Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wulandari
"Penelitian ini berfokus pada sistem penilaian kinerja yang dilakukan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM (BPSDM). Penelitian termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian ini menggunakan teori tentang sistem, strategi dan penilaian kinerja. Responden penelitian ini terdiri dari 63 orang pegawai dan pejabat yang ada di lingkungan BPSDM. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan analisis dilakukan dengan mengacu pada teori yang digunakan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) BPSDM belum mengimplementasikan sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan aspirasi pegawai dan kebutuhan organisasi, dan 2) BPSDM belum memiliki strategi implementasi sistem penilaian kinerja. Hasil penelitian menyarankan bahwa BPSDM perlu menerapkan sistem penilaian kinerja berdasarkan sistem analisisi jabatan, perlu menyusun standar kerja pegawai negeri sipil, perlu mengatur jarak waktu antar tahapan penilaian kinerja yang jelas, perlu menerapkan langkah-langkah perumusan strategi implementasi sistem penilaian kinerja, dan perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menguji sistem penilaian kinerja yang telah dibuat.

This research focuses on performance appraisal system conducted in the Agency for Human Resources Development of Law and Human Rights (BPSDM). This research is using qualitative and quantitative approaches with descriptive method.
This research applies theories on system, strategy and performance appraisal. The respondents of this research consist of employees and officials in BPSDM. Data collection is using questionnaire and interview, while the analysis is referring to theories applied.
From the result analysis, it can be concluded that: 1) BPSDM has not implemented the performance appraisal system based on the employee aspiration and organization needs, and 2) BPSDM has not had strategies to implement the performance appraisal system. The results suggest that BPSDM should apply the performance appraisal system based on work analysis system, formulate work standard for civil servants, organize a clear time frame between the stages of performance appraisals, apply the steps of strategy formulations to implement performance appraisal system, and conduct advanced research to evaluate the performance appraisal system made in this research."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25418
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulima Suntari
"Tarif kunjungan puskesmas di Kabupaten Lahat tidak mengalami perubahan sejak 10 tahun yang lalu, yaitu sebesar Rp.300,00. Tarif ini tidak sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, apalagi masyarakat juga semakin menuntut adanya pelayanan yang lebih bermutu. Agar tugas dan fungsinya terlaksana dengan baik, puskesmas memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit dan tak dapat hanya bergantung pada subsidi yang diberikan pemerintah. Puskesmas perlu menggali potensi masyarakat, antara lain melalui penyesuaian tarif dan penerapan konsep swadana.
Puskesmas Pagar Alam adalah puskesmas yang paling berkembang di Kabupaten Lahat dan layak menjadi puskesmas unit swadana daerah. Penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam memerlukan dukungan pemegang keputusan di Kabupaten Lahat, karenanya perlu diketahui bagaimana pendapat/pandangan para pemegang keputusan terhadap penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam. Penyesuaian tarif dilakukan melalui analisis tarif yang berdasarkan biaya satuan pelayanan dan tingkat kemampuan (ability to pay = ATP) dan kemauan masyarakat (willingness to pay = WTP ) di Pagar Alam. Penelitian bersifat deskriptif analitik, dilakukan survei kepada masyarakat Pagar Alam dan wawancara mendalam kepada pemegang keputusan di Kabupaten Lahat.
Kemampuan masyarakat menurut ATP1 ( 5% pengeluaran bukan makanan ) adalah : 100% masyarakat mampu membayar Rp.1.250,00, 94 % masyarakat mampu membayar Rp.2.000,00 dan 61% masyarakat mampu membayar Rp.5.000,00. Kemampuan masyarakat menurut ATP2 (pengeluaran bukan makanan tanpa pesta/acara adat) adalah : 100% masyarakat mampu membayar Rp.3.200,00, 99% masyarakat mampu membayar Rp.14.200,00 dan 95% masyarakat mampu membayar Rp.20.000.
Biaya satuan (unit cost) kunjungan puskesmas adalah Rp.1.900,00 dan biaya satuan untuk rawat inap adalah Rp.11.500,00. Tarif kunjungan yang diusulkan adalah Rp.2.000,00 dan tarif rawat inap diusulkan Rp.12.500,00 per hari.
Ternyata, walaupun para pemegang keputusan di Kabupaten tidak mengetahui persis persoalan yang dialami petugas di lapangan, tetapi pada dasarnya mereka setuju dengan rencana penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam. Yang penting adalah bahwa penyesuaian tarif harus memperhatikan kemampuan masyarakat dan bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat. Penyesuaian tarif dan swadananisasi Puskesmas Pagar Alam harus segera disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan unsur terkait bila ingin cepat terlaksana.

