Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lily Zerlina S.
"Sejak tanggal 20 April 2000 yang lalu, pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Sebenarnya sebelum UUPK, sudah ada produk hukum yang memberikan perlindungan terhadap konsumen, salah satu diantaranya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (UUK).
Pada bidang kesehatan, pasien selaku penerima jasa layanan dapat disebut sebagai konsumen, sedangkan rumah sakit sebagai institusi pemberi layanan dapat disebut sebagai pelaku usaha. Majunya sistem informasi yang ditunjang dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap hukum, membuat mereka semakin mengerti dan berani menuntut haknya apabila mereka dirugikan. Untuk itu, RSUP Fatmawati sebagai salah satu rumah sakit pemerintah yang akan diPERJANkan telah melakukan beberapa upaya antisipasi, diantaranya adalah penataan peraturan internal sesuai dengan jenis, jumlah dan fasilitas layanan.
Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan salah satu sumber dana rumah sakit yang setiap hari melayani pasien dalam jumlah besar. Keadaan ini membuat peluang untuk terjadi gugatan semakin besar. Untuk memperkecil kemungkinan tersebut, perlu dilakukan analisa peraturan internal yang sejalan dengan ketentuan UUPK dan UUK serta peraturan perundangan lain, sehingga mutu layanan dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
Disain penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan model penelitian survey pada bulan Juni dan Juli 2001 di IRJ RSUP Fatmawati.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar peraturan internal IRJ RSUP Fatmawati bagi perlindungan pasien dan rumah sakit sudah sejalan dengan ketentuan UUPK dan UUK serta peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
2. Semua peraturan internal IRJ RSUP Fatmawati bagi perlindungan pasien dan rumah sakit sudah dapat diterapkan walaupun pada kondisi tertentu ada beberapa peraturan yang tidak dapat diterapkan sepenuhnya.
3. Masukan masyarakat terhadap peraturan IRJP RSU Fatmawati yang disampaikan melalui loket pengaduan, tata usaha IRJ RSUP Fatmawati dan kotak saran periode April 2000 sampai dengan April 2001, sebagian besar mengeluhkan pelayanan umum/askes tidak/kurang baik/profesional. Sedangkan sebagian kecil lainnya mengeluhkan akan sikap dokter/petugas tidak ramah, dokter datang terlambat dan waktu pelayanan yang lama/lambat.
4. Sebagian besar saran yang diberikan oleh pelanggan adalah peningkatan pelayanan pasien umum/askes, jumlah dokter/petugas ditambah dan perbaikan perilaku dokter/petugas.
5. Sebagian besar rekomendasi yang diberikan peneliti berdasarkan analisa peraturan internal IRJ RSUP Fatmawati bagi perlindungan pasien dan rumah sakit adalah berupa penambahan hak dan atau kewajiban pasien dan rumah sakit.
Daftar bacaan: 54 (1986-2001)

Analysis on Internal Regulation of Outpatient Installation at Fatmawati Hospital, on Law of Consumer's Protections 1999 and Law of Health 1992Since 20`h April 2000, government has applied Law No. 8/1999 about Law of Consumer's Protections (ULTPK). Actually, prior to UUPK, there were law products, which provided protection to consumer, one among others is Law No. 23/1992 about Health (UUK).
In health, patient as recipient of service could be considered as consumer, while hospital as institution of service provider could be considered as business doer. Advance of information system that is supported by the growth of education level and community awareness on law make them more understand and dare to fight for their rights if they are being harmed. In that sense, Fatmawati Hospital which will be being PERJAN, Service Company, has done several anticipation efforts, among others are arrangement of internal regulation according to kinds and service facilities.
Outpatient Installation (IRJ) is one fund source of the hospital which everyday provides service to patients in big amount. This situation leads to bigger chance to cause of suit. To minimize such possibility, analysis of internal regulation needs to be done according to the stipulation of UUPK and UUK, and also other regulation of law, so that quality of service can be corrected and improved.
Research design that was done is descriptive research with model of survey research, done in June and July 2001 at Outpatient Installation (IRJ) Fatmawati Hospital.
Results from the research can be concluded that :
1. Most of internal regulation at outpatient installation of Fatmawati Hospital for patient and hospital protection has run according to the stipulation of UUPK and UUK, and also other applied regulation of law.
2. All of internal regulations at outpatient installation of Fatmawati Hospital for patient protection and hospital have been able to be applied even though at a certain condition there were regulation, which cannot be fully applied.
