Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didin R. Roesamsi
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu ancaman yang paling rawan terhadap keamanan dan ketertiban dibidang lalu lintas jalan raya, sebab selain menyebabkan kerugian harta benda juga dapat menimbulkan korban jiwa. Situasi kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan gambaran yang meningkat dari tahun ketahun, sehingga merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas sepeda motor merupakan jenis kecelakaan lalu lintas yang paling banyak terjadi di jalan raya, sehingga menjadi penyebab utama kematian atau cedera yang memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit.
Jenis kendaraan sepeda motor adalah jenis kendaraan bermotor yang paling banyak di Jakarta, lebih dari separuh dari seluruh jenis kendaraan yang ada. Pada pemakai sepeda motor, baik pengemudi maupun pembonceng berada dalam keadaan kurang terlindung dari akibat kecelakaan lalu lintas. Korban kecelakaan lalu lintas sepeda motor, paling banyak mengalami benturan pada kepala, sehingaa mengakibatkan korban menderita cedera kepala ( trauma kapitis ) dan menyebabkan kematian ditempat kecelakaan atau memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit.
Untuk mengatasi situasi yang rawan dibidang lalu lintas, POLRI telah melaksanakan berbagai macam kegiatan,antara lain dengan mengadakan Operasi Zebra 1985, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan menurunkan kerugian harta benda serta korban jiwa. Salah satu anjuran yang terdapat dalam kegiatan Operasi Zebra 1985 adalah anjuran untuk memakai helm bagi pemakai sepeda motor di wilayah DKI-Jakarta, dengan harapan dapat mengurangi korban yang menderita cedera kepala baik yang mati ditempat kecelakaan/dalam perjaianan ke Rumah Sakit maupun korban yang memerlukan rawat mondok di Rumah Sakit.
Dengan maksud untuk mengetahui sampai sejauh mana helm dapat melindungi kepala / dapat mengurangi cedera pada kepala pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas, maka dilaksanakan penelitian tentang pengaruh pemakaian helm terhadap derajat trauma kapitis yang diderita oleh pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah DKI-Jakarta Serta dirawat di R.S.C.M. Jenis Penelitian adalah suatu studi observasional dengan desain Cohort-non-concurrent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indiati R.B. Erlan
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mahdiyah
"Keadaan gizi kurang atau lebih terjadi karena kegagalan mencapai konsumsi gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi mahasiswa UNJ - Rawamangun, seperti jenis kelamin, pengetahuan gizi dan sikap pemenuhan gizi.
Penelitian ini merupakan analisis terhadap data sekunder yang dilaksanakan pada bulan Juni 2001. Pengambilan data secara cross-sectional dilakukan terhadap 327 mahasiswa UNJ tahun 2000. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik dan multivariat dengan perangkat komputer.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48 % responden memiliki pola konsumsi yang balk. Terdapat hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara status sosial ekonomi dan sikap pemenuhan gizi dengan pola konsumsi mahasiswa UNJ.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pengelola program kesehatan dan program pendidikan agar diberikan penyuluhan gizi yang diharapkan dapat mengubah sikap pemenuhan gizi yang positif.
Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengukur jumlah konsumsi atau asupan gizi mahasiswa UNJ untuk mengetahui pola konsumsinya.

Factors Associated to Meal Pattern of Students in Universitas Negeri Jakarta, in 2000The under nutrition and over nutrition occurs doe to the failure in balance nutrition. The objective of this study is to investigate related the meal pattern of students in Universitas Negeri Jakarta (UNJ) - Rawamangun, such as a gender, socio-economic status, nutritional knowledge and the attitude of nutritive food.
This study used secondary data analysis that carried out in June 2001. A cross-sectional study was conducted with sample of 327 students districts in Universitas Negeri Jakarta were collected in 2000. Data analysis conducted of logistic regression analysis and multivariable method was done using statistic package.
