Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wicaksono
"Sampai saat penelitian ini selesai ditulis, di Indonesia belum ada penelitian tentang parut hasil operasi labioplasti yang membandingkan antara pemakaian jahitan dengan benang absorbable polyglactin 910 yang diangkat 1 minggu pasca operasi, dengan jahitan dengan benang yang sama yang dibiarkan lepas sendiri (diserap). Perlakuan benang yang dibiarkan lepas sendiri telah dipraktekkan untuk efisiensi pada kegiatan-kegiatan operasi labioplasti masal yang bersifat sosial, untuk mengantisipasi pasien-pasien yang tidak bisa mendapatkan pertolongan pengangkatan jahitan.
Metodenya: dibuat 2 golongan sampel pada pasien-pasien sumbing bibir satu sisi lengkap secara acak, yaitu golongan benang absorbable yang diangkat 1 minggu pasca operasi labioplasti, dan golongan benang absorbable yang tidak diangkat. Dilakukan operasi labioplasti di suatu Klinik Bedah, oleh satu operator, jahitan kulit menggunakan benang Vicryl ukuran 6-0, cutting, simple interrupting, teknik operasi labioplasti modifikasi dari Millard. Follow-up 1 minggu pasca operasi. Pada golongan benang yang diangkat dilakukan pengangkatan jahitan, sementara golongan benang yang tidak diangkat dibiarkan saja. Kepada orang tua pasien diberitahukan Cara merawat luka. Penilaian dilakukan pada saat pasien datang lagi untuk operasi palatoplasti, dilakukan dokumentasi foto pada parutnya, serta anamnesis orang tua pasien. Foto-foto tersebut secara acak dinilai oleh 6 orang penilai. Penilaian parut menggunakan sistirn skoring VAS (Visual Analogue Score) dan PASS (Photographic Assessment Scar Scale) dari Beausang, yang diadaptasi menjadi kriteria penilaian 'baik-sedang-buruk'. Uji analisis dengan tabel 2x3 dengan Chi Square Tests, dibantu software SPSS v10.05, p-value < 0,05 dianggap bermakna.
Terdapat 43 orang pasien, usia 1 sampai 12 tahun, golongan benang yang diangkat 20 orang (46,51%) dan golongan benang yang tidak diangkat 23 orang (53,49%). Penilaian parut dengan skor VAS didapatkan kriteria parut `buruk' pada golongan benang yang tidak diangkat Iebih besar persentasenya dibanding golongan benang yang diangkat (21,74% berbanding 10%). Penilaian parut dengan skor PASS didapatkan kriteria parut 'buruk' pada golongan benang yang tidak diangkat lebih besar persentasenya dibanding golongan benang yang diangkat (7,25% berbanding 0,83%).
Kesimpulannya, parut pada kulit pasca labioplasti, jahitan kulit menggunakan benang absorbable polyglactin 910 yang tidak diangkatldibiarkan lepas sendiri, lebih buruk daripada parut pada golongan benang tersebut yang diangkat. Sehingga disarankan pada kegiatan operasi labioplasti masal sosial, meskipun menggunakan benang absorbable pada jahitan kulit sebaiknya jahitan tersebut diangkat pasca operasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Septrina
"Latar Belakang : Operasi bibir sumbing merupakan prosedur operasi paling pertama pada pasien sumbing bibir dan langit-langit. Prosedur ini berdampak pada fungsi dan estetik penampilan. Teknik Gentur merupakan teknik operasi bibir sumbing yang dikembangkan oleh beliau dan telah digunakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Teknik ini menggunakan rotation-advancement, flap segitiga, mencegah takik dengan beberapa detail untuk mengatasi defek yang lebar. Maka hipotesis kami, apakah teknik Gentur dapat memberikan hasil yang simetris ada pengukuran antropometri.
Metode : Analisis cross sectional dilakukan pada 14 pasien sumbing bibir satu sisi yang telah dilakukan operasi dengan menggunakan teknik Gentur. Pengukuran antropometri direk sebelum dan sesuadah prosedur dilakukan analisa dengan SPSS 17. Data kemudian diklasifikasikan menjadi cupud?s bow, tinggi vertical, tinggi horizontal, merah bibir dan hidung.
Hasil : Dari 14 pasien, ditemukan kebanyakan pasien dilakukan operasi pada umur 3 bulan (64,3%), kebanyakan bayi perempuan (64,3%), sumbing komplit (85,8%), dan pada sisi kiri (57,1%). Teknik ini dapat memberikan simetri bibir dan hidung yang signifikan (CI 95%, pvalue <0.005) pada cupud?s bow, tinggi vertical, tinggi horizontal, merah bibir dan hidung. Dengan melakukan teknik ini, penulis dapat membuat simetri pada bibir dan hidung yang baik (78,57%) bahkan pada defek yang lebar (64,3%) dan langit-langit yang jatuh (57,1%).

