi masyarakat lokal yang hidup dengan kemiskinan, tidak terpenuhi secara ekonomis atas kehadiran industri pupuk ini. Menyikapi hal tersebut, PT. Pupuk Kujang Cikampek, sejak awal cenderung melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh informal, terutama jagoan ?jawara? lokal. Pendekatan ini, disadari atau tidak, berpengaruh terhadap pola penanganan dalam setiap konflik yang dihadapi korporasi. Sehingga orientasi pemberian bantuan diarahkan untuk meredam konflik. Begitupun ketika terjadi konflik ?besar? pada tahun 2004 lalu, yang dicetuskan oleh kelompok yang lebih terdidik dan lebih formal. Korporasi hanya merespon tuntutan masyarakat lokal, namun tidak melakukan perubahan pendekatan yang signifikan yang mengarah pada partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, bagaimana upaya PT. Pupuk Kujang Cikampek dalam mempraktikkan Program Bina Lingkungan kepada masyarakat lokal sebagai bagian dari tanggung jawab sosial korporasi (corporate social responsibility). Secara khusus penelitian mengkaji efektivitas dan keberlanjutan program terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Berbagai program bantuan berkait dengan Bina Lingkungan telah dilakukan korporasi, sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya kepada masyarakat lokal. Melalui program ini, diharapkan, kesenjangan sosial dan ekonomi antara PT. Pupuk Kujang Cikampek dengan masyarakat lokal, yang terjadi selama ini, dapat teratasi. Selanjutnya dengan perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat akan memberikan dampak yang berkelanjutan atau berkesinambungan bagi perkembangan masyarakat lokal. Dengan demikian kehadiran korporasi dapat dirasakan manfaatnya, dan dapat melakukan kegiatan usahanya dengan lancar sesuai dengan harapan.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam kepada berbagai informan, baik internal PT. Pupuk Kujang Cikampek maupun eksternal, yakni masyarakat lokal khususnya di 4 (empat) Desa (Dawuan Tengah, Dawuan Barat, Dawuan Timur dan Kalihurip). Selain itu, dilakukan juga observasi dan pengumpulan data sekunder serta dokumentasi yang relevan dengan penelitian. Dengan dukungan konsep dan teori CSR, Community Development, dan evaluasi termasuk patokan-patokan yang digunakan, sangat membantu peneliti dalam menganalisis temuan di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa praktik program Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek, ternyata belum dapat menjawab dan memenuhi permasalahan sesungguhnya dari masyarakat lokal. Hal ini disebabkan aturan dasar atau kebijakan operasional yang mendasari kegiatan program ini diterjemahkan sebagai program bantuan ?charity? atau ?sinterklas?. Disamping itu, belum adanya pedoman yang memadai, yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan program, dan SDM yang kurang memadai, sehingga hal ini berdampak pada implementasi program. Akhirnya, Program Bina Lingkungan yang selama ini dilakukan, belum sesuai dengan prinsip community development yang ideal, program hanya merespon keadaan saat itu, berorientasi pada kebutuhan sesaat dan bersifat konsumtif. Akibatnya, kemiskinan baik kualitas SDM maupun ekonomi masih terlihat mencolok, terutama di sekitar korporasi.
Untuk mewujudkan Program Bina Lingkungan yang berkesinambungan atau berdampak jangka panjang terhadap kehidupan masyarakat lokal, perlu dilakukan beberapa pembenahan dan perbaikan. Pertama, keberanian sekaligus kreativitas top manajemen dalam menerjemahkan aturan yang ada, melalui kebijakan operasional dengan indikator yang jelas, pada setiap kegiatan program. Sehingga, penerjemahan Program Bina Lingkungan sebagai program ?charity? atau ?sinterklas? secara bertahap, porsinya dikurangi. Kedua, perlu upaya untuk mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal, dalam setiap jenjang program sesuai dengan porsi dan kompetensinya. Ketiga, perlu melakukan perencanaan yang jelas berbasis penelitian, seperti stakeholder analysis dan baseline survey, bersama stakeholder terkait, menyusun indikator keberhasilan program, yang dipadukan dengan aturan yang telah ada sebelumnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan program, lakukan monitoring dan evaluasi secara periodik. Untuk dapat melakukan kegiatan secara optimal, perlu dukungan SDM yang capable dengan cara menempatkan orang yang tepat atau melakukan peningkatan kapasitas yang sistematis dan reguler kepada SDM yang ada.
