Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Setiawan
"Konflik telah menjadi bagian keseharian dalam sebuah organisasi. Manajer merupakan sosok strategis dalam memanfaatkan konflik secara fungsional guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pandangan interaksionistik manajer menjadikan konflik sebagai wahana untuk menciptakan situasi dinamis dalam organisasi kerjanya. Penelitian bertujuan mencoba melihat bagaimana hubungan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasional dengan sampel penelitian secara total sampling pada seluruh perawat yang bertugas di instalasi rawat inap yang berjumlah 96 orang. Derajat kesalahan yang dipergunakan adalah 0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (0.0001), Model penatalaksanaan konflik kolaboratif menyebabkan kepuasan kerja tertinggi dibandingkan model penatalaksanaan konflik kompromi dan otoritatif Analisis statistik terhadap variabel confounding memperoleh hasil bahwa karakteristik perawat pelaksana tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap kepuasan kerja, yaitu usia (r = 0.083), jenis kelamin (0.491), pendidikan (0.333), status perkawinan (0.297), status kepegawaian (0.582), dan masa kerja (r = 0.192). Karakteristik perawat pelaksana jugs diujikan secara statistik terhadap persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan. Masa kerja memberikan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan dengan persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan (0.046). Sementara variabel lainnya tidak memberikan hubungan yang bermakna, yaitu usia (0.065), jenis kelamin (0.927), pendidikan (0.618), status perkawinan (0.343), dan status kepegawaian (0.477). Guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan, upaya-upaya manajemen sumber daya manusia memerlukan perhatian khusus. Perlu peningkatan pengetahuan, sikap dan kompetensi kepemimpinan pada setiap tingkatan manajerial. Secara metodologis penelitian ini dapat dijadikan data dasar guna penelitian terkait dengan kepuasan kerja. Secara teoritis penelitian ini telah memperkuat teori pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan kepuasan kerja dan iklim kerja yang kondusif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Widagdo
"Penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Pendekatan pengobatan TB dilakukan melalui Strategi Directly Observed Treatment Short course (DOTS) namun prevalensi TB masih tetap tinggi. Keberhasilan pengobatan penyakit TB terletak pada kepatuhan penderita dalam pengobatan TB selama 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan sehingga memberikan dukungan keberhasilan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2002 dengan Desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita TB paru yang telah mendapat pengobatan TB selama 6 - 8 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2002. Jumlah sampel sebanyak 81 orang dengan sampel klaster. Analisis data menggunakan Chi square untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan uji logistik untuk melihat faktor yang dominan yang paling berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50 orang (61,7 %) patuh dalam pengobatan dan 31 orang (38,3 %) tidak patuh dalam pengobatan TB. Hasil analisis bivariat menghasilkan variabel sikap penderita terhadap penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB (p-value= 0,00). Hasil analisis multivariat dengan metode regresi logistik, dari 12 variabel bebas hanya tiga variabel, yaitu sikap, dukungan keluarga dan pengawas minum obat yang masuk untuk dianalisis.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada variabel yang paling berkontribusi (p< 0,05) dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Dengan demikian seluruh variabel yang ada memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama dalam hubungannya dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Implikasi dari penelitian ini meliputi : perlunya peningkatan pengetahuan penderita dan keluarganya melalui penyuluhan, perlunya pengawasan minum obat, khususnya penderita usia muda atau tua dan penderita yang mudah lupa, meningkatan kegiatan kunjungan rumah oleh perawat atau petugas kesehatan, mempertahankan dukungan pemerintah terhadap penderita TB dan meningkatkan kemampuan perawat komunitas melalui pendidikan dan pelatihan.

Analyzes Factors Related to Patients Compliance Tuberculosis Treatment in the Context Community Health Nursing in Pasar Minggu Health Centre South-Jakarta in 2002Tuberculosis is one of public health problems particularly in developing countries; include Indonesia as one of the country with the third number for tuberculosis in the World followed by India and China. Treatment approach for tuberculosis is done using a strategy called Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). The succeed tuberculosis treatment depends on the patient's discipline in the treatment for tuberculosis for two months in the first period and four months for the second period.
