Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Utari
"ABSTRAK
Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian pemberi layanan kesehatan mulai berfokus kepada keselamatan pasien. Rumah sakit serta berbagai instansi layanan kesehatan yang lain semakin sadar akan pentingnya patient safety. Patient safety akan mudah diwujudkan apabila instansi tersebut mempunyai patient safety climate positif. Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu rumah sakit tipe B milik pemerintah yang berencana membuat program patient safety sehingga membutuhkan pengukuran patient safety climate sebagai langkah awal dalam pembuatan program. Penelitian melihat hubungan faktor manajemen, lingkungan kerja dan individu terhadap patient safety climate serta faktor apa yang paling mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor lingkungan kerja dan individu mempunyai hubungan dengan patient safety climate, sedangkan faktor individu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap patient safety climate.

ABSTRACT
In the last decade, there is increasing interest in healthcare provider about issues relevant to patient safety. Hospital and another healthcare organization are become aware of the important to improve patient safety. It would be more easy for that organization to increase patient safety if they have a positive patient safety climate. This research was held in one of the government hospital, as first step to make patient safety programme. In this research analyzed relationship between management, work environment and individual factor to patient safety climate. Significant relationship was found between patient safety climate to work environment and also individual factor. The finding conclude that individual factor has the greatest influence to patient safety climate"
Universitas Indonesia, 2013
T35681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Dwi Rahmah
"To analyze the relationship between exposure to xylene as organic solvents and neurotoxic symptoms as affect of xylene exposure between paint manufacture workers. Fourty-five male workers completed a symptom questionnaire 18 Germany version. Fourteen workers underwent the positive neurotoxic symptoms from the questionnaire results. In chi-square tests, confounding variables for working period, smoking habits, exercise habits, duration of xylene exposure, usage of respiratory protection, and historical disease were found a not significant relation with the symptoms of neurotoxic with affect of xylene exposure. The relation between level of exposure and age factor, in both correlation and linier regression analysis were poor relation with the symptoms of neurotoxic with affect of xylene exposure.
The results suggest that a symptom and some behavioral changes shows the neurotoxic effects to low levels of xylene exposure. However, no consistent pattern was observed in regard to the effects of xylene exposure on neurobehavioral dysfunction, in regards with the confounding factors that studied.

Untuk menganalisis hubungan antara pajanan xylene sebagai pelarut organik dan gejala neurotoksik yang diakibatkan pajanan xylene pada pekerja pembuatan cat di PT. X tahun 2012. Empat puluh lima pekerja laki-laki menyelesaikan kuesioner Q18 versi Jerman. Empat belas pekerja mengalami gejala neurotoksik positif dari hasil kuesioner. Dalam uji chi-square, variabel confounding untuk masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, lama pajanan per minggu, penggunaan perlindungan pernapasan, dan riwayat penyakit ditemukan tidak berhubungan signifikan dengan gejala neurotoksik akibat pajanan xylene. Hubungan antara tingkat pajanan xylene dan faktor usia, baik lewat uji korelasi dan analisis regresi linier menunjukkan hubungan yang lemah dengan gejala neurotoksik akibat pajanan xylene.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala neurotoksik dan beberapa perubahan perilaku terjadi pada pajanan xylene tingkat rendah. Namun, tidak ada gambaran yang menunjukkan pola yang linier yang diamati sehubungan dengan efek pajanan xylene pada gangguan neurobehavioral, berkaitan dengan faktor-faktor pengganggu yang dipelajari."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Mirra Betri Agustina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pencahayaan pada
setiap ruangan di area Workshop Teknik Mekanik Konvensional Pusat Pelatihan
Kerja dan Pengembangan Industri Cinjantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melakukan
pengukuran tingkat pencahayaan untuk 103 titik sampling. Dan didapatkan hasil
berupa tingkat pencahayaan umumdan setempat ruangan masih ada beberapa yang
belum memenuhi standar. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut
adalah kondisi ruangan. Sehingga dibutuhkan beberapa perbaikan untuk
memaksimalkan tingkat intensitas cahaya yang ada.

ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain an overview of the illumination level
in every room in Mechanical (conventional) Engineering Workshop Area, Center
of Work Training and Industrial Development, Cijantung, Pasar Rebo, East
Jakarta. This study uses a cross sectional method by doing illumination level
measurement at 103 sampling points. The study shows that there are some areas
where the illumination level of general illumination and localized illumination do
not comply with the standard. One of the factors that affects this is the condition
of the room. Thus, there needs to be a modification/repairment to maximized the
illumination level."
2015
S58558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febria Rachmadini
"Penelitian ini merupakan penilaian ergonomi di tempat kerja konstruksi Proyek Apartemen Pejaten Park Residence PT PP Persero tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional, melalui observasi langsung pada seluruh tahapan kegiatan. Penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode Ovake Working Assesment (OWAS) dan Quick Exposure Checklist (QEC), sedangkan keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Maps. Berdasarkan metode OWAS hasil analisis risiko ergonomi pada pekerjaan plesteran, pengecatan, pemasangan keramik, dan pemasangan plafon memiliki tingkat risiko menengah, sedangkan berdasarkan metode QEC tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh rata- rata pada setiap pekerjaan, pada punggung memiliki risiko tinggi, bahu/lengan dan pergelangan tangan memiliki risiko sedang, dan leher memiliki risiko sangat tinggi. Hasil kuesioner Nordic Body Maps, paling banyak merasakan keluhan gangguan otot rangka pada pinggang (62,9%), leher bagian atas (61,4%), punggung (60%), bahu kanan (58,6%), dan bahu kiri (55,7%). Upaya untuk mengatasi pajanan ergonomi dan keluhan MSDs dapat dilakukan dengan meninjau kembali desain kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja.

This study is an ergonomic assesment in the construction workplace at project of Apartment Pejaten Park Residence PT PP Persero in 2016. This research is a quantitatve descriptive research with cross sectional study design, through direct observation at all stages of activity. The assesment of ergonomic risk level uses Ovake Working Assessment System (OWAS) and Quick Exposure Checklist (QEC), while the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Maps questionnaire. Based on the results of risk analysis methods OWAS ergonomics at work plastering, painting, tiling, and installation of ceiling has a medium risk level, while based on QEC method ergonomic risk levels per body part on average at every task, on the back has a high risk, shoulder / arm and the wrist has a moderate risk, and the neck has a very high risk. Nordic Body Map questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the the waist (62.9%), upper neck (61.4%), back (60%), right shoulder (58.6%), and left shoulder (55,7%). Efforts to overcome the ergonomic exposures and MSDs complaint can be done with the review of design work, equipment, and environment in the workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Amiral Ulil Amri
"Situasi pandemi COVID-19 membuka mata masyarakat akan pentingnya kesehatan, peningkatan demand akan produk-produk kesehatan mendorong industri logistik PT X yang berperan dalam distribusi barang untuk melakukan lembur kerja atas intensitas kerja yang tinggi, hal ini meningkatkan risiko terjadinya fatigue di tempat kerja yang dapat menurunkan fungsional tubuh dan berdampak baik pada kesehatan pekerja maupun risiko terjadinya error di tempat kerja, PT X juga belum memiliki sistem manajemen risiko fatigue khusus sehingga deteksi fatigue tidak dapat dilakukan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran keluhan dan faktor risiko fatigue pada pekerja logistik gudang PT X tahun 2022 yang bertempat di salah satu kawasan DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode studi cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner termasuk Fatigue Assessment Scale (FAS), NASA Task Load Index (TLX), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang selanjutnya dianalisis secara univariat dan triangulasi data dengan hasil wawancara di lapangan terhadap beberapa pekerja dan koordinator tiap tim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 pekerja (37,04%) mengalami keluhan fatigue ringan, mayoritas sebagian lainnya (62,96%) tidak mengalami keluhan fatigue dan tidak ditemukan pekerja dengan keluhan fatigue berat, serta untuk faktor risiko fatigue paling dominan yang ditemukan adalah pada faktor kuantitas tidur pekerja dengan mayoritas pekerja (83,33%) memiliki durasi tidur dibawah standar 7 jam.

