Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Purwono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan sektor lapangan usaha yang menyerap angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SLTA yang meliputi jenis kelamin, tempat iinggal, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan sektor lapangan kerja (pertanian, manufaktur dan jasa). Data yang digunakan adalah data SAKERNAS bulan Agustus tahun 2007 dengan analisis diskriptif dan inferensial. Tahapan pertama penelitian adalah estimasi upah angkatan kerja dengan regresi linier. Selanjutnya dengan regresi linier menghitung probabilitas bekerja untuk menganalisis penyerapan angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMA dan lulusan SMK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas sebanyak 164.118.3224 orang, dimana 29.284.l88 orang adalah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun. Mereka merupakan 68,01 persen angkatan kerja muda (15-24 tahun) serta 17,84 persen dari jumlah penduduk usia kerja (15-64 mhun) dengan karakteristik 50,08 persen laki-laki, 70,70 persen berstatus tidak kawin, 47,73 persen bertempat tinggal di perkotaan dan 38,00 persen berpendidikan tamat SLTA. Pada penduduk umur 18-24 tahun tamat SLTA, berdasarkan kegiatannya 37,69 persen berstatus bekerja, 19,98 persen mencari kerja, 25,05 persen sekolah dan 17,28 persen lainnya.
Hasil deskriptif upah menunjukkan bahwa upah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMK lebih besar dibanding upah lulusan SMA. Hasil analisis inferensial probabilitas bekerja angkatan kerja muda umur 18-24 lulusan SLTA menunjukkan lulusan SMK lebih besar dibanding lulusan SMA. Sektor lapangan usaha yang banyak menyerap lulusan SMA adalah sektor pertanian, sektor manufaktur untuk lulusan SMK, sedangkan probabilitas bekerja Iulusan SMA dan lulusan SMK kurang pada sektor jasa.

This research to know the factors and working field sectors that absorb the young labor forces ages 18~24 years old which graduated from SLTA that involve sex, residence, marital status, training and working Held sectors (Agriculture, manufactory, and service) and taining The data which is used is Sakernas data on august 2007 by descriptive and inferential analysis. The first step of research is wage estimation of labor forces with linier regression. Secondy by linier regression to count work probability to analyze absorb1ion of labor forces Hom 18-24 years old of SMA and SMK graduations.
The result of this reseach explains that sum of people up to 15 years old are 164.118.1323 people, where 29.284.188 people are labor force of 18-24 years old. They are 68,01 percent from young labor force (15-24 years old) and 17,84 percent from sum of 15-64 years old. Their characteristics are 50,08 percent male, 70,70 percent unmarried yet status, 47,73 percent who live in the city and 38,00 percent of SLTA graduation. Based on its activity 37,69 percent is working, 19,98 percent is seeker, 25,05 percent school age and 17,28 percent the others.
The result of wage descriptive analisis shown that wage at the youngs of SMK are bigger than the of wage SMA graduation. The result of inferensial analysis from working probability at young labor forces age 18-24 years old which graduated from SLTA shown that SMK graduations are bigger than SMA graduations. SMA -graduations are absorted at agriculture sector, manufacture sector for SMK graduations, meanwhile SMA and SMK graduations are not absorted in service sector.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33960
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardalena Wati Yulia
"Unmet Need adalah Pasangan Usia Subur yang sudah mempunyai keinginan untuk mcmbatasi atau menjarangkan kelahiran berikumya 2 tahun atau lebih, tetapi belum memakai kontrasepsi. Kelompok unmet need merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap KB dan TFR. Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau unmet neednya masih tinggi, untuk itu perlu diketahui detenninannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil perempuan/is1:eri yang unmet need spacing dan limiting sena falctor-faktor yang mempengaruhi unmet need tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data mentah SDKI 2007, menggxmakan program Statistical Package for Social Science version 16.0. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan statistik model regresi multinomial logit serta wawancara dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat.
