Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mery Safarwathy
"Dalam media massa, termasuk internet, perempuan seringkali ditampilkan sebagai sosok yang pasif dan hanya layak berperan dalam ranah domestik. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari adanya ideologi yang ada di balik produksi teks dan wacana yang ada dalam intemet itu sendiri. Ideologi gender diduga turut mempengaruhi dan bekerja di balik teks dan wacana yang ada di dalam internet, termasuk website KOWANI. Inilah yang kemudian dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengungkapkan wacana feminisme yang tertuang dalam website perempuan, serta mengungkapkan kognisi sosial pengelola website perempuan sebagai kesadaran mentalnya yang turut mempengaruhi proses pembentukan teks dalam website perempuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang media sebagai alat ideologi kekuasaan, ideologi gender dalam wacana feminisme, perempuan dan teknologi serta internet sebagai media komunikasi massa. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif, yang memanfaatkan metode analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Wacana yang dijadikan unit analisis adalah kumpulan berita yang dimuat dalam website KOWANI mulai dari tanggal 30 Desember 2004 sampai dengan 20 September 2006, dimana akhimya terpilihlah sembilan (9) berita untuk dianalisis dalam penelitian ini.
Hasil penelitian melalui analisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial, menunjukkan bahwa masih terjadi bias gender dalam berita-berita yang dimuat dalam website KOWANI tersebut karena pihak penulis/pengelola website KOWANI masih menempatkan perempuan dalam ranah domestik, dimana kesuksesan dan kebahagiaan perempuan hanya terletak pada peranan tradisional mereka sebagai istri dan ibu. Perempuan yang berhasil mengurus keluarganya dan mengutamakan kepentingan keluarganya, dalam hal ini adalah suami dan anak-anaknya, meskipun ia memiliki karir yang baik di ranah publik ataupun memiliki status sosial ekonomi yang tinggi. Hasil penelitian ini telah memperkuat analisis ideologi gender pada aliran pemikiran feminis liberal dan juga teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang penggunaan media massa yakni intemet (website KOWANI) sebagai alat ideologi gender kekuasaan (kaum Iaki-laki) dalam mempertahankan status quo-nya dalam budaya patriarki di Indonesia.
Hasil penelitian memberikan implikasi teoritis dan praktis. Adapun implikasi teoritis dari penelitian ini bagi perkembangan ilmu Komunikasi adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana media komunikasi massa dalam hal ini internet (website) menjadi alat ideologi kekuasaan (kaum Iaki-Iaki) yang secara tidak sadar telah dihegemonikan oleh pihak Kowani. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pemahaman bagaimana ideologi gender melatarbelakangi wacana yang dikonstruksikan oleh media, dikaitkan dengan kajian feminis dalam kegiatan komunikasi massa, terutama pada pola pemberitaannya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan memperkaya studi analisis wacana dengan paradigma kritis yang membahas masalah ideologi gender, khususnya di media massa internet.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa website Kowani sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat umum, khususnya organisasi anggota Kowani dan jaringannya, tentunya menjadi sarana yang penting bagi pengkonstruksian realitas sosial yang ada di masyarakat selama ini, termasuk ideologi gender yang cenderung melemahkan posisi tawar perempuan. Tanpa disadari, berita-berita yang ada dalam website Kowani yang cenderung bias gender akan semakin memperkokoh ideologi patriarkhi yang selama ini ada di masyarakat, dimana hal itu justru memarginalkan perempuan pada peran domestiknya.
Kendati demikian, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi penelitian sejenis yang diharapkan dapat menjadi salah satu gerakan affirmative action yang akan merubah peran perempuan dan memperkuat posisi tawar perempuan terutama di ranah publik.
Menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka dari hasil penelitian ini, direkomendasikan agar nantinya dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memperbanyak jumlah website perempuan di Indonesia yang diamati. Dengan demikian diharapkan dapat dilakukan elaborasi yang lebih baik dan mendalam terhadap keberlakuan teori Culture Studies dari Stuart Hall yang mengatakan bahwa media merupakan alat ideologi kekuasaan (kaum laki-laki) yang terjadi di Indonesia dan juga untuk mengetahui keberlakuan ideologi gender yang ada pada website-website perempuan lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam media massa, termasuk majalah, perempuan seringkali ditampilakn sebagai sosok yang pasif dan hanya layak berperan dalam ranah domestik. Hal itu tentunya juga tidak terlepas dari adanya ideologi yang ada dibalik produksi teks dan wacana yang ada dalam majalh itu sendiri."
302 WACA 5:17 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlyana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk konstruksi hubungan antara lakilaki dan perempuan yang ditampilkan dalam lirik lagu kelompok musik Potret. Bentuk konstruksi hubungan laki-laki dan perempuan seperti apa yang ingin ditampilkan dalam lirik lagu kelompok musik Potret Bagaimana cara mereka menampilkan konstruksi tersebut dalam lirik lagu mereka Benarkah Potret melakukan dekonstruksi terhadap hubungan laki-perempuan yang patriarkis lewat lirik lagunya Dalam ilmu komunikasi, kajian ini termasuk dalam wilayah studi analisa wacana kritis (Critical Discourse Anatysis). Pendekatan analisa wacana {discourse anatysis) adalah sebuah pendekatan yang melihat bahasa sebagai medium untuk berinteraksi dan merepresentasikan gagasan dan ideologi. Salah satu cabang dalam pendekatan ini adalah analisa wacana kritis, atau critical discourse analysis. Pendekatan ini digunakan untuk mengidentifikasikan perspektif yang menekankan pada hubungan antara bahasa dan kekuasaan, dan peran discourse anatysis dalam kritik sosial dan budaya. Di tengah maraknya lagu-lagu Indonesia yang mendukung konstruksi hubungan laki-perempuan yang timpang, Potret dikenal menyajikan bentuk konstruksi hubungan lakilaki dan perempuan yang berbeda lewat lirik lagu-lagunya. Kelompok musik, yang terdiri dari Melly Goeslaw, Anto Hoed dan Arie Ayunir, ini cenderung mempunyai lirik yang menempatkan perempuan dalam posisi superior dan laki-laki dalam posisi inferior. Beberapa lagu yang dianggap peneliti mampu memberikan gambaran tentang perlawanan kelompok musik Potret adalah Terbujuk, Salah, Diam dan Ingin Di Cium. Untuk menganalisa keempat lagu ini digunakan pendekatan analisis tekstual dan intertekstual yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Analisa tekstual dibagi menjadi tiga unsur, yaitu representasi, relasi dan identitas, dengan tujuan mengetahui gagasan yang ditampilkan Potret dalam lirik lagunya. Sementara dalam analisa intertekstual, penelitian ini berusaha melihat hubungan antara kognisi sosial penulis lirik dan teks yang dibuat, didukung dengan kognisi sosial dari konsumen. Metode pengumpulan data primer dengan mengambil lirik lagu-lagu Potret karena penelitian ini mengutamakan analisa pada teks wacana. Metode pengumpulan data sekunder adalah dengan wawancara mendalam dengan penulis lirik, Melly Goeslaw dan beberapa konsumen yang dianggap dapat mewakili sisi anak muda dan tokoh feminis. Metode pengumpulan data sekunder kedua adalah dengan studi kepustakaan. Dari penelitian ini ditemukan sebagian besar dari lirik lagu Potret menggambarkan tokoh perempuan yang penuh percaya diri, menerima kondisi dirinya apa adanya, dan menjadikan itu sebagai kelebihannya untuk mendapatkan yang diinginkan. Sebagian besar lirik lagu Potret, sebaliknya, menggambarkan tokoh laki-laki dengan sifat-sifat yang buruk dan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa. Keempat lagu Potret yang diteliti tampak mengangkat kenyataan yang ada dalam keseharian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Hanya saja kenyataan ini terkadang tidak muncul, karena adanya batasan-batasan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan pola penyampaian yang sederhana dan gamblang, Melly seakan memaksa publik untuk mengakui bahwa tema-tema yang diangkatnya fenomena perempuan materialistis, perempuan yang mendua, pemberontakan perempuan terhadap penindasan dan kegenitan perempuan masa kini, adalah sebuah realita. Kelebihan lainnya, adalah bahwa Potret menyampaikan melalui kacamata perempuan, sehingga lagu-lagu tersebut tampak mendukung gerakan feminis."