The COVID-19 pandemic situation has opened people's eyes to the importance of health, the increasing demand for health products has encouraged the logistics industry of PT X, which plays a role in the distribution of goods, to carry out overtime work to meet the high work intensity, this increases the risk of fatigue in the workplace which can reduce body function and have an impact on the health of workers and even the risk of errors in the workplace. Additionally, PT X lacks a fatigue risk management system, making it unable to do fatigue detection, thus this research aims to provide an overview of fatigue complaints and its risk factors among warehouse logistics workers at PT X year 2022, located in one of the DKI Jakarta regions. The research design is in quantitative and qualitative with a cross-sectional study using questionnaire instruments, including the Fatigue Assessment Scale (FAS), NASA Task Load Index (TLX), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) which were then analyzed univariately and triangulated the data with the results of field interviews towards several workers and the coordinator of each team. The results showed that there were 20 workers (37.04%) experiencing light fatigue, the majority of the others (62.96%) did not experience any, and none with severe fatigue, as for the most dominant fatigue risk factor found is the workers' sleep quantity with the majority of workers (83.33%) having sleep duration below the standard of 7 hours minimum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyani
"Tingginya angka kecelakaan yang berhubungan dengan fatigue pada sektor pertambangan menjadi tren yang perlu diperhatikan. Fatigue menyebabkan performa operator seorang pekerja menurun secara signifikan sehingga berdampak pada penurunan konsentrasi dan kesadaran operator selama bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan terhadap keluhan fatigue pada operator hauling coal dan overburden PT BUMA, Mitra Kerja PT Berau Coal. Variabel yang diteliti yaitu faktor individu (umur, Indeks Massa Tubuh, status kesehatan dan waktu tidur), dan faktor pekerjaan yaitu (durasi kerja, waktu istirahat, pengalaman kerja, commuting time, shift kerja, kebisingan, lokasi kerja. Subjective Syndrome Test dari Industrial Fatigue Research digunakan untuk mengukur keluhan fatigue pada operator. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tidur dan status kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keluhan fatigue pada operator. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian sosialisasi mengenai fatigue awarreness, penyediaan employee asisstance program, peningkatan pengawasan pada waktu kerja kritis dan evaluasi dan monitioring terhadap pengendalian fatigue yang telah dilakukan.

