Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Puspita Asih
"ABSTRAK
Tugas Akhir ini disusun untuk menjawab dugaan bahwa orangtua dengan anak
remaja autistik memerlukan sebuah buku panduan guna membantu mereka
mengelola berbagai permasalahan dan dampak permasalahan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu tugas akhir ini dirancang
berbentuk penelitian yang dilakukan untuk mengetahui berbagai permasalahan
yang dapat menjadi sumber stres bagi beberapa ibu yang memiliki remaja
autistik. Permasalahan yang diduga muncul antara lain adalah masalah yang
berkaitan dengan gejala autisme anak, masalah kesehatan anak, masalah
pendidikan dan masa depan anak, masalah orangtua yang umumnya berada
pada masa transisi dewasa lanjut, masalah permasalahan pasangan yang
berkaitan dengan hubungan antar individu, permasalahan remaja, permasalahan
ekonomi, permasalahan kakek-nenek yang tinggal bersama dengan keluarga,
sampai pada permasalahan saudara kandung individu autistik yang terkena
dampak gangguan perkembangan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan data diperoleh melalui
wawancara mendalam terhadap tiga orang ibu dengan anak autis remaja. Hasil
penelitian menyimpulkan adanya metode coping yang dilakukan setiap orangtua
pada saat menghadapi permasalahan khas keluarga dengan remaja autistik.
Hasil penelitian menghasilkan saran disediakannya informasi dalam bentuk
buku panduan maupun bentuk lain untuk membantu orangtua mengelola
berbagai permasalahan yang umumnya muncul pada saat anak autistiknya
berkembang remaja."
2009
T37656
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Welan Mauli Angguna
"[ABSTRAKbr
Tingginya biaya pendidikan tinggi membuat beberapa mahasiswa berusaha memenuhi kebutuhan hidup melalui wirausaha. Optimisme dan kreativitas merupakan faktor penting dalam menunjang kesuksesan berwirausaha (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & Acs, 2004). Chyi-Lyi (2013) dalam penelitiannya menemukan korelasi positif yang signifikan antara optimisme dengan kreativitas pada pelaku wirausaha. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara optimisme dengan kreativitas (kemampuan kreatif) pada mahasiswa yang berwirausaha. Pengambilan data dilakukan pada 43 mahasiswa Universitas Indonesia yang berwirausaha yang tersebar dalam Sembilan fakultas dan program vokasi. Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur optimisme adalah berupa kuesioner Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994), sedangkan batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang dikembangkan oleh Munandar (1977) digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Teknik analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel yaitu menggunakan pearson correlation. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar partisipan memiliki optimisme dan kemampuan kreatif yang tinggi, namun demikian tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel, optimisme belum cukup kuat untuk mampu menjelaskan kreativitas dalam berwirausaha dari segi kemampuan berpikir kreatif.
;The higher cost of higher education makes some of college students trying to fulfill their life needs by doing business. Optimism and creativity are kind of important factors that support successes in doing business (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & ACS, 2004). Chyi-Lyi (2013) in her research found that optimism significantly correlated with creativity in entrepreneurs. Thus, the purpose of this study was to determine the correlation between optimism and creativity (creative potential) among college students who are doing entrepreneurship. Participants of this study was 43 college students who are doing entrepreneurship in University of Indonesia, which was spread from nine faculties and vocational program. Optimism was measured by using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) which was developed by Carver, Scheier, and Segerstrom (1994), while batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) which was developed by Munandar (1977) was used to measure creative thinking. This research used pearson correlation statistical technique analysist to measure the correlation between both variables. Result of this study showed that most participants have optimism and higher creativity (creative potential), but there is no significant correlation between both variables, optimism was not a potent variable to explain creativity in entrepreneurship based on potential creative thinking.
;The higher cost of higher education makes some of college students trying to fulfill their life needs by doing business. Optimism and creativity are kind of important factors that support successes in doing business (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & ACS, 2004). Chyi-Lyi (2013) in her research found that optimism significantly correlated with creativity in entrepreneurs. Thus, the purpose of this study was to determine the correlation between optimism and creativity (creative potential) among college students who are doing entrepreneurship. Participants of this study was 43 college students who are doing entrepreneurship in University of Indonesia, which was spread from nine faculties and vocational program. Optimism was measured by using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) which was developed by Carver, Scheier, and Segerstrom (1994), while batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) which was developed by Munandar (1977) was used to measure creative thinking. This research used pearson correlation statistical technique analysist to measure the correlation between both variables. Result of this study showed that most participants have optimism and higher creativity (creative potential), but there is no significant correlation between both variables, optimism was not a potent variable to explain creativity in entrepreneurship based on potential creative thinking.
