Penelitian ini mengkaji pola perjalanan komuter pekerja di wilayah metropolitan Indonesia, dengan fokus pada perbedaan antara pekerja formal dan berusaha sendiri. Menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2018 dan 2019, studi ini menggunakan model regresi logistik biner untuk mengontrol variabel sosio-demografis seperti jenis kelamin, pendidikan, upah, kepemilikan kendaraan, dan lokasi metropolitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berusaha sendiri 1,256 kali lebih mungkin melakukan perjalanan ulang-alik lebih dari 30 menit dibandingkan pekerja formal. Pekerja yang berusaha sendiri cenderung memiliki perjalanan ulang-alik yang lebih lama, dipengaruhi oleh faktor seperti fleksibilitas pekerjaan dan struktur perkotaan. Struktur perkotaan di kota-kota utama seperti Jabodetabekpunjur menciptakan tantangan perjalanan yang unik dibandingkan dengan wilayah metropolitan lainnya. Penelitian ini menyoroti perbedaan signifikan antara daerah-daerah tersebut, serta menekankan perlunya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengalaman perjalanan ulang-alik bagi pekerja metropolitan. Studi ini menunjukkan bahwa perbaikan infrastruktur transportasi umum dapat secara signifikan mempengaruhi waktu perjalanan ulang-alik, menyediakan opsi yang andal dan tepat waktu bagi para komuter, serta mengurangi beban keseluruhan dari perjalanan ulang-alik.
This study examines the commuting patterns of workers in Indonesian metropolitan areas, focusing on the differences between employed and self-employed individuals. Utilizing data from the National Labor Force Survey (Sakernas) for 2018 and 2019, the study employs a binary logistic regression model to control for socio-demographic variables such as gender, education, wage, vehicle ownership, number of children, and metropolitan location. Findings indicate that self-employed workers are 1.256 times more likely to commute for more than 30 minutes compared to employed individuals. Self-employed workers tend to have longer commutes, influenced by factors like job flexibility and urban structure. The urban structure of primate cities like Jabodetabekpunjur creates unique commuting challenges compared to other metropolitan regions. This research underscores significant differences between these areas, highlighting the need for government policies to enhance the commuting experience for metropolitan workers. The study demonstrates that improvements in public transportation infrastructure could significantly influence commuting times, providing reliable and timely options for commuters and reducing the overall burden of commuting.