Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Prasthiwi
"Penurunan suku bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan bank-bank menurunkan suku bunga simpanannya, khususnya deposito. Dengan menurunnya suku bunga deposito tersebut, pemilik modal kelas menengah keatas mulai mencari suatu bentuk altematif penanaman dana yang lebih menarik dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Salah satu bentuk alternatif tersebut adalah Reksa Dana yang temyata direspon secara antusias oleh para investor. Investasi pada instrumen Reksa Dana yang berbasis saham mengandung tingkat risiko yang relatif lebih besar. Hal ini dikarenakan penghasilan dari saham yaitu berupa deviden dan capital gain bersifat tidak pasti, dimana deviden ini dapat dibayarkan oleh perusahaan jika terdapat kelebihan kas. Di sisi lain, capital gain ditentukan naik turunnya harga saham di bursa. Risiko tersebut muncul karena adanya volatilitas (fluktuasi) harga sekuritas dari waktu ke waktu. Penelitian Karya Akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menghasilkan suatu model terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat imbal hasil dari portfolio reksa dana saham dengan memperhatikan variable imbal hasil pasar dan makroekonomi tertentu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis model tersebut untuk mengetahui tingkat volatilitas imbal hasil portfolio reksa dana saham tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan single index model, multifactor model serta
multifactor model with LQ45. Profil volatilitas dari masing-masing reksa dana saham dapat diketahui dengan melakukan mean process yang kemudian dilanjutkan dengan proses conditional variance. Hasil penelitian pada ketiga model, masalah volatilitas hanya terjadi pada 3 buah reksa dana pada kondisi multifactor model dengan LQ45 saja. Hal ini menunjukkan bahwa volatilitas imbal hasil reksa dana saham secara umum relatif konstan. Volatilitas yang konstan diduga karena efek dari diversifikasi, dimana terjadi pengurangan unsystematic risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23042
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bendot Chairul Akbar
"Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2001 telah bergerak ke arah pemulihan meskipun secara lambat, hal ini dapat dilihat dari perbaikan indikator makroekonomi seperti peningkatan produk domestik bruto, inflasi yang terkendali, penguatan nilai tukar rupiah terhadap US$ dan penurunan tingkat suku bunga yang relatif rendah. Berdasarkan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta juga mulai meningkat volume dan nilai perdagangan. Pemulihan perekonomian nasional ini ternyata belum mampu meningkatkan kegiatan investasi secara langsung. Fenomena yang muncul adalah banyak investor yang menginvestasikan dananya secara tidak langsung melalui pasar modal seperti pembelian reksadana.
Reksadana sebagai salah satu instrumen investasi secara tidak langsung dalam bentuk portofolio mengalami peningkatan unit penyertaan dan nilai aktiva bersih yang cukup cepat. Pertumbuhan pada reksadana melebihi pertumbuhan deposito dan investasi yang lain. Hal ini menunjukkan adanya ekpektasi dari para investor untuk memperoleh premium return diatas rata-rata return bentuk investasi yang lain. Salah satu daya tarik investasi pada reksadana di banding investasi yang lain adalah insentif perpajakan dalam bentuk pembebasan pengenaan pajak atas return yang diperoleh. Diantara beberapa jenis reksadana, ternyata reksadana yang berbasis pendapatan tetap mengalami pertumbuhan jumlah pemilik dan kapitalisasi yang cukup besar.
Hal-hal diatas menjadi ide menarik bagi penulis untuk melakukan analisa terhadap faktor-faktor makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar terhadap imbal basil (return) dari reksadana. Penganalisaan dengan melakukan penelitian pada pengaruh faktor-faktor makroekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap US $ dan tingkat pengembalian pasar {IHSG} terhadap imbal hasil reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan seberapa jauh pengaruh variabel makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar (1HSG) terhadap imbal hasil reksadana pendapatan tetap dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2003. Sementara itu, signifikansi dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi penelitian mengenai reksadana untuk memperkaya khasanah ilmu keuangan di Indonesia sebagai wahana investasi ini relatif baru.
