Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Siahaan, Agustina T. P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Hari Nugroho
"Kolom gelembung pancaran merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai alat kontak/perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair yang telah banyak digunakan di industri kimia dan petrokimia, bahkan di industri pengolahan air limbah. Hal pokok yang penting diketahui dalam proses ini adalah tinjauan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2.
Pada penelitian ini, yang ingin ditentukan adalah gas entrainment, holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antarfasa untuk studi hidrodinamika. Sedangkan untuk studi kinetika absorpsi CO2 yang ditentukan adalah konstanta kinetika reaksi.
Data yang diambil pada percobaan hidrodinamika adalah laju gas entrainmeni (gas yang terhisap), tekanan statik yang berupa tinggi cairan aerasi (Hf) dan tinggi cairan (hf), tekanan cairan, pengambilan gambar dengan menggunakan kamera pada 3 daerah. Dimana data tersebut diambil pada tiap kondisi operasi laju alir volumetrik cairan dan ukuran diameter nozzle yang divariasikan serta jarak antara permukaan cairan dengan ujung pelepasan kolom downcomer atau pipa downcomer yang tercelup (Z) yang konstan. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam persamaan masing -masing untuk mendapatkan harga holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan untuk kinetika absorpsi C02 yang diambil pada percobaan ini adalah data perubahan konsentrasi larutan NaOH dalam kolom gelembung pancaran persatuan waktu. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam laju reaksi pseudo first orde reaction untuk menghitung nilai konstanta kinetika reaksi.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada panjang pipa downcomer yang tercelup konstan, semakin besar kecepatan pancaran cairan dan ukuran diameter nozzle, maka semakin besar gas yang terhisap, holdup fasa gas, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan ukuran diameter rata - rata gelembung semakin kecil. Pada panjang pipa downcomer yang tercelup semakin pendek, maka semakin besar harga konstanta kinetika reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandi Iswara
"Jumlah konsumsi bensin di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, cadangan minyak bumi di Indonesia yang terus berkurang menuntut untuk ditemukannya sumber energi alternatif pengganti bensin. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa hidrokarbon melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa' gas menggunakan katalis asam, namun produk yang dihasilkan memiliki yield bensin yang kecil, yaitu 4-20%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bensin dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dengan jumlah yield bensin yang tinggi. Minyak kelapa sawit direaksikan dengan katalis H-Zeolit yang dipreparasi dari Zeolit Alam melalui metode pertukaran ion. Reaksi dilakukah dalam fasa cair dengan rasio berat katalis per berat umpan 1:75 di dalam reaktor tumpak berpengaduk. Reaksi dilakukan dengan variasi waktu 1 hingga 2 jam pada suhu 300-320°C. Reaksi yang terjadi adalah reaksi perengkahan katalitik, dimana H-Zeolit merengkah ikatan kimia minyak kelapa sawit menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek. Agar diperoleh yield bensin yang tinggi, produk reaksi didistilasi secara tumpak sebanyak 2-3 kali. Distilasi dihentikan apabila diperoleh produk yang memenuhi spesifikasi bensin dalam hal titik didih dan densitas. Produk yang memenuhi spesifikasi bensin ini disebut Bensin-Bio. Pada Bensin-Bio, dilakukan analisis GC-MS, angka oktana dan RVP. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum reaksi adalah pada reaksi selama 1 jam pada suhu 320°C dan dilanjutkan dengan dua kali distilasi secara tumpak. Produk yang dihasilkan memiliki densitas 0,77 g/mL dan titik didih akhir 255°C. Komposisi Bensin-Bio adalah senyawa hidrokarbon dengan jumlah rantai Ci-Cn , memiliki RVP 48,23 serta angka oktana 122,24. Konversi reaksi adalah 21,56% dan yield bensin sebesar 58%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subihi Eka Prasetya
