Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Fahrul Affan Maulana
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Creating Shared Value(CSV) Danone Aqua Klaten yang menjembatani antara kepentingan bisnis perusahaan dengan tanggung jawab sosial mereka, serta implikasinya pada penerimaan sosial. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa CSV belum menjadi strategi utama dalam penerapan CSR perusahaan dan masih diterapkan secara terbatas pada aspektertentu saja. Dalam studi ini penulis mengelaborasi penerapan CSV oleh Danone Aqua Klaten sebagai strategi pendekatan utama implementasi CSR mereka untuk aspek yang lebih luas, meliputi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik wawancara mendalam, penulis menemukan bahwa CSV cukup efektif dalam mengakomodir kepentingan bisnis perusahaan dan kepentingan masyarakat penerima manfaat. Strategi implementasi CSV Danone Aqua Klaten tersebut cukup efektif dalamhalmenjalin hubungan kemitraandengan para stakeholder, meningkatkan kapasitas masyarakat(pemberdayaan), serta memenuhi ciri ciri program yang berkelanjutan. Tidak hanya itu, penerapan CSV juga terbukti berimplikasi cukup signifikan dalam mendorong penerimaan sosial dibandingkan dengan program CSR konvensional. Secara teoritik, CSV menjadi format baru dari implementasi program CSR yang mampu menjawab kesenjangan antara isu tanggung jawab sosial dan kepentingan bisnis perusahaan. Namun konsep CSV ini juga masih perlu diuji penerapannya pada berbagai tipologi perusahaan yang berteknologi tinggi sertajenis usaha lainnya"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sinan Vidi Lazuardi
"Riset evaluasi ini bertujuan memberikan kebaruan model metode evaluasi yang komprehensif dan integratif dalam evaluasi program CSR sebagai bagian dari praktik Ekonomi Sirkuler. Metode evaluasi CSR sebagai bagian dari praktik ekonomi sirkuler masih cenderung beragam, terlalu dominan pada dimensi ekonomi, dan belum mengukur keseimbangan siklus nilai sosial, lingkungan dan ekonomi. Dalam studi evaluasi ini, penulis mengkombinasikan metode Main Analytical Categories, SROI untuk monetisasi nilai dampak, dan IRIS+ untuk mengukur kontribusi program kepada SDGs, sebagai tawaran baru metode yang akomodatif bagi program dengan karakteristik seperti ekonomi sirkuler. Penelitian ini memiliki argumentasi bahwa Ekonomi Sirkular sebagai bagian CSV juga memiliki dampak societal sehingga peneliti juga melihat aspek-aspek capacity building yang terjadi kepada penerima manfaat program tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam Hasil analisis MAC menunjukkan bahwa program sudah relevan tetapi belum optimal dalam aspek dampak dan keberlanjutan. Nilai SROI masih relatif rendah karena stakeholder yang terbatas dan program tidak banyak menghasilkan dampak tangible. Analisis IRIS+ menunjukkan bahwa program telah berkontribusi cukup optimal terhadap SDGs nomor 12. Model evaluasi ini selanjutnya dapat dikembangkan sebagai acuan yang akomodatif untuk mengevaluasi program CSR dengan konsep ekonomi sirkuler yang mengintegrasikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan serta capaian terhadap SDGS
This research evaluation aims to propose a new model of evaluation methods that are comprehensive and integrative in evaluating CSR programs as part of circular economy practices. Methods of evaluating CSR programs with the goal of the circular economy are still dominant in the economic dimension, they do not calculate the balance of the cycle of social, environmental, and economic value. This evaluation uses a combination of methods consisting of Main Analytical Categories, SROI for monetization on impact value, and IRIS+ to calculate the contribution of the CSR program to SDGs, as an offer to methods that accommodative to the CSR program that has characteristics like circular economy. This research also argues circular economy as part of CSR has societal impact that this research aims to see capacity-building aspects on beneficiaries from the CSR program. This study uses a qualitative method with the in-depth interview as data collecting method. The result of MAC analysis shows that the program is relevant, but it is not optimal on impact and sustainability variables. SROI value is still low because of the limitation of stakeholders and not many tangible impacts from the program. IRIS+ analysis shows a result that the CSR program has an optimal contribution to SDGs number 12. This evaluation model for the future research can be developed as a reference that accommodative to evaluate CSR programs with circular economy concepts that integrate social, economic, and environmental impact. Also, this evaluation model can be used as a reference to see the contribution to SDGs achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Widyana