Penelitian dilakukan secara time series terhadap data inflasi. suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap US$ dan tingkat pengembalian pasar (IHSG) sebagai variabel eksogen dan imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebagai variabel endogen. Adapun model pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah Vector Autoregression (VAR) dengan menggunakan software EVIEWS 4.1. Penggunaan model VAR dikarenakan model ini dianggap lebih efisien, tepat dan tidak bias dalam mengestimasi koefisien yang diinginkan. Data variabel eksogen dan endogen yang digunakan dalam penelitian adalah data runtun waktu sehingga perlu diuji stasioneritas datanya. Untuk menguji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan uji akar unit (unit root lest) dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan menggunakan model Vector Autoregression (VAR) adalah sebagai berikut : (1) berdasarkan R-square ,faktor-faktor makroekonomi yaitu inflasi, suku bunga SBI, kurs dan tingkat pengembalian pasar (1HSG) secara bersama-sama hanya mampu menjelaskan 17% terhadap imbal basil reksadana pendapatan tetap, (2) Dari uji F dan uji t tidak ada variabel makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar baik secara individu maupun bersama-sama mampu mempengaruhi imbal hasil reksadana pendapatan tetap, (3) lag pertama dan lag kedua imbal hasil reksadana mempunyai kontribusi yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar (IHSG).

The condition economic of Indonesian in 2001 have moved up direction to recovery even move slowly, This matter can be seen from stability of macroeconomic indicator like the increase of gross domestic bruto, controlled inflation, stability of exchange rates and the decrease of interest rate. Base on stock price index indicator, stock trading in capital market so begin increase pursuant to increase. Recovery economics in the reality not yet can increase investment directly. But, the phenomenon which in emerge is many funder invest his fund indirectly. One of investment instrument is growing fast is mutual fund.
Mutual fund as one of indirect investment in portfolio shows out faster growth. Mutual fund grow exceed growth of other investment and time deposit . This matter shows existence of expectation from funder to get premium rate of return above average return on other investment. One of the attractive of mutual fund compared others is taxation incentive in form free taxation. Between some of mutual fund , in the reality being mutual fund fix income is growth capitalization.
The things above becoming an interesting idea to me to analyze the factors macroeconomic and rate of return market to return mutual fund fix income. Analyzing by doing research influence of macroeconomic covering inflation, rate of interest of SBI ,exchange rate and market return to mutual fund fix income.
This study aim to analyze and explain how far influence of variables of macroeconomic and market return to mutual fund fix income return. The study contribution concerning mutual fund in Indonesia because this investment relatively newly. As for data used in this study are based on macroeconomics data like inflation, rate of interest, exchange rate and market return data. For population data taked is mutual fund fix income return.
This study is done by time series to inflation, rate of interest SBI, exchange rate and market return as exogenous variable and mutualmac fund fix income as endogenous variable. The research method used is Vector Auto regression. Using this method because this models assumed more efficient, accurate and not byas to estimate expected coefficients. Exogenous and endogenous variable data used in study is time series data so that required to stationary test. Data stationary test doer by using unit root test with Augmented Dickey Fuller (ADF).
Result of study show that by using method Vector Auto regression shall be as followers
(1) Pursuant to R-Square, factors of macroeconomic like inflation, SBI interest rate, exchange rate and market return only can explain 17% to mutual fund fix income return.
(2) From F-test and t-test , no exogenous variable either though individual and also together can influence mutual fund fix income return.
(3) First lag and second lag mutual fund fix income return have larges ones contribution compared to factors of macroeconomic and market return.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Regnata Revi Fayola
"Reksa Dana masih merupakan pilihan investasi yang diminati masyarakat Indonesia, terbukti dengan meningkatnya dana kelolaan dari tahun ke tahun sejak diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1996. Salah satu jenis Reksa Dana yang memberikan return yang paling besar adalah Reksa Dana Saham. Dalam kurun 10 tahun belakangan ini yaitu 1999 hingga 2009 Reksa Dana termasuk Reksa Dana Saham mengalami pasang naik dan turun yang begitu fantastis. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain besarnya dana kelolaan (size), dan faktor makroekonomi. Hal ini perlu dipertimbangkan oleh investor dan pengelola Reksa Dana dalam hal ini Manajer Investasi. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan Multifactor Model dapat diketahui apakah faktor faktor tersebut mempengaruhi secara signifikan atau tidak terhadap imbal hasil (return) Reksa Dana Saham. Dengan mengetahui pengaruh tersebut dapat diketahui juga, bahwasanya masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi efisiensi pasar modal di Indonesia.