2001
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Saraswati
"Perpustakaan pertelevisian tergolong baru dalam perkembangan dunia perpustakaan. Sebagai stasiun televisi yang banyak memproduksi acara sendiri yang didominasi oleh tayangan berita dan dokumenter, koleksi video di Metro TV berkembang pesat dan ditangani secara khusus. Pengelolaan koleksi video kategori berita dan non berita pun dipisahkan. Penelitian yang dilakukan di Tape Library Metro TV ini bertujuan untuk mengetahui apakah Tape Library sudah layak sebagai pusat dokumentasi dengan mencocokkannya dengan tabel fungsi, pelayanan dan produk pusat dokumentasi Weisman. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala dan cara pengelolaan koleksi sebuah perpustakaan pertelevisian serta memberikan usulan terhadap perpustakaan pertelevisian di Indonesia. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Tape Library, dan objek penelitian adalah bagian pengolahan, pelayanan dan transfer di Tape Library. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan key-informant dan staf dari bagian pengolahan, pelayanan dan transfer menggunakan pedoman pertanyaan berdasarkan Tabel Weisman. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk kategorisasi dan kutipan wawancara untuk menjelaskan fungsi, pelayanan dan produk Tape Library serta kegiatan lainnya.
Hasil wawancara tersebut kemudian ditafsirkan dalam skala kegiatan yang digunakan pada tabel lalu dibandingkan dengan Tabel Pusat Dokumentasi Weisman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi fungsi, 6 fungsi pusat dokumentasi pada Tape Library sesuai dengan Tabel Weisman sedangkan dari segi pelayanan hanya terdapat satu persamaan mayor dan dari segi produk tidak terlihat adanya persamaan. Berdasarkan kegiatan yang ada di Tape Library, disimpulkan bahwa Tape Library sudah memenuhi kriteria pusat dokumentasi Weisman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummy Hanifah
"Tidak ada media massa yang netral dalam memberikan suatu pengetahuan kepada pembacanya. Sebagai sebuah organisasi industri media, mereka selalu memiliki misi dan kepentingan tertentu di balik berita yang mereka sampaikan. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam memposisikan suatu berita, seperti sidang pembaca, iklan, ideologi kepentingan suatu media. Penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana media mengkonstruksikan suatu realitas peran gender wanita yang berperan di dalam ranah publik.
Majalah UMMI merupakan majalah Islam yang dikhususkan bagi kaum perempuan dan memposisikan dirinya sebagai media dakwah. UMMI sarat sekali dengan nilai-nilai keislaman dan membawa visi serta misi yang sesuai dengan ajaran Islam. Adapun misi dari majalah ini ialah untuk mencerdaskan dan mendidik kaum perempuan agar menjadi perempuan yang sholihat.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan yaitu bagaimanakah UMMI mengkonstruksikan peran gender kepada para pembacanya dan bagaimanakah peran tersebut ditampilkan. Tujuan utama penelitian ini ialah berupaya melihat media dalam mengkonstruksikan peran gender dihubungkan dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi suatu produksi pemberitaan. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma konstruktivisme dimana dalam paradigma ini memahami suatu realitas sebagai hasil konstruksi mental para pembuatnya dan bersifat relatif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori isi media yang berasal dari Shoemaker dan Reese. Dalam teori isi media, terdapat beberapa macam faktor yang mempengaruhi isi suatu media yaitu Faktor Individu, Faktor Rutinitas Media, Faktor Organisasi Media, Faktor Extra Media dan Faktor Ideologi.
Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (critical discourse analysis) yang berasal dari Norman Fairclough. Untuk obyek penelitiannya ialah artikel-artikel yang berupa feature yang menggambarkan peran perempuan di sektor publik pada majalah UMMI selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2004.
Pemilihan periodisasi ini disebabkan telah dilaksanakannya tahun 1990 sebagai Dekade Perempuan. Pemilihan rentang waktu ini dijuga disebabkan adanya kesulitan dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Analisis wacana yang berasal dari Fairclough menekankan akan adanya perubahan. Dalam analisis wacana kritis ini dilakukan dengan melalui tiga tahapan yaitu dengan melihat pada teks, praktek wacana dan praktek sosial budaya. Dalam analisis teks, digunakan teknik analisis framing yang berasal dari Gamson dan Modigliani secara kualitatif. Sedangkan untuk level praktek wacana (discourse analysis) digunakan wawancara mendalam dengan pihak redaksi UMMI dan level praktek sosial budaya (sociocultural practice) melihat adanya pengaruh dari luar, baik itu ekonomi, politik, dan lain-lain yang mempengaruhi suatu teks melalui praktek wacana.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa UMMI mengkonstruksikan peran ganda kepada pembacanya. Ini dapat dilihat dari analisis teks yang peneliti lakukan. Dari analisis teks tersebut, diperoleh lima frame atau bingkai yang diusung oleh UMMI yaitu peran ganda, dikotomi peran dalam keluarga, mandiri, kesetaraan wanita dengan pria. Sedangkan dari level praktek wacana (discourse analysis) ditemukan bahwa UMMI merupakan suatu media wanita yang memposisikan dirinya sebagai suatu media yang memiliki ideologi Islam. Sehingga tidaklah mengherankan bila dalam setiap pemberitaannya, UMMI selalu mengedepankan nilai-nilai Islam kepada pembacanya. Selain itu, bila dilihat dari individu pekerja media UMMI sendiri, mereka juga menjalankan peran ganda dalam aktivitas keseharian mereka. Dan dari level praktek sosial budaya terlihat pengaruh pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang memperbolehkan kaum perempuan untuk berkiprah dalam sektor publik tetapi diharuskan untuk tetap konsisten terhadap peran mereka di sektor domestik. Timbulnya tuntutan kesetaraan antara pria dan wanita dan adanya ajaran yang terdapat dalam Islam sendiri yang memandang kesetaraan antara pria dan wanita turut mempengaruhi timbulnya suatu teks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Wahyurini
"Proses penanaman identitas sebagai laki-laki maupun perempuan merupakan sebuah proses sejarah yang panjang yang merupakan bagian dari sosialisasi masa kanak-kanak dan berlanjut dibalik konstruksi ekonomi, sosial, politik, budaya yang membentuk wacana dan yang mempengaruhi bagaimana manusia memahami eksisitensi perempuan dan laki-laki dalam komunitasnya.
Peranan media dalam turut mempelopori keadilan gender memang sudah selayaknya. Hal ini mengingat peranan media massa sebagai alat pembentukan opini sangat efektif. Fenomena ketimpangan gender di media massa tidak hanya pada pemberitaan semata, namun mencakup pula pada proses pengambilan kebijakan perusahaan atau manajemen media. Selain itu bias gender dalam pemberitaan para telah menyebabkan tersosialisasikannya ideologi gender dalam masyarakat pembaca atau penontonnya yang tentu saja semakin memperlemah posisi perempuan ketika berhadapan dengan ego budaya patriarki yang telah dibentuk selama berabad-abad lamanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : Mendeskripsikan berbagai peran gender yang dikonstruksikan dalam tokoh perempuan atau laki-laki dalam majalah remaja Kawanku selama periode tahun 1995 sampai dengan tahun 2003. Dan menjelaskan landasan ideologi gender apa yang digunakan sebagai konsep dasar majalah Remaja di Indonesia yang diwakili majalah Kawanku.