"Karbondioksida merupakan gas asam yang dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan dan mengurangi nilai bakar (heating value) pada gas alam sehingga memerlukan penanganan untuk proses pemisahannya. Teknologi membran menjadi proses yang menjanjikan, terutama di industri minyak dan gas bumi. Salah satu metodenya adalah dengan proses absorpsi melalui kontaktor gas-cair. Penggunaan kolom absorpsi konvensinal untuk proses pemisahan CO2; cukup merugikan karena sering menimbulkan masalah dan tidak hemat tempat dan energi. Pembelajaran dan percobaan pada teknologi membran telah banyak dilakukan oleh para peneliti untuk mencapai kondisi yang paling efektif, efisien dan hemat tempat. Salah satunya adalah dengan menggunakan kontaktor membran serat berongga. Pada penelitian ini, pembelajaran dipusatkan pada evaluasi perpindahan massa dan hidrodinamika yang terjadi pada proses absorpsi CO2 oleh pelarut air dan larutan NaOH 0,01M dengan melihat pengaruh variasi jumlah serat sebanyak 10, 15 dan 20 serat membran polipropilen. Selain itu juga dilakukan variasi laju alir pelarut sebesar 100-350 L/jam di dalam modul. Modul berbentuk selongsong-tabung dengan umpan pelarut mengalir di sisi selongsong sedangkan gas CO2 murni mengalir di dalam serat dengan berlawanan arah. Efektifitas perpindahan massa yang dihasilkan jauh lebih tinggi dengan menggunakan NaOH. Fluks yang dihasilkan mencapai 5,45x10-3 mol/m2s, 121.458 kali lebih besar dibandingkan air yang hanya mencapai 4,49x10-8 mol/m2s. Peningkatan laju alir dapat meningkatkan koefisien perpindahan massa sehingga fluks yang dihasilkan lebih tinggi, namun peningkatan jumlah serat dapat menurunkan koefisien perpindahan massa akibat adanya faktor kekosongan dan geometri membran. Peningkatan laju alir menyebabkan perubahan tekanan meningkat, namun bilangan Reynolds juga meningkat sedangkan faktor friksi yang dihasilkan akan menurun. Selain itu, peningkatan jumlah serat akan meningkatkan perubahan tekanan akibat meningkatnya friksi pada dinding membran.

Carbon dioxide characterized as acid gas, causing corrosion on the piping system and reducing the heating value of natural gas. Membrane technology becomes a promising process of the CO2 removal especially in the oil and gas industry. One of the methods is absorption using a gas-liquid contactor. It is true that conventional process of absorption tower for CO2 removal has several problems regarding the process and also need a large of space and energy. Research and study of membrane technology have been done lately to achieve the best efficient, effective, and saving space and energy condition. Hollow fiber membrane contactor is the alternative choice regarding that needs. The research focused on the evaluation of mass transfer and hydrodynamic in the CO2 absorption process into water and NaOH dilute solution with vary the amount of polypropylene fiber (10, 15, 20 fibers). The flow rate also varied 100-350 liter/hour in the Shell and tube module. Liquid stream enter the Shell side from the bottom of module and gas stream made a counter current flow against the liquid. Mass transfer effectiveness of NaOH found higher than water. The flux reached 5.45x10-3 mol/m2s which is 121458 times higher than water?s flux which is 4. 9x10-8 mol/m2s. The high of liquid flow rate can succesfully increse the overall mass transfer coeficient. Otherwise, addition of fiber will reduce the overall mass transfer coefficient affected by void fraction and membrane geometry. In hydrodynamic, the addition of liquid flow rate results high pressure drop. However it will make the Reynolds number higher so that the friction factor can be low. Besides that, the addition of fiber can increase the pressure drop caused by the high friction on the membrane?s surface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erica Sanjaya
"Gas dinitrogen monoksida (N2O) merupakan gas polutan yang berbahaya yang dihasilkan oleh asap buangan kendaraan dan proses industri. Gas ini dapat berefek buruk bagi kesehatan makhluk hidup dan dapat menyebabkan global warming. Banyak metode untuk meminimalisasi gas ini, seperti metode SCR (Selective Catalytic Reduction) dan SNCR ( Selective Non Catalytic Reduction). Karena tingginya biaya instalasi dan operasi, menjadikan kedua metode ini kurang efektif. Jadi, perlu dikembangkan metode biofilter untuk mengatasi keterbatasan tersebut.