"Penelitian evaluasi ini bertujuan untuk mengembangkan konsep dan metode evaluasi pengembangan kapasitas implementasi GAP (Good Agricultural Practices) pada program Training SCOPI dengan menggunakan kerangka CIPP. Studi ini menyoroti kebaruan empiris dari pola Training yang mengutamakan fleksibilitas (menyesuaikan kebutuhan di lapangan) dengan meninjau kapasitas implementasinya. Literatur terkait topik ini masih banyak menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, sedangkan aspek pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP untuk menciptakan kesejahteraan pemanfaat program yang berkelanjutan belum banyak diperhatikan. Evaluasi sumatif ini dilakukan dengan metode kualitatif, melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Penggunaan kerangka analisis CIPP (Context, Input, Process, Product) digunakan untuk menilai sistem implementasi dan hasil jalannya program Training SCOPI. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pemanfaat program Training SCOPI terkait GAP (Good Agricultural Practice). Namun, upaya pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP oleh pemanfaat program masih belum terukur dengan baik karena bergantung pada daya serap dan kemauan individu dari pemanfaat program. Pengembangan kapasitas secara signifikan dirasakan pada petani-petani unggulan yang dinobatkan menjadi Master Trainer. Hal ini menunjukan bahwa dimensi produk pada program Training SCOPI dapat dikategorikan cukup baik. Banyak faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP oleh pemanfaat program, diantaranya kemauan untuk berkembang, kemampuan mengembangkan ilmu yang didapat dan kecakapan dalam membangun relasi khususnya dalam industri kopi. Secara perencanaan program Training SCOPI dinilai sangat baik khususnya berkaitan dengan pemahaman pengelola terkait konteks program yang relevan dengan kebutuhan di lapangan. Dimensi input program Training SCOPI menunjukkan capaian cukup baik dengan nilai unggul pada kualifikasi dan kompetensi pengelola dan Master Trainer yang relevan dengan kebutuhan, dan terkait pendanaan dan pelaporannya. Namun, berkaitan dengan fasilitas, sarana dan prasarana masih kurang baik karena SCOPI hanya menyediakan fasilitas yang sifatnya umum untuk menunjang pengetahuan petani sedangkan fasilitas di lapangan tergantung pada pihak penyelenggara kegiatan Training SCOPI. Dimensi proses pada program Training SCOPI memiliki nilai yang cukup baik, dengan nilai unggul pada penyesuaian antara pelatihan dengan kebutuhan di lapangan, hal ini menunjukkan nilai relevansi yang tinggi. Namun, terkait penilaian dan monitoring pelaksanaannya bisa dikategorikan kurang baik karena adanya kesenjangan antara wilayah yang mendapat donatur tetap dengan yang tidak. Pada akhirnya pengukuran kapasitas implementasi GAP oleh pemanfaat program, dalam meninjau dampak program Training SCOPI hanya optimal pada segmen wilayah atau individu-individu tertentu tidak dapat menyeluruh, sedangkan dampak lainnya yang ditimbulkan seperti pada kehidupan masyarakat dan lingkungan atas adanya penerapan GAP masih belum bisa diukur secara pasti.
This evaluation research aims to develop concepts and methods for assessing the capacity-building implementation of Good Agricultural Practices (GAP) within the SCOPI Training program using the CIPP framework. The study emphasizes the innovative nature of a training pattern that prioritizes flexibility by adapting to field needs, examining its implementation capacity. While existing literature often focuses on meeting basic needs, this research considers the capacity building in GAP implementation necessary for sustainable well-being among program beneficiaries, a relatively unexplored area. This summative evaluation utilized qualitative methods, including in-depth interviews and observations. The CIPP (Context, Input, Process, Product) framework was applied to evaluate the implementation system and outcomes of the SCOPI Training program. The evaluation results indicate an increase in the knowledge and skills of SCOPI Training program beneficiaries regarding GAP. However, the efforts to build capacity in GAP implementation by program beneficiaries have not been thoroughly measured, as they depend on individual absorption capacity and willingness. Significant capacity development was observed among top farmers appointed as Master Trainers, suggesting that the product dimension of the SCOPI Training program is quite effective. Many factors influence the extent of capacity development in GAP implementation by program beneficiaries, including the willingness to grow, the ability to develop acquired knowledge, and proficiency in building relationships, particularly in the coffee industry. The SCOPI Training program planning is highly regarded, particularly for the managers' understanding of the program context relevant to field needs. The input dimension shows favorable results, with high scores in the qualifications and competencies of managers and Master Trainers, as well as in funding and reporting aspects. However, the facilities and infrastructure are less satisfactory because SCOPI only provides general facilities to support farmers' knowledge, while on-field facilities depend on the organizers of SCOPI Training activities. The process dimension of the SCOPI Training program is rated positively, with high scores in adapting training to field needs, demonstrating strong relevance. However, the evaluation and monitoring of its implementation are considered poor due to disparities between regions with regular donors and those without. Ultimately, measuring the capacity for GAP implementation by program beneficiaries, when reviewing the impact of the SCOPI Training program, is optimal only in certain regions or among specific individuals and cannot be generalized. The broader impacts on community life and the environment due to GAP implementation remain uncertain and cannot be measured precisely."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muti Syahidah