Mutual Funds is still the preferred investment choice of the Indonesian society, as evidenced by the increasing funds under management from year to year after it was introduced in Indonesia in 1996. One type of mutual fund that provides the greatest return is Mutual Shares Fund (Equity Funds). Within the past 10 years from 1999 to 2009, including Mutual Funds Stocks experienced tide rises and falls are so fantastic. Some factors which affect, among others, the amount of the fund (size), and macroeconomic factors. This needs to be considered by the investor and of course, the Investment or fund manager. Based on the other research using Multifactor Models, it can be known whether these factors significantly affect or not to return Mutual Shares Fund. By knowing the effect it could be found also, that there are still other factors that affect the efficiency of capital markets in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi makro terhadap return saham khususnya pada industri otomotif dan komponennya di Bursa Efek Jakarta. Penelitian terdahulu atas pengaruh kondisi makro terhadap return saham telah banyak dilakukan pada sektor industri yang berbeda-beda. Seperti penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004) tentang pengaruh makro terhadap return saham farmasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel makro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham farmasi, tetapi variabel market return berpengaruh signifikan terhadap return. Ati (2004), melakukan penelitian tentang pengaruh market return, Inflasi, SBI, Kurs, Harga emas dan jumlah uang beredar (M2) terhadap return saham industri barang konsumsi. Hasilnya menerangkan bahwa variabel yang paling berpengaruh pada induslri ini adalah variabel market return, sedangkan variabel SBI tidak berpengaruh terhadap mayoritas return saham sektor industri konsumsi.
Peneliti mengambil sampel 12 saham yang tergolong dalam industri otomotif dan komponennya dalam rentang periode tahun 2000-2003. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, SBI, Inflasi, Kurs dan Uang beredar. Variabel ini adalah variabel makro yang sering digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel makro berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan komponennya, tetapi secara individu atau uji t diketahui variabel SBI dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan kornponennya. Sedangkan variabel IHSG, Kurs dan uang beredar berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel IHSG merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004).
Pengaruh variabel makro pada industri ini sangat kecil sekitar 5.46%, artinya seluruh variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen-nya sebesar 5.46%, sedangkan 94.54% dijelaskan oleh variabel lain. Pengaruh lain diduga dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para investor, calon investor, mahasiswa dan peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna bagi semua pihak.

The goal of this research is to find out about the influences of macro conditions to stock return, especially for listed companies in automotive industry. Previous researches have been done for many kinds of industries. Manurung and Ferdinand (2004), learnt about the influence of macro condition to stock return in Pharmachy industries. The outcome shows that variable macro does not influence the stock return significantly, but market return variable has the strongest influence to stock return. Ati (2004), did the same research about market return, Inflation, SBI, exchange rate, Price of Gold and Money supply to the stock return for consumption industries. The result again shows that market return has the strongest influence to stock return.
Researcher takes 12 companies in automotive industry as sample and the time frame is between 2000-2003. Macro variables used in this research are IHSG, SBI, Inflation rate, exchange rate and money supply. These are the common variables used by many past researchers.
The final result of this research shows that all variables have small influence to the stock return. IHSG, especially has the strongest influence among all. But t-test shows that SBI and inflation rate do not influence stock return significantly. Exchange rate and money supply have small significant influence. IHSG as a market retum is the strongest factor to influences stock return. This result supports the previous research by Manurung and Saragih (2004).
The influence of macro variables in this industry is very small It is about 5.46% and it means that all independent variables only explain the variation of the dependent variable for 5.46%. Meanwhile 94.54% are explained by another variable and It is not explained in this research.