The Tariff's Policy Making Process and Self-Funding In Pagar Alam Puskesmas in Lahat District South Sumatra ProvinceThe admission fee in Pagar Alam Puskesmas Lahat Regency, which is Rp. 300, has not been changed since 10 years ago. This admission fee is not appropriate anymore with current community condition. More over, the people insist to get better service from the Puskesmas. In order Puskesmas can do their job and function better, they need more operational cost, they should not only depend on funding from the government. The Puskesmas needs to elaborate and community potencies. This can be done by using tariff cost-adjusted and implementing self-funded and self-managed services.
Pagar Alam Puskesmas is the most developed Puskesmas in Lahat Regency. Therefore, this Puskesmas is appropriate to become self-funded Puskesmas. Cost adjusted tariff and sel --funded in Pagar Alam Puskesmas need the support from all comment from them about the cost adjusted tariff and self-funded Puskesmas Pagar Alam.
Cost adjusted tariff was done with cost analysis method, which is based on the unit cost of service, ability to pay and willingness to pay from Pagar Alam community. This study use descriptive-analytical approach, with conducting survey on Pagar Alam community and in-depth interviews to the Lahat District policy makers.
Based on community ability to pay, ATPI (which is defined as 5% of non food expenses), there are if the tariff was increased to Rp.1.250, there will be 100% of community can pay the Puskesmas visit. The outreach is decreasing to 94% and 65%, if the tariff was increased to Rp.2.000 and Rp.5.000 per visit respectively. Based on ATP2 (non-food without party / traditional event expenses), if the tariff was increased to Rp.3.200/day there will be 100% of community can pay the visit. Furthemore the outreach is decreasing to 99% and 95% if the tariff were increased to Rp.14.200 and Rp.2.000 respectively.
Based on those ATP calculations, and unit costs for outpatient visit (which is Rp.1.900) and unit cost for inpatient visit (which is Rp.11.000), this study concluded that the tariff should be adjusted to Rp.2.000 and Rp.11.000 for outpatient and inpatient visit respectively.
Although the policy makers in Lahat didn't know about the field situations at Puskesmas, in general they were agree with the proposed cost-adjustment and self-funding plan in Pagar Alam Puskesmas. The most important thing in cost adjustment is we have to take attention on the community ability to pay. Beside that we also have to stress that the purpose of cost adjustment is for getting better Puskesmas service for the surroundings community. Cost adjustment and self-funding plan must be socialized soon and coordinated with the related institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen Aviranindya Sattva Dharma
"Skripsi ini membahas distres psikologis yang dialami mahasiswa sarjana tahun pertama di UI dengan salah satu faktor prediktornya, yakni stres finansial. Partisipan dari penelitian ini merupakan mahasiswa sarjana tahun pertama di UI dengan rentang usia 16-21 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres finansial mempunyai peran yang kecil terhadap distres psikologis, dengan hanya 5,3% varians dalam distres psikologis yang dapat diprediksi oleh stres finansial. Hasil tersebut dikarenakan, mahasiswa sarjana tahun pertama UI menghadapi banyak tantangan dalam masa transisi dari SMA ke universitas, sehingga diduga terdapat variabel lain yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap distres psikologis ketimbang stres finansial.

