Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Lisa Meidiyanti Lautetu
"Pulau Sulabesi memiliki karakteristik sebagai pulau kecil sekaligus terpencil yang menyebabkan pulau ini dihadapi dengan berbagai keterbatasan dalam pembangunan maupun ancaman terhadap bencana pesisir dan berdampak pada keberlanjutan lingkungan maupun ketahanan sosial-ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian karakteristik pola persebaran permukiman, melihat tingkat ketahanan masyarakat dan tingkat konektivitas antar wilayah, serta merumuskan penataan permukiman pesisir berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dengan metode analisis spasial, pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan indeks konektivitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran permukiman membentuk pola dispersed dan terdapat ketidak sesuaian dengan kawasan lindung dan kawasan kemampuan lahan sangat rendah. Pada pemenuhan kebutuhan menunjukkan tingkat ketahanan secara keseluruhan adalah sedang dengan skor 75%. Kondisi ini disebabkan oleh tingkat konektivitas yang juga rendah <73,08. Untuk mewujudkan permukiman berkelanjutan dapat dilakukan dengan integrasi kebijakan tata ruang, peningkatan kepadatan jaringan jalan, dan mengatur arah persebaran permukiman sehingga tidak masuk dalam kawasan lindung.
Sulabesi Island is a small and remote island, which causes this island to be faced with various limitations in development and threats to coastal disasters and has an impact on environmental sustainability and socio-economic resilience of the community. This study aims to analyze the suitability characteristics of the distribution pattern of settlements and see the level of community resilience and connectivity between regions. The approach used is quantitative, with spatial analysis, community resilience index, and connectivity index. The results show that the distribution of settlements forms a dispersed pattern, and there is a discrepancy between protected areas and areas with deficient land capability. In meeting the needs, the overall level of resilience is sufficient, or 75%. This condition is caused by the low level of connectivity <73.08. Sustainable settlement planning can be done by integrating spatial policies, increasing network density, local community wisdom, and regulating the distribution of settlements so that they are not included in protected areas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raditya Pranadi
"Kota-kota di Indonesia telah terus berkembang menjadi pusat aktivitas dan posisinya berada pada wilayah rawan bencana seperti zona patahan dan pesisir pantai menyebabkan semakin tinggi risikonya terhadap berbagai ancaman bencana alam maupun sosial yang dapat mengganggu keseimbangan kinerja kota. Sebuah instrumen pengukuran dibutuhkan untuk mengukur kinerja kapasitas kota di Indonesia dalam mengatasi dan beradaptasi terhadap bencana sehingga kota menjadi lebih tangguh menghadapi ancaman bencana. Instrumen alat ukur berupa Indeks Kapasitas Daerah (IKD) sebagai bagian dari Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang telah disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ini digunakan untuk mengukur kinerja kapasitas sebuah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam rangka mewujudkan kota tangguh bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif melalui metode yang bersifat eksploratif dalam mengkaji teori-teori ketangguhan bencana dan kota tangguh bencana sebagai dasar analisis evaluasi kinerja kapasitas kota. Hasil identifikasi menunjukkan profil kinerja kapasitas kota-kota di Indonesia terhadap ancaman bencana memiliki kinerja dengan klasifikasi sedang. Dari hasil analisis berdasarkan tinjauan kepustakaan teori dan konsep kapasitas kota maupun ketangguhan bencana, IKD sebagai indeks masih kurang dapat menggambarkan kondisi kinerja kapasitas kota menuju ketangguhan karena diperoleh masih terdapat kota-kota yang perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk menghadapi bencana yang juga meningkat intesitas dan besarannya. Dari analisis sintesis teori dan konsep yang digunakan terhadap studi kasus pada kota-kota pesisir di Indonesia, diusulkan rumusan komponen yang dapat melengkapi dan memperbaiki IKD yang telah ada. Rumusan komponen tersebut antara lain berupa kesiapsiagaan, kapasitas keuangan, perencanaan, serta tata kelola dan regulasi. Rekomendasi yang disusun tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi BNPB dan pemerintah kota dalam mengembangkan komponen-komponen pengukuran kinerja kapasitas kota untuk mewujudkan kota-kota di Indonesia yang tangguh terhadap ancaman bencana di Indonesia.
