Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regina Alviomita
"

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yang saat ini mulai diderita oleh usia muda. Perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus merupakan salah satu faktor yang harus dihindari. Media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang mudah diakses oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik cluster sampling sebagai cara pengambilan sampel. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA/SMK di Jakarta yang berjumlah 445 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 8 pertanyaan tentang penggunaan media sosial dan 10 pertanyaan tentang perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta dengan nilai signifikansi 0,014 (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi orang tua untuk memperhatian tontonan media sosial dan perilaku makan remaja serta menjadi informasi penunjang bagi perawat untuk memberikan edukasi kesehatan pada remaja melalui media sosial.


Diabetes mellitus is one of the highest causes of death in Indonesia, which is now starting to be suffered by young people. Diabetes mellitus risky food consumption behaviour is one of the factors that must be avoided. Social media is one of the sources of information that is easily accessed by adolescents. This study aims to determine the relationship between social media use and diabetes mellitus risky food consumption behaviour among adolescents in Jakarta. This study used a cross-sectional design with cluster sampling technique as a way of sampling. The sample of this study was 445 high school / vocational high school students in Jakarta. The instrument used was a questionnaire containing 8 questions about social media use and 10 questions about diabetes mellitus risky food consumption behaviour. The results of Chi Square analysis showed that there was a relationship between the use of social media and food consumption behaviour at risk of diabetes mellitus in adolescents in Jakarta with a significance value of 0.014 (p<0.05). The results of this study can be information for parents to pay attention to social media viewing and adolescent eating behaviour and become supporting information for nurses to provide health education to adolescents through social media."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyatuz Zahrah
"Pendahuluan: Sebagian besar kematian pada balita di negara berkembang diakibatkan oleh penyakit diare. Indonesia sebagai negara berkembang juga berpotensi mengalami kejadian ini. Kejadian diare yang dialami balita dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan mencuci tangan pada ibu yang memiliki balita pertama dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Cimanggis. Metode pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 378 orang di kecamatan Cimanggis yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan mencuci tangan cukup pada ibu sebanyak 106 (28%) dengan 101 (26.7%) balitanya mengalami kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p-value < 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang cuci tagan pada ibu.

Introduction: Most deaths in children under five years old in developing countries are caused by diarrheal diseases. Indonesia as a developing country also has the potential to experience this incidence. The incidence of diarrhea experienced by children under five years old can be prevented by a clean and healthy lifestyle. This study aimed to see the relationship between the level of knowledge of hand washing in mothers who have their first children under five years old with the incidence of diarrhea in children under five years old in Cimanggis sub-district. Method This study used a cross sectional design with 378 respondents in Cimanggis sub-district who were selected using purposive sampling method. The results showed that the level of knowledge of sufficient handwashing in mothers was 106 (28%) and was 101 (26.7%) children under five years old experienced diarrhea. There was a significant relationship between level of knowledge and the incidence of diarrhea in children under five years old (p-value < 0.05). Future research are expected to further analyze the factors that influenced the level of knowledge of knowledge of washing hands in mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayu Pramesty
"ABSTRAK
Bronkopneumonia atau bisa disebut sebagai bronchial pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi paru yang biasanya menyerang bronkus, bronkiolus dan sekitar alveolus. Seorang anak yang menderita penyakit ini akan menunjukan manifestasi klinik seperti demam tinggi (>38℃), batuk, takipneu, adanya retraksi dada, pernafasan cuping hidung, dan ditemukan suara paru yang abnormal. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak Bronkopenumonia yang mengalami demam. Demam adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disertai peningkatan set point di hipotalamus. Anak yang mengalami demam membutuhkan intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi Tepid Water Sponge yang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan demam. Tepid Water Sponge bekerja dengan menstimulus hipotalamus untuk menurunkan set point dan merangsang vasodilatasi pembuluh darah perifer dengan cara konduksi dan evaporasi. Penulis menggunakan thermometer digital, air hangat dengan suhu 37-40 ̊C dalam aplikasi Tepid Water Sponge pada pasien berusia 3 tahun 8 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh 38,5 ̊C menjadi berada pada rentang normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi Tepid Water Sponge dikombinasikan dengan antipiretik lebih efektif dalam menurunkan demam pada anak jika dibandingkan dengan intervensi kompres hangat di dahi yang dikombinasikan dengan antipiretik.