This thesis discusses psychological distress experienced by first-year undergraduate students at UI with one of the predictor factors, namely financial stress. The participants of this study were first-year undergraduate students at UI with an age range of 16-21 years. This research is quantitative research with a correlational design. The results showed that financial stress has a small role in psychological distress, with only 5.3% of the variance in psychological distress that can be predicted by financial stress. These results are due to the fact that UIs first-year undergraduate students face many challenges in the transition from high school to university, so those other variables are suspected to have a greater influence on psychological distress than financial stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Gayatri
"Penelitian ini membahas pemberian intervensi support group pada klien terapi NES untuk menangani healing crisis yang sudah atau akan mereka alami selama masa terapi. Kegiatan support group meliputi pemberian informasi mengenai simptom, proses dan cara mengatasi healing crisis, pemberian materi psikologis yang berkaitan dengan healing crisis, sharing, dialog interaktif dan latihan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pretest dan posttest design. Hasil penelitian mengindikasikan efektivitas pemberian intervensi, dilihat dari peningkatan pengetahuan dan penurunan tingkat kecemasan dan stress yang diukur dengan Depression Anxiety Stress Scale (DASS).

This study discusses support group intervention on NES Therapy clients to overcome healing crisis which they have or going to experience during their therapy session. The support group activities are conveying information regarding symptoms, process and how to handle healing crisis, conveying materials regarrding psychological aspects related to healing crisis, sharing, interactive dialogues and exercises. This is a qualitative study with pretest and posttest design. The result of this study indicates effectiveness of intervention, which can be seen from enhancement of knowledge and reduction of anxiety and stress level which was measured using Depression Anxiety Stress Scale (DASS)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T31345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primalita Putri Distina
"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya perbedaan tantangan dan beban mengajar pada guru SMA dan SMK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan psychological well being pada guru sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Bangka Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff rsquo s Scale of Psychological Well Being yang telah diadaptasi oleh kelompok payung penelitian Psychological Well Being 2012 Responden dalam penelitian ini berjumlah 152 guru terdiri dari 74 guru SMA dan 78 guru SMK di Kabupaten Bangka Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan skor mean psychological well being yang signifikan pada guru SMA dan SMK di Kabupaten Bangka r 152 1 801 p 0 074 signifikan pada L o S 0 05 Hasil tersebut dapat diartikan tidak terdapat perbedaan psychological well being pada guru SMA dan SMK di Kabupaten Bangka.

This reseacrh was conduct because of there rsquo re difference of challenge and teaching loads between senior high school teachers and vocational high school teachers This research aims to describe the difference of psychological well being among senior high school and vocational high school teachers in Bangka Regency This research used quantitative approach by collecting data through questionnaires This research used Ryff rsquo s Scale of Psychological Well Being which adopted by a research team of psychological well being in 2012 The respondents in this research were 152 teachers with 74 from senior high school teachers and 78 from vocational high school teachers in Bangka Regency The result showed there rsquo s no significant difference of psychological well being among senior high school and vocational high school teachers in Bangka Regency r 152 1 801 p 0 074 significant at L o S 0 05 This result indicated there rsquo s no difference of psychological well being among senior high school and vocational high school teachers in Bangka Regency. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arno Ferdian Doko,author
"Keberhasilan seorang mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan dan mencapai kelulusan sangat ditentukan oleh proses belajarnya. Proses belajar ini dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa tersebut memanfaatkan waktunya untuk belajar. Untuk mengefektifkan waktu belajar tersebut, mahasiswa harus mengefektifkan pula student engagegement-nya. Student engagement merupakan inisiasi dari tindakan, usaha, dan persistensi pemelajar dalam pekerjaan sekolah mereka juga keadaan emosional mereka secara keseluruhan selama aktifitas pembelajaran. Student engagement pada pemelajar ditandai dari adanya motivasi intrinsik dari pemelajar dalam proses belajarnya. Penting bagi pemelajar untuk menjalani proses belajar berdasarkan keinginan dan keputusannya sendiri. Kemampuan pemelajar untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan melalui proses yang ditentukannya sendiri ini lah yang disebut sebagai student autonomy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara student autonomy dengan student engagement pada mahasiswa. Metode pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Peneliti mengadaptasi alat ukur student autonomy dari Autonomous Learning Scale (Macaskill & Taylor, 2010) dan student engagement dari Student Course Engagement Quotient (Handelsman et al, 2005). Penelitian ini melibatkan 51 mahasiswa sebagai sampel penelitian. Hasil korelasi menunjukan terdapat hubungan yang positif dan signifikan, yaitu r = 0,560 antara student autonomy dan student engagement pada mahasiswa.