;The higher cost of higher education makes some of college students trying to fulfill their life needs by doing business. Optimism and creativity are kind of important factors that support successes in doing business (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & ACS, 2004). Chyi-Lyi (2013) in her research found that optimism significantly correlated with creativity in entrepreneurs. Thus, the purpose of this study was to determine the correlation between optimism and creativity (creative potential) among college students who are doing entrepreneurship. Participants of this study was 43 college students who are doing entrepreneurship in University of Indonesia, which was spread from nine faculties and vocational program. Optimism was measured by using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) which was developed by Carver, Scheier, and Segerstrom (1994), while batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) which was developed by Munandar (1977) was used to measure creative thinking. This research used pearson correlation statistical technique analysist to measure the correlation between both variables. Result of this study showed that most participants have optimism and higher creativity (creative potential), but there is no significant correlation between both variables, optimism was not a potent variable to explain creativity in entrepreneurship based on potential creative thinking.
, The higher cost of higher education makes some of college students trying to fulfill their life needs by doing business. Optimism and creativity are kind of important factors that support successes in doing business (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & ACS, 2004). Chyi-Lyi (2013) in her research found that optimism significantly correlated with creativity in entrepreneurs. Thus, the purpose of this study was to determine the correlation between optimism and creativity (creative potential) among college students who are doing entrepreneurship. Participants of this study was 43 college students who are doing entrepreneurship in University of Indonesia, which was spread from nine faculties and vocational program. Optimism was measured by using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) which was developed by Carver, Scheier, and Segerstrom (1994), while batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) which was developed by Munandar (1977) was used to measure creative thinking. This research used pearson correlation statistical technique analysist to measure the correlation between both variables. Result of this study showed that most participants have optimism and higher creativity (creative potential), but there is no significant correlation between both variables, optimism was not a potent variable to explain creativity in entrepreneurship based on potential creative thinking.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Adeleyna
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat insomnia yang terjadi pada mahasiswa melalui pendekatan pengaruh kecemasan tes. Hal ini menjadi penting bagi mahasiswa karena pada mahasiswa yang memiliki kecemasan tes yang tinggi, maka mahasiswa tersebut dapat mengalami insomnia. Penelitian ini berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Eysenck yang mengatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang tinggi dapat membuat konsentrasi belajar terhambat, sehingga mahasiswa tersebut dapat menderita insomnia. Pemakaian model pada penelitian ini dikarenakan konstruk kecemasan tes memiliki indikator-indikator yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, maka dilakukan dengan uji model struktural. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 167 orang. Dari hasil perhitungan dengan LISREL dengan analisis Goodness of Fit (GOF), didapat hasil Chi-Square yang cukup besar 1958.91 (p=0.0). Artinya model yang menggambarkan adanya pengaruh kecemasan tes terhadap insomnia pada mahasiswa yang sedang dalam masa ujian tidak sesuai dengan data.

ABSTRACT
The research has been done to study Insomnia among college students based on effect of test anxiety model. This study becomes important to college student because there is a possibility of insomnia among college student who have test anxiety. This study based on Eysenck?s theory who mentioned that high anxiety may distract the concentration for studying, even can make insomnia for some college students. The construct of test anxiety have indicator which can?t be direct observed, therefore researcher used structural equation modeling. The participants of this research are 167 college students. The analysis with Goodness of Fit (GOF), that have Chi-Square result 1958.91 (p=0.0). This result indicates model who have describe there is influence test anxiety to insomnia at college student does not fit with the data."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Alhial
"Penelitian ini berfokus pada pengalaman tiga orang Pilot in Command dalam menyelamatkan pesawat dari situasi kritis. Aspek yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah tema-tema pengalaman yang muncul sekaligus pemaknaan subyektif Pilot in Command tersebut terhadap peristiwa penyelamatan yang dilakukannya itu. Mengingat fenomena yang akan dibahas adalah hal yang kompleks dan membutuhkan pemahaman yang komprehensif maka penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. Proses pengambilan data akan dilakukan akan melalui wawancara metode nondirective dan proses analisis data wawancara akan dilakukan melalui metode fenomenologis milik Kruger (1981). Wawancara sendiri dilakukan pada tiga orang pilot yang memenuhi syarat penelitian.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada 13 tema pengalaman yang sama yang muncul pada ketiga partisipan (mencoba menenangkan diri dalam menghadapi masalah, bertindak sesuai prosedur yang berlaku, bekerjasama dengan pihak di luar unit kerja, dsb.); 2) Ada beberapa variasi tema pada ketiga partisipan dan 3) Ketiga partisipan memaknai pengalaman secara berbeda-beda, baik dalam aspek hidup yang terpengaruh maupun intensitasnya.