3. Public input on regulation at outpatient installation of Fatmawati Hospital addressed to counter of complaint, management of outpatient installation of Fatmawati Hospital and box of suggestions for period of April 2000 up to April 2001, most of them complained that public service/health insurance (askes) did not good/less professional. While others complained about unfriendliness attitude of doctors/officers, doctors late coming and service which is longer I slower.
4. Most of suggestions given by customers were improvement of service to general patient/askes, increase quantity of doctors/officers and improvement on attitude of doctors/officers.
5. Most of recommendations given by researcher based on analysis of internal regulation at outpatient installation of Fatmawati Hospital for patient and hospital protection are to increase rights and or obligations of patients and hospital.
Bibliography: 54 (1986-2001)"
2001
T10488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`om Komariah
"Rumah sakit Fatmawati merupakan rumah sakit vertikal kelas B Pendidikan milik Departemen Kesehatan RI, merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Jakarta Selatan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 117 tahun 2000, maka Rumah Sakit Fatmawati ditetapkan sebagai rumah sakit pemerintah dengan status Perusahaan Jawatan.
Rekam medis adalah salah satu sarana pendukung untuk pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit, di mana penyelenggaraan rekam medis dimulai saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien mendapat pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta. Hasil dari pemantauan waktu pelayanan rekam medis terhadap 151 berkas rekam medis pasien menunjukan bahwa 95,4 % berkas rekam medis pasien berada di rak penyimpanan berkas rekam medis aktif, 2,6 % berkas rekam medis berada di rak penyimpanan berkas rekam medis in aktif, dan masing - masing 0,7 % berada di ruang rawat dan polildinik. Sedangkan pengembalian berkas rekam medis ke sub bagian rekam medis 61,6 % dilaksanakan setelah seluruh pasien selesai diperiksa oleh dokter, 22,5 % segera setelah pasien selesai diperiksa, dan 15,9 % dilakukan diluar jam kerja. Rata - rata waktu yang diperlukan untuk pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan mulai dari pendaftaran sampai dengan berkas rekam medis diterima di poliklinik adalah 24,82 menit. Rata - rata waktu dari setiap tahapan kegiatan pelayanan rekam medis bervariasi, di mana lama waktu dari pendaftaran sampai persiapan rekam medis adalah 2,67 menit, lama waktu untuk pencatatan pada buku register adalah 3,89 menit, lama waktu untuk pengambilan kembali berkas rekam medis adalah 5,02 menit, lama waktu untuk pencatatan pada buku ekspedisi adalah 4,28 menit, lama waktu untuk penginiman berkas rekam medis adalah 5,42 menit, dan lama waktu penerimaan berkas rekam medis adalah 3,72 menit. Faktor - faktor yang berhubungan dengan kelancaran waktu pelayanan rekam medis antara lain persiapan berkas rekam medis, pencatatan pada buku register, penyeleksian berkas rekam medis per poliklinik pencatatan pada buku ekspedisi, kepadatan rak penyimpanan, keberadaan berkas rekam medis di ruang rawat, keberadaan berkas rekam medis di SMF, keberadaan berkas rekam medis di poliklinik jarak sub bagian rekam medic dengan ruang rawat, jarak sub bagian rekam medis dengan ruang penyimpanan berkas rekam medis in aktif jumlah pasien rawat pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani peminjaman apabila diperlukan untuk kepentingan pasien dan keperluan lainnya.
