"Menikah dan memiliki keturunan merupakan sebuah fase penting dalam siklus kehidupan. Apabila kehamilan tak kunjung terjadi setelah dua belas bulan berhubungan teratur tanpa pengaman, maka disebut sebagai infertilitas. Fertilisasi in vitro (FIV) dilakukan saat metode lain telah mengalami kegagalan, namun tahapan yang dilalui memberikan stres bagi yang menjalaninya. Melihat kompleksitas permasalahan, perlu untuk dikembangkan model pendampingan, berupa Terapi Kognitif Perilaku (TKP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas TKP dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin.
Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu uji face validity dan studi eksperimental berupa uji klinis tersamar ganda. Penelitian dilakukan di Klinik Infertilitas Yasmin RSCM dan Klinik Dr Sander B Daya Medika. Waktu penelitian adalah bulan Mei 2016 – Maret 2023. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan penilaian selama prosedur FIV, meliputi kecemasan, depresi, serta kadar hormonal berupa kortisol, norepinefrin, triiodotironin bebas (fT3), estradiol, dan progesteron. Interaksi antara kelompok intervensi dan waktu pengukuran terhadap variabel dianalisis dengan menggunakan mixed-model repeated measure ANOVA dan analisis post-hoc menggunakan uji t tidak berpasangan pada setiap pengukuran.
Analisis akhir melibatkan 75 subjek, terdiri dari 38 subjek kelompok kontrol dan 37 subjek kelompok TKP. Distorsi kognitif yang paling sering dialami subjek penelitian adalah fortune telling (34,2%), personalization (22,8%), dan should statement (14,3%). Terdapat penurunan skor kecemasan di sesi 8 TKP (p < 0,001) dan penurunan skor depresi di sesi 6 dan 8 TKP (p = 0,027 dan p = 0,007). Penurunan skor kecemasan sejalan dengan penurunan kadar norepinefrin (p = 0,002), sementara penurunan skor depresi bersesuaian dengan penurunan kadar kortisol (p < 0,001) dan perbaikan kadar estradiol (p = 0,024). Kadar fT3 dan progesteron tidak mengalami perbaikan hingga akhir sesi TKP. Mixed-model repeated measure ANOVA menguatkan hasil dengan adanya tren penurunan kecemasan, depresi, norepinefrin, dan kortisol pada kelompok TKP, dengan ukuran efek kecil hingga sedang.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa TKP terbukti efektif dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin pada perempuan yang mengikuti FIV. Penting untuk dilakukan advokasi hasil penelitian kepada rumah sakit dengan layanan FIV dan mengintegrasikan panduan TKP pada FIV ke dalam prosedur standar dan panduan pelayanan klinis rumah sakit. Penting untuk melakukan penelitian lanjutan pada populasi dengan karakteristik lebih beragam dan mengembangkan bentuk pendampingan bagi pasangan agar dapat memberikan dukungan yang adekuat dan mengoptimalkan luaran FIV.
Marriage and parenthood are significant life stages. When a couple has regular, unprotected intercourse for 12 months without pregnancy, they are considered infertile. In vitro fertilization (IVF) is pursued when other methods fail, though it can cause significant stress for women. This study aims to assess the effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy (CBT) in improving psycho-neuro-endocrine factors in women undergoing IVF.The research comprises two phases: the assessment of face validity and an experimental study designed as a double-blind clinical trial, conducted at the Yasmin Infertility Clinic RSCM and Dr. Sander B Daya Medika Clinic. The research spanned from May 2016 – March 2023. Data were collected through questionnaires and evaluations during the IVF process, focusing on anxiety, depression, and hormonal levels, including cortisol, norepinephrine, free triiodothyronine (fT3), estradiol, and progesterone. The interaction between the intervention group and the timing of measurements for each variable was analyzed using a mixed-model repeated measures ANOVA and post hoc analysis with an unpaired t-test at each measurement interval.The final analysis comprised 75 participants, 38 assigned to the control and 37 to the cognitive behavioral therapy (CBT) group. The predominant cognitive distortions identified included fortune telling (34.2%), personalization (22.8%), and should statements (14.3%). Notably, there was a significant reduction in anxiety scores observed during session 8 of CBT (p < 0.001), alongside a marked decrease in depression scores during sessions 6 and 8 (p = 0.027 and p = 0.007, respectively). The decline in anxiety scores was significantly correlated with a reduction in norepinephrine levels (p = 0.002), while the decrease in depression scores was linked to a significant drop in cortisol levels (p < 0.001) and an enhancement in estradiol levels (p = 0.024). However, no improvements were noted in the levels of fT3 and progesterone. The mixed-model repeated measures ANOVA corroborated these findings, indicating a significant trend in the reduction of anxiety, depression, norepinephrine, and cortisol within the CBT group, with effect sizes ranging from small to medium.It can be inferred that CBT is effective in enhancing psycho-neuro-endocrine factors among women undergoing IVF. Consequently, it is crucial to promote these research outcomes within IVF service hospitals and incorporate CBT protocols into standard practices and clinical guidelines. Additional research should be pursued involving more diverse populations and the formulation of support models for couples, aimed at delivering adequate assistance to women undergoing IVF and optimizing the outcomes of the procedure."