The focus of this study is the experience of three Pilot in Commands in saving their airplane from a critical situation. This study wants to examine the main themes of their experience and the subjective meanings of the experience to them. This experience is a complex phenomenon and needs a comprehensive understanding, therefore it is conducted with a phenomenological qualitative approach. The information is acquired from a non-directive interview and the method of interpretation is based on Kruger?s (1981) phenomenological interpretation method. The interview is conducted to three pilots who fulfill these study requirements.
The following are the research results: 1) there are 13 exact themes that came up from the three participant?s experience (try to calm their self down, procedure based actions, using help from outside work unit, etc.); 2) there are several various themes that came up from the three participant?s experience and; 3) the three participants give different subjective meanings to their past experience, namely in what kind of life aspects and their intensity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ikayanti
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S3530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Rahima
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran utuh pengalaman remaja Jakarta sebagai biseksual dengan tipe penelitian fenomenologis. Pengumpulan data pun dilakukan dengan wawancara fenomenologis mendalam. Sebagai remaja biseksual yang tinggal di Jakarta, kedua partisipan mengalami kebingungan, perasaan takut dan berdosa akibat sisi homoseksual dan memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik pada satu jenis kelamin. Selain itu keduanya juga memiliki keinginan untuk mengakhiri salah satu ketertarikan seksual dan mengalami kesepian. Sebagai remaja biseksual di kota Jakarta, kedua partisipan juga mengalami berbagai macam masalah, seperti masalah keluarga, masalah isolasi, masalah hubungan romantis dan masalah identitas seksual yang belum terselesaikan. Gaya hidup kedua partisipan sebagai remaja biseksual yang tinggal di Jakarta ternyata memiliki peran dalam pengalaman biseksualitas pada kedua remaja tersebut.

This research aims to get the full description of adolescents in Jakarta as Bisexual with phenomenology type research. Data collection was done with phenomenology-depth interview. The result of this research is as bisexual adolescents who live in Jakarta, they feel confuse, fear and sinful because their homosexual side as bisexual. They also tend to more interest with one sex. Both of them want to end their attraction to one sex or to choose one sex to be loved and they also feel loneliness. As bisexual in Jakarta, they experience many problems such as family problem, isolation, romantic relationship problem and sexual identity problem that has not been resolved yet. Researcher also found that their lifestyle as Jakarta adolescents has a role in their experience as Bisexual."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S3533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Alvina Vivien Setiabrata
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi penyintas erupsi Merapi serta mengkaji nilai, norma, dan/atau praktek budaya Jawa apa saja yang terkait dengan kemampuan resiliensi penyintas erupsi Merapi tersebut. Pengertian resiliensi yang dipakai merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010), yaitu meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, dan existential aloneness. Gambaran resiliensi diperoleh dengan menggunakan alat ukur CD-RISC 10 (Connor & Davidson, 2003) dan kajian budaya Jawa diperoleh dari wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di desa Krinjing yang merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 50 orang yang berusia 21-60 tahun dan yang diwawancara mendalam adalah 4 orang yang berusia 41-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan berusia 21-60 tahun mendapatkan skor resiliensi sedang dengan variasi skor yang beragam dari rendah sampai tinggi. Adapun budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi penyintas erupsi Merapi adalah keadaan slamet, ritus slametan, hormat, gotong royong, sikap rela, nrima, sabar, serta kepercayaan terhadap alam gaib atau kuasa di luar kekuatan manusia. Sejumlah saran untuk menindaklanjuti penelitian ini, termasuk mengatasi keterbatasan penelitian, disertakan.