The researcher expects this research to give a big contribution for everyone especially the investor, potential investor, colleges and the fellow researchers who Want to continue the research in other industries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Sri Artista
"Penelitian ini menganalisis pengaruh size reksa dana, kepemilikan manajer investasi dan variabel makroekonomi terhadap return reksa dana saham yang terdaftar di Bapepam selama tahun 2006-2013. Ukuran reksa dana diukur melalui besarnya asset under management dan kepemilikan manajer investasi dilihat dari prospektus reksa dana yaitu manajer investasi nasional patungan. Sementara variabel makro ekonomi yang digunakan adalah tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga sertifikat Bank Indonesia dan jumlah uang yang beredar. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan kinerja antara reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi nasional dan manajer investasi asing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara ukuran dan kepemilikan manajer investasi terhadap return reksa dana. Sementara dari variabel makroeknomi disimpulkan adanya pengaruh signifikan antara tingkat inflasi dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap return reksa dana, namun tidak ada pengaruh signifikan antara nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar terhadap return reksa dana. Yang terakhir, perbandingan kinerja antara reksa dana yang dimiliki oleh manajer investasi nasional dan patungan menunjukkan ada perbedaan jika diukur menggunakan Rasio Treynor.

This thesis analyses the influence of size, fund manager ownership and macroeconomic variabels to return of equity fund that listed on Bapepam within the last 8 years from 2006 to 2013. Mutual fund size was reflected by asset under management while information about fund manager ownership can be found on each prospectus. After that, this study will compare the performace of mutual fund based on the fund manager ownership.
The result showed that size, fund manager ownership, exchange rate and the amount of money are not significant to return of equity fund. But the inflation and SBI rate has a significant influence toward return of equity fund. Lastly, there is a difference between mutual fund performance based on their fund manager ownership when measured using Treynor Ratio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herjuno Bagus Wicaksonoputro
"Studi ini menguji pergerakan dari indeks harga saham syariah di Indonesia terhadap perubahan pada sentimen investor dan faktor-faktor makroekonomi. Dalam studi ini, sentimen investor proksi yang digunakan adalah Consumer Confidence Index CCI, sementara variabel faktor-faktor makroekonomi variabel yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, Indeks Produksi Industri IPI, Consumer Price Index CPI, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, tingkat penawaran uang, dan tingkat suku bunga BI Rate. Penelitian ini menggunakan metode pengujian Ordinary Least Square dengan frekuensi data bulanan dari bulan Januari 2006-Juni 2016. Studi ini melaporkan bahwa CCI, IHSG, dan tingat penawaran uang, memiliki pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham syari'ah JII.

This study examines the level of exposure Islamic stock price indices in Indonesia to the relative change in investor sentiment index and macroeconomic factors. For investor sentiment, the proxy is the Consumer Confidence Index CCI. For macroeconomic variables, the proxies are Indonesia Composite Index, industrial production index, consumer price index, the exchange rate of rupiah against the US dollar, money supply, and interest rates the data used for this variable is the BI Rate. The author conducts the ordinary least square OLS test with the monthly data from January 2006 to June 2016. The study reports that CCI, Indonesia Composite Index, and money supply have the significant influence in Islamic Price Index in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Pratama
"Hipotesis Pasar Efisien menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia sesegera mungkin, tetapi adanya kemungkinan jeda waktu dalam penyerapan informasi tersebut memunculkan gagasan bahwa rasio finansial dapat mempengaruhi harga dan tingkat imbal hasil saham di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio finansial perusahaan berpengaruh terhadap tingkat imbal hasil saham-saham LQ45, dan untuk mempelajari faktorfaktor yang menyebabkan deviasi dalam pengaruh tersebut. Peneliti menggunakan data panel dari saham-saham indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia Februari–Juli 2019 dan/atau Agustus 2019–Januari 2020, diamati dari Desember 2014 hingga Desember 2019. Variabel independen adalah rasio finansial, dan variabel dependen adalah tingkat imbal hasil saham kuartalan. Data dikumpulkan pada Juni 2020. Analisis saham tunggal menunjukkan hasil yang bervariasi dengan nilai beta dan adjusted R-squared yang bervariasi, dengan kecenderungan PER dan PBV sebagai faktor dominan namun menunjukkan faktor idiosinkratik yang kuat. Analisis seluruh saham menunjukkan bahwa tidak ada rasio finansial yang mempengaruhi tingkat imbal hasil saham kuartalan, namun menemukan pengaruh negatif DY terhadap tingkat imbal hasil tahunan dengan nilai adjusted R-squared yang rendah, menunjukkan bahwa rasio finansial tidak dapat menjelaskan tingkat imbal hasil saham secara universal. Analisis tambahan dengan periode jeda informasi 2–4 kuartal menunjukkan hasil yang bervariasi sepanjang jeda, antara lain pengaruh signifikan dari ROE dan NPM, mengesankan adanya jeda waktu dalam penyerapan informasi. Sebagai kesimpulan, rasio finansial tidak mempengaruhi tingkat imbal hasil saham LQ45 2019. Penyebab adalah faktor idiosinkratik dan pasar yang inefisien, yang kemudian menyebabkan variasi yang tinggi antar saham. Manajemen dan investor masih dapat memprediksi tingkat imbal hasil saham melalui analisis saham tunggal.

