Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggie Amalia
"Berawal dari teknik bongkar pasang, sistem sambungan praktis yang sederhana dan cara membangun yang semakin mudah, kini prafabrikasi mulai banyak diterapkan dalam ber-arsitektur. Prafabrikasi yang berorientasi pada efektivitas dan efisiensi dan jumlah tenaga kerja pembangun minimum ini memiliki banyak isu yang terkait dengan kehadirannya. Isu yang dibahas dalam tulisan ini adalah prafabrikasi melalui teknologi, arsitektur dan aspek sosial ekonomi dalam upaya menjawab pertanyaan mengenai bagaimana dan bilamana prafabrikasi dapat diterapkan.
Melalui referensi teori, data, observasi dan wawancara, serta pengamatan terhadap desain prafabrikasi yang telah ada, saya mencoba menjabarkan mengenai apa yang disebut prafabrikasi, bukan hanya sebagai teknologi praktis dalam membangun tetapi juga sebagai suatu alat, sistem, pendekatan desain dan metode yang berpengaruh positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Analisis bersifat deskriptif dan berupaya memberi gambaran ragam prafabrikasi serta perkembangannya, khususnya hubungan antara prafabrikasi dengan arsitektur, teknologi dan sosial ekonomi Sehingga akhirnya diperoleh suatu pola pemikiran yang runut dan jelas dalam menerapkan prafabrikasi sebagai solusi ber-arsitektur yang responsif terhadap keadaan, kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Temuan dari tulisan ini mengungkap bahwa ada beberapa hal yang menjadi indikasi keberhasilan prafabrikasi dan prasyarat kondisi yang mendukung pelaksanaannya antara lain kesesuaian konteks, kecermatan desain terhadap kemampuan produksi dan potensi yang tersedia, dan kreativitas dalam mengadaptasikan desain terhadap selera dan budaya masyarakat.

Starting with knock down, simple practical joining system and easier construction, prefabrication begins its fame in architecture. Having orientation in its effectiveness, efficiency and low-number of workers, prefabrication has a lot of issues related with its existence. The issues that brought into this discussion are prefabrication through technology, architecture and its social economy aspect due to an effort figuring how prefabrication could be accomplished within architecture and construction.
By references of theories, data, observation, interview and some analysis of prefabricated building, i try to explain about what prefabrication is. Not merely as a practical technology but also as a tool, system, approach and method which affect positively to social and economy life of society. Descriptive analysis came as an effort to give explanation about kinds of prefabrication and its development, especially relationships between prefabrication and architecture, technology and social economy. So that it finally construct a systematic and clear thoughts pattern to use prefabrication as a solution in architecture that responsively react to conditions, needs and wishes from society.
This writing reveals several things that indicate promising results of prefabrication and requirements supporting its accomplishment, some of them are contextually fit in, smart design deal with potential and production availability, and creativity to adapt design to taste and culture of the society.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ralpy Machio
"[Kampung Deret merupakan program yang dicanangkan pemerintah DKI Jakarta untuk menangani permasalahan permukiman kumuh di Jakarta. Untuk mendapatkan efisiensi dari segi waktu, PEMDA DKI Jakarta menerapkan sistem prafabrikasi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) pada pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan PEMDA DKI menganut sistem kinerja 1 tahun anggaran. Akan tetapi, pada pelaksanaannya proyek kampung deret ini tetap mengalami keterlambatan. Ada banyak faktor dari tiap-tiap tahapan pelaksanaan proyek ini yang menyebabkan terjadinya keterlambatan. Oleh sebab itu tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek tersebut. Setelah itu, baru diberikan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan proyek kampung deret berikutnya. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada para pelaksana proyek ini, diantaranya adalah PEMDA DKI Jakarta, konsultan, supplier RISHA, dan masyarakat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif, uji normalitas, uji validitas dan realibilitas, uji homogenitas, analisa faktor, dan analisa regresi. Hasil yang diperoleh adalah terdapat 23 faktor yang mempengaruhi kinerja waktu. Dan berdasarkan analisa faktor didapatkan 5 faktor dominan yang sangat mempengaruhi kinerja waktu.