Kerangka Pemikiran yang melandasi adalah paradigma kritis. Asumsi yang mendasari digunakannya paradigma kritis ini disebabkan persoalan gender (feminisme) menekankan kajiannya pada adanya penindasan dan distribusi kekuasaan yang tidak seimbang di masyarakat terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki. Sedangkan teori feminis yang digunakan adalah perspektif feminisme sosialis . Hal ini disebabkan perspektif ini memberikan kerangka yang komprehensif pada adanya penindasan terhadap kaum perempuan di media massa. Perspektif feminis sosialis memandang media sebagai instrumen utama dalam menyampaikan stereotip patriarkhal dan nilai-nilai hegemoni mengenai perempuan dan feminitas. Media berfungsi sebagai mekanisme kontrol social Menurut perspektif ini , media menampilkan kapitalisme dan skema patriarki . Kontrol social secara langsung menjadi tidak perlu karena ideologi dominan telah diterjemahkan menjadi `sesuatu yang wajar atau dapat diterima secara umum (common sense).' Media memenuhi kebutuhan- kebutuhan struktural dalam masyarakat kapitalis, patriarkis, dan demokratis dengan menstranmisikan nilai-nilai dominan mengenai perempuan yang telah didistorsinya.
Paradigma Penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analysis yang melakukan text analysis dan multi level analysis secara intertekstual.
Adapun analytical framework yang digunakan mengacu pada critical discourse analisisnya Norman Fairclough yang terbagi menjadi 3 dimensi yaitu Analisis Text, Analisis Discourse Practice dan Analisis Sociocultural .
Kesimpulannya Peran perempuan yang ditampilkan Kawanku adalah perempuan yang aktif di luar rumah (wilayah publik) tapi tetap `harus' bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga (wilayah domestik) atau peran ganda yang sebenarnya beban ganda. Sedangkan peran laki-laki yang ditampilkan Kawanku adalah laki-laki sebagai pemimpin , pencari nafkah dan lebih bertanggung jawab atau lebih mempertahankan fungsi-fungsi produktif. Tokoh laki-laki ditempatkan sebagai pencari nafkah yang harus bekerja di luar rumah, melindungi dan `mengatur' perempuan.
Kawanku ternyata terjebak pada ideologi patriarki dan kapitalisme. Dibangunnya gagasan peran gender yang masih stereotip dan sub-ordinasi perempuanke dalam benak pembaca Kawanku tidak terlepas dari konteks sosial budaya tempat majalah ini dan para pembacanya tumbuh. Konteks ini adalah lingkungan budaya patriarki yang melingkupi sistem nilai di Indonesia dan sistem kapitalis yang menjadikan perempuan sebagai komoditas. Stereotip dan subordinasi perempuan justru dipelihara dan terus dikembangkan karena diperlukan untuk menghidupkan roda ekonomi yang bersifat bisnis tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam melakukan penelitian, metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisa film ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana skema aktansial yang ada dalam film The Book of Life (2014) digambarkan dengan menggunakan pendekatan semiotika naratif dari Greimas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari ideologi gender dalam film ini dengan menganalisa dua adegan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan ini kemudian akan disandingkan dengan beberapa penelitian tentang ideology gender dalam film untuk melihat apakah film ini, sebagai film yang baru diproduksi, membawa ideologi gender yang baru. Setelah analisis dilakukan, diketahui bahwa film ini gagal untuk membawa ideologi gender yang baru dalam film animasi. Meskipun pada awalnya karakter wanita utama dalam film ini terlihat memegang kendali akan hidupnya sendiri, pada akhir film, ia ternyata jatuh pada penggambaran tentang wanita yang sama seperti yang ada di film animasi lainnya.