A college student‟s success in understanding study materials and achieving graduation is highly determined by his/her learning process. This learning process can be observed from how that college student spends his/her time for study. In order to optimize that study time, a college student should also optimize his/her student engagement. Student engagement is defined as student‟s initiation of action, effort, persistence on schoolwork, as well as their ambient emotional states during learning activities. Student engagement is indicated by the existence of intrinsic motivation within a student when taking his/her learning process. It is important for student to take his/her learning process according to his/her own will and decision. This student‟s capacity in gaining knowledge and skill by his/her own decision is known as student‟s autonomy. The purpose of this study is to know how far is the relationship between student autonomy and student engagement in college student. Researcher use convenience sampling as sampling method in this study. The adaptation of Autonomous Learning Scale (Macaskill and Taylor, 2010) is used as student autonomy instrument while the adaptation of Student Course Engagement Quotient (Handelsman et al, 2005) is used as student engagement instrument. This study involved 51 college students as research samples. The result shows that there is a positive and significant correlation, with r = 0,560, between student autonomy and student engagement in college student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stefi Liska
"ABSTRAK
Usia dewasa madya merupakan saat penuaan mulai dialami dan disadari oleh
seseorang. Perubahan fisik akibat penuaan dinilai lebih negatif pada wanita
dibandingkan pria karena standar penilaian sosial yang mementingkan penampilan
fisik pada wanita dibandingkan pria. Hal tersebut dapat mempengaruhi body
image dan menimbulkan aging anxiety pada wanita dewasa madya. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara body image dan aging anxiety pada
wanita dewasa madya. Partisipan penelitian adalah 67 orang wanita yang berusia
40-65 tahun di Jabodetabek. Berdasarkan hasil uji statistik, ditemukan bahwa ada
hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara body image dan aging
anxiety (r = -,365, p < ,05, two-tailed).

ABSTRACT
Middle age is the time when aging begins. Physical change, as an effect of aging,
in women is valued more negatively than in men because of social standard which
appraises women mostly based on their appearance. Such standard could influence
body image and cause aging anxiety in the middle aged women. This research was
conducted to find the correlation between body image and aging anxiety in middle
aged women. The participants in this research were 67 women who aged between
40-65 years old, residing in Jabodetabek. The statistic test result reveals that there
was a significant correlation between body image and aging anxiety (r = -,365,
p < ,05, two-tailed)."
2014
S53756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"ABSTRAK

Saat ini, fenomena ibu bekerja di luar rumah sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat saat ini. Seorang ibu yang bekerja kini memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai seorang pekerja di bidang kerjanya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, ibu yang bekerja memiliki dampak pada beberapa aspek perkembangan remaja perempuan, diantaranya adalah autonomy dan kematangan karir. Autonomy terdiri dari tiga dimensi yaitu attitudinal autonomy, emotional autonomy, dan functional autonomy., sedangkan kematangan karir terdiri dari dimensi sikap dan dimensi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara autonomy dan kematangan karir pada perempuan remaja akhir dari ibu yang bekerja. Partisipan penelitian ini terdiri dari 63 mahasiswi Universitas Indonesia dengan rentang usia 18 – 21 tahun. Penelitian kuantitatif ini menggunakan Adolescent Autonomy Questionnaire (Noom, Dekovic, Meeus, 2001) untuk mengukur Autonomy pada remaja perempuan, dan Career Development Inventory – Short Form (Creed & Patton, 2004) untuk mengukur kematangan karir. Hubungan korelasi antara autonomy dengan kematangan karir menunjukkan hasil yang signifikan pada beberapa dimensi. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.


