Penurunan suku bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan bank-bank menurunkan suku bunga simpanannya, khususnya deposito. Dengan menurunnya suku bunga deposito tersebut, pemilik modal kelas menengah keatas mulai mencari suatu bentuk altematif penanaman dana yang lebih menarik dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Salah satu bentuk alternatif tersebut adalah Reksa Dana yang temyata direspon secara antusias oleh para investor. Investasi pada instrumen Reksa Dana yang berbasis saham mengandung tingkat risiko yang relatif lebih besar. Hal ini dikarenakan penghasilan dari saham yaitu berupa deviden dan capital gain bersifat tidak pasti, dimana deviden ini dapat dibayarkan oleh perusahaan jika terdapat kelebihan kas. Di sisi lain, capital gain ditentukan naik turunnya harga saham di bursa. Risiko tersebut muncul karena adanya volatilitas (fluktuasi) harga sekuritas dari waktu ke waktu. Penelitian Karya Akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menghasilkan suatu model terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat imbal hasil dari portfolio reksa dana saham dengan memperhatikan variable imbal hasil pasar dan makroekonomi tertentu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis model tersebut untuk mengetahui tingkat volatilitas imbal hasil portfolio reksa dana saham tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan single index model, multifactor model serta
multifactor model with LQ45. Profil volatilitas dari masing-masing reksa dana saham dapat diketahui dengan melakukan mean process yang kemudian dilanjutkan dengan proses conditional variance. Hasil penelitian pada ketiga model, masalah volatilitas hanya terjadi pada 3 buah reksa dana pada kondisi multifactor model dengan LQ45 saja. Hal ini menunjukkan bahwa volatilitas imbal hasil reksa dana saham secara umum relatif konstan. Volatilitas yang konstan diduga karena efek dari diversifikasi, dimana terjadi pengurangan unsystematic risk.