Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debby Qurniasasi
"ABSTRAK
Kemandirian merupakan salah satu aspek yang penting yang harus dimiliki
setiap individu, sebab dapat mempengaruhi kinerja (/w fo rm a u c e ) seseorang (Mussen,
1963 dalam Martin, 2001). Kemandirian juga dapat membantu seseorang mencapai
tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Dengan kata
lain kemandirian merupakan bekal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap
individu. Menurut Hurlock (1995) mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak awal
dimulai sebagai penutup masa bayi yaitu usia dimana ketergantungan secara praktis
sudah terlewati. Kemudian diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir
sekitar usia masuk sekolah dasar. Lebih lanjut Hurlock memandang periode awal ini
berlangsung dari usia 2 tahun hingga 6 tahun. Oleh karenanya orang tua sebagai agen
utama dalam pendidikan anak mengambil peran yang penting untuk melatih
kemandirian anak sejak dini. Hal ini karena anak menghabiskan waktu lebih banyak
pada masa awal kanak-kanak ini bersama orangtuanya.
Penyusunan program pelatihan diawali dengan analisa kebutuhan melalui
wawancara agar program sesuai kebutuhan orang tua. Dari analisa kebutuhan
diketahui bahwa orang tua membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang akan
membantunya dalam melatih kemandirian anak.
Tujuan utama program pelatihan ini adalah agar orang tua memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam melatih kemandirian anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya khususnya pada usia 2-5 tahun. Pelatihan akan diadakan selama
dua hari dengan total waktu 480 menit atau 8 jam yang terbagi menjadi 7 sesi. Metode
yang digunakan meliputi diskusi/tanya jawab, bermain peran, permainan, simulasi,
pemutaran film dan ceramah singkat."
2008
T38133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Maulina
"[ABSTRAK
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dalam 5 tahun terakhir terutama
melibatkan sepeda motor. Kecelakaan antara lain disebabkan oleh perilaku
pengendara sepeda motor yang berisiko tinggi untuk menimbulkan kecelakaan.
Disertasi ini mengintegrasikan antara perspektif kognitif dan kognisi sosial untuk
menjelaskan pengaruh script mengendara berisiko, persepsi jarak, dan persepsi risiko
terhadap keputusan pengendara untuk melakukan tiga jenis perilaku mengendara
berisiko yang khas dilakukan di kota besar Indonesia, yaitu menyelip, menyiap, dan
melawan arah, dalam situasi pro-risk dan anti-risk. Dua studi pertama (studi 1 dan
studi 2) dilakukan untuk menggali situasi pro-risk (mendorong) dan anti-risk
(menghambat) pengendara untuk menampilkan perilaku menyelip, menyiap dan
melawan arah dan mengembangkan instrumen penelitian. Pada studi 3 dilakukan
penelitian eksperimental dengan desain within subject terhadap 231 pengendara lakilaki
berusia 20-35 tahun di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan
adanya pengaruh tidak langsung dari script mengendara berisiko melalui persepsi
risiko terhadap keputusan untuk menyelip dan menyiap dalam situasi pro-risk dan
anti-risk. Untuk keputusan pengendara melawan arah pada situasi pro-risk
dipengaruhi secara langsung oleh persepsi risiko dan script mengendara berisiko,
sedangkan pada situasi anti-risk faktor yang berpengaruh hanya persepsi risiko. Dari
hasil penelitian ini, sejumlah kegiatan pelatihan dan pemberian informasi diperlukan
untuk membentuk script mengendara aman dan mengembangkan keterampilan
mempersepsi risiko secara akurat.;

ABSTRACT
In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved
motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation
is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the
influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’
decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads,
namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk
and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the
pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and
riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research
instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic
situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting,
dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male
riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception
has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane
splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other
hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was
directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a
direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be
inferred that further training and provision of information are necessary to help, In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved
motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation
is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the
influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’
decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads,
namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk
and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the
pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and
riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research
instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic
situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting,
dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male
riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception
has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane
splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other
hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was
directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a
direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be
inferred that further training and provision of information are necessary to help]"
2014
D1992
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Hafny Noer
"Fenomena overimitation merupakan cara anak melakukan pembelajaran budaya cultural learning , melalui observasi dan meniru dengan persis tindakan model atau overimitation. Pembelajaran budaya sering terjadi pada situasi eavesdrop menyadap yakni anak memeroleh keterampilan sosial tanpa diajarkan secara langsung melainkan belajar melalui pengamatan dan melakukan overimitation terhadap pihak ketiga. Terdapat perbedaan pendapat mengenai mekanisme yang mendorong terjadinya overimitation. Pembelajaran dapat dilakukan karena anak memahami intensi orang lain melalui isyarat sosial yang ditampilkannya. Isyarat sosial menggunakan ekspresi emosi visual yaitu ekspresi wajah, tatapan mata, dan gestur tangan serta ekspresi emosi vokal yakni, intonasi suara dan pengulangan kata. Pada budaya kolektivisme seperti budaya Sunda yang mementingkan hubungan yang harmonis, ekspresi emosi ditampilkan secara terbatas agar tidak menimbulkan konflik. Oleh karena itu perlu diketahui peran masing-masing ekspresi emosi dalam mengarahkan perilaku anak. Pertanyaan penelitian ini akan diuji melalui Studi 1-isyarat sosial. Hasil dari studi ini diperlukan untuk menjawab pertanyaan utama yaitu mekanisme apa yang memengaruhi terjadinya overimitation pada anak Sunda saat terpapar isyarat sosial persetujuan khas budaya Sunda? Pertanyaan dijawab melalui Studi 2-overimitation. Studi 1 ndash; Isyarat sosial dilakukan melalui metode eksperimen terhadap pasangan ibu dan anak untuk melihat isyarat sosial yang ditampilkan ibu untuk memengaruhi anak dan reaksi anak terhadap isyarat sosial tersebut. Hasil dari Studi 1 adalah ibu Sunda hampir selalu mengombinasikan ekspresi wajah datar dalam setiap isyarat sosial yang ditampilkannya, tetapi menggunakan intonasi suara sebagai penanda persetujuannya. Studi 2 ndash; overimitation melakukan eksperimen dengan menggunakan peranti baru yang cara penggunaannya diperkenalkan melalui film eksperimen. Pada film tersebut dalam melakukan tindakan model tidak langsung mengajarkan kepada anak, akan tetapi diberi isyarat persetujuan khas budaya Sunda yaitu dengan ekspresi wajah datar dengan kombinasi intonasi suara dan gestur tangan. Diperoleh hasil bahwa penggunaan isyarat sosial persetujuan khas budaya Sunda saja tidak cukup untuk mendorong terjadinya overimitation jika tidak dibarengi dengan pembentukan norma sosial sebagai social influence terjadinya overimitation. Keberadaan isyarat sosial penting sebagai penanda pentingnya tindakan bagi anak tetapi belum cukup. Perlu diikuti oleh pembentukan norma sosial melalui adanya sanksi sosial atau jumlah model yang lebih dari satu. Pada pembelajaran budaya, norma sosial menjadi latar belakang yang mendorong terjadinya belajar melalui pengamatan seperti overimitation pada situasi eavesedroping.

Overimitation phenomenon is the means children engage in cultural learning, through observation and imitation with precise modeling or overimitation. Cultural learning often occurs in eavesdrop situations which is children acquire social skills without being taught directly but learn through observation and overimitation the third parties. There are several concept of overimitation mechanisms. Children will overimitate intentional action that indicate through social cues. Children could understand others social cues due to maturity of their Theory of Mind ToM . Social cues using the visual emotional expression ie facial expressions, eye gaze, and hand gestures and also vocal emotional expression ie, voice intonation and repetition of words. Sundanese culture as one of the collectivist culture prioritizes harmonious relationships therefore, display of emotion expression should be controlled to avoid conflict. Thus, we need to know the role of each emotional expression in directing the child 39;s behavior. This research question will be answered in Social cues study. The results of this study are needed to answer the main question: what mechanisms influence the occurrence of overimitation in Sundanese children when exposed to Sundanese social cues of distinctive consent? Main Question will be answered through Overimitation study. Social cues study are carried out through experimental methods of mother and child pairs to see the social cues that mother utilize to influence children and the child 39;s reaction to the social cues. The result of Study 1 is that Sundanese mother almost always combines still face expressions in her social cues, but uses voice intonation as a marker of her approval. Overimitation study use experiment method to observed children reaction while learn novel apparatus through a video. In the video model does not directly teach and instruct chilren. Nevertheless her action to the novel apparatus is approved by ldquo;apparatus owner rdquo; using typical Sundanese social cues which is combination of voice intontation, hand gesture and still face expression. The result is that the use of Sundanese social cues on certain action is not sufficient to encourage overimitation. Establishment of social norm is required as social influence that could encourage overimitation. The social cues as a marker of the importance of an action should be followed by the formation of social norms through social sanctions or certain number of model. In cultural learning, social norms serve as social settings that encourage learning through overimitation in eavesdropping situations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2492
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library