Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Maruli
"Tugas akhir ini membahas tentang penentuan jumlah persediaan, yang merupakan batas untuk melakukan pemesanan kembali. Penentuan jumlah persediaan ini, akan dilakukan pada setiap ukuran pelayanan yang digunakan. Masing-masing ukuran pelayanan memberikan langkah-langkah penentuan jumlah persediaan. Langkah awal ialah penentuan konstanta penyelamat k. Lalu pada langkah kedua, kostanta ini digunakan untuk memperoleh jumlah persediaan penyelamat. Akhirnya langkah ketiga merupakan langkah untuk penentuan jumlah persediaan sebagai batas pemesanan kembali.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sien, Lim Yu Tjen
"Teknik analisis variansi yang biasa dilaksanakan pada
data seimbang kurang tepat diterapkan jika datanya tak
seimbang, apalagi terdapat sel kosong. Salah satu pendekatan
untuk menganalisis data tak seimbang dengan sel kosong adalah
analisis menggunakan model mean sel. Model mean sel ini sangat
sederhana, mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan oleh
para peneliti.
Tugas akhir ini membahas analisis variansi efek tetap
klasifikasi silang dua-arah dengan data tak seimbang yang
mempunyai satu atau lebih sel kosong menggunakan model mean
sel. Penekanan diberikan pada hipotesis-hipotesis linier yang
biasanya diuji peneliti. Tugas akhir ini juga membahas
hipotesis-hipotesis linier yang diuji oleh paket-paket
komputer statistik SAS/PC dan SPSS/PC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muntohar
"Dalam tugas akhir ini dibahas beberapa metode Analisis
Faktor, yaitu metode faktor utama, metode minimum residual dan
metode alpha yang biasa digunakan untuk penelitian yang
menggunakan sejumlah besar variabel.
Sedangkan pembahasannya terdiri dari model matematika,
metode perhitungan dan -suatu contoh penggunaan metode alpha
untuk analisis data kependudukan, khususnya yang berhubungan
dengan fertilitas alamiah"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Lisna
"Dalam analisis ketahanan masalah dasar yang timbul ialah bagaimana menaksir ketahanan berdasarkan data sampel. Ketahanan antara lain dapat dinyatakan dengan tingkat ketahanan hidup, probabilitas densitas kematian, dan hazard (resiko kematian). Untuk itu dapat digunakan metode-metode tertentu misalnya metode life table yang dapat digunakan apabila ukuran sampel cukup besar. Metode ini dapat menangani data lengkap maupun data tersensor yang seringkali ditemukan dalam pengamatan klinis. Tugas akhir ini membahas penaksiran tingkat ketahanan hidup, probabilitas densitas kematian, dan hazard dengan menggunakan metode life table, yang difokuskan pada pengamatan klinis. Sebagai contoh, aplikasi metode ini pada pengamatan terhadap pasien penyakit hipertensi krisis di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, tahun 1986 - 1991, menghasilkan taksiran-taksiran ketahanan pasien untuk setiap interval waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanes Yaneman Matulatuwa
"Dalam tugas akhir ini dibahas teknik analisis regresi untuk data yang dikelompokkan menurut nirai rata-rata kelompok, dengan klasifikasi silang dan klasifikasi silang sebagian, pada prinsipnya teknik analisis untuk data yang dikelompokkan merupakan perluasan teknik analisis untuk data individu. Sedangkan pembahasannya terdiri dari matrik kelompok, Matematika, penaksiran parameter dan pengujian hipotesis, suatu contoh penggunaan analisis regresi dengan data dikelompokkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windhu Wijatmoko
"Proses Poisson adalah suatu proses etokastik dengan ruang keadaan (state space) diskrit dan waktu kontinu. Proses Poisson banyak dijumpai dalam sistem antrian, biasanya berupa kedatangan pelanggan untuk suatu pelayanan. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai proses Poisson, sistem antrian, dan pemakaian proses Poisson pada model antrian M/M/1, MX/M/1 dan M/MY/1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Hariadi
"ABSTRACT
Latar belakang: Berat badan lahir rendah, lingkar kepala yang kecil, berkurangnya panjang badan dan peningkatan kelahiran prematur telah diketahui sebagai akibat pajananan rokok selama kehamilan. Masih sedikit penelitian di Indonesia yang menilai kadar karbon monoksida ekshalasi, kadar kotinin darah tali pusat untuk melihat tingkat pajanan akibat rokok selama masa kehamilan. Pajanan asap rokok dalam jangka panjang berpotensi menurunkan respon inflamasi. Pengukuran kadar TNF-alfa untuk melihat respon inflamasi akibat pajanan rokok.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Subyek penelitian adalah ibu hamil yang melahirkan di Rumah sakit Persahabatan dan dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu perokok aktif, perokok pasif dan tidak merokok. Pengukuran kadar karbon monoksida ekshalasi dengan menggunakan alat smoke analyzer, untuk pengukuran kadar kotinin dan TNF-alfa darah tali pusat menggunakan teknik ELISA.