Selain itu, perlu dilakukan juga kerjasama dan networking dengan individu atau organisasi yang kompeten dalam menangani program pengembangan masyarakat.Dengan demikian, program yang dilakukan tidak hanya respon sesaat, dan bersifat konsumtif, namun Insya Allah manfaatnya dapat dirasakan secara signifikan dan dampaknya berkesinambungan. Disamping itu, program tidak hanya dirasakan sebagai ?milik? korporasi, namun juga menuntut tanggungjawab masyarakat lokal, karena masyarakat lokal telah dilibatkan sejak awal program dikembangkan.

PT. Pupuk Kujang Cikampek ? West Java has been facing out the conflict or problem since the beginning, particularly with local community. The first potential problem ? when the factory was built, it?s related to corporate asset security. Then, emerge problem that was caused by factory operation, particularly noisy and ?bad smell? as result of ammonia. Many social problems getting worse, when local community?s expectation was not accommodated by fertilizer industry economically.
Related to those situations, PT. Pupuk Kujang Cikampek tends using informal approach to community leaders, especially local ?jawara?. This approach, influenced in every conflict resolution and problem solving that was faced by corporation. As a result orientation on giving donation toward to reduce conflict.
In the year of 2004, the serious conflict that was provoked by educated and formal group, corporation only respond local community?s claim, without doing significant approach for active participation and local community empowerment.
This research conducted to describe how was the effort of PT. Pupuk Kujang Cikampek on environment development program implementation to local community as part of corporate social responsibility. Objectively, this research reviewed effectiveness and program sustainability on increasing quality of live of local community. Some programs related to environmental development have been done by corporate, as an attention and care to local community. Through this program, social and economic imbalance between PT. Pupuk Kujang Cikampek and local community which has been happened can be solved. The excellent planning and appropriate implementation impact to local community development sustainability. Thus the existence of corporate can be share to local community and doing their activity smoothly as the expectation. The qualitative research using in-depth interview to respondents from PT. Pupuk Kujang Cikampek, these were local communities in four villages (Dawuan Tengah, Dawuan Barat, Dawuan Timur and Kalihurip). Observation, collecting secondary data and relevant documentation to enriched this research. Supported by concept and theory of CSR, Community Development, and evaluation include indicators that used in this research, assisted researcher on finding analysis in the field.
Research results showed that practice of environmental development of PT. Pupuk Kujang Cikampek, haven?t been able to accommodate the real problem on local community. Basic regulation or operational policy as basic of program activities were translated to ?charity? or ?sinter class?program, there no appropriate guidelines as basic implementation and monitoring evaluation, and limited quality of human resources are the main causes. These were impacted on implementation program. Environmental development program that has been done, didn?t meet the ideal community development principle. The program only focuses on respond in short term, temporary need orientation, and consumptive.
As the result, poverty on human resources quality and economic increase, especially community who live surrounding corporate. Some improvement need to be done for sustainable environmental development program or have long term impact to local community live. First, Bravery and creativity of top management in regulation implementation through operational policy with clear indicators. Second, the effort need to be developed regarding to encourage participation and local community empowerment. Third, evidence based planning, includes stakeholder analysis and baseline survey, relevant stakeholder involvement, develop successful indicator ? qualitative and quantitative. Periodic monitoring and evaluation, capable human resources, have to be planned. Collaboration and networking with competent person and organization on community development program need to be considered."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martha
"Penelitian ini dilakukan untuk memahami dampak dari persepsi mahasiswa akan kegiatan CSR perusahaan, kepercayaan mahasiswa akan kegiatan CSR perusahaan, dan kesadaran mahasiswa akan kegiatan CSR perusahaan terhadap evaluasi perusahaan, asosiasi produk, dan niat untuk membeli dari mahasiswa.