The result showed that 48 % of respondent have a good meal pattern. There were significant correlations between socio-economic status and attitude to the nutritive food with students meal pattern (p < 0,05).
The nutritional education program to promote nutritional guidelines should be conducted forward good attitude of nutritive food.
Hopefully another study could be conducted to know a better and stronger association between meal pattern with food consumption or food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nolita Tukayo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol di kota Jayapura. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anggota rumah tangga berusia 10-60 tahun dari rumah tangga terpilih di kota Jayapura, dengan jumlah sampel sebanyak 468 orang. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik politomus. Hasil analisis didapatkan bahwa determinan perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol adalah umur, jenis kelamin, merokok, keberadaan anggota rumah tangga, keberadaan diluar kota dan umur pertama mengkonsumsi minuman beralkohol dan variabel yang paling dominan berhubungan adalah merokok.

ABSTRACT
The aims of this research is to determine the alchoholisme behaviour at Jayapura city. This is a quantitative research with cross sectional design. The population is a household member age 10-60 years old from selected household at Jayayapura, with sample size are 468 people. Analyses used was polytomus logistic regression. The result shows that the alcoholism behaviour determinan are age, sex, smoking, household existence, existence out the city and first age of alcoholism behavior and the most dominant variable is smoking."
2013
T35218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Elvi Debora P.
"ABSTRAK
Penyakit Tuberkulosis paru masih termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian Tuberulosis di Indonesia. Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan tidak berbeda pada tahun 2007 dan tahun 2013 sebesar 0,4%, (Riskesdas, 2013). Sampai saat ini, status ekonomi rendah (kemiskinan) masih diduga sebagai salah satu penyebab meningkatnya beban Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran kasus TB Paru yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengaruh status ekonomi terhadap kasus TB Paru yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Analisis logistik dilakukan pada sampel 722.329 responden yang menjawab pertanyaan A18 (Apakah pernah didiagnosis Tuberkulosis Paru oleh tenaga kesehatan?). Hasil penelitian multivariabel didapatkan bahwa ada perbedaan proporsi kasus TB Paru sebesar 0,1% lebih tinggi pada status ekonomi rendah dibandingkan status ekonomi tinggi di wilayah perkotaan dengan rasio odds sebesar 1,33. Sedangkan untuk wilayah perdesaan hampir tidak ditemukan beda proporsi status ekonomi rendah dibanding pada status ekonomi tinggi. Dari hasil analisis ditemukan bahwa ada perbedaan pengaruh kejadian Tuberkulosis Paru pada beda status ekonomi dengan beda wilayah. Oleh karena itu, penting dilakukan pendekatan pencegahan Tuberkulosis paru pada status ekonomi rendah di wilayah perkotaan, dimana menurut Badan Pusat Statistik (BPS) proyeksi persentase penduduk di daerah perkotaan cenderung akan meningkat dari tahun 2015 (53,3%) sampai 2035 (66,6%).

ABSTRACT
Pulmonary tuberculosis disease is still one of the national priorities for Tuberculosis control program in Indonesia. The prevalence of the Indonesian population whom diagnosed with pulmonary TB by health worker is no different in 2007 and in 2013 by 0.4%, (Riskesdas, 2013). Until now, the low economic status (poverty) was thought to be one cause of the increased burden of tuberculosis. This research aims to study the description of pulmonary TB case finding by health personnel and economic status influence on the findings of TB cases by health personnel. This study is a quantitative study using secondary data from the Health Research (Riskesdas) 2013. Logistic analysis performed on samples of 722,329 respondents who answered the question A18 (Has you ever been diagnosed with Tuberculosis by health workers?). Multivariable research results showed that there are differences in the proportion of pulmonary TB case finding by health workers by 0.1% higher in lower economic status than high economic status in urban areas with an odds ratio of 1.33. As for the rural areas hardly found different proportions of low economic status compared to the high economic status. From the analysis it was found that there were differences influence the incidence of Tuberculosis in different economic status with different regions. Therefore, it is important to approach the prevention of pulmonary tuberculosis in a low economic status in urban areas, where, according to the Badan Pusat Statistic (BPS) projection of the percentage of population in urban areas is likely to increase from 2015 (53.3%) to 2035 (66.6 %)."