ABSTRACT
Bronchopneumonia or can be referred to as bronchial pneumonia is an inflammation of the lungs which usually attacks the bronchi, bronchioles and around the alveoli. A child suffering from this disease will show clinical manifestations such as high fever (> 38 ℃), cough, tachypnea, chest retraction, nasal flaring, and abnormal lung sounds. This paper aims to describe nursing care in children who have Bronkopneumonia with fever experience. Fever is an increase body temperature above in normal range, which are caused by several etiologies that can increase temperature setting point in hypothalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water sponge combined with antipyretic is effective intervention to decrease fever. This intervenstion stimulates the hyppotlamus to decrease setting point and stimulates vasodilation peripheral blood vessel through conduction and evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37-40 ̊C in the application of tepid water sponge for a 3,8 years old child. The problem of hyperthermia can be slved through this intervention, which was proved by body temperature decrease from 38,5 ̊C to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that, the intervention tepid water sponge combined with antypiretic is more effective than warm compress on the forehead with antypiretic to decrease fever in children.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Firdiana
"Masa prasekolah merupakan masa dimana anak mengalami mengalami peningkatan yang pesat dalam perkembangan Bahasa, kognitif dan psikososial. Dalam hal ini dibutuhkan stimulasi agar perkembangan fungsi organ tubuh dan otak optimal. Stimulus dilakukan pada empat sektor utama perkembangan anak, yaitu motorik kasar dan motorik halus, bahasa, serta personal sosial. Seiring dengan perkembangan teknologi dan maraknya penggunaan internet. Anak usia prasekolah sudah mulai terpapar dengan gadget. Namun, gadget tidak bisa memenuhi keempat sektor utama perkembangan anak yang harus di stimulasi orang tua agar perkembangan anak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah. Penelitian menggunakan pendekatan Fisher Exact pada 167 responden orang tua dan anak yang dipilih melalui teknik simple random sampling menggunakan instrumen kuesioner penggunaan gadget dan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak yang dibuktikan dengan nilai p value = 0.001 (p < 0.05).

The preschool period is a time when children experience a large increase in language, cognitive, and psychosocial development. In this case, stimulation is needed so that the development of body organs and brain function is optimal. Stimulus is carried out in four main sectors of child development, namely gross and fine motor skills, language, and social personality. Along with the development of technology and the widespread use of the internet. Preschool children are starting to be exposed to gadgets. However, gadgets cannot fulfill the four main sectors of child development that parents must stimulate for optimal child development. This research aims to identify the relationship between the intensity of gadget use and the development of preschool children. The research used a Fisher Ecxact approach with 167 parent and child respondents who were selected through a simple random sampling technique using gadget-use questionnaire instruments and developmental pre-screening questionnaires (KPSP). The results of the research show that there is a significant relationship between the intensity of gadget use and children's development, as evidenced by the p value of 0.001 (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Darmayanti
"Leukemia limfoblastik akut (ALL) adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak. Nyeri dan kelelahan berhubungan dengan faktor-faktor kanker dan perawatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan antara kualitas nyeri dan kelelahan pada anak-anak dengan ALL 1-3 hari setelah kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menggunakan teknik consequtive sampling. Total sampel adalah 44 anak-anak dengan ALL (7-18 tahun) di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Simple Pain Inventory (BPI) untuk mengukur kualitas nyeri dan Kelelahan Onkologi Anak-Allen (FOA-A) untuk mengukur kelelahan. Nilai rata-rata kualitas nyeri adalah 1,63932 dan nilai rata-rata kelelahan adalah 9,25.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas nyeri dan kelelahan (p = 0,006), status kambuh dan kelelahan (p = 0,058), dan antara seseorang yang menemani anak-anak dan kelelahan (p = 0,016). Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya penilaian nyeri lebih lanjut dan pengobatan kombinasi antara farmakologi dan nyeri non-farmakologi setelah kemoterapi untuk mengurangi kelelahan pada anak-anak dengan kanker.

Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is the most common type of cancer in children. Pain and fatigue are related to cancer factors and their treatments. The aim of this study was to find an association between pain quality and fatigue in children with ALL 1-3 days after chemotherapy. This research uses cross sectional design and uses consequtive sampling technique. The total sample was 44 children with ALL (7-18 years) in Jakarta. The measuring instrument used in this study was a Simple Pain Inventory (BPI) questionnaire to measure the quality of pain and Fatigue Oncology of Children-Allen (FOA-A) to measure fatigue. The average value of pain quality is 1.63932 and the average value of fatigue is 9.25.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between quality of pain and fatigue (p = 0.006), relapse and fatigue status (p = 0.058), and between someone who accompanies children and fatigue (p = 0.016). The results of this study recommend the importance of further pain assessment and combination treatment between pharmacology and non-pharmacological pain after chemotherapy to reduce fatigue in children with cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Febriyanti Chusniah
"Menurut World Health Ranking 2020, kematian epilepsi di Indonesia mencapai 706 orang dari total kematian dan menempatkan Indonesia pada peringkat 183 di dunia. Kualitas hidup pasien epilepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi. Menggunakan metode cross sectional dengan accidental sampling dan didapatkan 94 responden, yaitu orang tua anak epilepsi berumur 4-18 tahun. Uji yang digunakan adalah Chi Square dengan Quality of Life in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16). Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai QOLCE-16 anak epilepsi adalah 42.25 dimana 52.1% anak memiliki kualitas hidup buruk. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi, yaitu usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, status pendidikan anak, lama pengobatan, frekuensi kejang, jenis OAE, dan durasi epilepsi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan pengkajian keperawatan pada pasien epilepsi terkait kualitas hidup.