"Kampung Deret" is a programme which proclaimed by local government of DKI Jakarta to solve the problem of slum areas in Jakarta. To obtain efficiency in terms of time, local government of DKI Jakarta applied a prefabrication system "RISHA" (Rumah Instan Sederhana Sehat). This is because local government of DKI Jakarta adopts 1 year budget working system. However, this Kampung Deret's development project was still remains delayed. There are many factors from each phase of this project implementation which caused delays. Therefore, the main objective of this study was to determine the factors that caused delays on that project. Afterwards, giving the recommendation to improve the implementation process on the next project of "Kampung Deret" . The data were obtained through the distribution of questionnaires to stakeholders who implement this project, such as the local government of DKI Jakarta, consultant, supplier of RISHA, and local society. The data were analyzed with descriptive statistics, normality test, validity and reliability test, homogeneity test, factor analysis, and regression analysis. The result is there are 23 factors that affect the time performance. And based on factor analysis, there are 5 dominant factors which very affect time performance;“Kampung Deret” is a programme which proclaimed by local government of DKI
Jakarta to solve the problem of slum areas in Jakarta. To obtain efficiency in terms
of time, local government of DKI Jakarta applied a prefabrication system
“RISHA” (Rumah Instan Sederhana Sehat). This is because local government of
DKI Jakarta adopts 1 year budget working system. However, this Kampung Deret’s
development project was still remains delayed. There are many factors from each
phase of this project implementation which caused delays. Therefore, the main
objective of this study was to determine the factors that caused delays on that
project. Afterwards, giving the recommendation to improve the implementation
process on the next project of “Kampung Deret” . The data were obtained through
the distribution of questionnaires to stakeholders who implement this project, such
as the local government of DKI Jakarta, consultant, supplier of RISHA, and local
society. The data were analyzed with descriptive statistics, normality test, validity
and reliability test, homogeneity test, factor analysis, and regression analysis. The
result is there are 23 factors that affect the time performance. And based on factor
analysis, there are 5 dominant factors which very affect time performance, “Kampung Deret” is a programme which proclaimed by local government of DKI
Jakarta to solve the problem of slum areas in Jakarta. To obtain efficiency in terms
of time, local government of DKI Jakarta applied a prefabrication system
“RISHA” (Rumah Instan Sederhana Sehat). This is because local government of
DKI Jakarta adopts 1 year budget working system. However, this Kampung Deret’s
development project was still remains delayed. There are many factors from each
phase of this project implementation which caused delays. Therefore, the main
objective of this study was to determine the factors that caused delays on that
project. Afterwards, giving the recommendation to improve the implementation
process on the next project of “Kampung Deret” . The data were obtained through
the distribution of questionnaires to stakeholders who implement this project, such
as the local government of DKI Jakarta, consultant, supplier of RISHA, and local
society. The data were analyzed with descriptive statistics, normality test, validity
and reliability test, homogeneity test, factor analysis, and regression analysis. The
result is there are 23 factors that affect the time performance. And based on factor
analysis, there are 5 dominant factors which very affect time performance]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buddy Prasetyo
"Di negara-negara berkembang dengan pertumbuhan perkotaan yang sangat cepat, masalah penyediaan perumahan, terutama bagi golongan menengah ke bawah, merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh pemerintah bersangkutan, masalah ini juga dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Data dari Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa untuk tahun 1996 saja dibutuhkan 1,3 juta unit rumah.
Pembangunan unit rumah dalam jumlah yang besar, selain membutuhkan biaya yang banyak juga membutuhkan suatu pendekatan dalam perancangan serta penerapan teknologi dalam konstruksi.
Prafabrikasi merupakan salah satu altematif untuk memecahkan masalah tersebut di atas. Prafabrikasi mempakan pendekatan dalam perancangan yang menghendaki penggunaan sebanyak mungkin komponen-komponen bangunan dibuat di pabrik. Keuntungan dari pendekatan ini adalah berkurangnya walctu dan biaya pembangunan.
