Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titis Alocitta Rachma
"Adiksi internet pada mahasiswa dapat menurunkan performa akademik dan memunculkan masalah kesehatan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future memengaruhi adiksi internet, namun hasil yang ditemukan masih diperdebatkan karena pada penelitian lain ditemukan hasil dengan pola yang berbeda. Berdasarkan teori Transactional Model of Stress and Coping, adanya perbedaan disebabkan terdapat peran perceived stress pada hubungan keduanya.
Dari penjelasan tersebut, maka penelitian ini ingin melihat peran perceived stress sebagai mediator dalam hubungan perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future dengan adiksi internet. Responden penelitian ini adalah mahasiswa berusia 18-24 tahun yang menggunakan internet di kehidupan sehari-hari (n = 348).
Berdasarkan hasil analisis mediasi, ditemukan bahwa perceived stress berperan sebagai mediator pada hubungan perspektif waktu Present-Fatalistic dan Future dengan adiksi internet. Hal ini berarti individu dengan Present-Fatalistic dan Future cenderung terlibat dalam adiksi internet apabila individu mengalami stres. Selain itu, terdapat hubungan langsung antara PresentFatalistic dan adiksi internet yang menunjukkan bahwa individu dengan PresentFatalistic dapat terlibat dalam adiksi internet meskipun individu tidak mengalami stres.

Internet addiction can cause academic and health problems. Previous studies showed that Present-Fatalistic and Future time perspectives influence internet addiction, but the results are still debated because other studies found a different pattern of results. Based on the Transactional Model of Stress and Coping theory, the difference is caused by the role of perceived stress in the relationship.
The current study aimed to know the role of perceived stress as a mediator in the relationship between Present-Fatalistic and Future time perspectives with internet addiction. Participants in this study were college students aged 18-24 (n = 348).
Based on the mediation analysis, it was found that perceived stress acts as a mediator in the relationship between Present-Fatalistic and Future time perspectives with internet addiction. This means that individual with Present Fatalistic and Future time perspectives will have internet addiction if the individual experiences stress. In addition, there is a direct relationship between Present Fatalistic and internet addiction which shows that individual with Present-Fatalistic have a tendency to experience internet addiction even though the individual does not experience stressful conditions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Melisa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara perilaku compliance dengan pengalaman buruk di masa kecil oleh warga binaan lembaga pemasyarakatan. Pengalaman buruk tersebut diantaranya kekerasan (fisik, seksual dan psikologis), menyaksikan langsung peristiwa kekerasan, mengalami pengabaian, atau memiliki disfungsi keluarga, meliputi keluarga yang kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, gangguan kejiwaan dan percobaan bunuh diri. Penelitian ini dilakukan kepada 100 orang warga binaan di 3 lapas, yaitu Lapas kelas IIA Salemba, Lapas Cipinang, dan Lapas Cibinong. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku compliance dengan pengalaman buruk di masa kecil pada warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Penelitian ini menggunakan metode Pearson Correlation dalam analisis data statistik yang diolah menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Sedangkan untuk alat ukur, penelitian ini terdiri dari 2 alat ukur, yaitu Adverse Childhood Experience (ACE) dan Gudjonsson Compliance Scale (GCS). Dari 100 orang partisipan, ditemukan 64 diantaranya tergolong pada kategori compliance. Dari 13 dimensi, 3 urutan teratas skor pengalaman buruk tertinggi yang dialami partisipan adalah pengabaian emosional, kekerasan kelompok/ perang, dan orang tua berpisah/ bercerai, meninggal dunia.

ABSTRACT
This study examines the relationship between the compliance behavior and adverse childhood experience on adult offenders. The adverse childhood experience including violence (physical, sexual and psychological), witnessed incidents of violence, negligence, or having family dysfunction (including family alcoholism, drug abuse, psychiatric disorders and suicide attempts). This research was conducted to 100 inmates in three prisons, class IIA Salemba prison, Cipinang Prison, and Cibinong prison. The results of this study indicates that there is no significant relationship between behavioral compliance and adverse childhood experience on adult offenders. This study uses Pearson Correlation method in the analysis of statistical data was processed using SPSS application assistance. This study consisted of two measuring insruments, the Adverse Childhood Experience (ACE) and Gudjonsson Compliance Scale (GCS). Out of 100 participants, 64 of them belong to the category of compliance. From 13 dimensions, the top 3 highest scores suffering adverse childhood experiences of participants is emotional negligence, groups violence / war, and separated/ divorced parents, death.
"
2016
S63521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Annisa Hilmah
"ABSTRAK
Korban bullying usia sekolah umumnya masih merasakan berbagai dampak negatif bullying hingga dewasa. Penyayang diri dan optimisme dapat menjadi strategi koping yang tepat bagi korban untuk berkembang positif secara psikologis. Studi ini berusaha untuk melihat hubungan antara belas kasihan diri dan optimisme pada orang dewasa baru yang selamat dari perundungan sekolah (SMP dan SMA). Partisipan dalam penelitian ini adalah orang dewasa baru berusia 18-25 tahun yang lolos seleksi instrumen Multidimensional Online and Offline Peer Victimization Scale (MOOPVS) berdasarkan tingkat keparahan bullying yang dialaminya. Belas kasihan diukur menggunakan Bentuk Bentuk Pendek Skala Belas Diri Sendiri (SCS-SF) dan optimisme diukur dengan Tes Orientasi Kehidupan-Revisi (LOT-R). Melalui teknik korelasi Pearson, ditemukan bahwa di antara orang dewasa baru yang selamat dari perundungan di sekolah, belas kasihan diri secara signifikan berhubungan positif dengan optimisme (r = 0,264, p <0,01, satu sisi). Temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi, khususnya yang bergerak di bidang rehabilitasi pasca bullying, untuk melakukan intervensi welas asih dan / atau berbasis optimisme.
ABSTRACT
Victims of school age bullying generally still feel the various negative effects of bullying until adulthood. Self-compassion and optimism can be the right coping strategies for victims to develop positively psychologically. This study attempted to look at the relationship between self-compassion and optimism in new adults who survived school bullying (junior high and high school). Participants in this study were adults aged 18-25 years who passed the Multidimensional Online and Offline Peer Victimization Scale (MOOPVS) instrument selection based on the severity of the bullying they experienced. Compassion was measured using the Short Form of Self-Defense Scale (SCS-SF) and optimism measured by the Revised Life-Orientation Test (LOT-R). Through the Pearson correlation technique, it was found that among new adults who survived school bullying, self-compassion was significantly positively associated with optimism (r = 0.264, p <0.01, one hand). These findings can be a consideration for psychology practitioners, especially those engaged in post-bullying rehabilitation, to carry out compassionate and / or optimism-based interventions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library