Background: Cheiloplasty is the earliest surgical procedure in cleft lip and palate patient. This procedure has impact on functional and aesthetical appearance1. The Gentur?s technique is method of cleft lip surgery that has been developed by him and has been used in Cipto Mangunkusumo Hospital/Faculty of Medicine University of Indonesia. It uses the rotation-advancement, small triangular, preventing notching with some other details to overcome the wide cleft. Thus gives us hypothesis, does the Gentur's technique give symmetrical result in anthropometric measurement.
Methods: cross sectional analytic study will be taken from medical record in 14 unilateral cleft lip patients undergo cheiloplasty procedure. Direct anthropometric data before and after procedure is analyzed using SPSS17. Datas were classified in cupid?s bow, vertical height, horizontal height, vermillion and nostril.
Result: From 14 patients, we found that most patient whose undergone surgery in 3 month (64.3%) are mostly female (64,3%), complete defect (85,8%) and in left side (57,1%). This technique is able to produce significant lip and nose symmetry (CI 95%, pvalue <0.005) in cupid?s bow, vertical height, horizontal height, thickness of vermillion and nose. By doing this technique, the author able to create good lip and nose symmetry (78.57%) even in wide defect (64.3%) and collapse palate (57.1%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhamni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Anditta P.D.
"Salah satu kekurangan UUJN yaitu adanya konflik Pasal 8 ayat (1) huruf e juncto Pasal 3 huruf g dengan Pasal 11 ayat (1), prosedur manakah yang seharusnya diambil oleh Notaris yang merangkap sebagai Pejabat Negara, serta Pasal 17 huruf d dengan Pasal 11, menyebabkan perangkapan jabatan dan benturan kepentingan. Tesis ini menggunakan metode penelitian Empiris, bahan Kepustakaan sebagai Data Sekunder dan wawancara langsung sebagai Data Primer. Dari hasil penelitian terdapat pro kontra terhadap ketentuan cuti dengan Notaris Pengganti. Alternatif sementara yaitu Notaris tersebut dapat diberhentikan sementara atau cuti tanpa Notaris Pengganti, sehingga tidak ditemukan permasalahan rangkap jabatan pada kepala akta Notaris dan protokol Notaris yang diganti.

One of the deficiencies in the UUJN is about the impact or conflict between the Article 8, paragraph (1) letter e juncto Article 3 letter g with Article 11 paragraph (1) that raises a question, which procedures should be taken by a Notary who was appointed as State Officials, and the Article 17 letter d with Article 11, which cause the existence of geminating of position that cause conflict of interest. This thesis uses empirical research methods, materials bibliography as Secondary Data and direct interviews as Primary Data. From the results of the research there is a pro- contra leave with the provisions of the Notary Replacement. Alternative to intercede that is does not refer Substitution Notary, that means Notary can be dismissed for a while or leave without Substitution Notary so that does not duplicate the problems found positions as seen in the making of the head of teaching license and Notary protocols that replaced it."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T26008
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Anditta P.D.
"Salah satu kekurangan UUJN yaitu adanya konflik Pasal 8 ayat (1) huruf e juncto Pasal 3 huruf g dengan Pasal 11 ayat (1), prosedur manakah yang seharusnya diambil oleh Notaris yang merangkap sebagai Pejabat Negara, serta Pasal 17 huruf d dengan Pasal 1 1, menyebabkan perangkapan jabatan dan benturan kepentingan. Tesis ini menggunakan metode penelitian Empiris, bahan Kepustakaan sebagai Data Sekunder dan wawancara langsung sebagai Data Primer. Dari hasil penelitian terdapat pro kontra terhadap ketentuan cuti dengan Notaris Pengganti. Alternatif sementara yaitu Notaris tersebut dapat diberhentikan sementara atau cuti tanpa Notaris Pengganti, sehingga tidak ditemukan permasalahan rangkap jabatan pada kepala akta Notaris dan protokol Notaris yang diganti.