Untuk kondisi Indonesia saat ini, metode semi-prafabrikasi sangat cocok dengan cara pembangunan ‘padat karya‘. Dimasa mendatang, pada saat pembangunan di Indonesia sudah mempergunakan ‘padat modal’, prafabrikasi secara penuh dapat diterapkan. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorca Maya Regita
"Arsitektur dalam pandangan umum adalah usaha manusia untuk membangun tempat tinggal yang aman dan nyaman. Proses penciptaan bangunan yang dikenal selama ini selalu melibatkan ukuran matematis, tetapi sesungguhnya keseluruhan rangkaian usaha ini merupakan proses yang sangat kompleks. Arsitektur, secara konseptual, didefinisikan sebagai usaha untuk membangun ruang bagi manusia, yang melibatkan penambahan satu dimensi tertentu, yaitu dimensi kemanusiaan. Penciptaan bangunan didasari oleh relasi kuasa yang terjadi dalam lingkungan sosial. Hal inilah yang melahirkan berbagai gaya arsitektur bangunan secara kultural. Keberadaan bangunan memberi peluang bagi penghuni untuk memacu inteligensi melalui adaptasi dan desain menjadi mediasi bagi intensionalitas penghuni terhadap bangunan.

Architecture in general is a human’s effort to build a secure and comfort home. The creation of a building as we know, is always involving the mathematical measure, however, the whole sequence of these efforts is a complicated process. In a conceptual understanding, architecture is defined as a matter of making a human space, which is adding a particular dimension, i.e. humanistic dimension. The creation of a building is based on the relation of power, which is happened in a social environment. This is what produce so many different style of architectur in culture. The exsistence of a building gives the probability to the dweller for boosting his/her intelligence through the adaptation and the design stance, which is become a mediation for the dweller’s intentionality to the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Rahman
"Industri konstruksi bangunan perlu menerapkan konsep keberlanjutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan yang terjadi selama proses konstruksi hingga bangunan tidak terpakai lagi. Banyak ahli menyatakan bahwa konstruksi prefabrikasi bisa menjadi solusi dalam penerapan konstruksi keberlanjutan. Konstruksi prefabrikasi adalah upaya menjadikan elemen bangunan terpecah menjadi komponen atau modul yang dapat diolah secara offsite lalu dibangun secara onsite. Tetapi, pernyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengenai keterkaitan antara prefabrikasi dengan keberlanjutan pada konstruksi. Oleh karena itu, kajian ini mencoba mencari tahu keterhubungan antara prefabrikasi dengan keberlanjutan melalui analisis studi kasus yang berlandaskan pada studi literatur. Studi kasus yang diangkat adalah bangunan Tetrapost yang berada di Pulau Untung Jawa, yang diketahui telah menerapkan konsep prefabrikasi. Studi kasus dilakukan dengan observasi pada keseluruhan proses konstruksinya sehingga hasil observasi tersebut dapat menjadi data untuk penilaian yang telah disusun. Hasilnya adalah bangunan Tetrapost merupakan bangunan prefabrikasi yang tidak sepenuhnya menerapkan keberlanjutan pada proses konstruksinya.