Dari 1.136 responden, yang unmet need spacing 6 % dan 5 % unmet need limiting, sisanya tidak unmet need. Analisis deskxiptif menggambarkan bahwa akses ke tempat pelayanan dan penolakan tokoh agama/adat tidak menjadi masalah untuk unmet need. Persentase unmet need ber KB untuk penjarangan keiahiran lebih tinggi pada perempuan yang tidak be1'KB karena alasan kontrasepsi terlalu mahal, adany penolakan suami/responden, alasan kesehatan/takut efek samping, responden umur muda dan tamat SMA keatas, suami tamat SMP dan jumlah anak lahir hidup kecil dan sama dengan 2.
Persentase unmet need berKB untuk pembatasan kelahiran lebih tinggi pada perempuan yang tldak berKB karena alasa kontrascpsi terlalu mahal, suami atau isteri menolak KB, mengalami masalah kesehatan/takut efek samping, usia 40 - 49 tahun, isteri dan suarni tidak sekolah, jumlah anak lebih dari dua tidak adanya kunjungan dari petugas KB.
Analisis Inferensial menunjukan bahwa falctor-iiaktor yang mempengaruhi perernpuan/isteri dengan unmet need spacing adalah kontrasepsi yang terlalu mahal, adanya penolakan suami/responden, aiasan kesehatan/takut efek samping dan umur responden yang muda. Sodangkan untuk unmet need limiting, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah jumlah anak lahir hidup, lcunjungan petugas KB, kontrasepsi yang terlalu mahal dan alasan kesehatan/takut efek samping.

Unmet need is couple of child bearing age who don't want to get pregnant for at least 2 years but not using contraception as a birth control. Unmet need was one of many components which influenced the demand of community to birth control and total fertility rate (TPR). Rate of umnet need in Sumatera Barat, Riau and Kepulauan Riau was still high so that the determinant of it must be recognized. The pinpose of this research was to get a profile of urmiet need spacing and limiting among those couples of child bearing age and to investigate the factor influenced to unment need.
The data used in this research was Indonesia Demographic and Health Survey 2007, with the software used in data processing was Statistical Package for Social Science Version 16.0. The method used in this research was descriptive analysis, multinomial logistic and interview with MUI, LKAAM.
Among 1.136 respondent, prevalence unmet need spacing and limiting were 6 percent and 5 percent. Result of descriptive analysis showed that ditiiculty in acces and rejection of prominent figures did not influenced unmet need.
Prevalence of unmet need spacing were high to those women who were not using contraception because of cost reason, husband or wife refused contraception, faced health problem, young age, level of education at least senior high school, had a husband with at least junior high school educated, had maximum two children. Prevalence of unmet need limiting were high to those women who were not using contraception because of cost reason, husband or wife refused contraception, faced health problem, 40-49 years of age, not educated, had more than two children, not visited by official of birth control.
Inferential analysis showed that unmet need for birth control were high to those women who said that contraception was costly, husband or wife refused contraception, afraid of side eiect of contraception and young age. Prevalence of unmet need limiting were high to those women who were visited by oiificial of birth connol, had at least three children said that contraception was costly and afraid of of side eiect of contraception.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Fahlevi
"Salah satu penyebab tingginya tingkal kematian bayi dan banyaknya balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia adalah terkait dengan praktek pemberian ASI yang dilakukan. Scpcrti bclum adanya kesadaran akan pentingnya pemberian ASI secara eksklusifl pemberian kolostrum, pemberian MP-ASI yang tidak tepat, kualitas gizi dari ASI itu sendiri, dan lain-lain.
Untuk mengamati permasalahan tersebut, maka tesis ini khusus akan mempelajari tentang risiko penghentian pemberian ASI pada balita berdasarkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan demograii pada tiga walayah pengamatan, yaitu Indonesia, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh masing-masing karakteristik pengamatan tcrhadap risiko pcnghcntian pemberian ASI pada balita. Metode yang digunakan adalah dengan tabulasi silang untuk analisis desk1iptii§ dan Regresi Cox untuk analisis inferensialnya.
