Perkembangan yang pesat dalam bisnis perhotelan pada saat ini merupakan konsekuensi dari semakin berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia. Dengan semakin banyaknya jumlah hotel di Indonesia, persaingan yang harus dihadapi oleh seluruh hotel, khususnya hotel berbintang, semakin bertambah berat dan ketat. Persaingan ini mendorong pihak manajemen hotel untuk terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar dapat mencapai mutu perusahaan yang excellent serta memiliki competitive advantage. Karena hanya dengan enterprise excellence, hotel yang bersangkutan dapat mempertahankan eksistensinya dalam bisnis perhotelan serta sukses dalam kancah persaingan yang semakin ketat. Agar dapat mencapai enterprise excellence, melalui peranan akuntansi manajemen, sebuah hotel membutuhkan anus informasi aktual yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, serta dapat memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, suatu alternatif baru dibutuhkan, karena ternyata sistem yang tradisional tidak dapat memberikan informasi seperti yang diinginkan. Alternatif sistem baru tersebut adalah sistem akuntansi manajemen yang didasarkan pada pengelolaan aktivitas, yang disebut sebagai Activity-Based Management (ABM). ABM merupakan analisa lebih lanjut dari sistem Activity-Based Costing (ABC) yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh konsumen dari pelayanan yang diberikan tersebut. ABM dapat pula membantu perusahaan dalam menetapkan biaya dengan lebih akurat, menekan biaya dengan cara menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak dapat memberikan nilai tambah pada perusahaan, serta membantu perusahaan dalam meningkatkan profit yang dihasilkannya. Adapun analisa yang tercakup dalam sistem ABM ini adalah mencakup: analisa aktivitas (activity analysis), analisa pemicu biaya (cost driver analysis), dan pengukuran kinerja (performance measurement). Ketiga analisa ini digunakan melalui lima tahap implementasi jika perusahaan ingin menerapkan ABM dalam sistem akuntansi manajemennya. Kelima tahap tersebut adalah : (1) Activity Analysis, (2) Market Targeting, (3) Business Process Improvement, (4) Activity Improvement, dan (5) Process Control. Dengan diterapkannya analisa ABM melalui tahap-tahap tersebut, diharapkan sebuah hotel dapat memperoleh pemahaman mengenai proses/aktivitas yang dilakukan dalam hotel tersebut, serta dapat pula menghasilkan informasi penting (financial maupun nonfinancial), guna membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Sehingga pada akhirnya, hotel tersebut akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen (customer satisfaction), akurasi dalam penetapan biaya, serta menghasilkan peningkatan yang berkelanjutan (continuous improvement), yang kesemuanya itu sangat menunjang dalam mencapai enterprise excellence.