The aims for this research is to analyze factors related to the client's compliance for tuberculosis treatment in Pasar Minggu Health Centre South- Jakarta in year 2002 with Cross Sectional Design.The population are the patients with tuberculosis who had received tuberculosis treatment for 6 - 8 months in Pasar Minggu Health Centre South- Jakarta in Year 2002. Total samples are 8I patients with cluster sampling method. Data analyzes is used Chi Square to correlate independence variables and dependent variable, as well as logistic analyze for the main factors which is correlated the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. The results of this research shows that 50 patients (61,7 %) are were compliance for in treatment and 31 patients ( 38,3 %) were not compliance tuberculosis treatment.
The results of bivariate analyzes shows that the treatment related to the patient's compliance in the treatment for tuberculosis (p-value= 0,00). The results of multivariate analyzes with logistic regression method of 12 independence variables only three variables includes: attitudes, family supports and supervision drug administration for which were analyzed. The result shows that there is no variables were contributed (p < 0,05) into the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. It is concluding that, all variables have the same opportunity in related to the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. The Implication of the research involved the necessary to increase knowledge of the patients who has received medicines, particularly for the young adults? patient and the elderly patients who have memory disturbance. Increasing frequency of home visits by the nurse, volunteers, or health workers, as well as maintenance of the government supports for the patients with tuberculosis and to improve the ability of the community health nurse through education and training."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yamin
"Pemanfaatan posyandu di kota Sukabumi tahun 2002 rata-rata mencapai 62,86 %. Angka tersebut masih di bawah target yang diharapkan oleh pemerintah kota Sukabumi yaitu minimal 80 %. Wilayah yang memiliki cakupan pemanfaatan posyandu paling rendah di kota Sukabumi dengan cakupan D/S paling rendah (<50 %) yaitu wilayah Puskesmas Limus Nunggal, Baros dan Cikundul, sehingga wilayah tersebut dipakai sebagai lokasi penelitian . Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi perbedaan faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu oleh pengunjung rutin dan tidak rutin.
Desain penelitian ini adalah Kasus Kontrol, teknik pengambilan sampel dengan proporsi random sampling. Jumlah sampel sebanyak 192 responden yang terdiri dari 96 kasus (rutin) dan 96 kontrol (tidak rutin) di tiga wilayah kecamatan (Limus Nunggal, Baros dan Cikundul). Metoda pengumpulan data dengan angket dan observasi. Pengembangan kuesioner didasarkan pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu.
Dari hasil penelitian menunjukan faktor ibu yang berbeda secara signifikan berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu adalah umur ibu > 30 tahun (OR=2,23, nilai p=0,009). Faktor posyandu yang berbeda secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu adalah fasilitas posyandu (OR=2,65, nilai p=0,02) dan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan (OR=2,05, nilai p=0,014), sedangkan faktor masyarakat yang memiliki perbedaan yang signifikan berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu adalah pembinaan oleh kader di luar hari posyandu (OR==2,08, nilai p=0,014). Kontribusi terbesar dalam kesinambungan pemanfaatan posyandu adalah fasilitas, diikuti usia ibu dan pembinaan oleh kader.
Dari hasil tersebut disarankan untuk meningkatkan pembinaan melalui supervisi kepada petugas Puskesmas (perawat kesehatan komunitas), peningkatan upaya-upaya promosi kesehatan, perencanaan alokasi anggaran untuk program posyandu terutama penambahan fasilitas media dan model penyuluhan (promosi kesehatan) dan pembinaan kader, meningkatkan pembinaan dan motivasi kepada kader.

The average percentage of community compliance for visiting integrated health services (posyandu) in Sukabumi in 2002 was 62,86 %. This figure below the expected percentage of the municipal government of Sukabumi which is stated as 80 %. The districts which have lowest achievement of visiting posyandu includes Limus Nunggal, Baros and Cikundul (average < 50 %), Those districts were used as the area of research to identify the factors which were contribute in community compliance for visiting integrated health services include internal factors, facility factors, satisfaction to serve and participation of key persons.