Cities in Indonesia have continued to develop into centers of activity and their position in disaster-prone areas such as fault zones and coastlines leads to higher risks to various threats of natural and social disasters that can disrupt the balance of city performance. A measurement instrument is needed to measure the performance of the capacity of cities in Indonesia in overcoming and adapting to disasters so that cities become more resilient to disaster. Measuring instruments in the form of Regional Capacity Index or Indeks Kapasitas Daerah (IKD) as part of the Indonesia Disaster Risk Index (IRBI) that has been compiled by the National Disaster Management Agency (BNPB) are currently used to measure the capacity performance of a province / district / city in order to realize a city become more resilient to disaster. This research uses descriptive-qualitative approach through explorative method in studying the theories of disaster resilient and urban disaster resilient as the basis for analysis of city capacity performance evaluation. The identification results showed that the capacity performance profile of cities in Indonesia against the threat of disaster has a moderate classification performance. From the results of the analysis based on a review of the theory and concept of city capacity and disaster resilience, IKD as an index is still less able to describe the condition of the performance of the city's capacity towards resilient because it is obtained there are still cities that need to be increased capacity to deal with disasters that are also increasing the intensity and magnitude. From the synthesis analysis of theories and concepts used in case studies in coastal cities in Indonesia, proposed component formulations that can complement and improve existing IKD. The formulation of these components include preparedness, financial capacity, planning, as well as governance and regulation. The recommendations are expected to be an input for BNPB and the city government in developing components to measure the performance of city capacity to realize cities in Indonesia that are resilient to the threat of disaster in Indonesia."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anjar Dwi Krisnanta
"Latar belakang penelitian ini mengenai urbanisasi yang hingga saat masih menjadi tantangan global dan nasional. Proses urbanisasi memberikan dorongan pada perubahan struktur ekonomi, sosial, dan lingkungan suatu wilayah. Tingkat urbanisasi sepanjang Pantura juga mengalami kenaikan dan memberikan dampak pada tingkat ketimpangan wilayah. Masalah dalam penelitian adalah perkembangan ekonomi di Pulau Jawa, kondisi infrastruktur jalan mempengaruhi perkembangan kota-kota yang dilewati sehingga diperlukan strategi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola pembangunan infrastruktur, dampak pada daya dukung lingkungan dan perkembangan kota, pengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat, serta merumuskan konsep pembangunan infrastruktur untuk menunjang keberlanjutan kota. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan metode analisis spasial, analisis statistika, dan indeks pembangunan infrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola pembangunan infrastruktur di Pantura Jawa Tengah tidak merata, daya dukung lingkungan mengalami penurunan dan perkembangan kota terus mengalami kenaikan, serta kesejahteraan masyarakat tidak terpengaruh langsung dari pembangunan tersebut. Kesimpulan untuk mewujudkan keberlanjutan kota dapat dilakukan langkah penentuan prioritas pembangunan infrastruktur sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dilihat dari dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan serta peran aktif pemangku kepentingan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
The background of this research are an urbanization has an impact on a global and national level. The process of urbanization gives changes in a region's economic, social and environmental structure. The level of urbanization along the Pantura has also increased and has impacted regional disparity. The problem are along with economic development in Java Island, the condition of road infrastructure affects the development of the cities along the corridor, so an economic and sustainable development strategy is needed. The research aims to determine the pattern of infrastructure development, the impact on the carrying capacity of the environment and urban development, and the impact on the level of community welfare and formulate the infrastructure development concept to support urban sustainability. The method used is quantitative, with spatial analysis methods, statistical analysis, and an infrastructure development index. The analysis results show that the pattern of infrastructure development in the Pantura of Central Java is unwell distributed, the environment's carrying capacity has decreased, and urban development continues to increase. Also, community welfare is not directly affected by this development. Conclusion in context or urban sustainability, various actions can be taken to determine priority for infrastructure development following conditions and needs in terms of economic, social and environmental dimensions as well as the role of stakeholders according to their duties and functions."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Labuan Bajo adalah destinasi baru yang menawarkan pariwisata ikonik satwa endemik Komodo dan ekosistem bahari kelas dunia. Masalah dalam penelitian ini adalah pengelolaan wisata keanekaragaman hayati yang ada belum terintegrasi dan belum mempertimbangkan daya dukung. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan daya dukung pariwisata Labuan Bajo serta menyusun model integrasi kolaborasi multipihak untuk pariwisata berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah mix methods. Metode Cifuentes dan analisis spasial deskriptif digunakan untuk mengevaluasi daya dukung pariwisata sebagai dasar penyusunan model System Dynamics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata Labuan Bajo dinilai sudah berkelanjutan oleh pemangku kepentingan untuk aspek sosial maupun ekonomi, dan cukup berkelanjutan untuk aspek lingkungan serta belum melampaui daya dukungnya. Kesimpulan penelitian ini model integrasi kolaborasi multipihak pariwisata berkelanjutan adalah paradigma sistem yang mempertimbangkan daya dukung sebagai penentu kapasitas destinasi dengan keterlibatan lintas sektor untuk mencapai keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan.