Dampak nyata dari terjadinya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia adanya peningkatan pengunjung di Instalasi Rawat Jalan pada tahun 2000 sebesar 35 % dibandingkan tahun 1999. Di mana rata - rata pengunjung per hari 1200 orang. Hal ini tentu saja merupakan suatu beban yang cukup berat bagi rumah sakit Fatmawati khususnya dalam hal penanganan berkas rekam medis pasien. Salah satu indikator mutu pelayanan pasien di rumah sakit Fatmawati adalah waktu tunggu pasien. Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan waktu pelayanan rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang waktu yang diperlukan untuk pelayanan rekam medic di Instalasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Fatmawati dan bagairnana persepsi pasien dan petugas kesehatan serta faktor - faktor apa yang berhubungan dengan waktu pelayanan rekam medis. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pengamatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan lembar formulir pemantauan waktu pelayanan rekam medis selama tiga hari dengan harapan jumlah sampel minimal yang diperlukan tercapai. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu untuk melihat distnibusi variabel bebas dan variabel terikat. Dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Pearson's Correlation untuk melihat hubungan waktu pelayanan rekam medis dengan persepsi pasien dan juga persepsi petugas kesehatan. Sedangkan untuk melihat perbedaan persepsi pasien dan persepasi petugas kesehatan terhadap waktu pelayanan rekam medic dilakukan uji statisti ?t sampel berhubungan? (t paired samples correlations) jalan, kerja sama petugas kesehatan dengan petugas rekam medis, ruang kerja petugas rekam medis menjadi satu dengan ruang penyimpanan berkas rekam medic.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa semakin pendek waktu pelayanan rekam medis maka semakin baik persepsi pasien atas pelayanan rekam medis ( r = -0,112 dengan p = 0,000 ). Hal yang sama juga terjadi dengan persepsi petugas kesehatan, semakin pendek waktu pelayanan rekam medis ternyata semakin baik pula persepsi petugas kesehatan atas pelayanan rekam medis ( r = - 0,121 dengan p = 0,000 ). Jika persepsi pasien dibandingkan dengan persepsi petugas kesehatan, ternyata di antara keduanya ada perbedaan persepsi (t = 0,451 dengan p = 0,000 ). Maka hasil penelitian menyimpulkan bahwa rata - rata lama waktu pelayanan rekam medis adalah 24,82 menit. Semakin pendek waktu pelayanan rekam medis maka semakin baik persepsi pasien atas pelayanan rekam medis. Hal yang sama juga terjadi dengan persepsi petugas kesehatan, semakin pendek waktu pelayanan rekam medis ternyata semakin baik pula persepsi petugas kesehatan atas pelayanan rekam medis. Jika persepsi pasien dibandingkan dengan persepsi petugas kesehatan, ternyata di antara keduanya ada perbedaan persepsi.
Dengan diketahui rata-rata waktu pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan, maka dapat dipakai sebagai dasar oleh manajemen rumah sakit Fatmawati untuk menetapkan suatu kebijakan tentang standar waktu pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan.

The Fatmawati hospital is categorized as the B class hospital in vertical education owned by the Indonesian Health Department where the hospitals remarry for south Jakarta territory. This hospital has a capability to perform all kinds of specialist and sub specialist services.
Medical record is a supporting tool for health services at this hospital. The performance of medical records begins since the acceptance of a patient in the hospital, continued with registering all patients? data during he gets medical services at the hospital, and finally handling filing in and filing out patient record. One of the impacts of the Indonesian economic crisis increased visitors in Outpatient Department in year 2000 about 35 % compared to 1999. The average visitor comes per day is about 1200 people. This situation absolutely makes a burden to the Fatmawati hospital specifically to the patient's medical record filling. One of the indicators of the patient service quality at Fatmawati Hospital is duration time of waiting for a patient. The waiting time is very connected to the medical record waiting time.
The objectives of this research is to have a picture of time needed by the medical record at the Outpatient Department at Fatmawati Hospital, what is patient's and health official perceptions, and what factors are connected to the medical record services time. The methodology research used is survey using cross sectional descriptive. Data collecting used questioner forms that is based on patient's medical records taken for samples. Data collection took 3 days in July 2001. The data is analyzed by univariat to see the distribution of independent and dependent variables. Bivariant analysis uses Pearson's Correlation to see a correlation time services between patient's and health official perceptions. To see the differences patient's and health official's perceptions towards medical record services using "t paired samples correlation". The samples collected and analyzed in this research are 151 medical record's cards. The results of the univariat analysis shows that 95,4 % medical record's patient are at the filing selves of the active medical records, 2,6 % at the filing selves of inactive medical record, and 0,7 % at inpatient rooms and outpatient rooms. The return medical records to medical record department is 61,6 % after all patient services has finished to physical examination by doctors, 22,5% soon after a patient has finished to physical examination by doctor, and 15,9% return medical record after out of working time. Average time of medical record services on outpatient department at Fatmawati hospital is 24.82 minutes, It is distributed by 2.67 minutes for preparing medical records, 3.89 minutes for registration in registration books, 5.02 minutes for retrieving medical, 4.28 minutes for registration of expedition book, 5.42 minutes for sending medical record, and 3.72 minutes for receiving medical record by nurse at the polyclinic. The factors which are correlated with medical record services time are: preparing medical record, registration on registration and expedition book, selection of medical record by policlinic, the density of filing selves, the existing of medical record at inpatient and outpatient rooms, the existing medical record at doctor's office, the distance between medical record department with inpatient room and the filing selves of in active medical records, the sum outpatient per day, coordinating between health staff and medical record staff and the working room of medical record staff and file room medical record becomes one.