One of the deficiencies in the UUJN is about the impact or conflict between the Article 8 , paragraph (1) letter e juncto Article 3 letter g with Article 11 paragraph (1) that raises a question, which procedures should be taken by a Notary who was appointed as State Officials, and the Article 17 letter d with Article 11, which cause the existence of geminating of position that cause conflict of interest. This thesis uses empirical research methods, materials bibliography as Secondary Data and direct interviews as Primary Data. From the results of the research there is a procontra leave with the provisions of the Notary Replacement. Alternative to intercede that is does not refer Substitution Notary, that means Notary can be dismissed for a while or leave without Substitution Notary so that does not duplicate the problems found positions as seen in the making of the head of teaching license and Notary protocols that replaced it."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T37523
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Permatasari
"

Tesis ini membahas mengenai penggunaan model tiga dimensi sebagai sarana belajar operasi sumbing bibir satu sisi dengan teknik fisher. Tujuan studi ini adalah mengevaluasi pengalaman membuat desain pra-operasi menggunakan model tiga dimensi dibandingkan dua dimensi. Dilakukan studi eksperimental menggunakan randomized sampling untuk menentukan akurasi anatomis dan kepuasan penggunaan model tersebut. Data menunjukkan bahwa penggunaan model tiga dimensi dapat menjadi sarana belajar tunggal untuk mencapai pemahaman dan persepsi dalam hal desain pra operasi. Penelitian lanjutan dapat mengevaluasi akurasi hasil pembelajaran pada pasien.


The focus of this study is on evaluating three dimensional model as a learning tool for unilateal labioplasty using fisher technique. This study aim to evaluate the experience in preoperative marking of unilateral cleft lip repair on three-dimensional model compared to two-dimensional model. An experimental study conducted using randomized sampling to measure the anatomical accuracy and satisfaction of pre operative marking of unilateral cleft lip repair  using fisher modification technique on three dimensional model over two dimensional model. Result shows that three dimensional model could be used as an efficient single learning tools to have the same level of perceptive and understanding of the design points. Further research should evaluate the effectivenes of this learning tool by assessing its accuracy result in real patients.

 

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Setiadi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
808.84 RIA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Achmad Chaerudin
"Seorang yang memiliki hubungan kerja dengan perusahaan secara bersamaan diangkat menjadi direksi pada anak perusahaan tanpa dilakukan pemutusan hubungan kerja terlebih dahulu seakan-akan memiliki peran ganda. Perselisihan timbul bilamana direksi yang sebelumnya berstatus pekerja melakukan kesalahan dalam kapasitasnya sebagai direksi yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan selanjutnya diberhentikan dari posisinya sebagai direksi dan bersamaan dengan hal tersebut dalam kapasitasnya sebagai pekerja, perusahaan menganggap pekerja melakukan kesalahan yang dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja. Metode penelitian yang digunakan tesis ini menggunakan metode penelitian doktrinal dengan metode pendekatan yuridis normatif yang didukung dengan data-data empiris. Pekerja yang diangkat menjadi direksi tidak mendapat kepastian hukum bila tidak terdapat kesepakatan antara pekerja dan pengusaha sebelum dilakukan pengangkatan tersebut karena hal ini secara normatif tidak diatur secara tegas dalam peraturan perundang-undangan. Pekerja akan tunduk kepada aturan ketenagakerjaan sedangkan direksi sebagai organ perseroan akan tunduk kepada aturan perseroan terbatas. Peran ganda sebagai pekerja dan direksi akan membuat batasan hakhak dan kewenangan menjadi kabur, hal tersebut cenderung memposisikan pekerja sebagai korban bilamana pekerja diberhentikan dari posisi sebagai direksi karena dianggap melakukan kesalahan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan perusahaan menganggap tindakan tersebut dilakukan juga dalam kapasistanya sebagai pekerja sehingga perusahaan dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu diperlukan kesepakatan atau pengaturan dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama yang menjadi pegangan bagi pekerja maupun pengusaha agar perubahan status pekerja menjadi direksi tetap menjamin kepastian dan perlindungan akan hak-hak pekerja.