Hasilnya secara umum menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka pengaruhnya semakin besar tcrhadap risiko penghentian pemberian ASI, begitu juga dengan status ekonomi rumahtangga. Sedangkan umur ibu saat melahirkan menunjukkan pola bahwa semakin muda ibu saat melahirkan maka kecenderungan untuk mengalami risiko penghentian pemberian ASI juga semakin besar. Dilihat dari status bekezja ibu, maka ibu yang mempunyai kecenderungan lebih besar untuk mengalami risiko penghcntian pernberian ASI adalah ibu yang bekeqja di luar rumah, teruzama jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekenja. Sedangkan untuk urutan anak, maka bayi yang merupakan anak ttmggal cenderung lebih cepat mengalami penghentian pemberian ASI. Kernudian dari vaxiabel keberadaan famili lain dalam rllmahiangga, temyata ada atau tidak adanya famili Iain dalam rumahtangga tidak rnenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap risiko penghentian pemberian ASI pada balita.

One of the causes of high infant mortality rate and high malnutrition rate in Indonesia is breastfeeding (Air Susu lbu) activity. The causes are such as no awareness of the importance of breastfeeding exclusively, colostrums giving activity, inappropriate MP-ASI, the nutrition's quality of breastfeeding, and others.
To observe the problems, this thesis will describe and learn risk of termination on breastfeeding. The case is based on social factor, economic factor and demographic factor on three regions; there are Indonesia, DKI Jakarta and West Nusa Tenggara. The aim of this research is to give description about the influence of each characteristic into the risk of termination on breastfeeding. The research's methods are cross-tabulation for descriptive analysis and Cox regression for inference analysis.
The research's result is about education level. The higher mother's education and household economic status influences higher risk of breastfeeding termination. Based on the mother's age of birth, the yotmger mother influences higher risk of termination on breastfeeding. Based on mother's working status, compared by housewife, the mother works outside of home affects the higher risk of termination on breastfeeding. Based on order of child, single baby is tendency to higher risk of termination on breastfeeding. Based on relative families in the household variable, there is no significant correlation on the risk of breastfeeding.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawansyah
"Yang melatar belakangi penelitian ini adalah berlangsungnya transisi demografi di Indonesia, dimana pertmnbuhan penduduk usia kenja begitu pesat dcngan tingkat pendidian angkatan kerja yang semakin membaik dari tahun ke tahun. Selain itu texjadi uansformasi stmktur ketenagakesjaan di Indonesia, angkatan kerja muda cendenmg untuk bekerja di sektor non pertanian, salah satunya adalah sektor industri manufaktur.
Tesis ini bertujuan melakukan analisis terhadap upah tcnaga kexja muda sektor industri manufaktur di Indonesia selama kunm waktu tahun 2000 - 2007. Dengan menggunakan metode deskriptif dan inferensial.
Hasil penelitian menemukan bahwa upah rata-rata uenaga kexja muda sektor industri manufaktur laki-laki dan perernpuan selama tahun 2000 - 2007 berada di atas rata-rata upah minimum provinsi. Namun demikian terdapat juga tenaga kerja muda selctor industri manuthktur yang bekenja dengan upah dibawah rata-rata upah minimum provinsi. Jikn upah rata-rata tenaga kerja muda industri manufaktur selama tahlm 2000 - 2007 dikonlrol dengan indeks harga konsumen tahun 2000 - 2007, terlihat bahwa sebenarnya trend upah tenaga kezja muda industri manufaktur selama tahun 2000 - 2007 seperti parabola tcrbalik, artinya upah rata-rata antara tahun 2000 - 2003 mengalami trend kenaikan dan antara tahun 2003 - 2007 upah rata-rata mengalami trend penurunan dengan puncak tertinggi upah rata-rata tcnaga kelja muda sektor industri manufaktur pada tahun 2003.
Temuan lainnya adalah tingkat pendidikan tenaga kerja muda sektor industri manufaktnr benpengaruh paling signifakan terhadap upah, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula upah yang diterima. Penelitian juga menemukan bahwa pelatihan dapat meningkatkan upah tenaga kenja muda sektor industri manufaktur.
Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan upah tcnaga kerja muda sektor industri manufaktur dapat dilakukan meningkalkan kualitas angkatan kexja muda melalui pelatihan dan mengkondisikan agar penduduk usia muda lebih memilih melanjutkan bcrsekolah daripada masuk ke pasar kexja dengan pendidikan rendah.

Demographic transition at Indonesia is one of the backgrounds of this research, where the number of productive age people is growth quickly and education level of labor forces progressively be better from year to year. Besides those phenomena, ttis' happen structure transformation of labor forces at Indonesia; the young laborjbrces prefer for works' in non-agricultural sector than agricultural sector, one of them ls industrial manufacturing secton.
This thesis is intent to analyze the wage of young labor of industrial manufacturing sector in Indonesia in time jrame between 2000 - 2007, using descrnntive and inferential method.
Result of this research is finding that average of wage qt' young labor of industrial tnamdacturing sector both male and female in time frame between 2000 - 2007 be on averagely province minimum wages. But there were some young labor of inchastrial manufacturing sector who work with wage under averagely province minimum wage. U average of wage of young labor Q' industrial manufacturing sector in time jrame year 2000 - 2007 controlled by year consumer price index year 2000 - 2007, visually that trend of wage mf young labor of industrial manzwlcturing sector in time frame year 2000 - 2007 is like an upending parabola, its mean that the trend of wages between year 2000 - 2003 is increase and otherwise between years 2003 - 2007 the trend of wages is decreases with the highest wage on year 2003.
Other finding is education level of young labor of industrial manufacturing sector positive influential slgnylcantly to wage. Research also finds that training can Increase the wage of young labor of industrial manufacturing sector.
This research suggests to increase young the wage of young labor of industrial manufacturing sector can be done by increasing the quality of young labor forces' through conducting training and creating the condition in order that the young people prefer to school than enter to labor market with low education level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Syamsudin Buchori
"Penelitian ini berfokus pada pengaruh karakteristik demografi, sosial dan ekonomi terhadap pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan pada responden di Propinsi Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif dan inferensial. Model operasional penelitian menggunakan Multinomial Logit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literasi Keuangan dan Perbankan tahun 2006 terdiri dari 446 responden untuk pengetahuan, 298 responden yang memiliki sikap interaksi dan 418 responden yang pernah atau sedang melakukan praktek perbankan. Analisis dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya dan pendapat pada peneliti di bidang literasi perbankan. Dari hasil analisis deskriptif, disimpulkan bahwa: 1) Pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan; 2) Kelompok umur 30 - 39 tahun memiliki rasa ingin tahu yang paling tinggi terhadap perbankan sedangkan kelompok umur 55-64 tahun memiliki sikap interaksi dan praktek perbankan yang paling tinggi 3) Responden dari Propinsi Sumatera Barat memiliki pengetahuan dan praktek yang rendah terhadap perbankan; 4) Responden dengan pendapatan diatas Rp 2,5 juta memiliki pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan yang paling tinggi. Analisis Inferensial menyimpulkan 1) Semakin tinggi pendidikan responden akan semakin tinggi pula pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan 2) Kelompok usia 55 - 64 tahun memiliki peluang 18,6 kali untuk memiliki sikap interaksi dari pada umur lainnya dan 32,5 kali untuk melakukan praktek perbankan yang tinggi 3) Kelompok penghasilan di atas Rp 2,5 juta memiliki peluang 11,5 kali untuk memiliki pengetahuan perbankan dari pada penghasilan dibawah Rp 2,5 juta, 5,3 kali untuk memiliki sikap interaksi dan 7,3 kali melakukan praktek perbankan. Semakin tinggi pendapatan responden akan semakin tinggi pengetahuan, sikap interaksi dan praktek perbankan yang dilakukannya Hasil penelitian menyarankan Bank Indonesia agar mendorong industri perbankan melakukan edukasi perbankan dimulai dari lembaga pendidikan SLTP kebawah dan khususnya di Sumatera Barat Sedangkan bagi Industri perbankan jangan hanya membidik market share pada tamatan perguruan tinggi berusia 30 - 64 tahun, ibu rumah tangga dan berpenghasilan di atas Rp 2,5 juta saja melainkan juga menyisihkan laba guna mendorong pertumbuhan tingkat pendidikan dan peningkatan pendapatan masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusharyono
"Keputusan partisipasi perempuan dalam angkatan ke1ja merupakan hasil dari suatu proses pembuatan keputusan yang dilakukan bersama-sama dalam rumah tangga. Keputusan mereka untuk masuk dalam angkatan kerja dihadapkan pada pilihan antara waktu untuk santai (leisure), bckerja di rumah (unpaid work) atau bekenja untuk mendapatkan upah di pasar ke1ja (paid work). Tujuan dari penclitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mcmpengaruhi pcnawaran tenaga kexja bagi perempuan di Jawa Tengah, termasuk pengaruh keberadaan anak 0-6 tahun dan anggoua rumahtangga lain terhadap penawaran tenaga kcxja perempuan kawin.