Penelitian ini menggunakan peralatan sederhana skala laboratorium untuk mengkaji breakthrough curve, parameter adsorpsi Langmuir dan Freundlich, pengaruh bentuk medium filter, dan perbandingan kemampuan kompos dalam proses adsorpsi dengan proses biosorpsi. Penelitian dilakukan dengan laju alir N2O sebesar 88 cc/menit dengan sistem semibacth selama 9 jam untuk hari pertama. Eksperimen dilakukan sampai kurva mencapai kondisi jenuh. Larutan CuSO4(microbial poisoning dose) 2g/l ditambahkan untuk membunuh aktivitas bakteri pendegradasi di dalam kompos.
Persamaan Langmuir mempresentasikan data yang lebih baik daripada Freundlich. Proses biosorpsi kompos memiliki kemampuan reduksi N2O yang lebih baik dibandingkan dengan proses adsorpsi. Kemampuan adsorpsi kompos kambing sebagai medium filter tanpa adanya bakteri pendegradasi akan dikaji dalam penelitian ini. KL dalam kompos pelet (-0,00043 m3/g) lebih besar daripada kompos serbuk (-0,00047 m3/g). qm dalam kompos pelet (0,873g N2O/g kompos) lebih besar daripada dalam kompos serbuk (0,748 g N2O/g kompos).

N2O is a harmful gas that produced by industrial process and vehicles. This gas can be very dangerous in human health and cause global warming. There were many method to reduce it, such as SCR (Selective Catalytic Reduction) and SNCR (Selective Non Catalytic Reduction). Due to the cost in operation and process, make them ineffectively. Thus, biofilter will be the next solution for this problem.
A laboratory-scale biofiltration was done to evaluate breakthrough curve from adsorption process, Langmuir and Freundlich constant, the effect of filter media's form, and the comparison in compost's ability both biosorption and adsorption process. Research was done by using N2O's flow rate = 88 cc/min and semibatch flow system in 9 hours in first day. It continued until the curve will be saturated. An aqueous solution containing 2 g CuSO4 l-1(microbial poisoning dose) is used to eliminate any microbial activity.
Langmuir model represented better model than Freundlich model. The ability of goat-manure compost as filter media in reduce N2O's consentration without microorganism will be known from this research. KL in pellet compost (-0,00043 m3/g) higher than in bulk compost (-0,00047 m3/g). qm in pellet compost (0,873g N2O/g compost) higher than in bulk compost (0,748 g N2O/g compost). Biosorption had a better N2O's removal efficiency than adsorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Sani Widhyastuti
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Wijaya
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dicka Ar Rahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode pemodelan makrokineik dalam penentuan dimensi biofilter. Pemodelan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam desain reaktor serta proses scale-up. Agar kegiatan desain biofilter menghasilkan rancangan yang akurat serta sesuai dengan kebutuhan pada kondisi real di industri, maka diperlukan pendekatan pemodelan yang dapat memberikan gambaran yang mendekati kondisi yang sebenarnya. Dengan pendekatan pemodelan secara makrokinetik diharapkan memungkinkannya transfer hasil percobaan skala bench laboratorium untuk digunakan sebagai parameter yang dapat diaplikasikan langsung pada perancangan biofilter skala industri secara tepat dan akurat.

This study aims to apply the macrokinetic modeling method in the determination of biofilter dimensions. Modeling is used as the basis for calculation of the reactor design and scale-up processes. In order for biofilter design activities produce an accurate design and in accordance with the needs of the real conditions in the industry, it is necessary that the modeling approach can provide a near real conditions. With this modeling approach allows the expected macrokinetic transfer laboratory bench scale experimental results to be used as a parameter that can be applied directly to the design of industrial-scale biofilter precisely and accurately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>