Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iha Nursolihah
"ABSTRAK
Keguguran adalah masalah kesehatan reproduksi penyebab mortalitas dan morbiditas wanita di seluruh dunia. Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 52 juta diantaranya mengalami keguguran. Di Indonesia, keguguran menjadi penyebab kelima terbesar kematian ibu, setelah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan partus lama. Beberapa cakupan dalam indikator kesehatan ibu mendapatkan adanya perbedaan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor maternal yang mempengaruhi keguguran di Indonesia berdasarkan wilayah tempat tinggal. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain crossectional study. Sumber data dalam penelitian ini adalah data mencakup seluruh wilayah di Indonesia yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian mendapatkan bahwa usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian keguguran di wilayah perkotaan dan perdesaan, faktor lain yang berpengaruh di perkotaan adalah adanya infeksi menular seksual dan pekerjaan, sedangkan di perdesaan adalah jarak kehamilan. Risiko abortus tidak berhubungan bermakna dengan merokok, K1 ideal, kualitas ANC, Konsumsi TTD, dan kontrasepsi.

ABSTRACT
Miscarriage is a reproductive health problem that causes mortality and morbidity of women throughout the world. In the world, 208 million pregnancies occur, with 52 million having miscarriages. In Indonesia, miscarriage is the fifth largest cause of maternal death, after bleeding, hypertension, infection, and prolonged labor. Some coverage in maternal health indicators get a difference between urban and rural areas. For this reason, this study aims to know the maternal factors that affect miscarriages in Indonesia based on the area of ​​residence. This type of research is observational analytic with cross sectional study design. The source of the data in this study is that data covers all regions in Indonesia obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The results showed that age and parity influence the incidence of miscarriages in urban and rural areas, another factor that influences in urban areas is the presence of infectious infections sex and work, while in rural areas is the distance of pregnancy. The risk of abortion is not significantly related to smoking, ideal K1, ANC quality, TTD consumption, and contraception."
2019
T54420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Khairunnisa
"ABSTRAK
Nama : Ika KhairunnisaProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : ldquo;HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGANPENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA WUSDI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 rdquo;Pembimbing : Dr. dr. Helda, MKes.World Population Data Sheet tahun 2014 menunjukkan bahwa Indonesia merupakanpendudukan terbanyak sebesar 251 juta. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingginyaTFR di Indonesia dengan angka menetap sebesar 2.6 , hal ini masih belum mencapaitarget RPJMN tahun 2015-2019 sebesar 2,3 . Salah satu upaya dalam pengendalianpenduduk dan menurunkan angka kelahiran yaitu dengan penggunaan metodekontrsepsi jangka panjang yang dinilai efektif dan efesian bagi wanita usia subur. DiIndonesia cakupan penggunaan MKJP masih rendah sebesar 10,2 sedangkan di NTBsebesar 11,3 , angka tersebut masih di bawah target BKKBN tahun 2016 tentangpencapaian penggunaan MKJP sebesar 21,1 . Kurangnya pemakaian kontrasepsijangka panjang ini dikarenakan berbagai macam faktor diantaranya kurangnyadukungan suami. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan dukungan suami denganpenggunaan MKJP di Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitiankuantitatif desain cross sectional menggunakan data sekunder endline survey ImprovingContraceptive Method Mix ICMM diselenggarakan oleh Jhon Hopskins University JHU-CCP bekerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP , Pusat PenelitianKesehatan Universitas Indonesia, Kementerian Kesehatan RI dan BKKBN di 6Kabupaten Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 dengan besar sampel 4.822orang. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menyebutkan tidak terdapat hubunganbermakna menurut statistik antara dukungan suami dengan penggunaan MKJPberdasarkan nilai uji statistik p value = 0,135 POR = 1,14 CI 95 = 0,96-1,35 .Diskusi dan pengambilan keputusan yang dilakukan suami terhadap WUS dalampenggunaan alat kontrasepsi, secara keseluruhan belum berkontribusi dalam pemilihanmetode atau jenis alat kontrasepsi yang efektif dan efesien yaitu MKJP sehingga lebihtingginya penggunaan Non-MKJP di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil uji regresilogistik menunjukkan dukungan suami berhubungan dengan penggunaan MKJP setelahdikontrol oleh pendidikan POR = 1,37 , pengetahuan POR= 7,04 dan adanya interaksiantara dukungan suami dengan keterpaparan informasi media dengan POR = 3,99.Sehingga, WUS dengan adanya dukungan suami dan keterpaparan media memilikipeluang 3,99 kali untuk berdiskusi dengan suami menggunakan MKJP dibandingdengan WUS yang tidak ada dukungan suami dan tidak terpapar media.Kata kunci:Dukungan Suami, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