Research design is Case Control Techniques to take sample by proportional random sampling, The number of total sample is 192 respondents consists of 96 cases (routine) and 96 control (non routine) at Limus Nunggal, Baros and Cikundul. This research using questioner and observation to collect data than analyzed by computer's software.
The result of bivariate showed that the significant factor that contribute to promote activity posyandu were the age of mothers above 30 years old (OR=2,05, p value = 0,009), facilities (OR=2,65, p value=0,02), service by health personnel (OR=2,05, p value =0,014), and services by cadre excluding posyandu day activities (OR=2,08, p value =0,014). The most significant factor that contributes into the visiting posyandu was facility.
The implication at the research result is a recommendation to improve supervision for health personnel?s performance related to health promotion, budget allocation to provide adequate facilities and conducting training program to empower cadre in implementing their functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida Yahya
"Dalam pelayananasuhan keperawatan, komunikasi terapeutik memegang peranan penting untuk membantu klien memecahkan masalahnya. Untuk mewujudkan terlaksananya komunikasi terapeutik secara efektif diperlukan adanya kemauan dan kesadaran diri yang tinggi dari perawat. Perawat harus mampu menciptakan kondisi (keterpercayaan) yang dapat menimbulkan adanya rasa percaya klien terhadap perawat, klien merasa diperhatikan: diterima, merasa aman, nyaman (deskripsi) merasa diikutsertakan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan untuknya (orientasi masalah) pelayanan yang diberikan perawat dirasakan tulus, tidak dengan paksaan (spontanitas) informasi yang dibutuhkan klien harus jelas (kejelasan) klien merasa perawat dapat membantu mengurangi hal-hal yang mengganggu pikirannya dalam menghadapi penyakitnya dan tanpa memandang siapa klien tersebut (persamaan) sehingga klien merasa puas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal baik dengan efektifitas komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap rumah sakit Sumber Waras. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 sampel yaitu 139 perawat pelaksana dan 248 klien yang dirawat. Data yang diperoleh dianalisis dengan mempergunakan koefisien korelasi Product Moment, untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Untuk mengetahui prediksi yang paling berhubungan antara variabel dependen dan independen digunakan regeresi liner ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel independen, lima variabel independen yang berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen yaitu deskripsi, orientasi masalah, kejelasan, keterpercayaan dan kesinambungan & konsistensi. Sedangkan tiga variabel yang tidak berhubungan adalah spontanitas, persamaan dan provisionalisme.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap RS Sumber Waras sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta sikap perawat pelaksana dalam berkomunikasi dengan klien, Mengingat masih adanya keluhan-keluhan dari klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan di RS Sumber Waras."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ningsih
"Belum adanya gambaran tentang hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana merupakan masalah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan keperawatan yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara dari tanggal 19 Juni sampai dengan 13 Juli 2002. Desain yang digunakan adalah deskriptif analitikal bersifat cross sectional kepada 75 perawat pelaksana. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3% perawat pelaksana merasa puas dan 46,7% tidak puas, yang merupakan gambaran komposit dari upah, otonomi, status profesional, kebijakan organisasi, tuntutan tugas, interaksi perawat-perawat, dan interaksi perawat-dokter. Dari hasil analisis bivariat diketahui jenis kegiatan langsung dan jenis ruang rawat berhubungan secara bermakna dengan kepuasan kerja (p=0,001). Hasil analisis multivariat menunjukkan jenis kegiatan langsung merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kepuasan kerja setelah dikontrol dengan variabel jenis ruang rawat (p=0,0087).
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada pimpinan keperawatan untuk mengadakan kajian tentang program pengembangan sumber daya tenaga perawat yang telah berlangsung sebelumnya serta mengadakan pelatihan secara terencana dan berkesinambungan untuk meningkatan pengetahuan kepala ruangan tentang penghitungan beban kerja/ketenagaan.

There is no description about correlation between workload and individual characteristics with work-satisfaction for nursing staff is a problem at Mother and Child Hermina Hospital, Jatinegara. High work-satisfaction of nursing staff will be able to improve quality nursing service which may affect to health service as a whole.
