Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alphasius Omegadixon
"N2O merupakan salah satu gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi limbah pertanian. Dalam upaya pengurangan emisi N2O, dapat dilakukan proses pemisahan dengan beberapa cara, salah satu cara yang paling umum adalah Gas Scrubbing menggunakan Packed Tower. Akan tetapi, kelemahan dari proses ini adalah kemungkinan terjadinya emulsion, flooding, unloading, dan foaming. Teknologi kontaktor membran merupakan salah satu metode pemisahan yang sedang berkembang dan dapat mengatasi kekurangan metode lainnya. Kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat superhidrofobik. Sebagai pelarut, larutan H2O2 digunakan bersama HNO3.
Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas dan pelarut terhadap daya absorbsi N2O dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 0,1 ; 0,15 dan 0,2 L/menit dengan laju pelarut 100, 200, 300, 400 dan 500 mL/menit Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3.
Hasil variasi kenaikan laju alir gas menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, jumlah mol terserap dan N2O Loading. Untuk setiap kenaikan laju pelarut, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun untuk N2O Loading, terjadi penurunan nilai. Persentase pemisahan N2O tertinggi didapat sebesar 84.

N2O is one of the gases produced from burning fossil fuels and crops waste. In attempt to reduce N2O emission, several ways can be done. One of the most common way is Gas Scrubbing using Packed Tower. However, the disadvantages of this process are the possibility of emulsion, flooding, unloading, and foaming. Membrane contactor technology is one of the developing methods of separation that can overcome the shortcomings of other methods. Membrane contactors used in this study are super hydrophobic membrane. As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing.
In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of N2O with super hydrophobic hollow fibre membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 0.1 0.15 and 0.2 L min. with solvent rate variations 100,200,300,400 and 500 ml min. The solvent concentration used is 0.5 wt for H2O2 and 0.5 M for HNO3.
The result of gas flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, absorbed mole and N2O Loading increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of N2O Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of N2O separation occurred is 84 removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Hadi
"Untuk memenuhi kebutuhan sumber energi alternatif, produksi hidrogen dapat diperoleh dari proses elektrolisis plasma (Contact Glow Discharge Electrolysis / CGDE). CDGE merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi hidrogen dengan memanfaatkan kebutuhan energi listrik yang rendah jika dibandingkan dengan proses elektrolisis Faraday. Modifikasi kompartemen ganda mampu memperbesar hambatan arus dan mampu mencapai kondisi proses pada tegangan listrik yang lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh tegangan, suhu operasi, pemakaian barrier, dan jarak antar kompartemen terhadap produksi hidrogen dan konsumsi energi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kenaikan tegangan, semakin jauh jarak antar kompartemen dan pemakaian barrier akan menyebabkan kenaikan produksi hidrogen dan berkurangnya konsumsi energi yang dibutuhkan. Contact glow discharge elelctrolysis pada penelitian kali ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 84,43 kali lipat dibandingkan elektrolisis Faraday.