Hasil: Dari total 85 subyek yang mengikuti penelitian rerata umur ibu adalah 30 tahun (16-24) tahun. Dengan distribusi ibu hamil perokok aktif 20 (23,6 %), perokok pasif 35 (41,2 %) dan tidak merokok 30 (35,3%) subyek. Rerata berat badan bayi lahir pada kelompok perokok aktif lebih rendah 2886±658 dari kelompok perokok pasif 3098±479 dan tidak merokok 3098±279. Rerata berat plasenta lebih rendah pada kelompok perokok aktif (463) gram dari kelompok perokok pasif (497) gram dan bukan perokok (527) gram. Kadar karbon monoksida ekshalasi ibu perokok aktif lebih tinggi (rerata 11,4 ppm), dari perokok pasif (7,9 ppm) dan tidak merokok (3,8 ppm) dan bermakna secara statistik (p 0,001). Berat badan lahir tidak berhubungan dengan derajat pajanan rokok (p 0,153). Terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar kotinin dan TNF-alfa darah tali pusat antara kelompok ibu perokok aktif dengan perokok pasif dan tidak merokok. Kadar CO ekshalasi memiliki korelasi negatif dengan kadar TNF-alfa darah tali pusat.
Simpulan: Kadar karbon monoksida ekshalasi pada perokok aktif didapatkan lebih dari 11 ppm. Kadar kotinin perokok aktif didapatkan 3 pg/ml. Kadar CO ekshalasi dan kadar kotinin darah tali pusat dapat digunakan untuk menilai pajanan rokok dan status merokok pada ibu hamil. Kadar karbon monoksida ekshalasi dan kadar kotinin darah tali pusat didapatkan korelasi negatif terhadap berat badan bayi. Didapatkan perbedaan yang bermakna pada kadar TNF-alfa, kelompok ibu perokok aktif lebih rendah dibanding kelompok ibu yang tidak merokok, Berat badan lahir bayi dan berat plasenta pada kelompok ibu terpajan rokok memiliki kecenderungan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak terpajan rokok.

ABSTRACT
Background : Low birth weight, small head circumference, reduced body length and an increase in premature births has been known as a result of smoking exposure during pregnancy. Few studies in Indonesia, which assesses levels of carbon monoxide exhaled, levels of cord blood cotinin and measure the level of smoke exposure during pregnancy. Cigarette smoke exposure in the long term potentially reduce the inflammatory response. Measurement of levels of TNF-alpha to see the inflammatory response due to exposure to cigarette.
Methods of study : This study was a cross sectional study. Subjects were pregnant women who gave birth in Persahabatan hospital and grouped into 3 categories: active smokers, passive smokers and non-smokers. Measurement of carbon monoxide levels exhaled using smoke analyzer, to measure the levels of TNF – alpha and cotinin cord blood using ELISA.