Penelitian akan diuji menggunakan metode Structural Equation Model dengan program Simplis Lisrel 8.5. Penelitian akan menguji perbedaan variable-variabel tersebut dalam dua kategori produk dengan menggunakan multi group SEM. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh antara kesadaran konsumen akan CSR dengan niat untuk membeli konsumen, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran konsumen akan CSR dengan evaluasi perusahaan dan asosiasi produk.
Kemudian terdapat efek mediasi antara persepsi CSR oleh konsumen, melalui kepercayaan konsumen akan CSR, dengan evaluasi perusahaan namun tidak dengan asosiasi produk serta niat untuk membeli konsumen. Terdapat juga hubungan antara persepsi konsumen akan CSR perusahaan dengan evaluasi perusahaan, namun tidak ada hubungan yang positif dengan asosiasi produk serta niat untuk membeli konsumen. Diketahui terdapat efek moderasi oleh kategori produk, namun berbeda dengan hipotesis yang ada, efek moderasi tersebut hanya mendukung sebagian dari hipotesis.

This research was conducted to help understand the impact of students' perceptions of CSR activities of the company, students? trust of company's CSR activities, and students? awareness of CSR activities of the company on company evaluation, product association, and intention to buy from the students.
The research will be tested using Structural Equation Models with SIMPLIS Lisrel 8.5 program. The research will examine the differences in these variables in two product categories using the multiple groups SEM. The results found that there is significant relationship between consumer awareness of CSR with the intention to buy by the consumer, but there are no significant differences between consumer awareness of CSR with corporate evaluation and product association.
Then, there is a mediation effect between consumers? perceived CSR, through consumers? trusts of company?s CSR activities with company evaluation, but not with the product association as well as the consumers? intention to buy. There is also a relationship between consumers? perception of CSR with company evaluation, but there is no positive relationship with the product association and the intention to buy from consumer. There is a moderating effect by product category, but in contrast to the existing hypothesis, the moderating effect only support part of the hypothesis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilani Dhamayanti
"Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu wujud dari kepedulian perusahaan terhadap Iingkungannya. Sebagai sebuah organisasi, perusahaan dituntut dapat memperhatikan Iingkungannya sebagai wujud kepedulian sosial dari perusahaan yang tidak semata berorientasi kepada profit semata.
Kepedulian perusahaan terhadap kebutuhan Iingkungannya, juga dapat menjadi jalan strategis dalam membangun hubungan dengan stakeholder. Hal ini disebabkan sebagai sebuah organisasi dukungan stakeholder akan menciptakan sebuah image positif terhadap organisasi dan membangun reputasi.
Image dan reputasi perusahaan akan tercapai dengan baik, jika ada kerjasama serta hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Dan, hal ini tidak akan tercapai tanpa adanya peran serta public relations dalam setiap program. Walaupun demikian, harus disadari bahwa program komunikasi tidak semata-mata menjadi tangggungjawab departemen public relations dan komunikasi. Setiap individu dan bagian dalam perusahaan memiliki peran yang penting untuk menciptakan image yang positif terhadap perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian, yaitu ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi PT.Bogasari dalam menyelenggarakan program tanggungjawab sosial. Bagaimana peranan departemen public relations dan komunikasi dalam penyelenggaraan program tangungjawab sosial. Bagaimana bentuk program tanggungjawab sosial yang diselenggarakan PT.Bogasari, dan bagaimana pandangan dan reaksi penerima manfaat program tangungjawab sosial.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitalif dan jenis penelitian deskriptif. Data dan informasi diperoleh melalui wawancara melalui bentuk wawancara tidak terstruktur atau indepth interview dengan sejumlah informan yang menurut penulis cukup kompeten, yaitu asisten CEO merangkap Direktur Departemen Kemitraan, Bp.Paulus Soegiono, Manager humas, Bapak Roland Tunay, praktisi departemen kemitraan lbu Sukwanti dan praktisi public relations, lbu Santi Sumiyati. Di pihak stakeholder penerima manfaat. wawancara dilakukan pada Sakijan, perwakilan dari UKM; Ahmad Kohar dari pengurus rumah singgah puspita, Rika Anggraini dari LSM dan Fhelis Sudaryanto dari Dewan kelurahan Kalibaru.