A person who has a working relationship with a company is simultaneously appointed as a director of a subsidiary company without prior termination of employment as if he has a dual role. Disputes arise when a director who previously had the status of a worker made a mistake in his capacity as a director which caused losses to the company and was subsequently dismissed from his position as a director and in line with this in his capacity as a worker, the company considers the worker to have made a mistake which can be terminated. The research method used in this thesis uses a doctrinal research method with a normative juridical approach supported by empirical data. Worker who is appointed as director do not get legal certainty if there is no agreement between the worker and the employer before the appointment is made because normatively this is not strictly regulated in laws and regulations. Worker will be subject to labor regulations, while directors as company organs will be subject to limited liability company regulations. The dual roles as worker and director will blur the boundaries of rights and authorities, this tends to position workers as victims when worker is dismissed from positions as director because he is deemed to have made a mistake that caused losses to the company and the company considers this action to be carried out also in its capacity as worker so that the company can terminate the employment relationship. Therefore an agreement or arrangement is needed in a work agreement/company regulation/collective labor agreement which is the basis for worker and employers so that the change in status of worker to director still guarantees certainty and protection of worker's rights."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokoginta, Setiawan S.A.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T4169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Kiat
"Latar Belakang: Sumbing bibir dan langit-langit merupakan kelainan kongenital yang paling banyak dijumpai di bidang bedah plastik. Terdapat beragam tekhnik operasi dalam sumbing bibir unilateral. Salah satu tekhnik operasi sumbing bibir unilateral yang umum digunakan dan dikenal luas di RSCM adalah tekhnik ldquo;rotation advancement rdquo; oleh Millard yang dimodifikasi oleh Gentur. Saat ini, tekhnik fisher juga mulai umum digunakan dalam operasi sumbing bibir. Tekhnik Fisher merupakan modifikasi yang berdasar pada aproksimasi tiap subunit anatomi bibir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan mengevaluasi secara objektif simetrisitas bibir dari kedua tekhnik tersebut.
Metode: Dua dokter bedah plastik menggunakan tekhnik operasi bibir sumbing unilateral yang berbeda, yaitu tekhik Gentur dan Fisher. Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan menganalisa sebelum dan sesudah operasi pasien yang dipilih secara random untuk menjalani operasi bibir sumbing unilateral pada tahun 2016. Dengan menggunakan kaliper, titik-titik pengukuran ditandai pada sisi sumbing maupun normal, termasuk di dalamnya tinggi dan simetrisitas Cupid rsquo;s bow rdquo;, lebar dan tinngi vestibula, tebal vermillion, serta posisi dasar alae. Rasio antara sisi cleft dan normal dari bibir diukur dan dihitung untuk standarisasi perbandingan diantara kedua tekhnik.
Hasil: Juli ndash;Oktober 2016, dilakukan operasi pada 14 pasien sebagai data preliminary. Dari analisa statistik didapatkan perbedaan bermakna pada lama desain dan operasi serta perbedaan ketebalan vermillion preoperatif, sedangkan rasio postoperatif secara statistik tidak bermakna.
Kesimpulan: Simetrisitas bibir pada tekhnik Gentur maupun Fisher memberikan hasil yang tidak berbeda.

Background: Cleft lip and palate are the most common congenital anomalies that found in plastic surgery. There are so many techniques for unilateral cleft lip repair. Rotation advancement method by Gentur based on Millard technique has become the most widely used in unilateral cleft lip repair in RSCM. The Fisher technique repair is a modified technique based on approximation of anatomical subunit of the lip. The purpose of this study is to objectively compare and evaluate the lip symmetry of these two techniques.
Methods: Two senior board certified surgeons will perform different surgical techniques for the unilateral cleft lip rotation advancement technique by Gentur and Fisher technique. This study prospectively analyzed preoperative and postoperative of randomized single blinded patients who underwent unilateral cleft lip repair performed by each surgeon in 2016. Using caliper, facial points on the cleft and non cleft sides were measured, including height and symmetry of Cupid's bow, width and height of the nasal vestibule, height of the vermilion, and alar base position. Ratios of cleft side to non cleft side measurements were calculated to standardize comparisons between patients.
Result: From July October 2016, 14 patients performed surgery as preliminary data, showed that there are statistically difference in length of design and surgery time. Preoperative, comparable of cupid's bow vermillion showed statistically difference. Although, we found no statistically difference in postoperative ratio.
Conclusion: Lip symmetry outcomes after cheiloplasty procedure is same between Gentur method and Fisher technique.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>