Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Firas Mujahidin Abdala
"
ABSTRACTKecepatan gelombang-P adalah parameter yang sangat penting dalam kegiatan eksplorasi. Kecepatan gelombang-P (Vp) dapat ditentukan dari data logging wireline. Umumnya, industri hanya melakukan penebangan pada kedalaman tertentu yang dianggap memiliki prospek untuk menghemat biaya eksplorasi. Data logging wireline yang hilang pasti akan menjadi masalah serius karena membutuhkan data yang lengkap dan akurat sehingga peluang keberhasilan eksplorasi tinggi. Diperlukan metode untuk memperkirakan Vp menggunakan data selain sonic log. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan Vp berdasarkan data log yang tersedia menggunakan metode Genetic Algorithm (GA) dan Neural Network (NN). Proses inversi dilakukan dengan menggunakan metode di sumur Ikpikpuk1 sampai hubungan Vp diperoleh dengan log gamma ray, log resistivitas dan log densitas. Proses selanjutnya memperkirakan Vp dengan tes buta pada sumur yang sama tetapi kedalamannya berbeda dari inversi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Neural Network lebih unggul daripada metode Genetic Algorithm. Dalam tiga formasi yang menjadi objek penelitian, metode Neural Network konsisten karena eror estimasi lebih kecil dari metode Genetic Algorithm.
ABSTRACTP-wave velocity is a very important parameter in exploration activities. P-wave velocity (Vp) can be determined from wireline data logging. Generally, industries only cut down to certain depths which are considered to have prospects to save on exploration costs. Lost wireline logging data will definitely be a serious problem because it requires complete and accurate data so the chances of exploration success are high. A method is needed to estimate Vp using data other than sonic logs. This study aims to estimate Vp based on log data available using the Genetic Algorithm (GA) and Neural Network (NN) methods. The inversion process is carried out using the method at Ikpikpuk 1 well until the Vp relationship is obtained by gamma ray log, resistivity log and density log. The next process estimates Vp by blind testing at the same well but the depth is different from inversion. The results showed that the Neural Network method is superior to the Genetic Algorithm method. In the three formations that are the object of research, the Neural Network method is consistent because the estimation error is smaller than the Genetic Algorithm method."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adittya Atmadja
"Pada tahun 2018, Merapi kembali memperlihatkan tanda keaktifannya. Letaknya yang dekat dengan area penduduk membuat Gunung Merapi perlu dipantau sebagai langkah mitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas vulkanik yang terjadi dengan metode gravitasi-mikro. Melalui gravitasi-mikro dapat dilihat perubahan nilai gravitasi dari waktu ke waktu, mencerminkan perubahan massa ataupun densitas yang terjadi. BPPTKG telah melakukan pengukuran menggunakan gravimeter Scintrex CG-5 pada 10 titik dari utara ke selatan di bulan April dan Desember 2018; Maret dan Desember 2019; serta Agustus 2020. Analisis hasil perubahan gravitasi juga dikorelasikan dengan catatan kejadian erupsi, data seismisitas, deformasi EDM, emisi gas SO2 serta informasi pendukung lainnya dari Laporan Aktivitas Mingguan. Didapati perubahan nilai gravitasi dari waktu ke waktu akibat aktivitas vulkanik yang terjadi sepanjang April 2018 – Agustus 2020, dengan nilai paling fluktuatif pada area relatif dari puncak ke sisi utara dan diduga sebagai kantung magma dangkal. Kemudian dilakukan juga estimasi perubahan massa material vulkanik pada area tersebut dari setiap periodenya. Pada Desember 2018 terjadi pengurangan massa sebesar 9,148 megaton akibat ekstrusi material vulkanik dari erupsi sebelumnya serta peristiwa pertumbuhan kubah lava. Pada Maret 2019 terjadi proses kristalisasi magma dan pelepasan gas, menyebabkan penambahan massa sebesar 0,658 megaton. Pada Desember 2019 terjadi pengurangan massa sebesar 8,867 megaton setelah kejadian erupsi. Pada Agustus 2020, terjadi penambahan massa akibat injeksi suplai magma baru sebesar 7,13 megaton. Injeksi ini diduga berkaitan erat dengan aktivitas Merapi di tahun 2021.
In 2018, Merapi volcano begin to show volcanic activity. It is located near densely populated area and need to be monitored for mitigation. The purpose of this research is to analyze the volcanic activities using microgravity method. Changes in gravity values from time-to-time reflecting changes in subsurface mass and density, can be seen through microgravity. A total of 10 stations measurement from north to south were acquired by BPPTKG using Scintrex CG-5 gravimeter in April 2018 and December 2018; March 2019 and December 2019; and August 2020. Analysis of changes in gravity value also corelated to eruption log, seismic activities, emission of SO2 gas, EDM deformation, and other supporting information stated in Weekly Activity Report. Changes in gravity values were found from time-to-time due to volcanic activities during April 2018 - August 2020 with the most fluctuating values found in the area relative from the peak to the northside and suspected to be a shallow magma pocket. Then the estimation of changes in the mass of volcanic material in that area also conducted from each period. In December 2018, there was a 9,148 megatons mass deficit due to the extrusion of volcanic material following to prior eruptions and growth of the lava dome. Magma crystallization and degassing process occurred in March 2019, lead to 0,658 megatons increased mass. 8,867 megatons mass deficit occurred in December 2019, following to the prior eruptions. In August 2020, there was a 7,13 megatons mass increased due to injection of new magma supply. This injection is expected correlate to Merapi activity in 2021."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library