Efficient Market Hypothesis states that stock price immediately reflects all available information, but evidence on delay in information absorption gave rise to the idea that current financial ratios may affect future stock price and return. This study aimed to determine whether financial ratios affect stock return in Indonesian market, represented by stocks in LQ45 2019 index, and to study factors that may cause deviation in this regard. We obtained panel data from stocks in LQ45 index of Indonesia Stock Exchange February–July 2019 and/or August 2019–January 2020, observed from December 2014 to December 2019. Independent variables were financial ratios, and dependent variables were quarterly stock returns. Data were collected in June 2020. Single-stock analyses showed varying results with varying beta and adjusted R-squared values, with trend of PER and PBV being prominent factors but otherwise suggesting strong idiosyncratic factor. All-stocks analysis revealed no financial ratios affecting quarterly stock return, but found negative influence of DY on annual return with poor adjusted R-squared value, suggesting that financial ratios were unable to universally explain stock returns. Additional analyses with information lag of 2–4 quarters showed varying results across quarters, among which were significant effects of ROE and NPM, suggesting delay in information absorption. In conclusion, financial ratios did not affect LQ45 2019 stock return. Possible causes were idiosyncratic factor and inefficient market, which in turn caused high variance among stocks. Management and investors may still be able to predict stock return by performing single-stock analyses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Handayani
"Adanya kecenderungan investor untuk melakukan investasi pada portfolio yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan serta meningkatnya ketertarikan investor pada investasi yang didasarkan indeks dibandingkan dengan bergantung pada active portfolio manager di Amerika, telah menjadi latar belakang penelitian Hakim dan Rashidian (2002) tentang risiko dan imbal hasil Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) terhadap W5000 dan 3m Tbill. Sedangkan semaraknya perkembangan yang terjadi pada industri perbankan Syariah di Indonesia, yang kemudian menuju ke arah meningkatnya kebutuhan akan instrumen keuangan Syariah di pasar modal Indonesia telah menjadi latar belakang penulis untuk mereplikasi penelitian Hakim dan Rashidian mengenai risiko dan imbal hasil Jakarta Islamic Index (JII) terhadap IHSG, LQ45, dan SBI. Kedua penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kinerja indeks saham Syariah, sebagai indeks yang calon emitennya perlu menjalani proses seleksi yang berdasarkan prinsip Syariah, jika dibandingkan dengan indeks saham konvensional dan alternatif investasi lain yang bebas risiko, dan kemudian mencoba menganalisis apakah terdapat hubungan kausalitas jangka pendek maupun jangka panjang di antara data lime-series. Untuk menganalisis kinerja antara JII, IHSG, LQ45, dan SBI periode Januari 2001 s/d Desember 2004 akan digunakan statistik deskriptif dan sharp ratio. Untuk menguji hubungan kausalitas, terlebih dahulu akan dilakukan uji unit root; dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF), dan uji kointegrasi; dengan prosedur yang dikembangkan oleh Johansen dan Juselius (1990) pada keempat data time-series. Sedangkan uji kausalitas akan dilakukan dengan mengestimasi dan menspesifikasi Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian yang dilakukan penulis tidak dapat memberikan dukungan sepenuhnya pada penelitian yang dilakukan oleh Hakim dan Rashidian (2002), hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik pada pasar modal dan pasar uang Amerika dan Indonesia. Tidak hanya itu, proses seleksi calon emiten indeks saham Syariah di Amerika berbeda dengan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>