Results : From a total of 85 subjects were recruited in this study, with mean maternal age of 30 years (16-24) years. The distribution of maternal active smokers 20 (23.6 %), 35 passive smokers (41.2 %) and 30 non-smokers (35.3 %) subjects. The mean birth weight in the group of active smokers is lower (2883) than passive smokers (3031) and non-smokers (3098). The mean placental weight was lower in the group of active smokers (463) grams of passive smoking group (497) grams and non smokers (527) grams. Carbon monoxide levels active smokers was higher (mean 11.4 ppm), from passive smokers (7.9 ppm) and non-smoker (3.6 ppm) and statistically significant (p 0.001). Birth weight not associated with the degree of smoking exposure (p 0.153). There are significant differences in the levels of TNF-alpha and cotinin cord blood between the group of active smokers, passive smokers and non smokers. Levels of CO exhaled have negative correlation with levels of TNF-alpha cord blood .
Conclusions : Levels of exhaled carbon monoxide in active smokers more than 11 ppm. Levels of active smokers cotinin 3 pg/ml. Levels of cord blood cotinin and CO exhaled can be used to assess exposure and cigarette smoking status in pregnant women. Exhaled carbon monoxide levels and levels of cord blood cotinin have negative correlation to the weight of the baby. Statistically significant differences in the levels of TNF-alpha, an active smoker is lower than non smoker mothers. Low birth weight and reduced placental weight was commonly found in active smoker mother.
"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yusrika
"Latar belakang: Pneumokoniosis merupakan kelainan akibat penumpukan debu di dalam paru sehingga menyebabkan timbulnya reaksi akibat pajanan debu tersebut didalam jaringan yang dinamakan sebagai fibrosis. Pekerja tambang kapur termasuk ke dalam daerah pertambangan yang diketahui memiliki risiko tinggi terkena pajanan debu silika. Serum surfactant protein D (SP-D) akan meningkat pada pekerja yang terpajan silika sehingga hal ini menjadikan penanda hayati ini mungkin dapat digunakan sebagai alat pendeteksi dini penyakit paru akibat kerja.
Metode: Penelitian potong lintang ini menggunakan penghitungan sampel secara consecutive sampling pada bulan November 2018-Maret 2019 pada 71 subjek penelitian yang bekerja di area pertambangan dan penggilingan batu kapur. Pemeriksaan kadar serum SP-D menggunakan metode ELISA.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan karakteristik penelitian pekerja tambang kapur didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan median umur 42 tahun, status pendidikan terbanyak sekolah dasar, mayoritas telah bekerja <6 tahun dan bekerja >8 jam dalam sehari, mayoritas pekerja tidak menggunakan masker, status gizi pekerja mayoritas normal, pekerja terbanyak pernah merokok, kadar debu perusahaan tertinggi 223,30 mg/m3 dan lokasi pekerja bekerja mayoritas di area tambang kapur.
Kesimpulan: Kadar serum surfactant protein D (SP-D) pada pekerja tambang kapur memiliki median yaitu 45,40 (2,81-449,15) ng/mL.

Background: Pneumoconiosis is a disorder that occurs due to the accumulation of dust in the lungs which causes a tissue reaction to the dust, the main reaction due to dust exposure is fibrosis. Limestone mining workers are who is high risk to get occupational disease of the lung caused by silica dust. Surfactant protein D serum level increased in silica dust exposed workers. Surfactant protein D serum may be useful as biomarker for early detection in occupational lung disease.
Method: Design of this study was observational with cross sectional. Sampling of limestone mining workers was done by consecutive sampling. Total subject was 71, approach population of limestone exposed workers from November 2018-March 2019. SP-D serum levels was measured by ELISA method. Limestone exposed mining workers are worker in quarry and miller area. Results:. This study found that characteristic subjects dominated by male with the median of age was 42 years old and last education mostly elementary school. Majority duration of working <6 years and time working in a day >8 hours perday. The limestone mining workers mostly did not wore mask and had normal weight group. Majority limestone mining workers ever smoking. The highest dust level was 223.30 ng/m3 and the location of limestone mining workers mostly in quarry area. Conclusion: The SP-D serum levels in limestone mining workers had median 45,40 (2,81-449,15) ng"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fikri Syadzali
"Pendahuluan: Timoma adalah salah satu jenis dari tumor epitel timus yang paling sering ditemukan pada keganasan di mediastinum anterior yaitu sekitar 20% dari keganasan mediastinum. Timoma memiliki angka kejadian antara 0,2 – 1,5% dari seluruh penyakit keganasan. Kemoterapi adalah salah satu penatalaksanaan untuk timoma stage III keatas. Berbagai kombinasi obat kemoterapi dapat diberikan pada pasien timoma dan menunjukkan respon yang baik dari pasien. Paduan cisplatin, doxorubicin, vincristine dan cyclophosphamide (ADOC) adalah salah satu paduan kemoterapi yang digunakan di Indonesia terutama di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan.