The result from the bivariat analysis using Pearson correlation is to know how is the correlation between medical record services time to patient's and health official's perceptions, to show correlation coefficient ( r ) between - 0,112 and - 0,121 and p value = 0,000, means that the shorter medical record services time, the better the perceptions of patient's and the health officials' with patient's perceptions compared to health official?s perception, in fact that both has differences perceptions (t = 0.451 and 0.000). Conclusion of the research is that the average medical record services time on outpatient department at Fatmawati hospital is 24.82 minutes, if comparing with the average visitors per day about 1200 peoples, it shows that the shorter medical record services time will be the better patient perception on medical record services. And so the shorter medical record services time will be the better health official perception on medical record services. By knowing the average of medical recording services time, the management can make a policy to decide a standard of medical record services time on outpatient department at Fatmawati Hospital.
Medical record linkage
"
2001
T3636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahja Hazico
"Penelitian ini menguji beberapa falrtor yang diduga mernpengaruhi s?t|'ulmlr modal perusahaan yaitu tangibility, growth opportunities, dampak tangibility terhadap hubungan antara growth opportunities dan leverage, economic deveiopment, inflation, dummy variabel negara untuk mencari perbedaan ptilaku sn-uktur modal di emerging market (3 negara yaitu Indonesia, Singapurzg dan Malaysia) dan dummy variabel jenis penlsahaan untuk mencari pcrbedaan pdlaku stmlctur modal pemsahaan penginapan dan pcnisahaan perangkat lunak yang tidak terakomodasi pada lima variabel. Basis teoritis dan empitis penelitian ini mengacu pada penelitian Dalbor dan Upneja?s (2004), Tang dan Jang (2007), serta Ceng dan Shiu (2007).
Pacla pcnclitian ini pembahasan dan analisis difokuskan kepada faktor-faktor pencntu yang dapat mempcngamhi hulang industri penglnapan dan industli perangkar lunak di Indonesia, Singapore, dan Malaysia pads kumn waktu tiga tahun, yaitu periode pengamatan 2004 sampai dengan 2006. Katana data yang merupakan gabungan dari dam cross section dan data time series malta model penelitian yang digunakan adalah model panel data yang diestlmasi dengan OLS`, fxed eject dan random eject. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder, untuk dimasukkan pada sampel akhir maka kritcria yang hams dipenuhi adalah meliputi perusahaan penginapan dan perangkat lunak di Indonesia, Singapore, dan Malaysia yang tersedia di OSIRIS (biro Van Djiek) dan memiliki laporan keuangan yang tclah diaudit untuk Indusui-industri penginapan dan perangkat lunak yang tezscdia di OSIRIS (biro Van Djiek) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
Hasil penclitian menemukan bahwa Growth opportunities berhubungan ncgatif dengan pcnggunaan hutang Dampak tangibility tcfhadap hubungan antara growth opportunities dan leverage menunjukkan hubungan positif, Penemuan pada pcnelitian ini secan keselumhan mendukung dugaan bahwa dengan adanya aktiva tetap yang besar pada pemsahaan dapat mempengaruhi hubungan antara long term debt dan growth opportunity. Falctor maluo ekonomi berupa economic development dalam penelitian ini menunjukkan hubungan negatif terhadap penggunatan hutang. Faktor makro ekonomi bcrupa inflation dalam pcnclitian ini menunjukkan huhungan negatif terhadap penggunaan hutang. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan hasil ini yang menunjukkan bahwa LDR perusahaan di negam Malaysia lcbih tinggi dari LDR perusahaan di negara Lainnya. Dan LDR pcrusahaan di negam Singapura lebih tinggi dari LDR penlsahaan di negara Lainnya. Pemsahaan penginapan lebih banyak menggunakan hutang dalam struktur modalnya dibandingkan pemsahaan perangkat lunak. Pencliti bdharap penemuan dalam penelitian mengenai perusahaan penginapan ini dapat mcmberilmn infommasi yang berguna bagi kalangan manajerial dan kreditur mengenai prilaku dalam penggunaan hutang didalam perusahaan.

This stun) validate several factor which Ls estimated could explain how leverage determinant tangtbilityg growth opportunities, impact of tangibility in correlation between growth opportunities and leverage, economic development, inflation, dummy country variable to observe the diferent capital structure behavior in emerging market (Indonesia, Singapore, and Malaysia) and dummy industry variable to observe the dwrent lodging firms and software firms capital structure behavior which tid not accommodated by five variable influence firms capital structure. Basis theory and empirical for this stuay adoptedfrom Dalbor dan Upneja's (2004), Tang dan .lang (2007), and Ceng dan Shiu (2007).