Labuan Bajo is a new destination that offers the iconic endemic Komodo dragons and world-class marine tourism. The problem is that the management of biodiversity tourism still needs to be integrated and considered carrying capacity. The objective is to analyze environmental, social, and economic conditions and the carrying capacity of Labuan Bajo tourism to develop a multi-stakeholder collaboration integration model for sustainable tourism. Mixed methods are used. The Cifuentes method and descriptive spatial analysis evaluate the tourism carrying capacity as the basis for developing the System Dynamics model. The research results show that stakeholders consider Labuan Bajo tourism sustainable for social and economic aspects and moderately sustainable for environmental aspects, and it also remained within its carrying capacity. This study concludes that the multistakeholder collaboration integration model for sustainable tourism is a systemic paradigm that considers carrying capacity as a desired capacity policy with crosssectoral involvement to achieve social, economic and environmental sustainability."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anggi Aran Putra
"Sebagai salah satu norma global yang diamanatkan untuk terintegrasi di dalam norma lokal, SDGs didorong agar dapat terintegrasi di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. Setelah berjalan lebih dari 5 tahun, mekanisme pengintegrasian SDGs di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tampak masih menggunakan pola yang serupa dengan MDGs. Sehingga penguatan dimensi lingkungan dalam rencana pembangunan daerah dinilai masih belum menjadi perhatian utama. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi optimal bagi daerah dalam pengintegrasian SDGs dalam rencana pembangunan daerah. Hasil dari penelitian ini imenunjukkan bahwa pemerintah daerah telah mengintegrasikan muatan SDGs di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, namun perhatian daerah terhadap dimensi lingkungan masih sangat rendah. Muatan visi pembangunan, tujuan hingga anggaran daerah belum menunjukkan bahwa nilai-nilai SDGs tidak menjadikan dimensi lingkungan sebagai perhatian dalam pencapaian kesejahteraan daerah dalam tujuan pembangunan daerah.
As one of the global norms that is mandated to be integrated into local norms, SDGs are encouraged to be integrated into regional development planning documents. After running for more than 5 years, the mechanism for integrating SDGs in regional development planning documents still appears to use a pattern similar to the MDGs. So strengthening the environmental dimension in regional development plans is still considered not to be a major concern. This research was conducted to formulate optimal strategies for regions in integrating SDGs in regional development plans. The results of this research show that regional governments have integrated SDGs content in regional development planning documents, but regional attention to the environmental dimension is still very low. The content of the development vision, goals and regional budgets have not shown that the SDGs values do not make the environmental dimension a concern in achieving regional prosperity in regional development goals."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
M. Fadel Aginda
"Kota Sofifi sebagai Kota Kepulauan ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara dari tahun 1999. Masalah dalam penelitian ini, Kota Sofifi yang sudah berusia 24 tahun masih perlu didorong dalam penyediaan sarana prasarana, pengembangan infrastruktur perkotaan dengan harapan dapat menarik minat masyarakat untuk bermukim di Kota Sofifi. Tujuan penelitian adalah mengkaji transformasi Pembangunan Kota Sofifi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Maluku Utara dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan
yaitu mix method yaitu menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif serta penggunaan analisis spasial dengan data citra satelit Landsat dan algoritma klasifikasi CART serta NDBI yang dilihat dari tahun 1995-2020. Hasil penelitian bahwa Kota Sofifi mengalami transformasi keberlanjutan melalui analisis lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dinamika perubahan tutupan lahan, pertumbuhan ekonomi, dan demografi menunjukkan potensi pengembangan Kota Sofifi sebagai pusat pemerintahan yang berkelanjutan yang dapat diarahkan dengan pendekatan Konsep Waterfront City. Kesimpulan penelitian dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial walaupun belum terlalu terlihat signifikan menyoroti transformasi Kota Sofifi sudah