Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfita
"The endophytic fungi Aspergillus fumigatus was isolated from the tissues of the fruits of Garcinia griffithii. The fungal strain was identified from the colony, and it was characteristic of cell morphol ogy. The ethyl acetate extracts derived from fungus cultures showed major spots on TLC under UV light, which was continued to the isolation of the secondary metabolites. The structure of the isolated compound was elucidated on the basis of NMR analyses (1H-NMR, 13C-NMR, HMQC, HMBC and H-H COSY). The compounds were identified as: 4,6-dihydroxy, 3,8a-dimethyl-1-oxo-5-(3?-oxobutan-2?-yl)-1,4,4a,5,6,8a-hexahydronaphthalen-2-yl-1?,2?-dimethyl-5?-(2??-methylprop-1??-enyl)cyclopentane-carboxylate."
Universitas Sriwijaya. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roosita
"Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang alat penyimpanan informasi pada mesin digital, yaitu Magnetic core memory, Flip-flop, Register yang merupakan rangkaian dari Flip-flop. Flip-flop dirangkaikan dengan gerbang-gerbang logika membentuk diagram logika. untuk penghematan tempat, diagram di minimisasi dengan metoda Peta Karnough dan metoda Quine McClunskey. Dalam minimisasi ini diagram logika diekspresikan sebagai fungsi Biner. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiaji Hariyono
"Penelitian hubungan tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur BLK Singosari dan BLK Wonojati di Malang ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan instruktur di BLK Malang, 2. Untuk mengetahui iklim organisasi di BLK Malang, 3. Untuk mengetahui kinerja instruktur di BLK Malang, 4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Malang, 5. Untuk mengetahui faktor yang lebih mempengaruhi kinerja instruktur (tingkat pendidikan instruktur atau iklim organisasi), 6. Untuk mengetahui perbedaan kinerja instruktur di BLK Malang Wonojati.
Penelitian ini melibatkan seluruh instruktur di BLK Singosari dan BLK Wonojati sejumlah 66 responden yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu instruktur BLK Singosari 40 responden dan instruktur BLK Wonojati 26 responden. Data tentang tingkat pendidikan instruktur, iklim organisasi dan kinerja instruktur dikumpulkan dengan menggunakan angket dan observasi.
Teknik analisis yang digunakan adalah: 1). Statistik deskriptif ; 2) analisis korelasi dan regresi ; dan 3)Analisis.
Analisis menunjukkan bahwa: 1). tingkat pendidikan instruktur BLK di Malang tergolong sedang; 2) iklim organisasi BLK di Malang tergolong bebas; 3) kinerja instruktur BLK di Malang tergolong sedang; 4) hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan instruktur dengan kinerja instruktur, tetapi iklim organisasi mempunyai hubungan yang positif' dengan kinerja instruktur: 5)
Hasil analisis regresi tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Singosari Y=27.759 + 0.107X1 + 0.305X2, koefisien determinasi 5.9%, dan di BLK Wonojati menunjukkan Y = 20.193 + 0.315X1 + 0.385X2, koefisien determinasi 14,6%, 6).
Hasil analisis regresi iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Singosari Y = 29.025 T 0.316X2, koefisien determinasi 8.1%, dan di BLK Wonojati menunjukkan Y = 24.684 + 0.394X2. koefisien determinasi 16,8%; 7), Iklim organisasi merupakan faktor yang Iebih mempengaruhi kinerja instruktur, 8).
Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa kinerja instruktur BLK Singosari lebih tinggi daripada kinerja instruktur BLK Wonojati, sedangkan untuk tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi BLK Singosari tidak lebih baik dari tingkat pendidikan dan iklim organisasi BLK Wonojati."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barkah Sunarjo
"BLK Idustri Singosari Malang dengan Politeknik Negeri Malang dan BLK Industri Pasar Rebo Jakarta dengan Politeknik Negeri Jakarta telah menyelenggarakan kerjasama pendidikan dan pelatihan teknisi jenjang Diploma III. Tujuan kerjasama ini adalah untuk menyiapkan dan mengisi tenaga kerja profesional tingkat menengah pada masa mendatang dan dalam menghadapi era globalisasi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan kompetensi teori, indeks prestasi akhir, jumlah jam kehadiran (presensi) dan usia mahasiswa dengan kompetensi praktek mahasiswa secara parsial maupun simultan, selain itu, dapat diketahui pula perbedaan kelima variabel di kedua BLKI tersebut.
Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional yang bersifat ex-post facto sedang lokasi penelitian adalah BLKI Singosari Malang dan BLKI Pasar Rebo Jakarta, sedangkan sebagai subyek penelitian seluruh mahasiswa politeknik angkatan pertama yang lulus tahun 2000 dan mengikuti uji kompetensi sejumlah 95 orang, karena itu penelitian ini disebut juga "panelitian populasi".
Perolehan data seluruh variabel menggunakan metode dokumentasi memakai data skunder. Adapun teknik analisis data yang dipakai adalah "correlation analisis" untuk melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial, untuk melihat perbedaannya dengan "mean analisis", sedangkan "multiple regression stepwise" digunakan melihat prediksi hubungan semua variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Pada uji signifikansi koefisien korelasi, taraf signifikansi yang digunakan a 5%, yang diolah dengan program (computer SPSS versi 10.0.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel kompetensi teori, indek prestasi akhir, presensi dan usia mahasiswa denganlterhadap kompetensi praktek secara regresi stepwise hanya indek prestasi akhir saja yang ada hubungan signifikan dengan nilai R = 0.225 (koefisien stadar Beta) dan kontribusinya rendah yaitu 5 %. Sehingga perlu hati-hati dalam mempredeksi nilai prestasi akhir diploma III. Sedangkan untuk nilai kompetensi teori, jumlah jam kehadiran / presensi dan usia mahasiswa tidak ada hubungan yang signifikan.
Nilai rerata kompetensi praktek (78.25) dan indek prestasi (2.70) mahasiswa di BLKI Pasar Rebo lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai mahasiswa BLKI Singosari, dan hasil korelasinya pun tidak ada yang signifikan. Sedangkan di BLKI Singosari nilai rerata yang menonjol adalah kompetensi teori (65.53) dan sangat signifikan terhadap kompetensi praktek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Albina Rosalina
"Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kurikulum terselubung dengan modernitas individu di lembaga pendidikan non formal dan lembaga pendidikan formal serta perbedaan kemampuan/efektivitas kedua lembaga pendidikan tersebut dalam menanamkan modernitas bagi pesertanya. Adapun yang menjadi alasan dari penulis mengkaji topik di atas adalah mengingat nilai modernitas masih dan tetap dibutuhkan oleh setiap individu untuk dapat bertahan di era industrialisasi dan globalisasi ini.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan noneksperimen yang berbentuk korelasi dan komparasi. Pengumpulan datanya melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu peserta pelatihan program setara D1 kejuruan Elektronika di BLKI Pasar Rebo dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Kejuruan Elektronika Semester 2. Teknik samplingnya adalah sampel jenuh dengan jumlah responden 36 orang peserta pelatihan dan 80 orang mahasiswa.
Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: (1) adakah hubungan kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal?; (2) adakah hubungan kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal?; (3) apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal pada periode waktu belajar yang sama?.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal, dimana skore r = 0,165, dan r2 = 0,027. Dari hasil uji t persamaan regresi Y = 158,736 + 0,275X didapatkan hasil bahwa koofisien konstanta 158,736 sangat signifikan sedangkan koefisien b = 0,275 tidak signifikan. Selanjutnya, dari uji F didapatkan hasil bahwa persamaan regresi di atas tidak signifikan pada a = 0,05.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa ada hubungan antara kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal meskipun kekuatan hubungan tersebut cenderung rendah,
dimana r = 0,263 signifikan pada a = 0,05 sedangkan r2 = 0,069. Dari hasil uji t persamaan regresi Y = 150,073 + 0,377X didapatkan hasil bahwa koefisien konstanta 150,073 sangat signifikan sedangkan koefisien b = 0,377
signifikan pada a = 0,019. Dari uji F didapatkan hasil bahwa persamaan regresi di atas signifikan pada a = 0,019.