In this stuafv the tmabrst and the observation, focused to the determinant factors that ejected lodging and software firms leverage in Indonesia, Malaysia, and Singapore during three years periods 2004 up to 2006. This study estimated the data penel with ordinary least square, fixed efecb and random ejct method. Whereas, the datas for this research using secondary data, sangole criteria for this research should be loaglng and software firrns in Indonesia, Singapore and Malaysia which available tn OSIRIS (biro Van Wick) and has consolidated and audited financial report between 2004 up to 2006.
This stuay concluded that Growth opportunities have correlation with firms leverage. Impact of tangibility in correlation between growth opportunities and leverage show positif correlation This finding overall support the expetation that high level of fixed asset could influence the correlation between long-term debt and growth opportunity. Economic development as a makro economic _factors in this stucba show negatgf correlation to the long-term debt. Inflation as a makro economic factor also show negatif relation with the long-term debt. Furthermore, this stuafv also found the result that show firms LDR in Malaysia higher than firms LDR in the others country And firms LDR in Singapore higher than firms LDR in the others country Lodging inns have higher level of long- term debt in their capital structure than sqflwmefirrns. Author hope the findings on this stuay about lodging firms can give useful infomation about use of debt behavior for firms manager and debt holders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T32112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Lumondang N.
"Penelitian ini menginvestigasi : a) pengaruh bankruptcy risk, size perusahaan dan book-to-market ratio terhadap subsequent return, dan b) pengaruh size perusahaan dan book-to-market ratio terhadap bankruptcy risk. Pada penelitian ini proksi yang dipergunakan untuk bankruptcy risk adalah Z-Score dari Edward Altman dan 0-Score dari James Ohlson. Didapatkan bahwa tidak ada variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap subsequent return. Size perusahaan memiliki pengaruh terhadap bankruptcy risk dengan proksi Z-Score. Sedangkan book-to-market tidak berpengaruh terhadap ban rptcy risk (dengan proksi Altman Z-Score maupun Ohlson 0-Score)

This study investigates: a) the effect of bankruptcy risk, firm size, and book­ to-market ratio on subsequent return, and b) the influence of firm size and book­ to-market ratio on bankruptcy risk. The study employs Altman Z-Score and Ohlson 0-Score as proxies for bankruptcy risk The results show that none of the variables has significant imp ct on subsequent return. Further, size has negative impact on BR (measured) by Altma Z-Score while book-to-market has no effect on bankruptcy risk (measured by Altman Z-Score and Ohlson 0-Score)"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T20954
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Ardian
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis interconnectedness pasar uang antar bank PUAB pada perbankan sebagai salah satu indikator kerentanan sistem keuangan dalam rangka mitigasi risiko sistemik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan adalah time series transaksi pasar uang antar bank yang telah diolah menggunakan aplikasi GEPHI sehingga menghasilkan dua variabel dependen yaitu Graph Density dan Average Path Length yang menunjukkan kerapatan dan rata-rata jumlah koneksitas transaksi di pasar uang antar bank yang berpotensi menimbulkan efek contagion. Penelitian membuktikan bahwa rasio likuiditas AL/NCD dan LDR berpengaruh signifikan terhadap density kerapatan transaksi pasar uang antar bank, sementara variabel GWM Primer growth tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat density transaksi pasar uang antar bank. Kesimpulan selanjutnya adalah variabel LDR dan GWM Primer berpengaruh signifikan terhadap rata-rata koneksi yang dibutuhkan oleh setiap bank dalam pasar uang antar bank, sementara rasio AL/NCD tidak secara signifikan mempengaruhi average path length. Likuiditas perbankan menjadi salah satu faktor penentu koneksitas antar bank. Hasil analisis tersebut telah dikonfirmasi positif dengan rasio transaksi dalam sistem pembayaran.