ABSTRACT
Name Ika KhairunnisaStudy Program Public HealthTitle ldquo Relationship Between The Husband Support And UsingLong Term Contraception Methods In Reproductive Women At Nusa TenggaraBarat Province 2016 rdquo Counsellor Dr. dr. Helda, MKes.World Population Data Sheet 2014 shows that Indonesia is the most occupied by 251million. One factor is the high TFR in Indonesia with a fixed rate of 2.6 , it still has notreached the target RPJMN 2015 2019 of 2.3 . One of the efforts in controlling thepopulation and reducing the birth rate is the use of long term contraceptive methods thatare considered effective and efficient for women of childbearing age. In Indonesia thecoverage of MKJP is still low at 10.2 while in NTB it is 11.3 , the figure is stillbelow the target of BKKBN 2016 about the achievement of MKJP of 21.1 . Lack oflong term use of contraception is due to various factors including lack of husbandsupport. The purpose of this study to analyze the relationship of support of the husbandwith the use of MKJP in West Nusa Tenggara. This research uses cross sectional designquantitative research type using secondary data of endline survey ImprovingContraceptive Method Mix ICMM organized by Jhon Hopskins University JHUCCP in cooperation with Yayasan Cipta Cara Padu YCCP , Health Research CenterUniversity of Indonesia, Ministry of Health and BKKBN in 6 districts of West NusaTenggara Province in 2016 with a sample size of 4,822 people. The result of bivariateanalysis in this study mentioned that there was no statistically significant relationshipbetween husband support and MKJP use based on statistical test value p value 0,135POR 1,14 CI 95 0,96 1,35 . Discussion and decision making by husbands againstWUS in the use of contraceptives, as a whole, has not contributed to the selection ofeffective or efficient method of contraceptive methods, ie MKJP so that the higher useof Non MKJP in West Nusa Tenggara Province. The result of logistic regression testshowed that husband support was related to the use of MKJP after controlled byeducation POR 1.37 , knowledge POR 7.04 and the interaction between husbandsupport and media information exposure with POR 3.99. Thus, WUS with the supportof husbands and media exposure has a chance 3.99 times to discuss with the husbandusing MKJP compared with WUS that no husband support and not exposed to themedia.Keywords Support Husband, Long Term Contraception Method, Nusa Tenggara Barat Province."
2018
T49483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Ihsani
"ABSTRAK
Nama : Tien IhsaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Peran Pengambil Keputusan Terhadap Penggunaan MKJP diIndonesia Analisisis Data Sekunder SRPJMN 2017 Pembimbing : Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.KesMetode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan jenis kontrasepsi yang efektif dari segibiaya dan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun peningkatanpenggunaan MKJP di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan sangat lambat.Pengambil keputusan ber-KB merupakan target dalam sasaran program komunikasi KB.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pengambil keputusanterhadap penggunaan MKJP. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampelpenelitian ini adalah akseptor kontrasepsi modern yang diambil data sekunder hasilSurvei Indikator Kinerja Program KKBPK RPJMN tahun 2017 sejumlah 20.109 orang.Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Pengambilan keputusan yang dilakukansecara bersama oleh akseptor bersama pasangan atau bersama penyedia layanan secarasubstansi mempunyai peluang yang lebih besar terhadap penggunaan MKJP. Hubunganpengambil keputusan dengan penggunaan MKJP berbeda menurut sumber layanansetelah dikontrol variabel umur, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, rencana punyaanak, sumber layanan dan konseling KB. Pada sumber layanan pemerintah peluangpenggunaan MKJP menjadi kecil pada pengambilan keputusan yang dilakukan bersamadaripada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh akseptor sendiri. Disarankanuntuk dapat meningkatkan peran pasangan odan penyedia layanan untuk mendiskusikanpemilihan alat kontrasepsi dengan akseptor.Kata kunci: Pengambil keputusan, sumber layanan, MKJP.