The purpose of this research is to reveal description between workload and individual characteristics with work-satisfaction for nursing staff. This research was conducted in the ward for in-patients at Hermina Hospital, Jatinegara from June 19, 2002 to July 13, 2002. The methodology of this research used analytical description, which provided cross sectional to 75 nursing staff, the analysis used is univariate, bivariate, and multivariate.
The research result identify, that 53,3 % of nursing staff have got satisfaction and 46,7 % have not got satisfaction, with the composite description of salary, autonomy, professional status, organizational policies, task obligation, nurse to nurse relationship, and nurse-doctor relationships. The result of bivariate analysis shown that direct nursing care and type of the wards has positive relationship to work-satisfaction (p=0,001). The multivariate analysis proved that direct nursing care is a variable that has the most significant correlation to work-satisfaction after being controlled using type of the wards variables (p=0,0087).
Based on these research findings, it is recommended to the chief of nursing to conduct a reviewing of nursing staff development program and developing a planning for continuing nursing education program for head nurse in relation to workload and staffing for nursing manpower.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Pastina R.
"Kepuasan kerja perawat searah dengan kepuasan pasien dan kepuasan pasien merupakan hasil kerja perawat berkualitas. Banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satu adalah iklim kerja. lklim kerja dibentuk oleh berbagai dimensi, dalam penelitian ini adalah kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari upah, otonomi, syarat pekerjaan, kebijakan organisasi, status professional dan interaksi.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dengan potong lintang (cross sectional) terhadap dua populasi yaitu perawat pelaksana di ruang rawat inap(RRI) dan ruang rawat jalan (RRJ). Sampel terdiri dari 260 perawat yang tersebar di 27 RRI dan 115 perawat yang tersebar di 19 RRJ. Kemudian dilakukan uji beda mean pada kedua populasi. Penelitian dilakukan tanggal 27 juni sampai 10 juli 2002. Instrumen penelitian terdiri dari 29 pernyataan untuk mengukur iklim kerja dan 30 pernyataan mengukur kepuasan kerja. Kuesioner yang digunakan di RRI sama dengan di RRJ.
Gambaran karakteristik responden di RRI, 90% dari 241 perawat adalah perempuan, 53,1% lulusan SPK, 0,8% sarjana dan sisanya lulusan Akademi. 51,0% perawat berusia antara 21-37 tahun, dengan rata-rata lama kerja 7-8 tahun(61,8%). Responden di RRJ n= 121 perawat, 79,3% perempuan. Umumnya responden lulusan SPK (81,0%), 68% mereka berusia antara 43-57 tahun dengan rata-rata lama kerja 12 tahun, dan 52,1% diantaranya mempunyai lama kerja antara 12-30 tahun.
Deskripsi iklim kerja di RRI memperlihatkan bahwa rata-rata perawat ragu terhadap adanya iklim kerja kondusif di tempat kerjanya dimana nilai pada skala Likert antara 3,0-3,96. Rata-rata pendapat terendah adalah yang mereka rasakan terhadap penghargaan dengan R= 3,0 dan tertinggi pada tim kerja dengan Rh= 3,96. Di RRJ rata-rata perawat berpendapat tidak setuju terhadap penghargaan (X= 2,95) dan ragu terhadap tim kerja yang mendukung dengan 3C= 3,92.. Deskripsi rata-rata yang dirasakan perawat terhadap kepuasan kerja berada antara 3, 07- 3,54 dengan nilai terendah adalah perasaan terhadap status professional dan tertinggi terhadap kebijakan organisasi dengan SD= 0,4- 0,5.