Dari data-data yang dikumpulkan ternyata program tanggungjawab sosial yang diselenggarakan oleh PT.Bogasari masih berorientasi pada produk yang mereka hasilkan. Hal ini dapat dilihat dari seluruh UKM yang didukung adalah berbasis tepung. PT.Bogasari delam memberikan bantuan Iebih pada pinjaman lunak pada UKM tersebut. Karena UKM memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan, maka budget yang dikeluarkan PT.Bogasari lebih besar pada penguatan UKM. Beberapa program langungjawab sosial lain, ada yang dalam bentuk charity. Namun hal itu hanya sebagian kecil saja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan praktis bagi PT.Bogasari dan perusahaan lainnya dalam menyelenggarakan program langgungjawab sosial. Dari sisi akademis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi kepentingan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan program tanggungjawab sosial dan reputasi perusahaan. Selain itu diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu komunikasi, khususnya manajemen korporasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sujatmiko
"Program kemitraan usaha mikro kecil dan menengah adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Skripsi ini mengkaji pelaksanaan program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan pelaksanaannya dalam bentuk program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Pelaksanaan program kemitraan BUMN diamanatkan dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sebagai peraturan pelaksananya. Pada intinya ketentuan tentang pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) wajib memperhatikan antara lain mengenai kriteria calon mitra binaan, kewajiban BUMN pembina dan mitra binaan, sumber dana program kemitraan, mekanisme penyaluran dana, kualitas pinjaman dan lain sebagainya. Pelaksanaan program kemitraan PT. Bank Mandiri Tbk. telah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari kewajiban yang telah dipenuhi PT. Bank Mandiri Tbk. sebagai BUMN pembina sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Namun dalam ketentuan yang mengatur mengenai program kemitraan dan bina lingkungan tidak diatur mengenai sanksi bagi BUMN yang tidak melakukan progam kemitraan dan bina lingkungan.

Partnership Program is one form of Corporate Social Responsibility (CSR), particularly State-Owned Enterprise (SOE). This thesis examines the implementation Partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and implementation partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) at PT. Bank Mandiri Tbk. A method used in analyze this case is a normative juridical. The implementation partnership program of SOE is contained in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program as the rule?s executioner. In essence the implementation partnership program and environmental development program must be observe criteria of partners, liabilities of SOE and partners, source of funds, mechanism of channeling funds, quality of loan, etc. Bank Mandiri?s Partnership Program has been in accordance with a regulation. It can be seen from the obligations have been performed PT. Bank Mandiri Tbk. as a SOE builder regulated as Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program. But then in provisions of the partnership program is not arranged sanctions for the SOE that doesn?t do partnership program and environmental development program."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspita
"Skripsi ini meneliti mengenai motivasi tanggungjawab sosial perusahaan (TSP) pada PT Telekomunikasi Selular. Tujuan penelitian adalah untuk melihat motivasi kegiatanTSP dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan TSP di Telkomsel. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur dan wawancara.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi pelaksanaan TSP di Telkomsel mengalami perubahan dari tahapan karikatif menuju filantropis. Selain itu, pelaksanaan TSP juga dipengaruhi oleh faktor sekedar basa-basi dan keterpaksaan, upaya pemenuhan kewajiban dan adanya internal driven. Pelaksanaan TSP di Telkomsel dipengaruhi oleh keputusan Direksi. Untuk itu, saran dari penelitian ini adalah pembuatan kebijakan perusahaan mengenai pelaksanaan TSP dan pembentukan divisi TSP yang bertanggungjawab ke Direksi.

The focus of this study is to describe motivation of the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) at PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). The purpose is to describe motivation of CSR program and influence factor during the CSR implementation program at Telkomsel. The data were collected by literature study and means of interview.