ABSTRACT
Name Tien IhsaniStudy Program Public Health ScienceTitle The Role of Decision Makers Against MKJP Use inIndonesia Advanced Data Analysis of SRPJMN 2017 Counsellor Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.Sc Dr.Martya Rahmaniati, S.Si, M.SiLong Acting and Permanent Method Contraceptives are a cost effective type ofcontraception and to prevent unwanted pregnancies, but increased use of MKJP inIndonesia in recent years has been very slow. Decision makers of family planning arethe targets in the target family planning communication program. The purpose of thisstudy is to know how the role of decision makers against the use of MKJP. The studydesign was cross sectional. The sample of this research is acceptors of moderncontraception taken secondary data result of Performance Indicator Survey KKBPKRPJMN program in 2017 number 20109 people. Data were analyzed by multiplelogistic regression. Decision making jointly by acceptor with partner or with serviceprovider has substantially greater chance to use LAPM. Decision making relationshipswith the use of MKJP differ by service source after controlling by age, education,shelter, number of children, desire for more children, source of FP services and FPcounseling. At government service sources, the opportunities for MKJP use to be smallon joint decision making rather than decisions made by the acceptor themselves. It issuggested to increase the role of spouses and service providers to discuss the selectionof contraceptives with acceptors.Keywords Decision maker, FP service source, LAPM"
2018
T51379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Oktaviana
"Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, namun ibu mungkin menghadapi penyulit. Kematian ibu bisa menjadi hasil akhirnya bila tidak tertangani dengan baik. Hal ini dapat dicegah apabila pelayanan antenatal dilakukan secara rutin dan terpadu yang melibatkan suami, sehingga kesehatan ibu terpantau serta persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi dijalankan. Pemerintah telah mengupayakan pelayanan kesehatan ibu, namun belum dimanfaatkan optimal, berdasarkan hasil cakupan pelayanan kehamilan dan persalinan yang belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan partisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia. Penelitian dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data SDKI 2012. WUS yang melahirkan anak lahir hidup satu tahun sebelum survei menjadi populasi. Besar sampel 504 responden. Partisipasi suami dalam masa kehamilan diukur berdasarkan pendampingan suami saat kunjungan antenatal, diskusi tentang kehamilan, dan persiapan persalinan serta pencegahan komplikasi. Sedangkan kunjungan antenatal didasarkan atas jadual kunjungan rekomendasi WHO. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Pemanfaatan layanan kunjungan antenatal lengkap sesuai jadwal rekomendasi minimal (1-1-2) di Indonesia Tahun 2012 75,8% dan partisipasi suami tergolong tinggi sebesar 94,8%.
Hasil uji regresi logistik menunjukkan ibu dengan suami yang berpartisipasi tinggi, berpeluang 2,29 kali untuk melakukan kunjungan antenatal lengkap (95% CI 0,997-5,267) dibanding ibu dengan suami berpartisipasi rendah setelah dikontrol pendidikan ibu. Namun, secara statistik tidak ada hubungan signifikan antara partisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia. Pendidikan ibu merupakan determinan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal dan berhubungan dengan partisipasi suami dalam masa kehamilan di Indonesia. Diseminasi pengetahuan yang tepat sesuai karakteristik serta upaya untuk mengoptimalkan partisipasi suami diperlukan untuk mencapai target pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.

Pregnancy and labor are natural processes, but women may face complications. Maternal death can be the result if it is not handled properly. It can be prevented if antenatal care was done continuity and integrated by involving the husband. So the mother's health is monitored, also birth preparedness and complication readiness is well planned. The government has performed maternal health services, but not utilized optimally yet, based on coverage rate of pregnancy and delivery services that still well below the target set by Ministry of Health in 2010-2014.