ABSTRACT
This study was conducted to gain picture of resilience among Merapi eruption survivors, and to assess Javanese values, norms, and/or cultural practices associated with the resiliency ability among the survivors. The concept of resiliency refers to the five characeristic of resiliency from Wagnild (2010), and they are meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness. Picture of resilience was obtained using the CD-RISC 10 (Connor & Daidson, 2003) while the Javanese cultural studies were obtained through interviews. Data were collected in Krinjing village which is one of the nearest villages from the top of Mount Merapi. Altogether 50 participants of 21-60 years old took the questionnaire and four people of 41-50 years old were interviewed. The results indicate that most participants get a middle score of resilience. The Javanese cultural aspects associated with resiliency ability among eruption survivors are slamet, slametan, respect, gotong royong, rela, nrima, sabar, and belief in supernatural being. Recommendations for further reserch are included."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Stephanie Munaf
"ABSTRAK
Nuttin (1985) menemukan bahwa seseorang lebih mengevaluasi inisial namanya sendiri lebih positif dibandingkan dengan huruf lain yang bukan merupakan inisial namanya. Hal ini kemudian yang disebut dengan name letter effect (NLE). Penelitian mengenai NLE telah dilakukan di berbagai negara hingga kemudia diteliti di Indonesia menggunakan initial preference task. Putri (2010) melakukan penelitian NLE terhadap etnis Batak, dimana hipotesis yang diajukan tidak terbukti karena partisipan Batak lebih menyukai inisial nama depan dibandingkan inisial nama marganya. Penelitian lanjutan dilakukan oleh Artha (2011) pada etnis Bali untuk membandingkan inisial nama depan dan nama Bali pada partisipan Bali dengan sebelumnya diberikan priming etnis. Priming etnis ini bertujuan untuk meningkatkkan kesadaran etnisitas yang dimiliki partisipan Bali saat penelitian berlangsung. Namun, hasil menunjukkan bahwa partisipan Bali yang telah diberikan priming etnis Bali mengevaluasi inisial nama depan lebih tinggi dibandingkan nama Bali. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk membuat penelitian lanjutan daru studi Artha (2011) pada etnis Bali. Berawal dari dugaan bahwa berbedanya hipotesis dengan hasil penelitian dikarenakan usia partisipan yang masih tergolong remaja. Hal ini membuat penulis menggunakan partisipan yang lebih dewasa dan sudah menikah dengan harapan kesadaran akan etnisnya sudah lebih berkembang dibandingkan partisipan yang tergolong remaja. Selain itu, partisipan yang digunakan merupakan partisipan Bali yang tinggal di Jakarta, dengan dugaan identitas etnisnya lebih menonjol saat menjadi minoritas dibandingkan saat menjadi mayoritas (di Pulau Bali). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan Bali yang diberikan priming etnis mengevaluasi insial nama Bali lebih tinggi dibandingkan inisial nama depan tetapi tidak signifikan.

ABSTRACT
Nuttin (1985) discovered a phenomenon whereby a person will evaluate initials of his own name more positively than other letters that are not his or her initials. This phenomenon is called name letter effect (NLE). Research about NLE has been conducted in many countries, including Indonesia using initial preference task. Putri (2010) conducted a study about NLE on Batak ethnic, whereby the hypothesis wasn't proved because Batak participants evaluated their first name higher than their last name. Artha (2011) conducted a study about NLE based on Putri's (2010) to compared first name and Balinese name on Balinese people. Before that, the participants was given ethnic priming to increase the ethnic self-awaraness while the participants were being experimented. The result also showed that Balinese participants evaluated their first name higher than their Balinese name. Based on the previous study by Artha (2011), this present study is trying to conduct an NLE research on Balinese. I assumed that the difference between Artha's hypothesis and the result is because the participants were teenagers. In this present study, the participants are more adult and married, so their ethnic self-awareness are more developed than teenagers. Beside that, the participants are Balinese who live in Jakarta. I assumed that their ethnic identity are more prominent when they are minority than when they are majority (in Bali). The result shows that participants that are given the ethnic priming evaluate their Balinese name higher that their first name but insignificantly."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>