Hasil analisis bivariat (Pear-sons correlation) antara iklim kerja ( kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja) dengan kepuasan kerja memiliki nilai p= 0,0001 (
Uji t pada kedua populasi menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata yang dirasakan perawat terhadap iklim kerja yaitu dimensi tanggung jawab, tim kerja, kesesuaian dan kejelasan di ruang rawat inap dan ruang rawat jalan (pa ). Rata-rata kepuasan kerja perawat pada kedua populasi juga berbeda khususnya pada komponen otonomi, syarat pekerjaan, interaksi dan kebijakan organisasi (p
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSPAD kiranya meningkatkan kernampuan manajer di semua lini agar handal dalam proses manajemen yang menciptakan iklim kerja kondusif yang berdampak terhadap kepuasan kerja staf. Hendaknya proses menenukan manajer keperawatan memenuhi kriteria kepemimpinan, terutama melalui proses pengkaderan. Perlu meninjau kembali tanggung jawab manajer dan staf disejajarkan dengan tujuan organisasi disertai pendelegasian jelas. Dibutuhkan kejelasan struktur organisasi yang memberdayakan staf secara optimal. Meninjau dan menegaskan kembali standar pelayanan (struktur & proses) dan sistem penghargaan sesuai kebutuhan. Kepala ruangan kiranya senantiasa meningkatkan ketrampilan kepemimpinan dan kemampuan berperan sebagai model (role model) bagi staf keperawatan yang dipimpinnya. Untuk dapat memperoleh hasil lebih baik, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan wawancara mendalam bahkan dengan suatu kuasi eksperimen,
Daftar Pustaka = 72 (1971 - 2001)

Comparative and Relationship between Working Climate and Working Satisfaction for Nurses Staff In-patient Ward and Out-patient Ward in Gatot Soebroto Army Hospital JakartaNurse's working satisfaction is paralel with patient's satisfaction. It is a result of the performance of qualified nurse. There are some factors that influence working satisfaction, one of them is working climate. It is formed by many dimensions, in this research are conformity, responsibility, standard, reward, clarity and team spirit/team work. The composite of working satisfaction is shown composite are pay, autonomy, working requirements, organization policies, professional status and interaction.
This research is descriptive correlational by cross sectional toward two populations, namely practising nurse in the ward for in- patient and in out- patient department. Sample consist of 260 nurses in 27 in-patient wards and 115 nurses in 17 out-patient wards. Then comparative was analyzed between those two populations. Research was conducted from 27 June to 10 July 2002. The instruments consist of 29 questionares related to working climate and 30 questionares related to working satisfaction. It was used the same questioner for nurses working in in-patient department as well as for the nurses in out patient department.
Description of characteristic respondent in in-patient wards were 90% of 241 nurses are female, 53,1 % SPK graduates, 0,8 % Faculty graduates and the rest is graduated from Academic of Nursing or Academic of Midwifery. 51,0 % of nurses has age within the range of 21-37 years old. Working experiences of them within average 7-8 years (61,8 %). The member of respondents in out-patient department n = 121 nurses, 79,3 % of them are female. The respondents are graduates from SPK (81,0%). Their age range from 43- 57 years old, and 52,1% of them have had working experiences for 12-30 years.
Description of working climate result findings showed that responding of the nurses related to conducive working climate in their working place using Likert Scale is ambigous with the value range from 3,0 to 3,96. Average score toward reward with x = 3,0 and the highest score is team work with x = 3,96. The average of nurses who work in out patient department, responding that they did not agree with the reward (x = 2,95 ) and ambigous toward team work supportly by x = 3,92. Average description nurses toward working satisfaction is 3,07-3,54 with the standart deviation of 0,4-0,5. The lowest value is the professional status, while the higst value is the organizational policy.
Findings using Pearsons correlation between working climate (conformity, responsibility, standard, reward, clarity and tern work) with working satisfaction has value p < a (0.0001). It_ means that there is a relationship between those two variables significantly, which define positive relationship from moderate to strong. The lowest relation in in patient ward is the team work and in out patient ward is the reward while the strongest relationship in in-patient ward is clarity and in out patient ward is responsibility. Multi tinier regression analysis using Backward method found that the correlation which is most significant in in- patient ward are responsibility, clarity and reward by R2 = 0,377 and value p = 0,0001 and then in out-patient ward are responsibility, standard and team work.