The purpose of this study is to identify the association between husband's participation and utilization of antenatal services in Indonesia. Research done using cross sectional approach, by analyzing Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Women which give birth one year before survey become population. Sample size was 504 respondents. Husband's participation was measured by husband's assistance during antenatal visits, discussions about pregnancy, and birth preparedness and complication readiness. Which antenatal services was determined by WHO's recommendation schedule. Data were analyzed using logistic regression test. In Indonesia, the utilization of completed antenatal visits was 75,8% and husband's high participation was 94,8% in 2012.
The logistic regression analysis revealed that mother with highly husband participation were more likely to completed antenatal visits (OR= 2,29; 95% Cl: 0,997-5,267) than mother with low husband participation, after controlled mother's education level. Mother's education level were determinants of antenatal services utilization and had association with utilization of antenatal services in Indonesia. Proper dissemination of knowledge according to the characteristics and efforts to optimize husband's participation are needed in order to reach the target of utilization in antenatal services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kartika Sari
"ABSTRAK
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesintasan Hidup Pasien KankerServiks di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2011-2016Pembimbing : Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScKanker serviks menduduki peringkat keempat kanker yang paling sering terjadi padasemua wanita dan peringkat kedua kanker yang paling sering ditemukan pada wanitausia 15-44 tahun di dunia, menyebabkan 265.672 kematian pada tahun 2012.Di duniasetiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks, sedangkan diIndonesia setiap 1 jam. Provinsi Jambi menurut Pusdatin 2015, estimasi jumlah kasuskanker serviks tahun 2013 adalah 1.792 dan semakin meningkat dari tahun-tahunsebelumnya. RSUD Raden Mattaher Jambi sebagai rumah sakit rujukan mengalamipeningkatan jumlah pasien kanker serviks dengan total pasien baru 318 sejak 2011-2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kesintasan hidup secarakeseluruhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien di RSUD RadenMattaher Jambi tahun 2011-2016. Jumlah sampel yang didapat adalah 180 penderitayang pernah dirawat di RSUD ini dari Januari 2011-Desember 2016. Desain yangdigunakan dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan metode Kaplan meier.Kesintasan hidup pasien kanker serviks secara keseluruhan yaitu 23,2 dengan mediansurvival 24 bulan. Faktor ndash; faktor yang mempengaruhi yaitu umur, perkawinan, kadarhaemoglobin saat pertama kali didiagnosa, komorbid, stadium dan terapi. dengan faktoryang paling dominan yaitu komorbid HR=4,711 .Kata kunci:Kesintasan hidup, kanker serviks, event, sensor.

ABSTRACT
Affecting Survival Rate Factors Of Cervical Cancer Patients AtA Raden Mattaher Hospital Jambi In 2011 2016Counsellor Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScCervical cancer ranked fourth most common cancer in all woman and ranked secondmost common cancer found in women aged 15 44 years in the world causing 265.672deaths in 2012. Every 2 minutes a woman dies from cervical cancer in the world, whilein Indonesia every 1 hour. In Jambi province according to Pusdatin 2015 estimatednumber of caces of cervical cancer in 2013 is 1792 and increasing from the year before.Raden Mattaher hospital in Jambi as a referral hospital has increasing number ofcervical cancer patients with a total of 318 new patients since 2011 2016. The purposeof this study was to determine the overall survival rate and factors that affect thepatients in Raden Mattaher Hospital Jambi in 2011 2016. The number of patientsobtained is 180 patients who had been treated in this hospital from Januari 2011 toDecember 2016. The design used in this study was a retrospective cohort with theKaplan meier method. Overall survival of cervical cancer patients was 23.2 percent witha median survival of 24 months. The factors that influence are age, marriage,hemoglobin when first diagnosed, comorbid, stage and therapy. With the most dominantfactor is comorbid. HR 4.711 .Key words Survival rate, cervical cancer, event, cencor"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Permadi Sumarno