According to the 2020 World Health Ranking, Indonesia ranked 183rd with 706 epilepsy-related fatalities out of total deaths. Various factors impact the life quality experienced by those with epilepsy. Finding the variables affecting children with epilepsy's life quality is the goal of this study. 94 parents of children with epilepsy between the ages of 4 and 18 were selected from the population using an unintentional sampling technique. Chi Square with Life quality in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16) was the test utilized. The study finds 52.1% of children with epilepsy reported a low life quality, with an average QOLCE-16 score of 42.25. AED type, length of therapy, frequency of seizures, length of parental education, and length of epilepsy are all factors that affect the life quality for children with epilepsy. These findings can be referenced when creating life quality nursing assessments for patients with epilepsy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Maharani Kartika
"Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab terbesar kematian anak di dunia. Salah satu masalah khas yang muncul pada pneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas karena produksi sekret berlebih yang tertahan dan menghalangi jalan napas. Kondisi ini dapat menganggu kemampuan oksigenasi dan ventilasi pasien terutama pada pasien anak yang belum mampu untuk batuk efektif, sehingga dibutuhkan tindakan khusus untuk mengeluarkan sekret tersebut. Karya ilmiah itu bertujuan untuk menganalisis keefektifan pemberian intervensi keperawatan postural drainage pada anak dengan pneumonia. Pasien adalah Anak Z berjenis kelamin laki-laki dan berusia 1 tahun 4 bulan. Pasien masuk dengan keluhan sesak napas memberat disertai suara napas tambahan.
Hasil yang didapatkan berupa pada anak pneumonia yang diberikan intervensi postural drainage perbaikan status pernapasannya lebih baik daripada anak yang tidak dilakukan intervensi keperawatan postural drainage. Salah satu indikasi status perubahan pada anak terdiri dari frekuensi napas dalam rentang normal (kurang dari 40x/menit), tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada pernapasan cuping hidung, serta suara napas normal (vesikuler). Hal ini didukung dengan hasil rontgen toraks yang menunjukkan tidak ada infiltrasi pada lapang paru. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan postural drainage pada lahan praktik rumah sakit dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada anak dengan pneumonia.

Pneumonia is still one of the biggest causes of child death in the world. One typical problem that arises in pneumonia is the ineffectiveness of airway clearance due to excessive secretion of the retained and obstructing the airway. This condition will disrupt the ability of oxygenation and ventilation of patients, especially in pediatric patients who have not been able to cough effectively. Special measures are needed to remove the secretion The action that can be done is postural drainage. The scientific work aims to analyze the effectiveness of providing postural drainage nursing interventions in children with pneumonia. Patients are An. Z, 1 year 4 months old. The patient comes to the hospital with heavy breathing difficulties with additional breath sounds.
The results obtained in the form of pneumonia children who were given postural drainage interventions improved respiratory status better than children who did not do postural drainage nursing interventions. One indication of status changes in children consists of breathing frequency in the normal range (less than 40x / min), no retraction of the chest wall, no nasal lobe breathing, and normal (vesicular) breathing sounds. This is supported by the results of chest X-rays that are showed no infiltration in the lung fields. The results of this scientific work are expected to be used as information on health workers to effectively implement postural drainage in hospital practice areas to improve airway clearance in children with pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabillanisya Tiani Nurul Ichwan
"Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan pandemi global yang terjadi pada  216 negara. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19 karena terjadi terjadi perubahan mekanis dan fisiologis selama kehamilan. Melihat tingginya risiko ibu hamil terkena Covid-19, maka dilakukan tindakan untuk mengupayakan ibu hamil tetap menjalani persalinan dengan aman baik untuk ibu dan bayi. Salah satu manajemen perawatan bayi yang lahir dari ibu terkonfirmasi Covid-19 adalah dengan perawatan terpisah antara ibu dan bayi yang akan membuat bayi terlambatan diberikan ASI. Keterlambatan pemberian ASI pada bayi akan meningkatkan risiko bayi  untuk mengalami hiperbilirubinemia.
Studi kasus ini melibatkan bayi perempuan yang lahir dari ibu terkonfirmasi covid-19, lahir pada usia gestasi 38 minggu dengan persalinan caesar. Hari perawatan kedua bayi mengalami ikterik sehingga perlu diberikan fototerapi. Penerapan terapi pijat untuk menurunkan ikterik diharapkan mampu menurunkan ikterik pada bayi. Hasilnya menunjukan bahwa terapi pijat yang dilakukan sebanyak duakali dengan durasi 10-15 menit, dapat meningkatkan frekuensi defekasi, meningkatkan asupan oral bayi, dan menurunkan ikterik pada bayi. Melihat keefektifan terapi pijat untuk menurunkan ikterik maka diharapkan terapi pijat dapat digunakan sebagai perawatan rutin pada bayi hiperbilirubinemia.