The output showed that implementation CSR have moved on from charity to philantropy phase. Implementation CSR also influenced by responsibility, and internal driven. Implementaton of CSR based on Director?s decision. This research suggest that Telkomsel must have a CSR policy and CSR division that responsible directly to Director."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wimba Adhirabrata
"Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa dekade terakhir mulai menjadi sorotan di berbagai belahan dunia, disebabkan permasalahan lingkungan dan sosial yang semakin komppleks sebagai akibat meningkatnya proses produksi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan. Dari hasil penelitian antara tahun 1998 hingga 2006, diketahui bahwa kinerja Program Kemitraan BUMN dalam membina UKM di lingkungan sekitar BUMN menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dan memeberikan sumbangan bagi pertumbuhan PDB UKM. Namun, masih terdapat inefisiensi dalam pembinaan UKM karena tidak terjadi transfer informasi teknologi secara langsung dari BUMN pembina yang mampu memanfaatkan UKM binaan sebagai bagian dari faktor produksi dan memberikan nilai tambah nagu output BUMN pembina. Pelaksanaan program kemitraan masih dilakukan sebatas pemberian modal namun belum menyentuh arahan pengembangan usaha dalam jangka panjang. Selain itu juga masih terjadi tumpang tindih dalam implementasi antara alokasi Program Kemitraan (PK) dan Bina Lingkungan (BL) yang perlu diselesaikan dengan optimalisasi penyisihan laba BUMN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27708
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Bar Yusuf
"Sumber dari permasalahan sosial bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah saat ini maka diperlukan pelibatan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dunia usaha ? dalam hal ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diwajibkan untuk menjalankan program PKBL sebagai wujud TSP - selain tugas utamanya mencari keuntungan bagi kelanjutan operasionalisasi perusahaan. Program Kemitraan (PK) merupakan bantuan philantropy bagi pengembangan usaha kecil melalui pemberdayaan agar dapat mandiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga - selain mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program adalah pelaksanaan yang cenderung bersifat top down sehingga kurang melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi di sini merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pengembangan masyarakat. Partisipasi ini penting mengingat partisipasi berhubungan dengan keberhasilan suatu program. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan Program Kemitraan, partisipasi mitra binaan perajin kulit dalam Program Kemitraan tersebut serta faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap Program Kemitraan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang mempunyai komitmen untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pemilihan pada perajin kulit dan kelurahan Kota Wetan karena perkembangan industri kulit di daerah ini cukup potensial - baik dalam jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui rangkaian studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) tidak terstruktur dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dan dipilih sebanyak 9 informan yang terdiri dari: Kepala PKBL/manajer Humas (1 orang), Petugas Program Kemitraan (1 orang), mitra binaan perajin kulit (4 orang), Lurah (1), Dinas Koperasi serta Dinas Industri dan Perdagangan (masing-masing 1 orang). Secara umum, PK telah dilakukan melalui tahapan pengembangan masyarakat yaitu dari tahap persiapan, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Dalam pelaksanaan Program Kemitraan ini, partisipasi mitra binaan dilakukan pada tahap pelaksanan dan monitoring/evaluasi program.Dalam tahap tersebut mitra binaan melakukan assessment dan perencanaan usaha (melalui proposal pinjaman), menerima kegiatan pembinaan dan monitoring/evaluasi bersama petugas PK). Pembinaan belum menumbuhkan pemberdayaan mitra binaan dan monitoring/evaluasi belum menjadi bahan untuk feed back bagi perbaikan program. Dengan demikian, PK masih bersifat top-down. Faktor-faktor yang mendorong partisipasi adalah ada keinginan untuk mengembangkan usaha, persyaratan yang mudah dan adanya manfaat dari kegiatan pembinaan yang dilakukan. Selain itu, pendekatan/komunikasi yang baik dari petugas PK. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat partisipasi adalah komunikasi yang kurang baik antara mitra binaan - petugas PK, mentalitas mitra binaan. Selain itu, kurangnya tenaga di PK, sifat sentralistis Program Kemitraan dan seringnya pergantian petugas di Program Kemitraan. Saran yang bisa diajukan di sini adalah perlu melakukan koordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, mengaktifkan paguyuban sebagai sarana komunikasi, melakukan monitoring/evaluasi sebagaimana fungsinya, dan perlu adanya tenaga profesional yang kompeten di bidang pengembangan masyarakat.