"Pada usia 60 tahun atau lebih (lansia) mulai terjadi penurunan fungsi tubuh sehingga rawan terserang berbagai penyakit. Untuk menghindarinya, lansia perlu selalu menjaga kebugaran tubuhnya dengan melakukan aktivitas fisik dan menjaga pola makan. Perkembangan teknologi khususnya di bidang informasi telah membuat perubahan pada kehidupan manusia, dengan bermunculannya aplikasi berbasis mobile termasuk aplikasi kesehatan. Akan tetapi aplikasi kesehatan yang tersedia untuk lansia dinilai masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi kesehatan lansia berbasis mobile application agar lansia tetap dapat hidup produktif. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020 di DKI Jakarta terhadap kelompok lansia berusia 60 – 70 tahun. Hasil wawancara kebutuhan sistem didapatkan bahwa 90% lansia membutuhkan aplikasi yang mendukung kesehatan lansia. Telah dibangun aplikasi yang sesuai kebutuhan lansia yang memuat video senam untuk lansia , menu makanan sehat, video siraman rohani, fitur data kesehatan yang menginformasikan data hasil pengukuran kesehatan dan notifikasi pengingat minum obat. Penerimaan lansia terhadap aplikasi ini cukup baik, sebanyak 80% lansia menyukai aplikasi ini. Sesuai dengan hal tersebut, pemanfaatan terhadap aplikasi sehat lansiaku ini dapat dijadikan pilihan utama bagi lansia untuk dapat menjaga kesehatan dirinya. Saran untuk Kementerian Kesehatan sebagai pemangku kebijakan bagi kesehatan lansia, kiranya dapat menyediakan atau mengembangkan aplikasi kesehatan lansia yang dapat digunakan oleh lansia secara mandiri.

At the age of 60 years or more (elderly) there is a decrease in body function so that they are prone to various diseases. To avoid this, the elderly always need to maintain their body fitness by doing physical activity and maintaining a healthy diet. Technological developments, especially in the field of information, have made changes to human life, with the emergence of mobile-based applications including health applications. However, the health applications available for the elderly are still considered insufficient. The purpose of this research is to build a mobile application-based elderly health application so that the elderly can still live productively. This research was conducted in 2020 in DKI Jakarta to a group of elderly people aged 60-70 years. The results of the system requirements interview showed that 90% of the elderly need applications that support elderly health. An application that is suitable for the needs of the elderly has been built which includes exercise videos for the elderly, healthy food menus, spiritual shower videos, a health data feature that informs health measurement results and notification of medication reminders. Elderly acceptance of this application is quite good, as many as 80% of the elderly like this application. In accordance with this, the use of this healthy application can be the main choice for the elderly to be able to maintain their health. Suggestions for the Ministry of Health as a policy maker for elderly health, presumably can provide or develop elderly health applications that can be used by the elderly independently."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arafat Patria
"Penggunaan kontrasepsi Suntik dan Pil terus meningkat dibandingkan penggunaImplan dan IUD. Masalah alat kontrasepsi adalah kejadian putus pakai dan ganticara salah satunya disebabkan oleh efek samping penggunaan alat kontrasepsi yangberdampak pada stagnan angka Total Fertility Rate, mortalitas morbiditas maternalneonatal serta kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian bertujuan untukmengetahui pengaruh pengalaman efek samping alat kontrasepsi sebelumnyaterhadap kejadian putus pakai alat kontrasepsi terakhir. Desain penelitian ini adalahdesain penelitian cohort retrospectif, dengan menggunakan analisis survival danjumlah sampel 12.467 responden. Hasil penelitian, pada pengguna IUD memilikirisiko kecepatan lebih rendah untuk putus pakai pada lebih 36 bulan dan penggunaPil memiliki risiko kecepatan lebih rendah pada sosial ekonomi miskin padapengguna dengan pengalaman efek samping alat kontrasepsi sebelumnya. Padapengguna Suntik memiliki risiko kecepatan putus pakai lebih tinggi pada tahun kedua. Pada pengguna Implan risiko lebih rendah pada tahun pertama, ketiga dankeempat namun secara statistik tidak bermakna. Perlu pencatatan kohor penggunaImplan setelah satu tahun, pengguna IUD setelah tiga tahun, pengguna Suntiksetelah satu tahun dan pengguna Pil pada tingkat Sosial Ekonomi Miskin agarpengguna alat kontrasepsi tersebut tidak mengalami putus pakai.