2016
S65681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Yenny Rotua Lucyana
"ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penerapan GayaHidup Sehat Diabetes Pada Penderita DM tipe 2 di KotaPematangsiantar Tahun 2017Penyakit Diabetes Mellitus DM menjadi salah satu masalah kesehatan yangbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi DM tipe 2 mengalamipeningkatan di Kota Pematangsiantar akibat dari perubahan gaya hidup. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan denganpenerapan gaya hidup sehat penderita DM tipe 2. Desain penelitian yangdigunakan adalah Cross Sectional, jumlah sampel 124 responden diambil denganmenggunakan Cluster Sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi Square danregresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antarapersepsi hambatan, efikasi diri, pengetahuan, dukungan keluarga, dan jeniskelamin dengan penerapan gaya hidup sehat DM Faktor-faktor yang palingdominan berhubungan dengan penerapan gaya hidup sehat adalah efikasi diri OR=8,378 dan dukungan keluarga OR=2,626 . Responden yang memilikiefikasi diri yang tinggi akan berpeluang 8 kali lebih besar melakukan penerapangaya hidup sehat, dan responden yang mendapat dukungan keluarga yang tinggiberpeluang 3 kali lebih besar melakukan penerapan gaya hidup sehat.Rekomendasi dari penelitian ini agar dilakukan upaya peningkatan efikasi diridengan pemberian edukasi pada penderita DM dengan melibatkan peran sertakeluarga penderita.Kata kunci : Diabetes melitus, Penerapan gaya hidup sehat, Persepsi Individu,Efikasi Diri, Pengetahuan, Dukungan Keluarga.

ABSTRACT
Factors Related to Application of Healthy Lifestyle of Type 2Diabetes Mellitus in Pematangsiantar 2017Diabetes Mellitus DM has become one of the major health problems inIndonesia as well as in many other countries. The prevalence of Type 2 DiabetesMellitus T2DM has increased in Pematangsiantar as result of lyfestyle change.This research aimed to analyze the factors related to application of healthylyfestyle of T2DM patient. This research rsquo s design used was Cross Sectional, thesample of 124 respondents was taken by Cluster Sampling. Data analysis usingChi Square Test and multiple logistic regression. The results show there is arelationship between perception of barriers, self efficacy, knowledge, familysupport, and gender with the application of healthy lifestyle. The most dominantfactors related to the application of healthy lifestyle are self efficacy OR 8,378 and family support OR 2,626 . Respondents who have high self efficacywill have 8 times greater chance of implementing a healthy lifestyle, andrespondents who have high family support have 3 times greater chance ofimplementing a healthy lifestyle. The recommendation of this research is to makeefforts to increase self efficacy by giving education to T2DM patient by involvingpatient 39 s family participation.Key Word T2DM application of healthy lifestyle Individual perceptions knowledge cues to action"
2017
T47585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Irwana
"Peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8 dari total seluruh kematian secara global. Modifikasi gaya hidup seperti melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu rekomendasi utama dalam penurunan tekanan darah. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat berkontribusi dalam penurunan tekanan darah. Namun demikian, di Indonesia proporsi aktivitas fisik kurang masih tinggi yaitu sebesar 26,1.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data Riskesdas 2013. Analisis regresi linier dan regresi logistik dilakukan pada sampel 717.014 responden yang diperiksa tekanan darah sistolik dan diastolik pada pengukuran pertama, kedua dan ketiga Pertanyaan Riskesdas K05a, K06a dan K07a.
Hasil penelitian multivariabel didapatkan bahwa terdapat asosiasi antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi, dengan perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden yang melakukan aktivitas fisik lebih rendah dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik. Semakin lama intensitas waktu aktivitas fisik, maka akan semakin besar penurunan tekanan darah sehingga risiko untuk mengalami hipertensi juga lebih kecil.