ABSTRACT
This research analyzes interconnectedness of interbank money market in banking as one indicator of financial system vulnerability in order to mitigate systemic risk. This research uses quantitative approach with multiple regression analysis method. The data used are time series of interbank money market transactions that have been processed using GEPHI application to produce two dependent variables namely Graph Density GD and Average Path Length APL indicating the density and number of transaction interbank money market which has potential to cause contagion effect. Research can be concluded that the liquidity ratio AL NCD and LDR has a significant effect on the density of interbank money market, while the Primary GWM variable does not significantly affect the density level of interbank money market transactions. The next conclusion is that the LDR and Primary GWM variables significantly affect the APL in the interbank money market, while the AL NCD ratio does not significantly affect the APL. Bank liquidity becomes one of the determinants of inter bank connectivity. The results of these analyzes have been confirmed positively by the ratio of transactions in the payment system."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Mulya
"Latar Belakang: Periodontitis kronis mempunyai prevalensi yang sangat tinggi. Baru-baru ini, ada tipe baru fototerapi non bedah untuk mengeliminasi bakteri dinamakan terapi fotodinamik.
Tujuan: Menganalisis efek terapi fotodinamik setelah SPA pada periodontitis kronis.
Metode: Desain split-mouth menerima SPA dengan atau tanpa terapi fotodinamik. BOP, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan diperiksa pada awal dan 1 bulan.
Hasil: Terjadi penurunan kedalaman poket dan peningkatan perlekatan, yang lebih besar dibandingkan sisi kontrol (p<0,05). Pada BOP terjadi penurunan hampir sama dengan sisi kontrol.
Kesimpulan: Tindakan SPA + terapi fotodinamik dibandingkan SPA saja terbukti menyebabkan perubahan efek klinis yang lebih baik pada penurunan kedalaman poket periodontal dan meningkatkan perlekatan gingiva.

Background: Chronic periodontitis has a very high prevalency. Recently, there is a new type of non-surgical phototherapy to eliminate bacteria called photodynamic therapy.
Aim: Analyzing the effects of photodynamic therapy after SPA in chronic periodontitis.
Methods: split-mouth design receives SPA with or without photodynamic therapy. BOP, pocket depth, and attachment loss examined at baseline and 1 month.
Results: There was a decrease in pocket depth and increasing clinical attachment, which is greater than the controls (p <0.05). In BOP decreased nearly equal to the control side.
Conclusions: Measures SPA + photodynamic therapy have better clinical effect on periodontal reduction pocket depth and increased gingival attachment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Indah Salsalina
"Latar Belakang: Gingivitis merupakan penyakit periodontal dengan prevalensi paling tinggi di Indonesia. Penyebab utama terjadinya gingivitis adalah akumulasi plak dan tingkat kebersihan rongga mulut yang rendah. Manifestasi klinis gingivitis dapat berupa eritema, edema, perdarahan, dan ulserasi pada gingiva tanpa disertai adanya kehilangan perlekatan periodontal. Secara mikroskopis, ditemukan perubahan flora normal dan infeksi bakteri nonspesifik pada gingivitis. Kerusakan jaringan pada gingivitis bersifat reversibledengan adanya penghilangan plak dan peningkatan kebersihan rongga mulut. Mekanisme penghilangan plak dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis seperti scalingdan menyikat gigi merupakan metode utama penghilangan plak. Metode kimiawi seperti penggunaan obat kumur yang mengandung bahan aktif merupakan terapi tambahan yang efektif, terutama dalam membersihkan area di rongga mulut yang tidak terjangkau oleh pembersihan secara mekanis. Propolis merupakan salah satu bahan alami di bidang kesehatan yang memiliki sifat antiplak dan antibakteri. Obat kumur propolis dinilai memberikan efek terhadap plak dan gingivitis secara klinis serta jumlah koloni bakteri nonspesifik pada plak. Tujuan: Mengetahui efek obat kumur yang mengandung propolis terhadap plak dan gingivitis secara klinisserta jumlah koloni bakteri nonspesifik pada plak.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental klinis. Sebanyak 20 orang sukarelawan gingivitis berusia 18-30 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Subjek dibagi menjadi kelompok uji dan kelompok kontrol dengan pembagian 10 orang kelompok uji berkumur dengan obat kumur propolis dan 10 orang kelompok kontrol berkumur dengan obat kumur tanpa bahan aktif. Pada awal penelitian, dilakukan scaling, penyuluhan, pengukuran awal PI dan PBI, serta pengambilan sampel plak untuk penghitungan jumlah koloni bakteri. Setelah berkumur selama 14 hari, dilakukan kembali pengukuran PI dan PBI serta pengambilan sampel plak untuk penghitungan jumlah koloni bakteri.
Hasil: Hasil penilaian statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rata-rata penurunan PBI antara kelompok uji dan kelompok kontrol. (sig< 0,05 , selisih RPBI= 0.3724). Rata-rata penurunan PI kelompok uji lebih besar dibandingkan kelompok kontrol (selisih RPI= 0.3665), begitu juga dengan rata-rata penurunan jumlah koloni bakteri aerob dan anaerob (selisih RAerob = 90.6 , selisih RAnaerob= 40) walaupun tidak bermakna secara statistik (sig> 0,05).