In doing the research, qualitative method is used to describe and analyse the movie. The aim of this research is to find out how the actantial scheme in the movie The Book of Life (2014) is depicted by using Greimas‟ narrative semiotics approach. Besides that, it also aims to discover the gender ideology in this movie by analysing two selected scenes using the approach. The approach later is matched with some studies of gender ideology in movies to see whether this movie, as a newly-produced movie, brings a fresh gender ideology. After the analysis is done, it is found that this movie fails to give new gender ideology in animated movies. Though at first the lead female character seems to be in charge of her own life, at the end of the movie, she falls under the same gender portrayal of women in other animated movies."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Salshabia Nur Utami
"Dongeng sering diidentikan dengan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para pembaca, juga dapat memuat suatu ideologi tertentu. Banyak studi yang menganalisis keterkaitan antara dongeng dan ideologi gender. Oleh karena itu, penulis memilih film Soviet berjudul Двенадцать месяцев ‘Dua Belas Bulan’ (1972) sebagai sumber data penelitian, karena terdapat elemen tambahan yang ditulis oleh Marshak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan skema aktan dan penokohan dalam film tersebut, dan menganalisis apakah ideologi gender terdapat dalam film tersebut, dan bagaimana ideologi tersebut ditampilkan. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan model aktansial Greimas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat stereotip gender dalam film tersebut yang terlihat dari skema aktansial dan penokohan para tokoh.

Fairy tales are often identified with messages to be conveyed to readers, and can also contain certain ideologies. Many studies have analyzed the relations between fairy tales and gender ideology. Therefore, the writer chose the Soviet film entitled Двенадцать месяцев 'Twelve Months' (1972) as the source of research data, because there are additional elements written by Marshak. The purpose of this research is to describe the actant scheme and the characterization in the film, and to analyze whether gender ideology is present in the film, and how the ideology is presented. The approach used is the Greimas' actantial model approach. The method used in this research is qualitative and descriptive analytical methods. The result of this research shows that there are still gender stereotypes in the film, which can be seen from the actantial schemes and the characterization of the characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sapuroh
"Ramayana merupakan epos asal India yang menginspirasi pengarang Indonesia untuk menghasilkan karya saduran, baik berupa sastra klasik maupun sastra modern. Novel Sitayana karya Cok Sawitri merupakan salah satu saduran Ramayana yang mengambil pola penceritaan Sitayana atau perjalanan Sita. Dengan metode kualitatif, penelitian ini melihat bagaimana tokoh Sita dikonstruksi ulang melalui kontestasi ideologi gender. Dengan mengacu pada Ramayana Walmiki terjemahan Goldman (1984—2017), pembedahan struktur dengan teori sekuen Alain Viala atas teks Sitayana menemukan bahwa karya ini menghadirkan narasi yang berbeda dari epos Ramayana. Kritik yang ditampilkan Sita terhadap dominasi patriarki sejalan dengan kritik Beauvoir terhadap faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab perempuan dijadikan liyan. Akan tetapi, gugatan teks Sitayana terhadap epos Ramayana memunculkan ambiguitas. Di satu sisi ia menggunggat pengkultusan Rama sebagai sosok sempurna, tetapi di sisi lain ia tidak dapat melepaskan Sita dari esensi perempuan mulia yang ditentukan oleh masyarakat patriarki.

Ramayana is an Indian originated epos which inspired Indonesian authors to produce rechauffes in forms of classical and modern literature. Cok Sawitri’s Sitayana is an adaptation with  the pattern of “Sitayana” or “the passage of Sitayana” narration. Through qualitative method, the study examines the reconstruction of Sita by means of the gender ideology argument. Referring to the Ramayana Walmiki version by Goldman (1984-2017), a structural dissection with Alain Viala’s theory of sequences about Sitayana discovered that the work presents a distinct narration from the original. The critics exhibited by Sita directed towards the dominance of patriarchy meet with Beauvoir’s critic against factors led to the idea of women being considered as others. Notwithstanding, argument about Sitayana towards Ramayana epos brought out an ambiguity. It critized Rama as the embodiment of supremacy and nobility, yet on the other hand, it failed to free Sita from the notion of a virtuous woman who is determined by patriarchy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>