An increase of blood pressure is estimated to cause 7.5 million deaths or about 12.8 of the total global deaths. Lifestyle modifications such as physical activity is one of the main recommendations in decreasing blood pressure. By doing regular physical activity can contribute to the decrease of blood pressure. However, in Indonesia the proportion of less physical activity is still high at 26.1.
This study aims to see the relationship between physical activity with blood pressure and hypertension. This study is a quantitative study using secondary data of Riskesdas 2013. Linear regression and logistic regression analysis was performed on a sample of 717,014 respondents who examined systolic blood pressure and diastolic blood pressure at first, second and third measurements Question of Riskesdas K05a, K06a and K07a.
The result of multivariable research shows there is an association between physical activity with blood pressure and hypertension, the average difference of systolic blood pressure in respondents who do physical activity is lower than respondents who do not do physical activity. The longer of time intensity of physical activity, the greater decrease in blood pressure so the risk of hypertension is also smaller.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangga Agung Satrya
"Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang diperkirakan sebesar 25,8 di Indonesia pada tahun 2013 Riskesdas, 2013 . Sebanyak 87 kasus TB baru terjadi di 30 negara dengan beban TB yang tinggi. Enam negara menyumbang 60 dari kasus TB yaitu India, Indonesia, Cina, Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan WHO, 2016 . Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi pada seseorang adalah penyakit ginjal atau infeksi pada ginjal dengan waktu yang lama, dan TB tidak hanya menyerang paru, tetapi bisa pada organ-organ lainnya dan salah satunya adalah ginjal NHS, 2016; WHO, 2016 . Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan status Tuberkulosis TB dengan perbedaan tekanan darah pada orang dewasa di Indonesia pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013. Analisis regresi linear dan regresi logistik dilakukan pada sampel 38.002 subjek dengan tidak mempedulikan status TB yang dimiliki subjek yang diperiksa tekanan darah dan glukosa darahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan tekanan darah pada subjek yang di diagnosis TB setelah di adjust dengan variabel glukosa darah, umur, jenis kelamin, dan status ekonomi lebih rendah 1,9 mmHg 95 EI -6,0 ndash; 2,2 dibandingkan dengan subjek yang tidak di diagnosis TB dan Rasio odds hipertensi pada subjek yang di diagnosis TB setelah di adjust dengan variabel glukosa darah, umur, jenis kelamin, dan status ekonomi 0,94 lebih rendah 95 EI 0,58 ndash; 1,52 dibandingkan dengan subjek yang tidak di diagnosis TB.

Hypertension is one of risk factors that was expected as 25,8 in Indonesia on 2013 Riskesdas, 2013 . New cases of TB happened in 30 countries with high TB burden. Six countries which contributed 60 of TB cases are India, Indonesia, China, Nigeria, and South Africa WHO, 2016 . A factor which encourages hypertension on someone is kidney disease or infection which happens in a long time, and TB doesn 39 t only attack the lungs, but also other organs such as kidney NHS, 2016 WHO, 2016 . This research 39 s purpose is to understand association between TB status with blood pressure rsquo s differences in indonesia on 2013. This research used data riskesdas. Linear regression analysis and logistic regression were used on 38002 sample subject regardless of the TB status whose blood pressure and glucose rate were examined. The results of this study showed that the blood pressure in subjects who were diagnosed with tuberculosis after adjusting for blood glucose, age, sex, and economic status is lower 1.9 mmHg 95 EI 6.0 2.2 than the subjects who were not diagnosed with TB and hypertension odds ratios in subjects who were diagnosed with tuberculosis after adjusting for blood glucose, age, sex, and economic status were 0.94 lower 95 EI 0.58 to 1.52 than the subjects who were not diagnosed with TB."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Huria Triafani
"Tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada seorang pria umumnya dikaitkan dengan peningkatan untuk melakukan perilaku seks dengan imbalan. Perilaku seks dengan imbalan merupakan perilaku seseorang dalam melakukan layanan seksual dengan cara memberi uang atau barang. Perilaku seks dengan imbalan dikategorikan sebagai perilaku seksual yang berisiko tinggi untuk tertular HIV. Pada tahun 2017, kelompok berisiko pada pria penjaja seks merupakan kelompok yang tertinggi diantara populasi kunci lainnya, yaitu (9,36%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan faktor lainnya yang bisa berpengaruh terhadap perilaku seks dengan imbalan pada pria kawin di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik yang dilakukan pada 10.009 responden berusia 15-54 tahun yang menjawab pertanyaan pada bagian kuesioner pria kawin. Hasil analisis multivariabel didapatkan bahwa terdapat asosiasi antara tingkat pendidikan dengan perilaku seks dengan imbalan, dimana responden yang memiliki tingkat pendidikan tidak tamat sekolah menengah memiliki odds 1,3 kali lebih besar untuk melakukan seks imbalan dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tamat sekolah menengah atau perguruan tinggi, sedangkan setelah di kontrol dengan variabel confounder perbandingan odds nya tidak terlalu jauh berbeda yaitu menjadi odds 1,33. Oleh karena itu, program pencegahan pada perilaku berisiko tinggi perlu terus ditingkatkan terutama bagi kelompok pria yang melakukan seks dengan imbalan untuk mencegah penularan virus HIV dan IMS.

A higher level of education in a men is generally associated with an increase in transactional sex. Transactional sex is a person's behavior in conducting sexual services by giving money or goods. Transactional sex is categorized as high-risk sexual behavior for contracting HIV. In 2017, the risk groups among sex workers were the highest among the other key populations (9.36%). The purpose of this study was to determine the effect of education level and other factors that could influence sexual behavior in return for married men in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) in 2017. The analysis used is regression logistics carried out on 10.009 respondents aged 15-54 who answered questions in the questionnaire for married men. The results of multivariable analysis found that there is an association between the level of education with transactional sex, where respondents who have an education level not graduated from high school have 1.3 times greater odds of engaging in transactional sex compared to respondents who have completed high school or college education , whereas after being controlled with a confounder variable the odds ratio is not too far which is 1.33. Therefore, prevention programs on high-risk behaviors need to be continuously improved for groups of men who have sex in return to prevent transmission of the HIV and STI viruses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingky Shafiyah Ananda Riko
"Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi. Data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dengan total kasus depresi tertinggi di wilayah Asia Tenggara, setelah India. Dimana depresi merupakan beban penyakit mental urutan pertama di Indonesia dalam hampir tiga dekade (1990 – 2017). Terdapat beberapa faktor risiko kejadian depresi, salah satunya adalah aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi yang dikontrol dengan beberapa variabel yang diduga confounding pada penduduk usia 15 – 24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan data IFLS-5. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan proporsi depresi sebesar 29.46% dan berdasarkan model akhir analisis multivariat diketahui jika aktivitas fisik yang kurang 0.58 kali lebih rendah risiko mengalami depresi, serta tidak terdapat variabel confounding yang ikut mempengaruhi hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi.

Depression is one of the most common mental health disorders. Data shows that Indonesia ranks second with the highest total cases of depression in the Southeast Asia region, after India. Where depression is the first burden of mental illness in Indonesia in almost three decades (1990 – 2017). There are several risk factors for depression, one of them is physical activity. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical activity and depression which was controlled by several variables that were suspected of being confounded in residents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a quantitative method with a cross-sectional research design using IFLS-5 data. The analysis used in this study is the analysis of the chi-square test and multiple logistic regression. The results of the analysis showed that the proportion of depression was 29.46% and based on the final multivariate analysis model, it was found that physical activity was lacking 0.58 times the risk of experiencing depression was lower, and there were no confounding variables that influenced the relationship between physical activity and depression."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>