Estimasi dilakukan dengan menggunakan data hasil Susenas KOR 2006 di Jawa Tengah. Metode estimasi yangdigunakan mengacu pada prosedur yang disarankan oleh Schultz. Langkah pertama, dilakukan estimasi terhadap besamya upah perempuan kawin dengan mcnggunakan metode OLS. Selanjutnya dilakukan estimasi terhadap peluang perempuan kawin untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja dengan menggunakan metode Iogistik biner. Dan Iangkah terakhir adalah melakukan estimasi terhadap jam kenjia dengan menggunakan metode OLS.
Hasil estimasi timgsi panisipasi angkatan kcrja perempuan kawin di Jawa Tengah menunjukkan bahwa variabel upah dan keberadaan anak 0-6 tahun merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk berpartisipasi dalam angkatan kelja atau tidak. Semakin tinggi upah semakin besar peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kC1j8. Adanyananak 0-6 tahun menyebabkan peluang perempuan kawin untuk masuk dalam angkatan kemja Iebih kecil dibanding jika tidal: ada anak 0-6 tahun. Variabel upah suami secara substansi tidak bisa digunakan untuk menjelaskan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, karena pada saat dimasukkan ke dalam persamaan secara bcrsama-sama koeiisiennya berubah tanda.
Dari estimasi terhadap jam kerja, tempat tinggal adalah variabel yang paling menentukan bcsar kecilnya jam kC1j3 yang dialokasikan pcrempuan kawin jika ia memutuskan untuk beke1ja. Perempuan kawin yang tinggal di desa mempunyai jam kemja yang lebih rendah dibanding yang tinggal di kota. Variabel umur berpengaruh terhadap jam kexja dengan pola U terbalik atau kuadratik, sedangkan perempuan kawin dengan pendidikan SMP ke bawah mempunyai jam kezja lebih rendah dibanding yang berpendidikan SMA ke atas. Upah suami tidak berpengaruh signifikan terhadap jam kerja.

Women participation decision in labor force is a results from decision making process which do together in household. Their decision to enter into labor force faced with choice between time to leisure, unpaid work or paid work. The purpose of this study is to analyze all factors that influence labor supply of married women in Jawa Tengah, included influence of the existence of children age 0-6 and other family members on married w0men’s labor supply.
The estimation is base on data that collected iiom National Social Economic Survey KOR 2006 in Jawa Tengah. The estimation is refer to procedure that suggested by Schultz. At first, estimation done on wage of married women with Ordinary Least Square method. Then, estimated probabilities of married women to participate into labor force with logit biner model. And iinally, estimated work hours by Ordinary Least Square.
The result of estimation of labor force participation of married women showed that women wages and existent of children age 0-6 are the main factor that affected women’s decision to participate in labor force or no. Rise of wage enlarge probability of married women to involve into labor force. The existent of children age 0-6 get a rise out of married women’s probabilities to enter into labor force more lower then women without children in the household. Husband's wages in this study insufficient to explain the participation of married women in the labor force, because when this variable is included into regression model by overall the sign of coe&icient was changed.
