Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kisman H.M.
"Sampel dari senyawa (Bi2_xPbx)2Sr2Ca2Cu30y dibuat berdasarkan reaksi padatan dari serbuk PbO, Bi203, SrCO3, CaCO3 dan CuO. Setelah mengalami dua tahap perlakuan panas yaitu kalsinasi pada suhu 8200 C selama 36 jam dan sintering pada suhu 860° C selama 72 jam, cuplikan ini memberikan efek Meissner pada suhu 77 K dan juga sinyal RSE anisotrop pada suhu kamar. Dengan Termogram DTA-TG Simultan didapatkan suhu kalsinasi dan suhu sintering yang tepat, yaitu kalsinasi 820° C dan suhu sintering 860° C. Sebelum mengalami sintering, cuplikan ini merupakan bahan non paramagnetik, tetapi sesudah mengalami sintering berubah menjadi paramagnetik pada suhu kamar. Apabila suhunya diturunkan sampai suhu nitrogen cair cuplikan ini berubah menjadi superkonduktor (memberikan efek Meissner). Analisis dengan Simulasi RSE menunjukkan bahwa di dalam sampel terjadi interaksi pertukaran yang cukup kuat dan bersifat anisotrop."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Lestari
"Dekomposisi termal batubara Muaro Bungo Jambi dianalisis menggunakan TGA/DTG dengan laju pemanasan 10oC/menit menggunakan nitrogen sebagai gas pembawa. Parameter kinetika dicari dengan memakai model Arrhenius. Senyawa hasil dekomposisi dianalisis dengan menggunakan pyrolysis-GC-MS. Dari data TGA/DTG diketahui bahwa batubara Muaro Bungo Jambi merupakan batubara dengan peringkat sub-bituminus. Terdapat tiga tahap dekomposisi yang terjadi. Tahap II menentukan kualitas batubara akibat adanya perlakuan oksidatif. Reaksi oksidasi menyebabkan temperatur maksimum tahap II dekomposisi bergeser ke arah temperatur yang lebih rendah, dan menghasilkan jenis volatile matter baru. Nilai energi aktivasi (Ea) dari batubara aglomerasi yang lebih rendah meningkatkan kereaktifan terhadap oksigen yang menyebabkan terbentuknya produk dengan gugus karboksil dan alkohol lebih banyak. Walaupun tingkat oksidasi batubara aglomerasi lebih besar, tetapi penurunan sifat caking batubara tidak mempengaruhi kualitas batubara. Hal ini dapat dilihat dari nilai faktor Arrhenius yang lebih kecil, yang mengindikasikan penurunan kadar volatile matter batubara pada tahap II tidak terlalu besar. Dari analisis senyawa hasil dekomposisi, batubara dapat digunakan sebagai sumber bahan baku senyawa kimia, atau bahan bakar tidakl angsung/sekunder.

The thermal decomposition of Muaro Bungo Jambi Coal has been analyzed using differential thermal gravimetry (DTG) with nitrogen as the gas carrier. The heating rate was 10oC min-1. An Arrhenius model is established to describe the kinetics parameter of coal. Pyrolysis-GC-MS was employed to obtain information about change in the chemical compound of coal due to oxidation. The DTG result classified the coals as belonging to sub-bituminous group. There were three reaction stage of DTG curves. Stage II determined qualities of coal as the result the oxidative behaviour. The oxidation would decrease maximum temperature and produced new volatile matter. The lower value of activation energy (Ea) of aglomeration coal caused a higher degree of oxidation and obtained more alcohol and carboxyl group. The small factor Arrhenius (A) value made slight degradation quantity volatile matter but didn?t effect on coking properties of coal. From analysis of decomposition, the coal observed could be used as a chemistry source material or secondary fuel."
Depok: Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T24631
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamaad Aziz Majid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S27911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Martua Hamonangan
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S28192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widayanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S28003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigalingging, Ericson
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S28194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhy Kurniawan R.
"Hasil pengamatan Resonansi Spin Elektron (RSE) pads bahan YBa2Cu3O6i yang dapat menunjukkan efek Meissner pada 77 K ternyata memberikan indikasi bahwa spektrum RSE berasal dari ion Cue+ dengan spin S = 0,5. Pengamatan dilakukan pada pita-X (frekuensi 9,204 Ghz) dan pada suhu kamar. Spektrum RSE menunjukkan adanya faktor Lande g anisotrop dan adanya pergeseran nilai g terhadap elektron babas (gc=2,0023). Harga-harga g yang terukur yaitu: g,,=2,038 , g,,= 2,117, dan gr= 2,219. Selain itu, spektrum RSE menunjukkan lebar kurva yang juga anisotrop. Data pengamatan yang diperoleh hanya memperlihatkan tiga nilai ekstrim lebar kurva RSE, mengingat bahan yang digunakan adalah poli kristal. Lebar kurva yang terukur adalah:
qHpp, = 73 Gauss, 6Hppy = 78 Gauss dan 6Hpp, = 61 Gauss.