Tujuan: Untuk mengetahui efikasi dan toleransi kemoterapi dengan panduan obat cisplatin, doxorubicin, vincristine dan cyclophosphamide (ADOC) pada timoma.
Metode: Analisis observasional kohort retrospektif di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan, Jakarta, Indonesia secara total sampling diperoleh dari Januari 2015 sampai Desember 2019. Kami meninjau rekam medis 118 pasien dengan diagnosis timoma dan 17 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil: Sebanyak 17 pasien yang termasuk dalam penelitian ini, laki-laki 47,06% dan perempuan 52,94%. Median usia pasien adalah 50 tahun. Jenis sel A (47,06%) dan stage IVA (64,71%) adalah yang terbanyak. Anemia (11,24%) adalah toksisitas paling sering terjadi pada pasien timoma yang mendapatkan kemoterapi paduan ADOC. Rerata PFS sebesar 22,87±5,01 bulan dengan median 23 bulan. Rerata OS pada pasien timoma yang mendapatkan kemoterapi paduan obat ADOC adalah 26,95±4,88 bulan dengan median 25 bulan (IK 95%; 6,46- 43,55).Overall response rate pada penelitian ini yaitu 35,29% dan clinical response rate 88,23%

Introduction: Thymoma is a major type thymic epithelial tumor in the anterior mediastinum with incidence rate of 0.2–1.5% of all malignancy. Stage III thymoma is considered to receive chemotherapy as main treatment. Various combinations of chemotherapy drugs can be given to thymoma patients and show a good response from patients. Cisplatin, doxorubicin, vincristine, and cyclophosphamide (ADOC) is one of the chemotherapy alloys used in Indonesia, particularly in National Respiratory Referral Hospital Persahabatan.
Aims: To determine the efficacy and tolerance of thymoma chemotherapy using ADOC.
Methods: We performed a retrospective cohort observational analysis in National Respiratory Referral Hospital Persahabatan Jakarta, Indonesia. Subjects by means of total sampling were patients between January 2015 to December 2019. We reviewed the medical records of 118 thymoma patients, of which 17 were met the inclusion criteria.