From the estimation of work hours, residence is the main factor that detemiined of work hours which is allocated by married women if she decided to work. Married women who stayed in the country have hours of work more lower then stayed in the city. Age variable having an affect on work hour by inverse U shaped or quadratic, whereas married women with education under lower secondary school or same, have work hours more lower then upper secondary school or more. Husband's wage there is no significant influence for work hours.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34235
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sri Endang Purwatiningsih Vong
"Fertilitas di Timor-Leste luar biasa tinggL Banyak usaha yang diperlukan untuk memahami dan mengontrol beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku fertilitas di Negara ini. Studi ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh pada fertilitas di Timor-Leste, khususnya peranan pendidikan dan kematian anak sebagai faktor utama yang memberikan peiuang untuk mempunyai anak labir hidup lebih dari tiga anak Data yang digunakan dalam studi ini berasal dati basil Sensus Penduduk dan Perumahan Timor-Leste tahun 2004. Dummy pada variable terikat adalah jumJah anak lahir hldup. Variabel bebas diantaranya adalah: umur ibu, status perkawinan, pengalaman anak lahir rnati, pengalaman anak mati, tingk:at pendidikan, status ibu bekerja. tipe perumahan dan bahasa ibu. Analisis bivariat menggunakan table contingency dan ana1isis multivariate menggunakan regressi logistic binary.
Studi ini telah memperlihatkan basil; persentase perempuan untuk mendapatka.n a:nak 1ahir hidup lebih dari tiga, lebih tinggi: pada perempuan yang mempunyai karakteristik: usia tua. sudah menikah, punya pengalaman anak lahir mati, Plll1Y? pengalaman kematirul anak, be!pendidikan rendah, tidak bekelja, tinggal di rumah yang tidak Iayak, dan berbahasa ibu Mambai, Bunak. Kemak. Secant statistik semua faktor berpengaruh signifikan terbadap peluang untuk mendapatkan anak 1abir hidup lebih dari tiga anak. Pengalaman kematian anak adala.h fak:tor yang paling kunt berpengaruh terhadap kernungkinan untuk mendapat.kan anak Jahir hidup lebih darl tiga anak, kemudian diikuti dengan faktor pendidikan dan sosial economi lainnya. Ini menegaskan bahwa pendidikan dan kematian anak berperanan penting dalam mengontrol tingkat fertilitas
Fertility is exceptionally high in Timor-Leste. Many efforts are needed to understand the factors affecting fertility behavior in this countzy. The aim of this study is to investigate the factors influencing fertility in Timor-Leste. particularly the role of education and child death in determining the chance of having more than three live births. Data used for the study came from the results of the 2004 Timor-Leste and Housing Census. The dummy dependent variable is the number of live births. The independent variables are age of women, marital status. still-birth. child death experience, education. employment status. type of h-ousing and mother tongue. Bivariate analysis used contingency table and multivariate analysis using binary logistic regression, were employed in the study.
The study results show the percentage of wuman having more than three live births is higher among women who were older, were married, had stili-birth experience, had child death experience. had !ow education, and were unemployed, lived in improper twusing and spoke Mambai, Bunak, Kemak All factors analyzed statistically have significant effect on probability of having more than three live births. A.Ioong these factors. child death experience has the strongest influence and then followed by role of education and other socio economic in controlling fertility level.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paradise, Isaura
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh usia kawin pertama ibu terhadap pemenuhan hak kesehatan anak usia 6-23 bulan dengan menggunakan data SUSENAS 2017. Berdasarkan studi literatur, variabel usia kawin pertama diduga mengalami endogenitas sehingga variabel ini diprediksi dahulu menggunakan regresi OLS. Metode analisis pemenuhan hak kesehatan anak menggunakan regresi logistik biner dan regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa usia kawin pertama ibu berpengaruh positif terhadap pemenuhan hak ASI ekslusif, pemenuhan hak ragam makanan, dan pemenuhan hak imunisasi dasar lengkap. Secara keseluruhan, usia kawin pertama ibu berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemenuhan hak kesehatan anak.