Hydrogen production from Contact Glow Discharge Electrolysis can be used to fulfill the needs of alternative energy sources. Contact Glow Discharge Electrolysis is one of the technologies to produce hydrogen that needs lower electrical energy than electrolysis Faraday. Double compartment modification can increase a current resistance and operating condition with higher voltage. This researh aimed to see the effect of electrical voltage, temperature, the distance between compartments, and barrier usage against hydrogen production and energy consumption. The result shows that an increase of electrical energy, the distance between compartments and barrier usage causes an increase of hydrogen product and decrease of the needs of energy consumption. Contact Glow Discharge Electrolysis in this research can improve the effectiveness of process by 84.43 times compared to electrolysis Faraday."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Agustianti
"
ABSTRACT
The main energy sources in Indonesia generally still rely on fossil fuels, such as petroleum, coal and natural gas. Biofuel is a solution that can be applied as a substitute for fossil fuels. This research was conducted by simulating the biofuel production process and calculating the amount of carbon dioxide emissions produced. This simulation is done by modeling the hydroprocessing process using Unisim R390.1 by optimizing the operating conditions for each raw material. The Hydrotreatment process was varied at a pressure of 1-5 MPa and a temperature of 250oC - 350oC. shows that palm oil is the most effective in producing bioavtur at a temperature of 300oC and a pressure of 3 MPa, while nyamplung oil is the most effective for producing renewable diesel at a temperature of 300oC and a pressure of 3 MPa. The calculation of the number of emissions from the carbon dioxide life cycle shows that to produce 1 kg of biofuel, 3.82 x 103 kg of CO2 is produced
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakwan
"ABSTRAK
Terjadinya Tsunami pada daerah Pandeglang tahun 2018 mengakibatkan kadar garam yang tinggi, sehingga terjadi kelangkaan air. Selain itu terjadi kesulitan akses air pada 4 kecamatan di kabupaten Pandeglang pada tahun 2019 akibat musim kemarau. RO merupakan teknologi yang dapat digunakan dalam penyediaan air bersih, namun memerlukan penelitian lebih lajut untuk mengetahui cara kerja alat RO bertingkat untuk menghasilkan air bersih dan mengetahui tekanan optimum pada alat RO untuk menghasilkan air sesuai standar dan waktu jenuh membran yang lama. Penelitian secara eksperimental dengan merancang alat RO untuk dioperasikan pada daerah Tanjung Lame, dengan memvariasikan tekanan 6-3, 6-4 dan 7-4 pada tahap pertama dan kedua untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan laju alir dan peningkatan nilai TDS selama 72 jam. Penggunaan tekanan P1 = 6/P2 = 3 bar menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan tekanan P1 = 6/P2 = 4 dan P1 = 7/ P2 = 4 bar untuk menghasilkan air minum. Penyediaan air dengan TDS 20 ppm dapat dilakukan dengan konfigurasi dua tahap dengan cara produk tahap pertama dijadikan umpan pada tahap kedua. Tekanan yang digunakan P1 = 6 bar dan P2 = 3 bar dengan waktu jenuh membran selama 72-80 jam pada tahap pertama dan 72-131 jam tahap kedua.

ABSTRACT
Tsunami in Pandeglang had resulted high salt level, resulting in water scarcity. Furthermore, there were difficulties in accessing water due to dry season in 4 sub-distric in Pandeglang in 2019. RO is suitable technology in provision clean water, but require advance research to know the method and determine optimum pressure of multi-pass RO to produce clean water with a long saturation time of membrane. An experimental research using RO multi-pass which was operated in Tanjung Lame by varying pressure 6-3, 6-4 and 7-4 on first and second stage to observe the effect of decreasing flux and enhancement of TDS throughout 72 hour. The use of pressure P1 = 6 bar/ P2 = 3 bar showed better result compared to P1 = 6/ P2 = 3 and P1 = 7/ P2 = 4 in producing clean water. Provision clean water at 20 ppm has done using RO multi-pass which permeat in first stage used as feed in second stage. Using P1 = 6 bar and P2 = 3 bar give the saturation time of membrane 72-80 hour in first stage and 72-131 hour in second stage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Exa Saputra
"ABSTRAK
