Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Simon Alberti
"ABSTRAK
Tujuan Membandingkan prediktabilitas refraksi pasca operasi katarak pada pasien yang telah dilakukan pemeriksaan kekuatan LIO menggunakan biometri optikal dengan dan tanpa sikloplegik.
Desain
Penelitian ini merupakan uji kuasi eksperimental 2 kelompok yang tidak berpasangan.
Metode
Sebanyak 34 mata dari 25 subjek penelitian dengan katarak senilis imatur yang memiliki axial length (AXL) 22-24.5 mm dilakukan pemeriksaan optikal tanpa dan dengan sikloplegik pada mata yang sama sebelum dilakukan operasi fakoemulsifikasi dengan implantasi lensa intraokular (LIO). Data pemeriksaan biometri optikal tanpa dan dengan sikloplegik merupakan dua kelompok tidak berpasangan. Lensa intraokular yang diimplantasikan kepada subjek penelitian ditentukan berdasarkan target refraksi minus terkecil pada mata tanpa pengaruh sikloplegik. Perhitungan power LIO dilakukan dengan menggunakan formula Haigis. LIO yang digunakan adalah 1 jenis berbahan akrilik foldable. Prediktabilitas refraksi dihitung berdasarkan selisih antara spherical equivalent (SE) pasca operasi 3 minggu dengan target refraksi pada masing-masing kelompok dalam nilai absolut.
Hasil
Rerata prediktabilitas refraksi pada kelompok tanpa sikloplegik 0,37 ± 0,22, sedangkan median kelompok dengan sikloplgeik 0,4 (0,04-1,21). Proporsi prediktabilitas refraksi pada kelompok dengan sikloplegik < 0,5 D adalah 70,6%, sedangkan kelompok dengan sikloplegik adalah 73,5%.
Kesimpulan
Prediktabilitas refraksi dan proporsi prediktabilitas refraksi dengan menggunakan rumus Haigis pada mata dengan AXL normal tidak berbeda signifikan secara statistik antara masing-masing kelompok penelitian

ABSTRACT
Aim Comparing the refractive predictability after cataract surgery in patients who undergo intraocular lens (IOL) calculation with and without effect of cycloplegia using optical biometry.
Design
This study is a quasi-experimental test of two unpaired groups.
Method
A total of 34 eyes from 25 subjects with immature senile cataract which has axial length 22-24.5 mm underwent intraocular lens (IOL) calculation with and without effect of cycloplegia using optical biometry before phacoemulsification and IOL implantation. The result data were separated into ?without cycloplegia? (first) group and ?with cycloplegia? (second) group. Implanted intraocular lenses were determined by the lowest myopic spheroequivalent residual refraction from the eye without effect of cycloplegia. Intraocular lens calculation were performed by using the Haigis formula. Intraocular lens used were made of acrylic foldable. Refractive predictability is calculated based on the difference between the refraction spherical equivalent (SE) 3 weeks postoperatively and target refraction for each group in absolute value.
Result
The refractive predictability mean in the first group is 0.37 ± 0.22, while the second group median is 0.4 (0.04 to 1.21). Proportion of refractive predictability in the first group <0.5 D is 70.6%, while the second group is 73.5%.
Conclusion
Refractive predictability and proportion of refractive predictability using the Haigis formula in eyes with normal AXL did not differ statistically significant between the respective research groups."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Rahayu
"Penelitian ini bertujuan membandingkan luaran tajam penglihatan dan ketebalan makula sentral paska terapi loading dose bevacizumab intravitreal pasien age-related macular degeneration AMD neovaskular antara yang memiliki karakter predominan subretinal dengan intraretinal fluid. Metode yang digunakan adalah Uji klinis pre-post intervensi bevacizumab intravitreal pada dua kelompok AMD yang berbeda. Sampling secara konsekutif membagi 38 subyek penelitian menjadi 2 kelompok AMD dengan hasil OCT predominan subretinal fluid SRF 20 mata dan intraretinal fluid IRF 18 mata . Evaluasi luaran tajam penglihatan, ketebalan makula sentral, dan perubahannya dilakukan sepanjang dan sesudah loading dose selesai. Rerata tajam penglihatan pada baseline berbeda signifikan antara kelompok SRF 56,41 huruf ETDRS dan IRF 43,72 huruf ETDRS . Paska loading dose tidak terdapat perbedaan bermakna dari perubahan tajam penglihatan maupun ketebalan makula sentral antara kedua kelompok, tetapi luaran tajam penglihatan pada kelompok SRF tetap lebih tinggi dan didapati ketebalan makula sentral kelompok SRF lebih rendah secara signifikan. AMD neovaskular baik dengan gambaran SRF maupun IRF saat baseline, mendapat manfaat yang sebanding dari terapi bevacizumab intravitreal meskipun rerata tajam penglihatan dan penurunan ketebalan makula sentral lebih baik jika terdapat SRF.

This study aimed to compare visual acuity VA and central macular thickness CMT outcome of loading dose intravitreal bevacizumab treatment between neovascular age related macular degeneration AMD patients with character of predominant subretinal and intraretinal fluid. This study performed pre post interventional clinical study of two different AMD groups, treated with loading dose intravitreal bevacizumab. Consecutive sampling distributed 38 samples based on OCT into group with predominant subretinal fluid SRF group 20 eyes and intraretinal fluid IRF 18 eyes VA, CMT, and their changes were evaluated during and after loading dose was completed. Mean VA at baseline eventually was significantly different where SRF group 56,41 letters were better than IRF group 43,72 letters . No statistically significant difference of mean VA change or CMT change between group, however VA in SRF group remained higher and CMT in SRF group were lower than IRF group. Neovascular AMD, with both SRF and IRF at baseline, benefits from loading dose intravitreal bevacizumab treatment although mean visual acuity and mean central retinal thickness are better in those with SRF."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library