The building construction industry needs to apply the concept of sustainability which can reduce the environmental impact that occurs during the construction process until the building is no longer in use. Many experts state that prefabricated construction can be a solution in implementing sustainable construction. Prefabricated construction is an effort to break down building elements into components or modules that can be processed offsite and then built onsite. However, this statement needs to be studied further regarding the relationship between prefabrication and sustainability in construction. Therefore, this study tries to find out the relationship between prefabrication and sustainability through case study analysis based on literature studies. The building that is going to be used for case study is Tetrapost located in Untung Jawa Island. This building is known to have implemented the concept of prefabrication. Case studies are carried out by observing the entire construction process of the building so that the results of this observations can become data for the assessment that has been prepared before. The result is that the Tetrapost building is a prefabricated building that does not fully apply sustainability to its construction process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luhur Fajar Martha
"Pembangunan pariwisata yang tidak menempatkan daya dukung lingkungan dan pertumbuhan ekonomi pariwisata secara seimbang berpotensi menyebabkan terjadinya overtourism, yang dapat meningkatkan ancaman pada ketahanan lingkungan dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pembangunan pariwisata berkelanjutan berbasis interdependensi sistem ekonomi dan sistem lingkungan. Metode yang digunakan mencakup analisis daya dukung lingkungan, analisis pertumbuhan ekonomi pariwisata, serta analisis peran modal sosial dan teknologi digital dalam pengelolaan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan berdampak pada meningkatnya jejak ekologi dan memicu alih fungsi lahan yang dapat meningkatkan defisit ekologi. Kemudian, modal manusia, modal fisik, obyek daya tarik wisata, dan efek spasial terbukti signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pariwisata. Adapun modal sosial dan teknologi digital merupakan faktor penting untuk menjaga inklusivitas pengelolaan pariwisata serta mendorong perilaku ramah lingkungan. Aksi afirmatif dengan mendorong peran komunitas lokal sebagai shareholder pariwisata serta inovasi teknologi digital dapat menjadi strategi kunci untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Tourism development that does not place the environmental carrying capacity and tourism economic growth in a balanced way may cause overtourism, which potentially increases the threats to environmental and social resilience. This study aims to formulate a sustainable tourism development model based on the economic and environmental systems' interdependence. The methods comprise analysis of environmental carrying capacity, tourism economic growth, and roles of social capital and digital technology innovation in tourism management. The results show that higher tourist arrivals create higher ecological footprints and trigger land conversion. Human capital, physical capital, tourist attraction objects, and spatial effects significantly affect tourism economic growth. Meanwhile social capital and digital technology have an essential role in stimulating inclusive tourism management and environmentally-friendly behavior. Affirmative action by encouraging the role of local communities as tourism shareholders and digital technology innovation can be strategic key in realizing sustainable tourism development."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Galih Anggoro
"Sistem pengadaan barang dan jasa memegang peranan penting di PT. XYZ karena di dalamnya terdapat proses penseleksian sumberdaya yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan proyek konstruksi, namun dalam prakteknya, PT. XYZ mengalami kendala pada kinerja mutu pengadaan yang berdampak kepada waktu pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi eksisting, mengidentifikasi risiko pada proses pengadaan, serta mengembangkan dokumen prosedur pengadaan pekerjaan konstruksi di PT. XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Kualitatif Risiko untuk menentukan risiko tertinggi, selanjutnya Analisis Respon Risiko serta dilakukan tindakan pengembangan prosedur pengadaan. Hasil penelitian ini berupa penambahan 8 aktivitas di dalam SOP, 6 aktivitas Instruksi Kerja serta 6 aktivitas Daftar Simak.

The goods and services procurement system plays an important role at PT. XYZ because it includes a process for selecting the resources that needed to support construction project activities. However, in practice PT. XYZ experiences problems with the procurement quality performance which had an impact on implementation time. This research aims to analyze existing conditions, identify risk in the procurement process, and develop procedure for procurement of construction work at PT. XYZ. The research method used is Qualitative Risk Analysis to determine the highest risk, then Risk Respon Analysis and develope procurement procedure The results of this research are addition of 8 activities in the SOP, 6 Work Instruction activities, and 6 Check List activities."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aphrodita Christie
"Bermain adalah aktivitas yang bersifat universal, instingtif, dan dapat dilihat dalam semua jenis budaya dan masyarakat. Dengan bermain, seseorang bisa menjelajahi kemungkinan-kemungkinan eksistensialnya yang hilang dengan mengambil sebuah peran serta mengasimilasi fenomena-fenomena yang bisa ditemukan di dunia aktual kedalam sebuah dunia irreal yang bernama playworld. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, cara kita bermain juga berubah. Selain permainan analog, pemain juga bisa menikmati permainan digital. Melalui metode fenomenologi eksistensial dan pendekatan existential ludology, artikel ini akan mengkaji perubahan play dalam game digital melalui implementasi teknologi persuasif dan interaksi para-sosial serta bagaimana ia mempengaruhi eksistensi virtual seseorang. Implementasi kedua hal ini mengubah playworld virtual dengan menegasi playfulness, dan berakhir pada hiperrealitas. Dalam kepalsuan absolut ini, seorang pemain yang tidak menemukan playfulness menampik eksistensinya di dunia aktual. Tulisan ini membuktikan bahwa teknologi persuasif dan interaksi para-sosial mempengaruhi pengalaman dan eksistensi seseorang di dunia virtual dan di dunia aktual.