ABSTRACT

The phenomenon of working mothers have become a commonplace in today's society. A working mother has a double role as a housewife as well as a worker in the field of work. Based on previous research, mothers who work have an impact on several aspects of child development, especially in adolescent girls, such as autonomy and career maturity. Autonomy is composed of three dimensions, namely attitudinal autonomy, emotional autonomy, and functional autonomy, while the dimensions of career maturity consist of attitudes and cognitive dimensions. This study aimed to determine the correlation between autonomy and career maturity among late adolescent girls with working mother. Participants of this study consisted of 63 female students of University of Indonesia with an age range 18 – 21 years. This quantitative study using the Adolescent Autonomy Questionnaire (Noom, Dekovic, Meeus, 2001) to measure Autonomy in adolescent girls, and Career Developmnet Inventory – Short Form (Creed & Patton, 2004) to measure career maturity. Correlation between autonomy with career maturity showed significant results in several dimensions. The results will be discussed further.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Dwiana
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara peran gender yang dimiliki oleh seorang individu dengan emosi malu dan bersalah dala konteks hubungan romantis pada kelompok dewasa muda Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedua variabel adalah Test of Self Consciousness Affect 3 TOSCA 3 untuk mengukur emosi malu dan bersalah serta Bem Sex Role Inventory BSRI untuk mengklasifikasikan peran gender yang dimiliki oleh individu Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mewakili kelompok populasi dewasa muda adalah 220 mahasiswa Universitas Indonesia yang terdiri dari 128 laki laki dan 98 perempuan Hasil dari penelitian ini membuktikan adanya korelasi antara peran gender dengan emosi malu dan bersalah dalam konteks hubungan romantis Lebih lanjut pada perbandigan nilai rata rata skor TOSCA tiap kelompok ditemukan bahwa hanya kelompok peran gender feminine dan kelompok peran gender maskulin saja lah yang memiliki perbedaan yang signikan diantara perbandingan empat kelompok peran gender

ABSTRACT
This study was conducted to see the correlation between gender role and shame and guilt in romantic relationship among Indonesian young adulthood Instruments that used in this study are Test of Self Consciousness Affect 3 TOSCA 3 for assessing shame and guilt variable and Bem Sex Role Inventory BSRI for classifying participant rsquo s gender roles 220 University of Indonesia collages which involve 98 female collages and 121 male collages have been used as samples in this study to represent young adulthood population The result indicates there is significant correlation between gender role and shame and guilt in romantic relationship context among young people In addition the study proposed that only masculine group and feminine group among four gender role groups that have significant difference in compared mean process "
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisatul Umami
"[Remaja yang ditinggal orangtuanya bekerja sebagai Buruh Migran di Luar negeri rentan mengalami loneliness dan memiliki kecenderungan psikotik. Periode remaja ini merupakan periode paling sulit dalam kehidupan remaja (Gender, 1998). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi persentase loneliness dan kecenderungan psikotik pada remaja. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur The 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale untuk mengethui tingkat loneliness partisipan dan Psychotic like-Experince (PLE). Penelitian ini mengikutsertakan 171 remaja, usia 11-16 tahun yang berdomisili di Desa Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja mengalami lonelines sebesar 73.7% dan kecenderungan psikotik sebesar 81.9%.;Adolescent who were left behind by parent to work as migrant workers abroad prone to experience loneliness and has psychotic tendencies. This adolesence period is the most difficult period in their life (Gender, 1998). This study aims to determine how high percentage of loneliness and psychotic tendencies in adolescents. This study method using a quantitative approach using ?The 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale? and ?Psychotic-like experinces (PLE). This study included 171 adolescents, age 11-16 years old in Cilamaya Village, Karawang, West Java. The results showed that lonliness have 73.7% and psychotic tendencies is 81.9%.;Adolescent who were left behind by parent to work as migrant workers abroad prone to experience loneliness and has psychotic tendencies. This adolesence period is the most difficult period in their life (Gender, 1998). This study aims to determine how high percentage of loneliness and psychotic tendencies in adolescents. This study method using a quantitative approach using ?The 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale? and ?Psychotic-like experinces (PLE). This study included 171 adolescents, age 11-16 years old in Cilamaya Village, Karawang, West Java. The results showed that lonliness have 73.7% and psychotic tendencies is 81.9%., Adolescent who were left behind by parent to work as migrant workers abroad prone to experience loneliness and has psychotic tendencies. This adolesence period is the most difficult period in their life (Gender, 1998). This study aims to determine how high percentage of loneliness and psychotic tendencies in adolescents. This study method using a quantitative approach using “The 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale” and “Psychotic-like experinces (PLE). This study included 171 adolescents, age 11-16 years old in Cilamaya Village, Karawang, West Java. The results showed that lonliness have 73.7% and psychotic tendencies is 81.9%.]"
2015
S59535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>