A source of social problem in Indonesia is a poor situation. With the lack of government limitation, need to joint other party to solve the poor problem. One of the party is business people, in this case is PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang. As a Government business body, called BUMN, they must be run a partnership program which is called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) to in-line with Corporate Social Responsibility or it named Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP), otherwise as a core benefit business for corporate planning and development. Partnership program (Program kemitraan) is a philanthropy aids to develop and empowerment a small home industry to be an independence business, as far as they can survive to live a family and local worker. The program design to reduce a jobless dan poverty as a core of poor problems A factor effect to the successful program is execution program which it?s tends to the top and down statements however its a less community participation. In this case, participation mean of local community participation in their community development program. The participation is very important cause of its related to successful program. So, the goal of this research is to know an execution of Partnership Program, participation of a leather home industry as a partner in this program and also any factor of accelerate and lack of the program. The research is dedicated to the partnership program at PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang, which is commit to focus in local interest. The choice of leather art home industry in Kota Wetan because they have a potential market in quantity of small bussiness, a worker adoption and investation budget. The research use a qualitative method which is produce a descriptive data by doing a literature study, in depth interview with the informant. A choice of informant by doing a purposive sampling from 9 informant as describe as a Head of PKBL/ Humas Manager (1 person), Staff of PKBL (1 person), a leather art home industry (4 persons), Head of Local District or Lurah (1 person), Cooperation Department of Garut/ Dinas Koperasi (1 person), Local Industry and Trade Department/Dinas Industri dan Perdagangan (1 person). In general, Partnership Program executed with a phase of community development as a prepare phase, assessment phase, planning phase, execution phase, monitoring/evaluating phase. The community participation was doing in execution and monitoring phase. In this phase, the partners have been bussiness assessment and planning (especially with fill-in proposal form), accaptance a tutorial and assistance program, and monitoring/evaluating program with the staff. But this assistance program not in growing a empowerment of partner, and the monitoring/ evaluating report are not as a feed back to revision program. Or we can say a partnership program is only top down statement. Any factors that can be accelerating to the partnership program are needed to business growth by the community; low and easy criteria access, the benefit from this program.The other is a nice personal relationship and communication from the staff. Meanwhile, pursuer factors of participation are lack of personal communications between partner and staff, partner mentality, lack of program staff, centrality rule in Partnership Program, and highly staff change in Partnership Program As a suggestion in this case is doing coordination with local government, establish a local organization (paguyuban) as a central of information and communication, and doing monitoring/evaluating program as a rule function repeatedly and also engagement of the professional staff in community development study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fitri Damayanti
"Penelitian ini menggambarkan mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Penelitian yang berfokus pada proses pelaksanaan dan faktor penghambat serta pendorong pada proses pelaksanaan program Ancol Sayang Lingkungan ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan program pengembangan masyarakat sudah diterapkan namun belum tersistematis dan optimal, karena kurangnya pemahaman petugas dan minimnya keterlibatan masyarakat pada setiap tahapan. Meskipun begitu, program ini cukup memberikan manfaat positif pada peningkatan pendapatan, meskipun hanya terbatas pada warga masyarakat yang mengikuti kegiatan program Ancol Sayang Lingkungan saja.

This study describes the activities of corporate social responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. The research that focused on the implementation process and inhibiting factors as well as the process of program implementation of Ancol Sayang Lingkungan, using qualitative research methods with descriptive studies. The results showed that the phases of the implementation carried out by the company in conducting community development programs already implemented, but not yet systematicand optimal, due to a lack of understanding of staff and lack of community involvement at every stage. Even so, the program is sufficient to provide positive benefits in increased revenue, although it is limited to citizens who follow the activities of the Ancol Sayang Lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>