mengarah sebagai kota berkelanjutan. Dari sisi fisik dan lingkungan bahwa terjadi pengembangan pola penggunaan lahan, struktur ekonomi mengalami perubahan terutama pada potensi dalam sektor perdagangan dan jasa. Perubahan sosial terlihat dari sisi penurunan pengangguran, walaupun juga terjadi peningkatan kemiskinan. Pengembangan Konsep Waterfront City diarahkan untuk menjadi landasan untuk transformasi berkelanjutan di Kota Sofifi dengan mempertimbangkan integrasi aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Sofifi City as the City of Islands was established as the Capital of North Maluku Province from 1999. The problem in this study is that Sofifi City, which is 24 years old, still needs to be encouraged in the provision of infrastructure, urban infrastructure development in the hope of attracting people to settle in Sofifi City. The research objective is to examine the transformation of Sofifi City Development as the center of government of North Maluku Province in the perspective of sustainable development. The method used is a mix method that combines quantitative and qualitative methods and the use of spatial analysis with Landsat satellite image data and CART and NDBI classification algorithms seen from 1995-2020. The results showed that Sofifi City experienced a transformation of sustainability through environmental, economic and social analysis. The dynamics of land cover change, economic growth, and demographics show the potential for developing Sofifi City as a sustainable government center that can be directed by the Waterfront City Concept approach. The research conclusion by considering environmental, economic, and social aspects, although not too significant, highlights the transformation of Sofifi City as a sustainable city. From the physical and environmental side that there is a development of land use patterns, the economic structure has changed, especially in the potential in the trade and services sector. Social changes can be seen in terms of decreasing unemployment, although there is also an increase in poverty. The development of the Waterfront City Concept is directed to become the foundation for sustainable transformation in Sofifi City by considering the integration of economic, environmental and social aspects."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aruminingsih
"Kabupaten Karawang yang dikenal sebagai daerah penghasil padi, kini mengalami perkembangan industri yang pesat. Masalah dalam penelitian ini adalah perubahan penggunaan lahan akibat pembangunan kawasan industri dapat meningkatkan risiko banjir. Namun demikian, instrumen perencanaan kawasan belum mementingkan risiko banjir secara komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah memberikan konsep perencanaan kawasan industri di daerah rawan banjir untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method). Hasil penelitian menunjukkan: (1) perubahan rona lingkungan akibat perubahan fungsi lahan persawahan dan hutan sekunder menjadi kawasan industri dan permukiman. Luasan lahan terbangun meningkat 126% selama periode 30 tahun; (2) perubahan penggunaan lahan meningkatkan risiko bencana, terindikasi dengan proyeksi fraksi run-off permukaan tanah meningkat sebesar 0,30% pada tahun 2030; (3) Korelasi kuat sebesar 0,731 antara faktor lingkungan dengan dampak banjir. Perencanaan berbasis model risiko bencana dengan mitigasi struktural dan non struktural menjadi pilihan pembangunan berkelanjutan di kawasan industri.
Karawang Regency is known as rice-producing region, now it’s experiencing tremendous industrial growth. The problem in this research is the landuse changes due to the development of industrial areas could increase the flood risk. Nevertheless, the regional planning instrument has not yet comprehensively prioritized the flood risk. This research aims to provide a planning concept for industrial region in flood-prone areas to achieve sustainable development. The method used is mixed method. The study showed: (1) changes in environmental setting were due to landuse changes from rice fields and secondary forest into settlements and industrial areas. coverage of built-up areas is increasing by 126% within 30 years period; (2) landuse changes increase the disaster risk, indicated by the projection of run-off that has 0.30% incline in the Year 2030; (3) The strong correlation of 0.731between environmental factor and flood impact. Disaster-risk model planning with structural and non-structural mitigation is an option for sustainable development in industrial areas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library