Results: We included 17 patients, of which consisted of 47.06% males and 52.94% females. The median age of the patient was 50 years old. Cell type A (47.06%) and stage IVA (64.71%) were found in this study. Anemia (11.24%) was the common toxicity in thymoma patients receiving ADOC chemotherapy. The mean progression free survival (PFS) was 22.87 ± 5.01 months with median of 23 months. The mean overall survival in thymoma patients receiving ADOC drug chemotherapy was 26.95 ± 4.88 months with a median of 25 months (95% CI; 6.46-43.55).The overall response rate in this study was 35.29% and the clinical response rate was quite good at 88.23%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T55665
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Pertiwi
"ABSTRAK
Latar Belakang : Pasien kanker paru umumnya datang pada stage yang sudah lanjut. Keterlambatan bisa diakibatkan oleh pasien itu sendiri, dokter dan sistem kesehatan. Sejak diberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional, RSUP Persahabatan sebagai rujukan penyakit paru mengalami peningkatan jumlah pasien kanker paru. Diagnosis kanker paru ditargetkan tegak dalam dua minggu. Namun, selama ini ini belum ada data berapa lama diagnosis kanker paru dapat ditegakan dan berapa biaya yang dikeluarkan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional. Sebanyak 110 subjek terdapat pada penelitian ini. Kami mengevaluasi berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan sejak subjek datang ke RSUP Persahabatan sampai diagnosis histopatologi kanker paru didapat. Kami juga mengevaluasi beberapa faktor yang menentukan lama dan besarnya biaya penegakan diagnosis kanker paru.Hasil : Sebanyak 110 subjek terdapat dalam penelitian ini. Delapan puluh empat 76,36 subjek laki-laki dan 26 23,64 perempuan. Nilai tengah umur subjek adalah 57 tahun dengan kisaran 26 sampai 86 tahun. Sebanyak 53 48,2 mendapatkan diagnosis dalam waktu le; dan 57 51,8 subjek mendapatkan diagnosis lebih dari 2 minggu. Nilai tengah penegakan diagnosis adalah 15 hari dengan kisaran 1 ndash;68 hari. Pasien dengan stage lanjut, tampilan status yang jelek dan dirawat dengan pembiayaan umum memiliki waktu tunggu yang lebih singkat. Biaya penegakan diagnosis kanker paru di RSUP Persahabatan memiliki nilai tengah Rp. 13.025.381,- dengan kisaran Rp. 1.083.000,- hingga Rp156.285.000,-. Subjek dengan stage lanjut, tampilan status yang buruk, memiliki penyulit dan dirawat di kelas non JKN memiliki biaya yang lebih besar.Kesimpulan : Nilai tengah waktu penegakan diagnosis kanker paru pada penelitian ini adalah 15 hari dengan kisaran 1-86 hari. Waktu tunggu berhubungan dengan stage pada saat datang, tampilan status, kelas perawatan. Biaya penegakan diagnosis kanker paru di RSUP Persahabatan memiliki nilai tengah Rp. 13.025.381,- dengan kisaran Rp. 1.083.000,- hingga Rp156.285.000,-. Biaya penegakan diagnosis berhubungan dengan stage pada saat datang, tampilan status, penyulit dan kelas perawatan.Kata Kunci : Kanker paru, diagnosis, keterlambatan diagnosis
ABSTRAK
Background and aim Most lung cancer patients had been diagnosed in advanced stage. Most reasons for the delay of the diagnosis, might be from patients and or health system. Currently, in Indonesia has National Health Insurance System Jaminan Kesehatan Nasional . That situation made an increasing numbers of patients who come to referral hospital. In Persahabatan Hospital the National Referral for Respiratory Diseases, the maximum time interval for lung cancer diagnosis was set not more than two weeks, however several cases were delayed. We had been conducting a study to evaluate time diagnostic time and cost for diagnose lung cancer.Method We performed bservational study in Persahabatan Hospital Jakarta. One hundred an ten new patients was recruited in this study. We evaluated how long the time was and how much was needed from the first visit until the initial diagnosis by histopatology obtained. We also evaluated the factors that have correlated with time and cost of diagnosis.Results One hundred and ten patients were enrolled in this study. Eighty four 76,36 were male and 26 23,64 were female. The median age was 57 years old with range 26 to 86 years old. Data had shown that 53 48,2 patient were diagnosed under target time 2 weeks but 57 51,8 had diagnostic time more than 2 weeks. The median time of diagnostic was 15 days with range 1 ndash 68 days. Diagnostic delay was correlated with early stage of the diseases, good performance status, financial resource. The median cost of diagnosis was Rp. 13.025.381, with range Rp. 1.083.000, to Rp156.285.000, . Subject who came with late stage, poor performance status, had complication of lung cancer and hospitalized in private area had higher cost of diagnostic. Conclusion Median diagnostic time of lung cancer in RSUP Persahabatan is 15 days range from 1 to 86 days. Diagnostic time correlates with stage at admission, performance status at admission and source of financial. The median cost of diagnosis is Rp. 13.025.381, with range Rp. 1.083.000, to Rp156.285.000, . Cost of diagnosis correlates with stage at admission, performance status at admission, source of financial and complication related with lung cancer."
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>