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri batik masih mengandung zat warna serta bahan pencemar lain dalam konsentrasi yang sangat tinggi, sehingga dapat menurunkan kualitas ekosistem perairan jika langsung dibuang tanpa pengolahan. Oleh karena itu, pada penelitian ini, limbah cair batik diolah dengan menggunakan teknik kavitasi hidrodinamika, ozonasi, dan kombinasi keduanya. Oleh karena kandungan bahan pencemar pada limbah cair batik sangat tinggi, maka untuk meningkatkan efektivitas proses pengolahan limbah dilakukan pralakuan dengan menggunakan teknik koagulasi-flokulasi berbasiskan penggunaan koagulan PAC. Setelahnya proses pengolahan limbah utama dilakukan dengan melakukan variasi laju alir sirkulasi limbah pada 2 L/menit, 4 L/menit, dan 6 L/menit. Parameter pH awal limbah juga divariasikan menjadi 4, 7, dan 10 sebagai representasi kondisi asam, netral, dan basa. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu pada aplikasi teknik kombinasi kavitasi hidrodinamika dan ozonasi yang memberikan persentase penyisihan kadar TSS, COD, warna (Pt-Co), dan TOC sebesar 95,19%; 78,85%; 96,42%; dan 60,56% selama 60 menit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Talitha Zagita
"ABSTRAK
Kesuburan tanah menjadi suatu hal yang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Salah satu unsur hara yang paling penting adalah Nitrogen (N). Ketersediaan unsur nitrogen di bumi sangatlah melimpah dimana kandungannya mencapai 78% dalam wujud gas, namun belum bisa langsung dimanfaatkan karena sulit untuk memecah ikatan N2 menjadi nitrogen sederhana. Elektrolisis plasma udara (EPU) merupakan teknologi yang sangat efektif dalam menghasilkan senyawa radikal yang dapat membentuk senyawa nitrat dan memiliki kinerja yang lebih baik, ramah lingkungan, dan mudah diaplikasi dalam skala kecil. Penelitian ini menggunakan dua elektrolit yaitu K2SO4 dan elektrolit campuran antara K2HPO4 dan K2SO4. Selanjutnya diujikan pada tanaman cabai, tomat, dan sawi untuk melihat kinjera pupuk. Konsentrasi pupuk Nitrat yang dihasilkan divariasikan pada 100, 200, dan 300 ppm. Proses ini dilakukan pada kondisi operasi daya 700 watt dengan laju alir udara 0,8 L/min. Konsentrasi nitrat yang terbentuk diuji secara kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi tegangan proses yang digunakan untuk mencapai daya tertentu, maka sintesis nitrat akan semakin tinggi. Nitrat tertinggi yang terbentuk adalah 2213 ppm pada larutan elektrolit campuran 0,01 M K2SO4 dengan 0,01 M K2HPO4 pada daya 700 watt, laju alir udara 0,8 lpm, kedalaman anoda 1,5 cm, selama 30 menit proses. Pemberian pupuk cair nitrat dengan metode EPU ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk maupun dengan pupuk komersial (KNO3). Dari ketiga tanaman yang diteliti, tanaman cabai menunjukkan persentasi peningkatan tertinggi untuk penambahan pupuk cair nitrat dengan metode EPU. Dosis optimum setiap tanamannya adalah tanaman cabai 100 ppm, tomat 200 ppm, dan tanaman sawi hijau 200 ppm.
"
Depok: Teknik Kimia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Nurul Fitri
"Mikroplastik yang terakumulasi dalam air limbah tidak mudah terdegradasi oleh mikroba sehingga akan tetap berada di lingkungan. Sementara itu, telah diketahui bahwa mikroplastik menimbulkan bahaya bagi biota air dan manusia. Pendekatan teknologi yang efektif untuk mendegradasi mikroplastik dalam instalasi pengolahan air limbah sangat diperlukan. Proses biodegradasi adalah salah satu teknik yang paling banyak diaplikasikan, namun membutuhkan waktu yang lama. Studi ini mengevaluasi proses ozonasi sebagai pre-treatment untuk mengubah struktur kimia mikroplastik polietilena menjadi lebih rentan terhadap biodegradasi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan ozonator corona-discharge dan reaktor batch yang prosesnya divariasikan berdasarkan nilai pH (6, 7, 8, 10, 12), laju alir ozon (1, 3, 5 L / mnt), dan durasi kontak (1, 2, 3 jam). Penelitian dimulai dengan kuantifikasi radikal OH dan ozon terlarut, ozonasi mikroplastik, serta evaluasi ozonasi, yaitu dengan penurunan berat secara gravimetri dan perubahan struktur kimia mikroplastik melalui FT IR Fourier Transform Infrared Spectroscopy. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan struktur kimia mikroplastik dengan terbentuknya ikatan karbonil dan penurunan berat mikroplastik. Kondisi optimal dicapai pada pH 12 dengan laju alir 5 L/menit yang menghasilkan penurunan berat mikroplastik sebesar 0,0482% dan intensitas karbonil mencapai 104,556% selama 3 jam ozonasi.