Comparative study using T-test findings of those two populations that the average perception of the nurses who are working in in-patient ward and out-patient department to ward working climate related to dimension of responsibility, team work and conformity has significant different ( p < a ) while toward the dimension of standard, clarity and reward, there is no different (pia). The average of nurse's working satisfaction in those two populations is different especially related to component of autonomy, working requirement, interaction and organization policy (p < a ) while the component pay and professional status is not different (p > a ).
Based on the research result is recommended to Gatot Soebroto's Army Hospital leader to improve the capability of managers in all levels so that they have competencies in management process, in regard to create conducive working climate which will have impact to the working satisfaction of the staff. Training or in-service education could be conducted in order to full M. the requirements of nurse managers in leadership and management ability, It is essential to evaluate the manager and staff responsibility based on the goal of hospital organization. The nursing service administration role should be clearly shown in organizational structure of the hospital in order to be able to supervise and to control nursing care delivery system. Nursing care standard and reward system should be reviewed and improved based on the merit system. To obtain the better result of this research need to proceed with depth interview or a quasi experiment.
Bibliography = 72 (1971 - 2001)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madya Sulisno
"Kualitas pelayanan keperawatan ditentukan sejauh mana klien mengalami perubahan pada status kesehatan serta pengetahuan dan pengalaman baru terkait dengan kesehatannya Pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan kepusan kepada klien. Fenomena di Rumah Sakit Mardi rahayu Kudus belum menunjukkan pelaksanaan pendidikan kesehatan secara baik, hal ini ditunjukkan hanya 30% perawat yang mendokumentasikan pelaksanaan pendidikan kesehatan sebagai bukti pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada klien oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampel sebanyak 117 perawat di ruang rawat inap. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh perawat pelaksana untuk mengungkap variabel independen dan kuesioner yang diisi oleh kepala ruangan untuk mengungkap variabel dependen. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat yaitu chi-square dan uji multivariat yaitu regresi logistik.
Hasil penelitian ini mendapatkan hubungan korelasi yang positif antara pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat pelaksana dengan tingkat pendidikan (p = 0,025), tanggung jawab (p = 0,000), prestasi (p = 0,009), pekerjaan itu sendiri (p - 0,014), rekan kerja (p = 0,000) dan pengetahuan (p x,000). Dari analisis multivariat diketahui variabel yang paling berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat pelaksana yaitu variabel pengetahuan (p = 0,000) dan variabel tanggung jawab (p = 0,011).
Implikasi dari temuan ini adalah perlu diperhatikan hal-hal yang memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat agar pelaksanaan pendidikan kesehatan menjadi lebih baik Pengetahuan dan tanggung jawab mennpakan faktor yang paling berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan sehingga perawat perlu diberikan pelatihan tentang pendidikan kesehatan, dan komunitas keperawatan senantiasa membangun rasa tanggung jawab pada para perawat.
Kepustakaan 47 (1979-2003)
Factors Related to Patient Education by Staff Nurses at Mardi Rahayu Hospital, Kudus in year 2003Quality of nursing service was indicated by improvement of health status of the client and increasing his knowledge about his health status. Health teaching as a pan of nursing care provided by nursing staff could achieve those mentioned conditions. The data about health teaching done by nursing staff documented on the client's record shown about 30%. It mean that health teaching done by nurses still need to improved.
The objective this research is to identify the implementation of client's health teaching done by nursing staff in Mardi Rahayu Hospital, Kudus and to identify the correlated factors. The research design using cross sectional with the univariate, bivariate and multivariate analysis.
The number of samples is total samples (N= l 17 nurses). Collecting data using questioner to explore independent variable and dependent variable. From bivariate analysis, can conclude that factors related with patient education are level of study (p = 0,025), responsibility (p = 0,000), achievement (p = 0,009), the work itself (p = 0,014), relationship with peer (p = 0,000), and knowledge (p = 0,000). From multivariate analysis, can conclude that dominant factors related to patient education are knowledge (p = 0,000) and responsibility (p 0,011).
This study recommends that management of the hospital to improve staff knowledge on by conducting the training or course about patient education and providing good working climate in regard to improve nurses' capabilities in client health teaching.
