Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patricia Marcellina Sadikin
"

Latar Belakang: Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengeksplorasi efek asam traneksamat dan kombinasinya dengan larutan tumesen satu per satu juta untuk mengurangi perdarahan intra- dan pascaoperasi pada model luka bakar babi.

Metode: Dua subjek hewan digunakan dalam penelitian eksperimental ini. Empat luka bakar dibuat pada punggung masing-masing hewan. Setiap luka bakar diberi salah satu dari perlakuan berikut: (1) larutan tumesen satu per satu juta; (2) asam traneksamat; (3) larutan tumesen satu per satu juta yang dikombinasikan dengan asam traneksamat; atau (4) kelompok kontrol. Setelah injeksi, jaringan nekrotik dieksisi oleh satu orang operator yang tidak mengetahui jenis perlakuan yang diberikan pada masing-masing jaringan nekrotik. Jumlah perdarahan intraoperasi dan 24 jam pascaoperasi diukur menggunakan pengukuran gravimetri dan analisis subjektif dengan visual analogue guide oleh dua penilai independen.

Hasil: Larutan tumesen satu per satu juta saja tampaknya menunjukkan hasil yang baik dalam mengendalikan perdarahan intraoperasi; perdarahan rebound tidak terjadi. Efektivitas injeksi asam traneksamat saja atau dalam kombinasi dengan larutan tumesen satu per satu juta untuk mengurangi perdarahan intraoperasi tidak dapat disimpulkan dalam studi pendahuluan ini. Tidak ada perbedaan signifikan dalam perdarahan 24 jam pascaoperasi di antara semua kelompok.

Simpulan: Penelitian menyeluruh harus dilakukan untuk memberikan bukti yang lebih konklusif mengenai efektivitas infiltrasi asam traneksamat dan perbandingannya dengan larutan tumesen satu per satu juta dan kombinasinya.

 

 


Background: This pilot study aimed to explore the effect of tranexamic acid (TA) and its combination with one-per-mil tumescent solution to reduce intraoperative blood loss and postoperative bleeding in porcine burn wound model.

Methods: Two animal subjects were used in this experimental study. Four burn wounds were created in each animal’s torso. Each burn wound was treated with one of these injection solutions or intervention: (1) one-per-mil tumescent solution; (2) TA; (3) one-per-mil tumescent solution combined with TA; or (4) control group. After the injection, the burn necrotic tissue was tangentially excised by a single blinded surgeon. The amount of intraoperative bleeding and 24-hour postoperative bleeding was measured using gravimetric measurement and subjective analysis with the aid of a visual guide analogue by two independent assessors.

Results: One-per-mil tumescent alone seems to show a good result in controlling intraoperative bleeding; no rebound bleeding was observed. However, the effectiveness of TA alone or in combination with one-per-mil tumescent solution to reduce intraoperative bleeding cannot be concluded yet through this pilot study. There was no significant difference in 24-hour postoperative bleeding among all groups.

Conclusion: The full research should be conducted to provide more conclusive evidence regarding the efficacy of TA infiltration and its comparison with one-per-mil tumescent solution and combination of both agents.

 

 

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Pudya Hapsari
"Background : In the long-term observation of autologous grafted cartilage grafts, it is hoped that the grafts will not experience atrophy and cell viability can be maintained, thereby preventing the possibility of irregular contours being formed. Based on the potential factors that determine the viability of the shredded cartilage grafts such as preservation of the perichondrium and the substance used to close the cartilage graft, this study aims to investigate the relationship between cartilage cell regeneration and degeneration in cartilage with intact perichondrium, perichondrium as covering substance. cartilage, and shredded cartilage without
perichondrium Methods: 18 chopped cartilage grafts were taken from the side of the auricular concha of the hycole rabbit and implanted into the subcutaneous sac in the posterior trunk region of the rabbit. Chopped cartilage grafts are divided into 3 groups, namely cartilage with an intact perichondrium on one side, perichondrium as a bone covering substance.
cartilage, and chopped cartilage without perichondrium. After 12 weeks of the implantation period, an analysis of the shredded cartilage graft was performed
macroscopically and microscopically through Hematoxylin and Eosin staining, as well as Mason Trichrome. The results of the examination were compared in the three groups. Results: There was no significant difference in the macroscopic examination of the shape, color, and contour in the three groups compared to post-implantation, it was found that the capsules that covered the chopped cartilage grafts were found. Viability in groups 1 and 2 was found to be higher than in group 3. Cell proliferation under the perichondrium was found evenly in groups 1 and 3, while in group 2 there was a spike in proliferation of young cells at the incision site. The perichondrium is the substance that surrounds the bone graft
Chopped cartilage showed moderate cartilage cell resorption and proliferation of young cells slightly below the perichondrium (11.5%)
Conclusion: The intervention of the perichondrium, both as a wrapping substance and as an adhesive on the chopped cartilage grafts, did not differ macroscopically. However, there was a significant difference in cell viability microscopically, which was characterized by
with differences in cell regeneration and degeneration.
Latar Belakang : Dalam pengamatan jangka panjang tandur tulang rawan cacah autolog, diharapkan tandur tidak mengalami atrophia dan viabilitas sel dapat dipertahankan, sehingga mencegah kemungkinan terbentuknya kontur irregular. Berdasarkan faktor-faktor potensial yang menentukan viabilitas tandur tulang rawan cacah seperti preservasi perikondrium dan substansi yang dipakai untuk menutup tandur kartilago, studi ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara regenerasi dan degenerasi sel kartilago pada tulang rawan dengan perikondrium yang intak satu sisi, perikondrium sebagai substansi penyelimut tulang rawan, dan tulang rawan cacah tanpa
perikondrium Metode: 18 tandur tulang rawan cacah diambil dari sisi concha auricular kelinci hycole dan dimplantasikan kedalam kantung subkutan pada regio trunkus posterior kelinci. Tandur tulang rawan cacah dibagi menjadi 3 group yaitu tulang rawan dengan perikondrium yang intak satu sisi, perikondrium sebagai substansi penyelimut tulang
rawan, dan tulang rawan cacah tanpa perikondrium. Setelah 12 minggu masa implentasi, dilakukan analisa tandur tulang rawan cacah secara
makroskopis dan mikroskopis melalui pewarnaan Hematoxylin dan Eosin, serta Mason Trichrome. Hasil pemeriksaan dibandingkan pada ketiga grup. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna pada pemeriksaan makroskopis bentuk, warna, dan kontur pada ketiga grup dibandingkan pasca implantasi, didapatkan kapsul yang menyelimuti tandur tulang rawan cacah. Viabilitas pada grup 1 dan 2 didapatkan lebih tinggi dibandingkan dengan grup 3. Proliferasi sel dibawah perikondrium didapatkan merata pada grup 1 dan 3, sedangkan pada grup 2 didapatkan lonjakan proliferasi sel muda pada sisi sayatan. Perikondrium sebagai substansi yang menyelimuti tandur tulang
rawan cacah didapatkan resorpsi sel tulang rawan sedang dan proliferasi sel muda yang sedikit dibawah perikondrium (11.5%)
Kesimpulan: Intervensi perikondrium baik sebagai substansi pembungkus maupun melekan pada tandur tulang rawan cacah tidak berbeda secara makroskopis. Namun terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas sel secara mikroskopis, yang ditandai
dengan perbedaaan regenerasi dan degenerasi sel."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library