Play is an activity that’s universal, instinctive, and can be seen in all types of cultures and societies. Through play, a person can explore lost possibilities of their existence by taking on a role and assimilating various phenomena found in the actual world into an irreal realm called a playworld. As technology advances rapidly, the way we play also changes. Instead of analog games, players can enjoy themselves by playing digital games. Through the use of existential phenomenology and existential ludology, this article will examine the change of play in video games due to the implementation of persuasive technology and para-sosicial interaction within virtual playworlds and how it impacts a person’s virtual existence. The implementation of these two things changes virtual playworlds by negating playfulness, which ends in hyperreality. Within this absolute fake, a player that cannot find playfulness renounces their existence within the actual world. This paper proves that persuasive technology and para-social interaction changes play in virtual playworlds, which influences a person’s experience and existence within the virtual world and in the actual world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kurnianto
"ABSTRAK
TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut memiliki tugas diantaranya melaksanakan bidang pertahanan matra laut, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional. Adapun ancaman yang dihadapi yaitu Operasi Militer Perang OMP berupa Agresi Militer dan Operasi Militer Selain Perang OMSP antara lain Bencana Alam, Kejahatan Lintas Negara, Pelanggaran Keamanan Laut, SAR / Kecelakaan Laut, dan untuk mendukung pelaksanaan OMP dan OMSP dibutuhkan peran Teknologi Informasi dan Komunikasi.Dinas Informasi dan Pengolahan Data Angkatan Laut sebagai Pembina Teknis Sistem Informasi di Lingkungan TNI AL harus mampu menyiapkan segala sarana dan prasarana yang meningkatkan kinerja Teknologi Informasi TI . Berkaitan dengan TI, TNI AL harus memiliki Arsitektur TI yang mampu memberikan layanan sistem informasi dan infrastruktur TI untuk seluruh bidang dan fungsi yang ada di TNI AL. Penggunaan informasi yang terdiri dari bidang operasi, intelijen, logistik. personel, perencanaan anggaran dan keuangan serta bidang khusus menuntut arsitektur TI yang handal dan lentur terhadap perkembangan.The Open Grup Architecture Kerangka kerja TOGAF memiliki kemampuan yang dapat mendukung perancangan Arsitektur TI di TNI AL. Kondisi TI yang belum terintegrasi, kebutuhan SI yang terus meningkat, kemajuan teknologi seperti virtualisasi cloud computing, maka perlu rancangan arsitektur TI. Hasil akhir dari penelitian ini adanya Rancangan Arsitektur Teknologi Informasi di lingkungan TNI AL yang dapat diimplementasikan oleh Disinfolahtal sebagai Pembina teknis sistem informasi.