Kesimpulan: Berkumur dengan obat kumur propolis efektif terhadap perdarahan papilla dibandingkan dengan berkumur dengan obat kumur tanpa aktif. Berkumur dengan obat kumur propolis dapat menurunkan rata-rata PI serta rata-rata jumlah koloni bakteri aerob dan anaerob pada plak, walaupun tidak bermakna secara statistik.
Kata kunci: Gingivitis, propolis, obat kumur, bakteri nonspesifik pada plak

Background: Gingivitis has the highest prevalence among the other periodontal diseases in Indonesia. The main causes of gingivitis are dental plaque accumulation and low oral hygiene level in patients. Clinically, gingivitis could appear as edema, bleeding, and ulceration without any loss of attachment. There are shifting of normal floras and certain periodontal pathogens found in gingivitis microscopically. Tissue damage in gingivitis is reversible with the presence of adequate plaque removal and an increase in patientsoral hygiene level. Dental plaque removal could be done mechanically and chemically. The mechanical methods like toothbrushing and scaling are the main method, whereas the use of chemical like mouthwash is an adjunctive therapy which shows efficacy. The use of mouthwash with active ingredients could cleanse area in the mouth that could not be reached through mechanical methods. Propolis is one of the natural ingredients commonly studied and used in dentistry because of the antibacterial and antiplaque effects it has. Propolis containing mouthwash could give effects on dental plaque and gingivitis clinically, along with the total count of nonspecific bacteria present in dental plaque.
Objectives: To assess the effect of propolis containing mouthwash on dental plaque and gingivitis clinically along with the total count of nonspecific bacteria present in dental plaque.Methods:This study is completed using clinical experimental method. There are 20 volunteers with age interval 18-30 years old who participated in this research. Twenty subjects are divided into two groups with the same numbers, which is 10 subjects each groups. The first group is the test group which use propolis containing mouthwash, whereas the other one is placebo group which use mouthwash without any active ingredients. Scaling, dental health education, measurement of plaque index and papillary bleeding index, and plaque sample collection for bacteria assessment were done in the beginning of this study. After using mouthwash for 14 days, there were second measurement of plaque index and papillary bleeding index along with plaque sample collection for bacteria assessment.
Results: Statistic showed there is significant difference (sig< 0.05, mean differences = 0.3724) of papillary bleeding index among the two groups. Mean score of plaque index in the test group showed greater reduction than the placebo group (mean differences = 0.3665) and nean score of total bacteria count in the test group showed higher reduction than the placebo group (mean differences of aerob bacteria = 90.6 , mean differences of anaerob bacteria = 40) though there werent any significant difference present statistically (sig>0.05).
Conclusion: The use of propolis containing mouthwash showed better effect on papillary bleeding index compared to the use of mouthwash without any active ingredients. The use of propolis containing mouthwash could reduce mean scores of plaque index and the numbers of aerob and anaerob bacteria present in dental plaque, though there werent any statistical significance shown.
Keywords: Gingivitis, propolis, mouthwash, nonspecific bacterial plaque"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hermanda Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang: Nutrisi pada makanan yang dikonsumsi oleh vegetarian dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap kondisi periodontal. Tujuan: Untuk
mengetahui perbedaan status periodontal pada vegetarian dibandingkan nonvegetarian.
Metode: Penelitian deskriptif cross-sectional dengan subjek 60 orang
yang terbagi dalam dua kelompok, 30 orang vegetarian dan 30 orang nonvegetarian.
Dilakukan pengukuran indeks plak, kalkulus, OHIS dan PBI pada
masing-masing kelompok. Hasil: Nilai rerata indeks plak, kalkulus, OHIS, dan
PBI pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (uji Mann-Whitney; p>0,05
dan uji Independent T-Test; p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan
bermakna dari indeks plak, kalkulus, oral hygiene, dan perdarahan gingiva
kelompok vegetarian dibandingkan non-vegetarian dan semuanya tergolong ke
dalam kategori sedang dan baik.