The use of Injectable contraceptives and Pills continues to increase compared to users of Implans and IUDs. The problem of contraception is the incidence of discontinuation and change the way one of them is caused by the side effects of contraceptive use that affect the stagnant number of Total Fertility rate, mortality of neonatal maternal morbidity and unwanted pregnancy. The study aims to determine the effect of previous contraceptive side effects experiences on the last use of contraceptive use. The design of this study was a cohort retrospectif study design,using survival analysis and sample number of 12.467 respondents. The results of the study, on IUD users had lower risk risk for breaking out at over 36 months and users of Pills had lower risk risk in poor socioeconomic in users with previous experience of contraceptive side effects. Injecting users have the risk of breaking speed is higher in the second year. In users of Implan risk is lower in the first year,third and fourth but statistically not meaningful. Recording of user cohorts Implans after one year, IUD users after three years, injection users after one year and users of Pill at the level of Poor Social Economics, so that users of contraceptive continuation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Midiawati
"ABSTRAK
Nama : MidiawatiProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Keluarga Berencana DenganKejadian Unmet Need Di Daerah Intervensi Dan Kontrol DiProvinsi Jawa Timur Tahun 2016. Permasalahan kependudukan yang saat ini dihadapi di Provinsi JawaTimur adalah masih tingginya angka Unmet need KB. Angka Unmet Need KB diJawa Timur trend nya setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan hasilSDKI tahun 2003 mencapai 5,6 meningkat terus menjadi 10,48 pada tahun 2014.Hal ini melampaui target provinsi yaitu 7.Salah satu penyebab terjadinya unmetneed adalah kurangnya pengetahuan Ibu mengenai KB. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian unmet need.Metode penelitian cross sectional ini menggunakan sampel penelitian 11.137wanita usia subur 15-49 tahun . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan ibu tentang KB dengan kejadian unmet need terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu yang kurang tentang alat KB pvalue 0,015 dan lama pakai KB p value 0,013 dibanding pengetahuan yang baikpada daerah kontrol, sedangkan pada daerah intervensi hasil uji statistik tidaksignifikan baik pengetahuan tentang alat KB p value 0,927 maupun pengetahuan tentang lama pakai KB p value 0,059. Hasil akhir uji multivariable menunjukkanbahwa pengetahuan ibu tentang alat KB, lama pakai KB dan efek samping KBtidak berpengaruh terhadap kejadian unmet need di provinsi Jawa Timur. Karenanya perlu adanya penelitian lebih lanjut dan menyeluruh menggunakan berbagai variabel yang berhubungan dengan kejadian unmet need, seperti menganalisis variabel ketersediaan layanan, keterjangkauan layanan, keterpaparaninformasi tentang KB dan faktor sosio budaya di wilayah provinsi Jawa Timur.Kata Kunci : unmet need, Pengetahuan Ibu, Keluarga Berencana, Jawa Timur

ABSTRACT
Nama MidiawatiProgram Studi Magister of Public HealthJudul The family planning of mother 39 s knowledge correlation with unmet need in intervention and control area at East Java at 2016..The height of value unmet need family planning are population problems in East Java Province. every years, trend the value unmet neet famil yplanning has increased in East Java, based on SDKI in 2003 is 5,6 increase to 10,48 in 2014. This beyond the provincial target of 7. Lack of knowledge of mother about family planning is one of cause of occurrence unmet need. this research intend correlation between knowledge of mother with occurrence unmet need. Research methods cross sectional with 11.137 of women of childbearing age 15 49 age . Research result shows correlation meaningful between of knowledge of mother with occurrence unmet need, poor mother 39 s knowledge pvalue0,015 , family planning use distance p value 0,013 compared good mother 39 s knowledge on the control area, while on the intervention area the statistic are not significant either knowledge of tool 39 s family planning 0,927 , or knowledge family planning use distance 0,059 . Multivariabel end result shows knowledge of mother about tool 39 s family planning, family planning use distance and side effects has not effect on unmet need occurrence in Eats Java Province.Therefore need future research and uses all variabels which is correlation with unmet need like as analyzing service availability variabels, affordability of servive, exposure of information about family planing and socio cultural factors inthe Province of East Java"