Corona Virus 2019 (Covid-19) is a global pandemic in 216 countries. Pregnant women are one of the vulnerable groups infected Covid-19 due to mechanical and physiological changes during pregnancy. Seeing the risk of pregnant women being infected Covid-19, actions are taken to ensure that pregnant women continue to carry out childbirth safely. After birth newborn is being separated with mother to prevent possible transmission between mother and newborn. Separation can  caused the neonate are being late to breasfeed, and  increase the risk of neonates to get hyperbilirubinemia.
This case study involved a female neonates who born at 38 weeks' gestation by caesarean delivery. His mother identified as covid-19 confirmed immadite before giving a birth. The baby increases jaundice after 2 days so that phototherapy need  to be given. Perform massage therapy for two times with a duration of 10-15 minutes, can increase the frequency of defecation, increase breastfeeding pattern, and reduce jaundice in infants. Seeing the effectiveness of massage therapy to reduce jaundice, it can be added as routine care for full-term newborn with hyperbilirubinemia under phototherapy and may be an effective supplementary intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Kesuma Hardani
"Anak usia prasekolah memiliki kategori tingkat kemandirian yang berbeda walaupun sedang berada pada tahapan usia yang sama. Salah satu faktor yang memengaruhi kemandirian anak adalah peran utama orangtua terutama dalam berkomunikasi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi orangtua dan tingkat kemandirian anak prasekolah di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dan melibatkan 204 sampel dari 5 TK di Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan secara luring dan daring. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemandirian anak paling banyak berada pada kategori sedang dan terdapat hubungan antara pola komunikasi orangtua dan tingkat kemandirian anak prasekolah di Jakarta Timur (p-value < 0,05). Peneliti merekomendasikan pelayanan keperawatan dapat mulai melakukan edukasi pada orangtua untuk menerapkan pola komunikasi yang sesuai untuk mengoptimalkan perkembangan kemandirian pada anak usia prasekolah.

Preschool children have different levels of independence even though they are at the same age stage. Parents as the child's first environment have an important role in the development of children's independence. This study sought to measure the correlations between parental communication patterns and the level of independence of preschool children in East Jakarta. This study used quantitative research design with cross sectional method. The participant was selected using cluster random sampling technique and involved 204 samples from 5 kindergartens in East Jakarta. Data collection was conducted offline and online. The results showed that most children's independence was in the moderate category and there was a correlation between parental communication patterns and the level of independence of preschool children in East Jakarta (P-value <0.05). Researchers recommend the role of nurses to educate parents to use appropriate communication patterns to optimize the development of independence in preschool-age children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfatussa`Adah
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering dialami anak usia prasekolah yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah penggunaan gadget pada anak. Picky eating dapat berdampak pada pertumbuhan dikarenakan asupan nutrisi pada anak yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 129 responden yang dipilih secara acak dengan teknik multistage cluster sampling di empat TK di Kota Depok. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi- square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 57 (44,2%) anak merupakan picky eater. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak prasekolah di Kota Depok (p<0,001) dengan tingkat risiko perilaku picky eating 5 kali lebih tinggi pada anak yang menggunakan gadget lebih dari waktu yang direkomendasikan (OR = 5,253). Upaya pencegahan perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu memperhatikan batasan waktu anak dalam menggunakan gadget sesuai rekomendasi.

Picky eating behavior is often experienced by preschool-aged children which is caused by internal and external factors. One of these external factors is children's use of gadgets. Picky eating can have an impact on growth due to inadequate nutritional intake in children. This research aims to identify the relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City. This research was conducted involving 129 respondents who were randomly selected using a multistage cluster sampling technique in four kindergartens in Depok City. Data analysis was carried out using univariate and bivariate analysis (chi-square test). The research results showed that 57 (44.2%) children were picky eaters. The bivariate test shows that there is a significant relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City (p<0.001) with the risk level of picky eating behavior 5 times higher in children who use gadgets more than the recommended time (OR = 5.253). In an effort to prevent picky eating behavior in children, parents need to pay attention to limiting the time their children use gadgets according to recommendations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>