Microplastics accumulated in wastewater are not easily susceptible to microbial degradation thus persist in the environment. Moreover, microplastics pose a danger to aquatic biota and human. Effective technological solutions to degrade microplastics in wastewater treatment plants are desirable. Biodegradation is one of the most applied techniques but takes a long time. This study evaluates the ozonation as pre-treatment to transform the chemical structure of polyethylene microplastic into more susceptible to biodegradation. The process is done by using a corona-discharge ozonator and batch reactor which the process is varied by pH value (6, 7, 8, 10, 12), ozone flow rate (1, 3, 5 L/min), and contact duration (1, 2, 3 hours). The study began by the quantification of OH radicals and dissolved ozone, ozonation of microplastics, and evaluation of ozonation by gravimetric weight loss also the change of microplastic chemical structure through FT-IR (Fourier-Transform Infrared Spectroscopy). The results revealed chemical structural changes of polyethylene after ozonation, confirmed by the appearance of carbonyl bonds and the loss of weight. The optimum operating condition appeared at pH 12 with 5 L/min ozone flowrate which resulted in 0,0482% weight loss and carbonyl bond intensity reached 104,556% during 3 hours ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Retno P.
"Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengolah air yang mengandung senyawa linear alkil benzen sulfonat (LAS) dan amonia adalah dengan proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran. Proses oksidasi lanjut ini memanfaatkan keberadaan radikal hidroksida yang merupakan oksidator kuat yang mampu menguraikan senyawa organik dan anorganik bersifat racun dan sulit terurai di dalam air.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran cukup efektif untuk menyisihkan senyawa LAS, namun tidak cukup efektif untuk menyisihkan senyawa amonia dalam air. Persentase penyisihan total LAS untuk konsentrasi awal 30 mg/L, 50 mg/L dan 100 mg/L masing-masing diperoleh sebesar 89,82 %; 84,20% dan 81,49% dan amonia sebesar 17,07%.

One of the methods to treat water of linear alkyl benzene sulfonate and ammonia compounds is by advanced oxidation process and membrane filtration. These advanced oxidation process utilizing the presence of hydroxide radicals which is a strong oxidant that can destroy the organic and inorganic compounds are toxic and difficult to break down in the water.
From this research, it was found that advanced oxidation process and membrane filtration effective for remove linear alkyl benzene sulfonate (LAS), but uneffective for remove ammonia in the water. The total removal of linear alkyl benzene sulfonate was about 89,82 %; 84,20% and 81,49% for initial concentration was 30 mg/L, 50 mg/L and 100 mg/L, respectively and 17,07% for ammonia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarfina Farisah
"Nitrogen merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah paling besar untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kandungan nitrogen melimpah di atmosfer sebesar 78%, namun bersifat inert dan tidak dapat diserap oleh tanaman secara langsung. Sehingga, pemupukan penting dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Teknologi elektrolisis plasma udara merupakan teknologi ramah lingkungan yang dapat menginisiasi berbagai reaksi termasuk reaksi fiksasi nitrogen dari udara menjadi pupuk nitrat cair dengan dihasilkannya spesies reaktif, seperti radikal OH. Bahan baku berupa udara yang tersedia secara bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pupuk nitrat cair melalui metode elektrolisis plasma dengan pengaruh komposisi larutan elektrolit, besar daya, dan laju alir udara. Metode ini dilakukan pada reaktor batch menggunakan kombinasi elektrolit K2HPO4 dan K2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,01 M; 0,02 M, laju alir udara 0,1 lpm; 0,2 lpm; 0,4 lpm; 0,6 lpm; 0,8 lpm; 0,9 lpm; dan daya 500 watt; 600 watt; 700 watt.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kecil konduktivitas larutan elektrolit, semakin besar daya, dan semakin besar laju alir udara akan meningkatkan produk nitrat yang dihasilkan. Penelitian ini terbukti dapat menghasilkan nitrat tertinggi sebesar 2213,5 ppm pada daya 700 Watt, laju alir udara 0,8 lpm, dan menggunakan larutan elektrolit kombinasi 0,01 M K2HPO4 dan 0,01 M K2SO4 dengan konsumsi energi spesifiknya 23,53 kJ/mmol.