"Skripsi ini membahas tentang pilihan mengikuti event lari yang menjadi gaya hidup masyarakat kelas menengah kota Jakarta. Event lari pada awalnya bersifat kompetitif (Sport Run), kini beralih menjadi event lari semi kompetitif (Fun Run). Memiliki kegiatan yang komplit di dalamnya, seperti perlombaan, hiburan dan sosial menjadikan event Olahraga lari ini diikuti oleh mayarakat menengah kota Jakarta. Dilihat dari pola pilihan aktivitas saat waktu luang, pola pemaknaan dan pola konsumsi bahwa mengikuti event olahraga lari adalah gaya hidup masyarakat kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara informan, observasi dan survey ringkas. Melalui metode kualitatif, menjelaskan proses terbentuknya aktivitas mengikuti event lari menjadi pilihan gaya hidup masyarakat kelas menengah kota Jakarta. Penelitian ini juga memperlihatkan peran dari peer group, komunitas, media dan swasta dalam pemilihan dan pengembangan event lari ini menjadi gaya hidup dan tren di kalangan masyarakat kelas menengah kota Jakarta. Namun, peran komunitas kurang sifnifikan karena tidak semua peserta lari masuk kedalam komunitas.
This thesis discuse the selection of being in a run event as a middle-class society lifestyle in Jakarta. Run event which is competitive (Sport Run), now become semi-competitivr (Fun Run). As a complete activity such as race, entertainment, and social makes this event a a Jakarta society lifestyle. This research use qualitative method explains how a run event become choice of Jakarta’s middleclass society lifestyle. This rearch also shows the role of peer group, community, media, and privat company in selection and development this run event as a lifestyle and trend in Jakarta’s middle class society. Yet, the role of community, is not significant enough because the lack of runner as a community member."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61409
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aprilia Cahyani Prabudiantoro Putri
"Penelitian ini berfokus pada mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum yaitu pembangunan jalan tol serta dampak dari terhambatnya proses pengadaan tanah tersebut. Pengadaan tanah merupakan penghambat utama dalam percepatan pembangunan jalan tol. Studi terkait faktor-faktor yang menghambat proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum masih terlalu berfokus pada dampaknya dan kurang mengurai simpul penyebab utama dari masalah ini. Dalam studi ini, peneliti melihat bahwa proses pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur dan kepentingan ekonomi didominasi oleh negara sehingga hal tersebut dapat berdampak merugikan masyarakat. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik wawancara mendalam, studi ini menemukan bahwa masalah pembagian peran dan efektifitas mekanisme kerja birokrasi menjadi hambatan utama. Di sisi lain, dampak ketidakpastian keresahan kesulitan mencari tanah pengganti, cukup banyak dialami oleh masyarakat. Secara teoritik, pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia mencerminkan state centered development yang kurang optimal karena involusi mekanisme kerja birokrasi pemerintah sendiri. Gejala soft state masih sangat terlihat ketika negara kurang bisa melindungi masyarakat dari dampak pengadaan tanah.
This study focuses on identifying the factors that hamper the process of land acquisition process for the public interest, espescially toll road construction and the impact of the hampered land acquisition process. Land acquisition is a major obstacle in accelerating toll road development. Studies related to factors that hamper the land acquisition process are still too focused on their impact and do not examine the main causes of this problem. In this study, researchers see that the land acquisition process for the public interests is dominated by the state so that it can adversely affect the community. By using qualitative methods and in-depth interview techniques, this study found that the problem of the division of roles and the effectiveness of bureaucratic work mechanisms were the main obstacles. On the other hand, the impact of the uncertainty of anxiety on the difficulty of finding replacement land, is quite a lot experienced by the community. Theoretically, land acquisition for infrastructure development in Indonesia reflects a less than optimal state centered development due to the involution of the government's own bureaucratic work mechanism. Soft state symptoms are still very visible when the state is less able to protect the community from the effects of land acquisition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library