Hasil uji Z menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal dengan di lembaga pendidikan formal pada waktu belajar yang sama (2 semester). Perhitungan statistik memperlihatkan hasil Zo = 0,1038 dan Z tabel = 1,96 pada a = 0,05 maka Zo berada di daerah penerimaan Ho.
Pada lembaga pendidika formal ditemukan bahwa dimensi kurikulum terselubung: sikap guru yang tidak diskriminatif memiliki hubungan yang signifikan dengan dimensi modernitas: keterbukaan dan kesediaan untuk menerima perubahan social; selanjutnya kegiatan ekstrakulikuler berhubungan dengan aspirasi pekerjaan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastiana
"Tingginya angka kriminalitas dengan modus yang semakin canggih dan bervariatif menuntut kualitas kinerja Polri dengan kemampuan profesional, khususnya pada satuan fungsi Reserse yang mempunyai tugas dan wewenang penanganan perkara. Kualitas kinerja satuan fungsi Reserse Polri tersebut akan dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya khususnya penyidik yang mempunyai kewenangan hukum dalam melakukan penyidikan tindak kriminal.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap hubungan kepuasan kerja, kompensasi, dan etika dengan kinerja Penyidik Reserse Polri. Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian korelasional, dimana sampel penelitiannya menggunakan cluster sampling, yakni seluruh PenyidikfPeyidik Pembantu yang ada di Markas Komando Kepolisian Resort di 7 wilayah Daerah DKI Jakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, sedang teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian in melalui pendekatan statistika parametrik, yakni analisis korelasi dan analisis regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1) terdapat hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan kinerja Penyidik Reserse Polri, Dengan taraf signif kansi 5%, kepuasan kerja tidak banyak memberikan kontribusi terhadap kinerja penyidik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya sarana prasarana, kurangnya penghargaan terhadap pencapaian tugas oleh penyidik, dan kurangnya kebebasan dan kemandirian dalam melaksanakan tugas;
2) terdapat hubungan yang positif antara kompensasi dengan kinerja Penyidik Reserse Polri dengan kontribusi sebesar 34,8%. Kompensasi yang kontribusinya rendah dalain hal ini selain dapat disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan tunjangan kesejahteraan hidup, gaji yang diberikan juga kurang memenuhi standar kebutuhan dasar penyidik. Evaluasi hasil pekerjaan menjadi pertimbangan juga dalam upaya meningkatkan kinerja Penyidik Reserse Polri sehingga menjadi motivasi dalam mencapai tujuan penugasan;
3) terdapat hubungan positif antara etika dengan kinerja Penyidik Reserse Polri, dengan kontribusi yang lebih besar dibanding variabel kepuasan kerja dan kompensasi yakni sebesar 43%, sehingga dapat dianalisis bahwa Penyidik Reserse Polri perlu ditunjang dengan kesadaran akan etika dalam meningkatkan kinerjanya; 4) secara bersama-sama, kepuasan kerja, kompensasi dan etika berhubungan secara positif dengan kinerja Penyidik Reserse Polri dengan nilai kontribusi sebesar 37,1%. Walaupun nilainya rendah, namun ketiga variabel tetap harus diperhatikan dalam upaya peningkatan kinerja Penyidik Reserse Polri. "
2001
T8732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen komunikasi dan karakteristik individu baik secara tunggal maupun bersama-sama terhadap variabel dependen kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan pada downward communication dan upward communication dalam hubungan komunikasi vertikal (manajemen-karyawan). Dalam penelitian ini, variabel komunikasi dibagi dalam dua sub variabel, yaitu komunikasi vertikal dan kemunikasi lateral. Sedangkan variabel karakteristik individu terbagi dalam lima sub variabel yang terdiri dari usia, status perkawinan, jumlah anak, level jabatan dan lama bekerja.