ABSTRACT
Indonesia Navy as a major component of the national defense in the sea has the task of which carry out naval defense field, enforcing the law and maintaining security in the sea areas of national jurisdiction. Some threats that has to face are the Military Operation of War MOW such as military aggression and the Military Operations Other Than War MOTW such as Natural Dissaster, Transnational Crime, Sea Security Breach, SAR Marine Accidents, and to deal with that required a major tool weapon systems Alutsista superior.Information and Data Manajemen Services of the Navy as supervisor Technical Environmental Information System in the Indonesia Navy to be able to prepare all facilities and infrastructure is useful to enhance the performance of Information Technology. In connection with the Navy IT should have IT architecture capable of providing information system services and IT infrastructure for the entire area and functions that exist in the Indonesia Navy. Use of information consisting of field operations, intelligence, logistics. personnel, budget and financial planning as well as specialized field requires IT architecture to the development of a reliable and flexible.The Open Grup Architecture Framework TOGAF has the capability to support the design of the IT architecture in the Indonesian Navy. Conditions Information Technology that are not integrated, the need for information systems continues to increase, technological advances such as virtualization and cloud computing, it is necessary to design the architecture of Information Technology. The end result of this research the Architectural Design of Information Technology in the Indonesia Navy that can be implemented by Information and Data Manajemen Services of the Navy as supervisor of technical information systems."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Achmad Renaldi
"Penelitian ini merupakan evaluasi performa LoRa dengan menggunakan arsitektur Simple Lora Protocol dengan frekuensi 433 MHz dan 915 MHz yang merupakan frekuensi ISM Band. Saat ini belum terlalu banyak yang mengadopsi teknologi LoRa di Indonesia. Namun dimasa depan nantinya akan banyak yang menggunakan teknologi LoRa dalam Internet of Things, seperti halnya smart city. Transmisi termodulasi LoRa kuat terhadap gangguan dan dapat diterima melintasi jarak yang jauh. LoRa sangat ideal untuk aplikasi yang mengirimkan ukuran data yang kecil, seperti data sensor yang memiliki bit rate rendah. Dalam hal ini, penulis melakukan evaluasi kinerja teknologi LoRa pada frekuensi 433 MHz dan 915 MHz dengan kondisi Line of Sight (LoS) dan Non-Line of Sight (Non-LoS) di lingkungan Universitas Indonesia. Parameter yang dievalusi, yaitu kekuatan sinyal (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), dan Delay. Perangkat prototipe ini disusun oleh sensor suhu dan kelembaban, modul LoRa sebagai transmitter dan receiver data yang dikirimkan, Arduino sebagai pengontrol rangkaian elektronika, dan Thingsboard yang merupakan cloud server untuk visualisasi data. Hasilnya menunjukan bahwa prototipe dapat berjalan dengan baik pada kedua kondisi. Pada frekuensi LoRa 433 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 350 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Sedangkan pada LoRa frekuensi 915 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 200 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Dengan demikian LoRa dengan frekuensi 433 MHz memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas dibandingkan frekuensi 915 MHz. Selain itu terbukti Arsitektur Simple LoRa protocol dapat digunakan secara efisien untuk aplikasi IoT.

This research is an evaluation of LoRa performance using the Simple Lora Protocol architecture with frequencies of 433 MHz and 915 MHz which are the ISM Band frequencies. Currently, not many people have adopted LoRa technology in Indonesia. However, in the future, many will use LoRa technology in the Internet of Things, such as smart cities. LoRa modulated transmission is strong against interference and can be received over long distances. LoRa is ideal for applications that transmit small data sizes, such as sensor data at low bit rates. In this case, the authors evaluate the performance of LoRa technology at 433 MHz and 915 MHz frequencies with Line of Sight (LoS) and Non-Line of Sight (Non-LoS) conditions at the University of Indonesia. Parameters evaluated are signal strength (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), and delay. This prototype device consists of a temperature and humidity sensor, a LoRa module as a transmitter and receiver of transmitted data, Arduino as an electronic circuit controller, and Thingsboard which is a cloud server for visualizing data. The results show that the prototype can run well in the second condition. At 433 MHz LoRa frequency has a range of up to 350 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. While the LoRa frequency of 915 MHz has a range of up to 200 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. Thus LoRa with a frequency of 433 MHz has a wider range than the frequency of 915 MHz. In addition, it is proven that the Simple LoRa protocol architecture can be used efficiently for IoT applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>