Nitrogen is the nutrient needed by plants in the greatest amount to help plant growth and development. Nitrogen content is abundant in the atmosphere by 78%, but it is inert and can not be absorbed by plants directly. Thus, fertilization is important to increase the availability of nutrients for plants. Air plasma electrolysis technology is an environmentally friendly technology that can initiate various reactions including nitrogen fixation reaction from the air into liquid nitrate fertilizer with the production of reactive species, such as OH radicals. The raw materials in the form of air freely available.
This research aims to determine the process of making liquid nitrate fertilizer through the plasma electrolysis method with the influence of the composition of the electrolyte solution, the amount of power, and the air flow rate. This method is carried out on a batch reactor using a combination of K2HPO4 and K2SO4 electrolytes with variations in concentrations of 0.01 M; 0.02 M, air flow rates of 0.1 lpm; 0.2 lpm; 0.4 lpm; 0.6 lpm; 0.8 lpm; 0.9 lpm; and powers of 500 watts; 600 watts; 700 watts.
The results of this research show that the smaller conductivity of the electrolyte solution, the greater the power, and the greater the airflow rate will increase the resulting nitrate product. This research has proven can significantly produce the highest nitrate of 2213.5 ppm at 700 Watt power, an airflow rate of 0.8 lpm, and using a combination of 0.01 M K2HPO4 and 0.01 M K2SO4 electrolyte solution with specific energy consumption of 23.53 kJ / mmol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwira Satria Arby
"Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas pencemar udara yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Gas nitrogen oksida yang paling banyak ditemukan di udara yaitu nitrogen monoksida NO dan nitrogen dioksida NO2. Gas NOx di udara yang sebagian besar berasal dari gas buang perlu dikurangi kadarnya untuk mengurangi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan serta memenuhi regulasi regulasi yang berlaku terkait bahayanya. Proses absorpsi dengan kontaktor membran merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kadar NOx yang ada di udara. Penelitian ini akan mempelajari proses absorpsi pada kontaktor membran serat berongga (polysulfone) menggunakan pelarut sodium klorat (NaClO3) dan sodium hidroksida NaOH. Gas umpan NOx akan dialirkan menuju bagian dalam serat membran tube, sedangkan bagian shell diisi oleh larutan campuran NaClO3 dan NaOH yang bersifat statis. Variabel bebas yang diuji yaitu laju alir gas umpan NOx antara 100 200 mL/menit, konsentrasi NaClO3 antara 0,02 0,1 M, serta jumlah serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, secara berurutan.

Nitrogen oxide NOx is one of the air polluting gases that is harmful to human and environment. Nitrogen oxide gases which is commonly found in the atmosphere air are nitrogen monoxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NOx needs to be reduced from flue gas in order reduce the effect which could harm human and the environment and also to fulfill regulations related to NOx amount standard due to its hazardous nature. Absorption process by utilizing membrane contactor can become one of the alternative to reduce the NOx amount from the flue gas. This research will study the absorption process by utilizing a hollow fibre membrane contactor using sodium chlorate NaClO) and sodium hydroxide (NaOH) as the absorbent. NOx feed gas is flowed into the inner side of the fiber membrane tube, and the outer side of the fiber shell will be filled with NaClO3 and NaOH. The independent variables tested were gas flow rate between 100 200 mL/min, concentration of NaClO3 between 0,02 0,1 M and amount of membrane fibres of 50, 100, and150. The highest values of NOx absorption efficiency, mass transfer coefficient and mass transfer flux achieved in the study were 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>