Bibliography 47 (1979-2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hasib Ardani
"Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian penting dalam pelayanan keperawatan secara keseluruhan. Hal tersebut dapat tercapai dengan baik apabila salah satu peran kepala ruangan yaitu peran koordinasi dalam program pengendalian mutu baik sehingga berdampak baik terhadap kinerja perawat pelaksana dalam program pengendalian mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran koordinasi kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana dalam program pengendalian mutu pelayanan keperawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali, Agustus 2001.
Desain penelitian diskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 96 perawat pelaksana di rawat inap. Pengumpulan data menggunakan 3 jenis instrumen yang terdiri dari kuesioner karakteristik individu perawat, kuesioner peran koordinasi kepala ruangan dan kuesioner kinerja perawat pelaksana dalam program pengendalian mutu pelayanan keperawatan. Analisis hubungan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan kinerja perawat dalam program pengendalian mutu dengan pembagian tugas (p=0,024), pemanfaatan sumber daya (p-0,025), menciptakan kesatupaduan (p= 0,013), gerak aktivitas kepala ruangan (p= 0,013), membuat arah yang sama (p=0,009) dan pelatihan tentang mutu (p=41,03 1). Faktor yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan adalah membuat arah yang sama (OR= 3,996 ) dan faktor yang diduga sebagai pengganggu hubungan koordinasi dengan kinerja perawat dalam pengendalian mutu adalah pelatihan tentang mutu (OR=3.026).
Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah kinerja pada perawat pelaksana dalam program pengendalian mutu pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam membuat arah yang sama melalui pelatihan tentang peran koordinasi dalam program pengendalian mutu dan melaksanakan pelatihan tentang mutu pelayanan keperawatan bagi perawat pelaksana serta melaksanakannya dengan supervisi seksi keperawatan.
Daftar Pustaka 76 (1980 - 2003)
The nursing service quality assurance program in the hospital is an important part of the nursing service. This program can be achieved if the coordination role of the head nurse in relation to the nursing service quality assurance program implementing well, so then it will influence the performance of the nurse practitioners.
The objective of this research is to identify relationship of coordinating role of the head nurse with the performance of nurse practitioners relation to nursing service quality assurance program in Pandan Arang District Hospital, Boyolali, in Agustin 2003. Research design using correlational descriptive with cross sectional method. Minty six (96) nurses selected as respondents. The analysis of relationship using Chi Square test. The research result revealed that there was relationship between nurse practitioner performance in nursing service quality assurance program with job description (p = 0,025), manpower empowerment (p = 0,024), unity (p = 0,013), head nurse activity (p'O,013), made the goal oriented (p = 0.009) and training about quality assurance (p = 0,031. The dominant factors related to nurse practitioners performance in nursing service quality assurance program is the goal oriented with OR = 3,996 and dominant confounding factor is training on quality assurance with OR-3,026.
The recommendation of this researches includes nurse practitioners performance in nursing service quality assurance program could be improved by increasing the head nurse ability to encourage nurse practitioners to perform activities on quality assurance based on job description. and implementing training program on quality assurance for nurse. To maintain nurse practitioners performance after following the training , it is necessary the nurse managers to supervise them regularly.
Biblioggraphy; 76 (1980 - 2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Atmariamsyah
"Manajemen risiko rumah sakit adalah upaya untuk meminimalkan kerugian finansial rumah sakit yang berhubungan dengan kecelakaan dan mencegah kejadian yang tidak diharapkan. Manajemen risiko pelayanan keperawatan merupakan bagian dari manajemen risiko rumah sakit yang meliputi aktivitas identifikasi risiko, menganalisis risiko, mengontrol risiko dan pembiayaan risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi perawat pelaksana terhadap manajemen risiko pelayanan keperawatan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, dengan desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 96, dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 11 Juli 2003.
Hasil analisis, didapatkan variabel karakteristik dan persepsi perawat pelaksana tidak ada hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Secara proporsi, responden yang mempunyai persepsi manajemen risiko baik mempunyai kinerja baik lebih besar (64,6%) dibandingkan dengan proporsi responden yang mempunyai persepsi manajemen risiko buruk (52,1%).