Penelitian dilakukan terhadap 159 orang responden yang merupakan sampel dari populasi para mekanik PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah regresi linier. Pertama-tama teknik regresi linier sederhana dipakai untuk menguji hubungan tiap-tiap sub variabel independen terhadap variabel kepuasan kerja. Kemudian teknik regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel independen terhadap kepuasan kerja Selanjutnya uji stepwise juga dilakukan untuk mengetahui unitan kontributor pengaruh terbesar dan sub-sub variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, uji tanda juga diterapkan untuk mengatahui perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan antara downward communication dan upward communication dalam komunikasi vertikal.
Dari berbagai analisis yang dilakukan ditemukan hasil bahwa komunikasi, baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan karakteristik individu, berhubuiigan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan pada variabel karakteristik individu, sub variabel level jabatan dan lama bekerja juga berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun pada sub variabel usia, status perkawinan dan jumlah anak tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga pada teknik analisis regresi berganda ketiga sub variabel ini tidak dimasukkan. Selanjutnya dari hasil analisis uji stepwise ditemukan bahwa komunikasi vertikal merupakan kontributor terbesar terhadap kepuasan kerja, diikuti komunikasi lateral dan lama bekerja sebagai kontributor kedua dan ketiga.
Hasil uji tanda menunjukkan terdapat perbedaan sikap keterbukaan dan dukungan antara downward communication dan upward communication. Disamping itu, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa upward communication ternyata lebih terbuka, lebih berempati dan lebih memberikan dukungan dibanding downward communication."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tadjuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja sebagai salah satu indikator efektivitas manajemen sumber Jaya manusia merupakan faktor yang penting untuk dikaji mengingat kepuasan kerja sangat berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan kinerja organisasi. Masalah kepuasan kerja, secara konseptual dan empiris dipengaruhi oleh faktor manajemen kompensasi yang dikembangkan oleh suatu organisasi. Di samping itu, pelatihan sebagai usaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia merupakan variabel yang mendapat perhatian studi ini.
Penelitian ini menggunakan 85 responden yang diambil secara random mewakili sub dinas/suku dinas di seluruh wilayah DKI Jakarta. Pengumpulan data untuk masing-masing variabel dilakukan meialui survey dengan menggunakan kuesioner tertutup. Untuk menganalisis data dalam menjawab penelitian digunakan teknik korelasi dan regresi berganda. Hasil analisis korelasi (r) digunakan untuk menjawab hubungan antara variabel X dan Y, sedangkan R2 (koefisien determination) digunakan untuk menjelaskan kontribusi variabel kompensasi dan pelatihan terhadap kepuasan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompensasi ekstrinsik mempunyai korelasi (r = 0.358; P < 0.05) dengan kepuasan kerja. Berdasarkan analisis regresi Stepwise, kontribusi variabel kompensasi ekstrinsik sebesar 12.8% terhadap kepuasan kerja. Sedangkan variabel pelatihan mempunyai korelasi (r = 0.337; P < 0.05) dengan kepuasan kerja dan hasil analisis stepwise menunjukkan kontribusi variabel latihan sebesar 5.7% didalam menjelaskan kepuasan kerja. Adapun variabel kompensasi intrinsik tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja, dan masa kerja karyawan merupakan variabel karakteristik individu yang berkorelasi signifikan terhadap kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Suhendra Irawan
"Dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menitik beratkan pada otonomi daerah, membawa konsekwensi logis terhadap tuntutan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di berbagai bidang. Kebijakan pembangunan dalam kerangka otonomi daerah hamslah diartikan sebagai peluang sekaligus tantangan bagi pembangunan bangsa di masa depan. Oleh karena itu tidak ada pilihan Iain kecuali memberikan perhatian yang seksama tentang arti penting kompetensi sumber daya manusia aparatur di daerah untuk terus menerus ditingkatkan secara konsisten dan berkesinambungan. Dalam konteks ini permasalahan yang muncul adalah sejauh mana tingkat kompetensi sumber daya manusia aparatur yang ada pada saat ini untuk menunjang kebijakan yang dimaksud. Kemudian seberapa jauh sumber daya manusia aparatur dalam memahami berbagai aspek desentralisasi dan identifikasi pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur tersebut sehingga semua itu dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pelaksanaan otonomi daerah di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengusaan kompetensi berdasarkan konsep kompetensi generik Civil Service Coiiege terhadap 30 orang pegawai negeri sipil golongan III di lingkungan Sekretariat Dewan Peiwakilan Rakyat Daerah Propinsi Kalimantn Selatan. Pendekatan yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah bersifat kualitatif, dengan juga melakukan studi kepustakaan terhadap teori-teori yang relevan dan melakukan pengamatan dan observasi serta melakukan serangkaian wawancara dengan 30 orang responden yang dipilih secara purposive sampiing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu yang sedang berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Berdasarkan hasil penelitian disimpuikan bahwa gambaran tentang persepsi pegawai tentang kompetensi secara generik berdasarkan konsep kompetensi Civil Service College sudah cukup memadai. Kemudian tingkatpemahaman para pegawai terhadap konsep desentralisasi sudah cukupmemadai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Herbert Rudolf
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan (korelasi) Pelatihan, Motivasi Kerja, Budaya Kerja terhadap Produktivitas Kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan industri garmen PT. Yuditya Mitra Usaha, di mana penelitian ini ini bertujuan untuk membuktikan adanya : (a). Hubungan pelatihan ISO 9002 dengan produktivitas kerja, (b). hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja, (c). hubungan Budaya Kerja dengan Produktivitas Kerja, (d). seberapa kuat hubungan Pelatihan, Motivasi Kerja, Budaya Kerja secara bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja. Untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel di atas dalam penelitian ini dilakukan penyebaran daftar pernyataan (kuesioner) kepada 48 orang responden yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah umum. Dalam menganalisis data digunakan:
1). Analisis korelasi parsial
2). Analisis korelasi sederhana
3). Analisis regresi sederhana
4). Analisis regresi berganda dan analisis stepwise
5). Analisis sumbangan relatif dan efektif.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifrkan antara variabel pelatihan (X1) dengan produktivitas kerjanya sebesar (r1y - 23) sebesar 0,6109.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X2) dengan produktivitas kerja (r2y -13) sebesar 0,5338.
3_ Terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Kerja (X3) dengan produktivitas kerja (r3y - 12) sebesar 0,5018.
4. Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama sebesar 0,946.
Dari hasil analisis korelasi ganda diperoleh harga R = 0,946 dan R2 = 0,849,hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pelatihan, motivasi kerja, budaya kerja dengan produktivitas kerja. Akan tetapi dalam analisis stepwise bahwa motivasi kerja memberikan kontribusi yang deminan terhadap peningkatan produktivitas kerja yaitu sebesat 76,4% dan pelatihan memberikan kontribusi 9,1% serta budaya kerja 3,9%. Begitu juga jika kita lihat pada sumbangan efektif variabel pelatihan, motivasi kerja dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja. Sumbangan ketiga variabel independen sebesar 89,40 persen terhadap produktivitas kerja, di mana sumbangan pelatihan 28,63 persen, motivasi kerja sebesar 32,09 persen, dan budaya kerja sebesar 28,86 persen terhadap produktivitas kerja.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>