Analisis teoritik dilakukan dengan pendekatan model 1 dimensi. Hasil analisis lebar kurva yang paling sesuai dengan hasil pengukuran menunjukkan bahwa: Proses relaksasi spin-spin (yang mempengaruhi lebar kurva RSE) terjadi melalui tranformasi energi dart reservoar Zeeman ke reservoar pertukaran (exchange). Dalam proses relaksasi ini dapat terjadi ketergantungan terhadap posisi bahan (anisotropi), karena terpengaruh oleh energi perturbasi yang sifatnya anisotrop. Energi perturbasi yang pengaruhnya dominan adalah interaksi pertukaran antisimetri (d-=4,6 10`° Hz), interaksi dipolar (rod = 1,5 .101° Hz) dan interaksi pertukaran simetri anisotrop (De=6,1 .109 Hz). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S28346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arianti
"Dalam karya tulis ini disampaikan hasil kegiatan penelitian tentang sintesis material penyerap gelombang mikro yang terdiri dari campuran partikel senyawa BaO.6(Fe1,7Mn0,15Ti0,15O3) dan La0,8Ba0,2MnO3 berukuran nanometer hasil sintesis melaui teknik pemaduan mekanik dan destruksi ultrasonik. Kedua jenis material hasil sintesis adalah material berfasa tunggal dipastikan dari hasil identifikasi pola difraksi sinar X. Hasil evaluasi pengukuran distribusi ukuran partikel dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan bahwa ukuran rata-rata partikel senyawa La0.8Ba0.2MnO3 dan BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) pasca tahapan sintesis melalui teknik pemaduan mekanik masing-masing adalah 733 nm dan 714 nm. Keduanya memiliki distribusi normal dengan jangkau ukuran relatif lebar ~ 600 nm. Jangkau ukuran partikel pada fungsi distribusi ukuran bagi kedua jenis material sama-sama menyempit disertai dengan mengecilnya ukuran rata-rata partikel yaitu masing-masing menjadi 354 nm, 168 nm dan 70 nm pasca destruksi ultrasonik 1, 3 dan 5 jam bagi senyawa La0.8Ba0.2MnO3. Sedangkan bagi senyawa BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3), berturut-turut adalah 312 nm, 173 nm dan 90 nm. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada evaluasi distribusi ukuran kristalit yang diperoleh melalui teknik WPPM. Ukuran rata-rata kristalit partikel senyawa La0.8Ba0.2MnO3 dan BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) pasca tahapan sintesis melalui teknik pemaduan mekanik masing-masing adalah 112 nm dan 202 nm. Jangkau lebar distribusi ukuran kristalit menyempit disertai dengan pengecilan ukuran rata-rata kristalit untuk kedua jenis partikel yaitu masing-masing 60 nm dan 77 nm pasca destruksi secara ultrasonik dalam durasi 5 jam. Dengan demikian, melalui destruksi lanjut secara ultrasonik telah diperoleh ukuran rata-rata partikel yang sama dengan ukuran rata-rata kristalitnya. Material hasil pencampuran partikel kedua jenis material memperlihatkan serapan gelombang mikro dalam rentang frekuensi 8 – 12 GHz dengan nilai reflection loss antara -17,75 dB dan -24,5 dB diperoleh pada komposisi dengan fraksi massa senyawa BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) sebesar 70 %. Pada rentang frekuensi ini, nilai reflection loss lebih ditentukan oleh senyawa magentik BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3).

In this paper, we presented results of research activities on the synthesis of microwave absorbing materials made of a mixture between BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) and La0.8Ba0.2MnO3 particles. The particles are nanometer in size which was synthesized through mechanical alloying process followed by the ultrasonic destruction. Both types of material are single phase as confirmed by their respective X-ray diffraction pattern. Results of particle size distribution measurements by Particle Size Analyzer (PSA) showed that sintered mechanically alloyed La0.8Ba0.2MnO3 and BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) materials have the mean particle size of respectively 733 nm and 714 nm. Both have a normal distribution with a relatively wide range size ~ 600 nm. The particle size distribution width for both types of material are progressively narrowed accompanied by successive reduction in mean sizes to 354 nm, 168 nm and 70 nm for La0.8Ba0.2MnO3 after ultrasonic destruction for 1, 3 and 5 hours respectively. For BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) the mean sizes were respectively 312 nm, 173 nm and 90 nm. The same trend was also applied for the crystallite size distribution obtained through the WPPM technique. The mean crystallite size for La0.8Ba0.2MnO3 and BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) materials respectively 112 nm and 202 nm. The crystallite size distribution width for both types of materials were also narrowed as the destruction time was extended to 5 hrs with the mean crystallite size was respectively 60 nm and 77 nm. Thus, further destruction of the particles by means of ultrasonic has led to almost an equal value between mean particle and crystallite sizes. Materials which made of mixing the two types of material particles exhibited absorption of microwaves in the frequency range 8-12 GHz with reflection loss values ranging between -17.75 dB and - 24.5 dB. These values were obtained in a mixed material in which the mass fraction of BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) was 70%. In this frequency range, the reflection loss value is governed by the magnetic BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) component."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>