ABSTRACT
Background: Nutritions in vegetarians’s food can give a good effect to periodontal
condition. Objective: To analyze the differences of periodontal status in vegetarians
compared to non-vegetarians. Method: The research is cross-sectional descriptive
with 60 subjects who were divided into two groups, 30 subjects of vegetarians and 30
subjects of non-vegetarians. Examination were done using plaque, calculus, OHIS,
and PBI index in each group. Result: The mean of plaque, calculus, OHIS, and PBI
index scores in both of groups have no significant difference (Mann-Whitney test;
p>0,05 and Independent T-Test; p>0,05). Conclusion: There is no significant
difference of plaque, calculus, oral hygiene, and papila bleeding index in vegetarians
compared to non-vegetarians and they were classified to moderate and good
category."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Utami
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penggunaan alat ortodonti cekat dapat mempengaruhi kondisi
jaringan periodontal akibat dari akumuasi plak yang sulit dibershikan, sehingga
dibutuhkan alat bantu tambahan dalam menjaga kebersihan mulut. Tujuan:
Mengetahui efektivitas alat bantu oral hygiene terhadap status periodontal
pemakai alat ortodonti cekat. Metode: Penelitian cross sectional, dengan tiga
puluh subjek berdasarkan teknik purposive sampling. Subjek penelitian di
ditanyakan mengenai penggunaan alat bantu oral hygiene, kemudian dilakukan
pemeriksaan indeks plak, indeks kalkulus, indeks perdarahan gingiva, dan
kedalaman poket. Hasil: Nilai rata-rata indeks plak, indeks kalkulus, indeks
perdarahan gingiva, dan kedalaman poket pada kelompok yang menggunakan alat
bantu oral hygiene dengan kelompok yang tidak menggunakan alat bantu oral
hygiene berbeda bermakna (uji Kruskal-Wallis dan Independent T-Test; p<0,05).
Kesimpulan: Penggunaan alat bantu oral hygiene efektif dapat menurunkan
indeks indeks plak, indeks kalkulus, indeks perdarahan gingiva, dan kedalaman
poket pada pengguna alat ortodonti cekat.

ABSTRACT
Background: The use of fixed orthodontic appliance can affect the periodontal
condition in result of plaque accumulation, so that the use of oral hygiene aid will
be neccessary. Objective: To know the effectiveness of oral hygiene aids to
periodontal status in fixed orthodontic patient. Method: The research is cross
sectional study with thirty subjects. The subjects were questioned about the use of
oral hygiene aid and then had their plaque index, calculus, index, papilla bleeding
index, and pocket probing depth examined. Result: The mean of plaque index,
calculus index, papilla bleeding index, and pocket probing depth in group with the
usage of oral hygiene aids and group without the usage of oral hygiene aids have
significant difference (Kruskal-Wallis dan Independent T-Test; p<0,05).
Conclusion: The Use of oral hygiene aids can reduce plaque index, calculus
index, papilla bleeding index, and pocket probing depth in fixed orthodontic
patient."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisah Ibrahim Ahmad
"Latar Belakang: Mayoritas penelitian menemukan hubungan periodontitis dengan penyakit jantung koroner (PJK), namun hubungan status periodontal penderita PJK dengan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) sebagai faktor risiko aterosklerosis penyebab PJK belum diteliti.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kadar LDL dengan status periodontal PJK.
Metode: 60 penderita PJK dan 40 kontrol diperiksa status periodontal (PBI, PPD, CAL) dan darah perifer untuk dinilai kadar LDL.
Hasil: Ditemukan perbedaan kadar LDL (p=0,005) antara PJK dengan non PJK, korelasi kadar LDL dengan PPD (p=0,003) dan CAL (p=0,013) pada penderita PJK, dan PPD (p=0,001), CAL (p=0,008) pada non PJK, namun tidak ada korelasi kadar LDL dengan PBI (p=0,689) pada penderita PJK, PBI (p=0,302) pada non PJK.
Kesimpulan: Terdapat korelasi antara kadar LDL dengan status periodontal.

Background: Studies found an association between periodontitis and coronary heart disease (CHD), but relationship between periodontal status CHD patients with LDL (Low Density Lipoprotein) levels, as risk factors for atherosclerosis, has not been studied.
Objective: To analyze relationship between LDL and periodontal status CHD.
Methods: Periodontal status of 60 CHD, 40 controls wasd examined (PBI, PPD, CAL) and their blood was taken to assess levels LDL.
Result: Found significant differences LDL (p=0.005), correlation LDL with PPD (p=0.003) and CAL (p=0.013) CHD, and PPD (p=0.001), CAL (p=0.008) non-CHD, but no significant correlation LDL with PBI (p=0.689) CAD and PBI (p=0.320) non-CAD.
Conclusion: There is a correlation between the LDL level with periodontal status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>