2017
T47818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthalia Desy Arisiyanti
"ABSTRAK
Kesulitan ekonomi dan tuntutan biaya kehidupan yang semakin tinggi, telah mendorong sebagian besar kaum wanita untuk ikut berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarganya. Peran sektor informal menjadi penting, karena kemampuan sektor informal dalam menyerap tenaga kerja dan tidak menuntut keterampilan yang tinggi. Seperti diketahui para pekerja informal ini terkadang tidak memiliki jaminan kesehatan yang dapat membantu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga bisa berdampak terhadap kesehatan mereka. Kesehatan reproduksi para wanita tersebut sangat penting untuk dijaga dan diperhatikan. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan reproduksi para wanita pekerja informal tersebut agar bisa lebih baik dan terjaga adalah dengan penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan apa saja yang berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi pada wanita pekerja informal di Indonesia tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder Susenas tahun 2016. Analisis data diolah dengan menggunakan pemodelan probit-marginal effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi (variabel pendidikan, umur, lokasi tempat tinggal, jumlah anak dan pendapatan per kapita) dan faktor lingkungan/pelayanan kesehatan (kepemilikan jaminan kesehatan dan akses internet) berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi (non MKJP dan MKJP). Untuk karakteristik pengguna menurut pilihan metode kontrasepsi antara lain wanita pekerja informal pengguna kontrasepsi metode non MKJP cenderung memiliki pendidikan setingkat SMP, berumur < 20 tahun, berdomisili diwilayah pedesaan, memiliki jumlah anak 0 sampai dengan 2 orang, berada pada kuintil 3 (Q3) memiliki rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp627.080 dan tidak mempunyai jaminan kesehatan serta tidak rutin mengakses internet. Sedangkan wanita pekerja informal pengguna kontrasepsi metode MKJP cenderung memiliki pendidikan setingkat D1-S3, berumur 40-49 tahun, tinggal di daerah perkotaan, memiliki anak lebih dari 2 orang, berada pada kuintil 5 (Q5) memiliki rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp1.801.073 terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan swasta dan rutin mengakses internet.

ABSTRACT
Economic difficulties and the increase of higher cost of living have encouraged most women to play a role in increasing their family income. The role of the informal sector becomes important, because the ability of the informal sector to absorb labor and not demanding high skills. As we all know that informal workers sometimes does not have health insurance that can help them easily access health care so that it can have an impact on their health. It is very important to maintain these women's reproductive health in the best way. One way to maintain the reproductive health of these informal female workers in order to be better and safer is by the use of contraceptives. This study aims to analyze the determinants of any effect on the selection of contraceptives on informal female workers in Indonesia in 2016. This study uses secondary data Susenas 2016. Data analysis processed by using multinomial logistic regression modeling. The results showed that social demographic factors (education, age, residence, number of children and income per capita) and environmental factors/health services (ownership of health insurance and internet access) influenced the selection of contraceptive type (traditional, non MKJP and MKJP). For the characteristics of the users according to the choice of contraceptive methods, among others female informal workers of contraceptive methods users non MKJP tend to have junior high school education, aged <20 years, domiciled in rural areas, have the number of children 0 to 2 persons, are in quintile 3 (Q3) per capita income of Rp627,080 and doesn't have health insurance and does not regularly access the internet. Whereas women informal workers using contraceptive methods of MKJP tend to have a D1-S3 level of education, aged 40-49 years, live in urban areas, have children more than 2 persons, are in quintile 5 (Q5) have an average per capita income of Rp1.801.073 registered as a private health insurance participant and regularly access the internet."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library