This research aims to study the effect of mother's first age marriage on fulfillment of rights health of children aged 6-23 months in Indonesia using National Socio-Economic Survey 2017 data. Based on literature review, variable first age marriage is suspected to suffer from endogeneity, thus this variable is predicted using OLS regression in the first stage. The analysis method using the binary logistic regression and ordinal logistic regression. The result of data processing obtain that mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of exclusive breastfeeding right, fulfillment of the right to variety of food, and fulfillment of basic immunization rights. Overall, the mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of children's health rights."
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfrida Zoraya
"Kehamilan pada usia remaja merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian baik global maupun nasional. Implikasi kehamilan remaja baik pada kesehatan remaja dan bayi juga pada terputusnya pendidikan dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari transmisi perilaku fertilitas yaitu umur kehamilan pertama ibu di usia remaja pada anak perempuannya. Sumber data yang digunakan adalah data longitudinal IFLS 1993 hingga IFLS 2014.
Hasil marginal effects dari regresi probit menunjukkan bahwa umur kehamilan pertama ibu berpengaruh positif dan signifikan pada umur kehamilan pertama anak. Hasil juga menunjukkan bahwa walaupun setelah dikontrol dengan karakteristik latarbelakang individu, keluarga, dan ibu, anak dari ibu yang kehamilan pertamanya di usia remaja memiliki peluang lebih tinggi mengalami kehamilan pertama di usia remaja dibandingkan dengan anak dari ibu yang menunda kehamilannya.

Adolescent pregnancy is one of the issues concerned both globally and nationally. The implications of pregnancy during adolescence not only on the health risks raised for the young mothers and infants, but also on the low attainment of education and limited opportunities. This research aims to study the transmission of fertility behavior by the age of mother's first pregnancy in adolescent to the daughters. The data used was longitudinal data from IFLS 1993 to IFLS 2014.
The marginal effects from probit regression show that age of the mother's first pregnancy has a positive and significant effect on the age of the daughter's first pregnancy. It also shows that even after controlling for the background characteristics for individual, mother, and family factors, daughters of mothers who were adolescent when they started being pregnant, are significantly have a higher probability of having a first pregnancy at young ages compared to daughter of mothers who postponed their first pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taberian Susilo
"Tesis ini membahas tentang Output Produksi Usaha Mikro Kecil Menengah di Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah hasil Survei Usaha Terintegrasi (SUSI) Tahun 2005 yang respondennya para pemilik usahanya. Analisis data menggunakan metode statistik regresi linier berganda. Data menunjukkan bahwa sektor usaha yang paling banyak setelah usaha perdagangan adalah kategori usaha I (transportasi pergudangan dan komunikasi), diantaranya para tukang ojek dan supir. Variabel pendidikan pemilik, jumlah jam kerja dan jumlah pekerja berpengaruh positif terhadap output. Dilihat dari jumlah pekerjanya, didominasi oleh pekerja satu orang. Variabel jenis kelamin pemilik berpengaruh negatif terhadap output. Seluruh sektor berpengaruh positif terhadap output, kecuali jasa tambang, jasa pendidikan dan jasa perorangan. Nilai tambah merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi output. Menurut sektor usaha, faktor yang 'paling marupengaruhi output produksi yaitu kategori usaha H (penyodia makan minutu dan akomodasi). Jumlah UMKM yang telah mengalami pelatihan sangat sedikitf Pelatihau bexpengaruh positif terhadap output.

This thesis studies about Output Analysis For Small Medium Size Enterprises in Indonesia. Data source applied is result of Survei Usaha Terintegrasi (SUSI) The year 2005 its (thc respondent owner of its(the business. Data analysis applies doubled linear regression statistical methods. Data indicates that business sector which at most after effort for commerce is category effort for 1 ( transportation-of warehousing and communications), between it of the workers ojek and driver. education variable of Owner, job(activity number of hours and number of workers influential positive to output. Seen liom its(the worker amounts, predominated by worker one. Gendervariablc onmer of influential negativity to output. All sector influential positive to output, except mine service, individual education service and service. Yaluc addeds isbiggest factor influences output. According to business sector, factor that is very influences output produce of that is category effort for H ( feeder eats drinking and accommodating). Number of SMEs which followed training activity to amount to small."
Depok : Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33893
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>