Disarankan kepada Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta untuk dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana khususnya yang berkaitan dengan manajemen risiko yaitu perlu diadakan training dan pembinaan kepada perawat pelaksana yang mempunyai persepsi buruk terhadap manajemen risiko, perlu menciptakan budaya kesadaran pembuatan incident report, dan memasukan aktivitas manajemen risiko ke dalam performance appraisal.
Daftar Pustaka 55 (1978-2002)
An Analysis of the Relationship of the Nurses Practitioners Perception to the Hospital Risk Management Related to the Nursing Service with Nurses Practitioners Performance at Pondok Indah Hospital, Jakarta in 2003Hospital, risk management activities seek to minimize the hospital's financial loss in relation to incident and untoward events. The nursing service in the risk management as a part hospital risk management activities have an important role in risk identification, risk analysis, risk control and risk financing.
The purpose of this research to identify the relationship between nurse practitioners perception to the hospital risk management toward the nursing service and practitioners nurses performance at Pondok Indah Hospital, from July 7 until July 11, 2003. This research used cross sectional design, of 96 respondents.
The research results were found no significant correlation between characteristics and practitioners nurses perception with nurses practitioners performance. In a manner of proportion good risk management perception have a better performance (64,6%) more than bad risk management perception (52,1%).
Recommendation to the management includes; conducting regular training and couching in order to improve nurses practitioners performance who have bad perception of a risk management; create good climate to improve nurses awareness in writing prompt incident report, to develop performance appraisal in every activity of the risk management.
References 55 {1978-2002)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Maryani
"Penilaian angka kredit jabatan fungsional perawat adalah suatu bentuk penilaian kinerja bagi perawat dengan status Pegawai Negri Sipil , penilaian berdasarkan prestasi yang dicapai perawat dalam mengerjakan kegiatan keperawatan dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat/jabatan perawat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional perawat dengan motivasi kerja perawat di RS. MM Bogor. Desain penelitian cross sectional dengan populasi 202 orang dan sampel penelitian 139 orang. Penelitian dilaksanakan tanggal 25 Juni sampai dengan 8 Juli 2002.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan Kai kuadrat dan multi variat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (57,2 %) perawat RS.MM. Bogor memiliki motivasi kerja yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan perawat terhadap penilaian angka kredit dengan motivasi kerja perawat. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi perawat dengan motivasi kerja perawat. Dan karakteristik perawat yang berhubungan dengan motivasi kerja adalah tingkat pendidikan dan status perkawinan. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda ditemukan variabel yang mempunyai kontribusi terhadap motivasi kerja perawat adalah pembinaan , kemudahan dan status perkawinan.
Disarankan kepada RS. MM. Bogor untuk meningkatkan motivasi kerja perawat dengan meningkatkan pendidikan perawat secara formal/informal, meningkatkan kemampuan tim penilai dan bagi peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi, wawancara mendalam di rumah sakit-rumah sakit dengan tipe yang berbeda.

Performance evaluation of the nurses using credit system for functional job is one type of performance evaluation for the government employee. Evaluation is based on performance achievement of the nurses in giving nursing care. This method of evaluation is used as one of the requirement for nursing staff's promotion.
Objectives of this research to identify of the relationship between performance evaluation using credit system based on functional nursing job with nurses' working motivation at MM. Hospital Bogor. This research is quantitative research with the cross sectional method. The number of respondents is 139 nurses. This research was conducted from June, 25 until July 8, 2002.
The data was analyzed using univariate, bivariate with chi square and multivariate statistic with the multiple logistic regression.
The research result showed that 57,2 % of nurses at MM. Hospital in Bogor has high motivation. There is a signifificant relationship between nurses' perception and nurses' motivation. The characteristics of the nurses which has relationship with motivation is the level of education and marriage status. Variables which has high contribution to nurses motivation includes: supervision, easiness and marriage status.
Recommendations for MM. Hospital in Bogor regarding improvement of nurses' motivation, through providing continuing education for nurses as well as for the evaluator. For other researchers are recommended to conduct advance research using observation and deep interview methods in different type of hospitals.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T4787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>