A numerous of accident related to fatigue in the mining sector being trend that need to be focused. Fatigue causes reduction of performance of worker significantly so that causes the decrement of concentration and awarrenes of worker directly during work time. The purpose of this research is to study about factors related-fatigue that influence complaint of fatigue on the hauling coal and overburden operator in PT BUMA, contractor of PT Berau Coal. Studied variabels in this research is comprised to individual factors such as age, Body Mass Index, sleep duration and health status and job factors such as work duration, work experience, commuting time, rest time, shift work, noise, location of work. Subjective Syndrome Test of Industrial fatigue Research is used to measure compliant of fatigue among operator. This research is descriptive analytic with cross sectional design.
The result of this research point out that there are relation significantly between sleep duration and health status to compliant of fatigue on the operator. Therefore, some controls of fatigue should be done are sosialiszation about fatigue awareness for worker and family, providing of employee asisstance program, improvement of monitoring to worker during critical time and evaluating and monitoring upon controls of fatigue that have be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rahayu Sudiman
"Batas kemampuan angkut mengangkut berat beban merupakan salah satu contoh dari sekian banyak sistem kerja yang masih perlu diperhatikan. Granjean (1985) menganjurkan berat beban angkut 50-60 kg. Sedangkan ILO (1985) memuat nilai ambang batas angkut dari banyak negara dengan berat bervariasi. Berat beban angkut yang banyak beredar dimasyarakat saat ini rata-rata tiap karung sekitar 100 kg. dimana hal ini melewati batas kewajaran. Yang mendorong dilakukan penelitian ini adalah sampai sekarang Indonesia belum mempunyai nilai ambang batas berat beban angkut, agar supaya para pekerja dapat terlindungi kesehatan kerjanya dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam rangka meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja bangsa.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan berat beban angkut yang serasi dengan kemampuan kerja fisik tenaga kerja laki-laki serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ditemukannya berat beban angkut akan merupakan langkah penting dalam penerapan ergonomi dalam sistem kerja angkut. Penelitian ini dilakukan di kawasan pergudangan beras Depot Logistik Jakarta Raya dengan dasar pertimbangan tingginya intensitas pekerjaan mengangkut baik dari gudang ke truk maupun sebaliknya. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design. Pengolahan dan analisa data univariat, bivariat dan multivariat menggunakan program komputer SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan angkut optimal tenaga kerja laki-laki di Dolog Jaya adalah 58,12 kg. Dari analisa bivariat diketahui umur, status gizi, kesegaran jasmani berpengaruh terhadap kemampuan angkut optimal, sedangkan merokok tidak berpengaruh yang dalam hal ini kemungkinan disebabkan sampel hampir homogen. Dari analisa multivariat ternyata hanya umur dan status gizi yang berpengaruh terhadap kemampuan angkut optimal, setiap kenaikan umur 1 tahun diikuti penurunan kemampuan angkut optimal sebesar 0,09 kg dan setiap kenaikan nilai status gizi 1 kg/m2 diikuti kenaikan kemampuan angkut optimal sebesar 0,98 kg. Status gizi pengaruhnya paling dominan diantara variabel independen lainnya (Beta= 0,279032). Garis regresi dapat menerangkan 44% dan variasi variabel. Untuk menentukan nilai ambang batas dari kemampuan angkut optimal diperlukan faktor-faktor kekuatan, frekuensi angkut, lama angkut dan posisi angkut. Saat penelitian ini Baru sampai tahap kekuatan, sehingga disarankan kelanjutan dalam penelitian ini.

The limit to carry heavy load is one of the many work system which still need to be paid attention. Granjean (1985) suggested that 50-60 kg. load is the appropriate limit. While the ILO (International Labor Organization) (1988) determined the threshold value of many countries with varying weights. The existing load which is 100 kg. on the average has exceeded the limit as recommended by Granjean. The reason which prompted this research is that up to now permissible limit has not been set up yet, which is important in protecting workers' health.
The objective of this research is to obtain a right load which is in line with the physical capacity of the male workers, and the factors which influence it. The finding of the right load will be an important step in the application of ergonomics in the work system. This research was performed in a rice storage area of Jakarta Logistic Depot with consideration that work intensity of moving the load from the storage to the trucks and vice versa is high. This research is a Quasi Experimental Design. The analysis of univariate, bivariate and multivariate data analysis is done by using the SASS computer program.
The result of the research indicate that the average load of the male workers of Jakarta Logistic Depot is 58,12 kg. From bivariate analysis we know that age, nutritional status level, physical fitness have impact toward the optimum carrying capacity, while smoking does not have impact, probably due to nearly homogenous samples. From multivariate analysis it turn out that only age and nutritional status level influence the optimum carrying capacity, where for an increase of age by one year is followed by a decrease of the optimum carrying capacity by 0,09 kg. and an increase of nutritional status level by 1 kg/ m2 followed by an increase of the optimum carrying capacity by 0,98 kg. The nutritional status level is the most dominant factor among the other independent variables (Beta= 0,279). The regression line is able to explain a 44% of the variable variations. In order to determine the threshold value of the optimum carrying capacity we need to examine others factors such as force, frequency, duration and posture of the carrying. The present research examined force only.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjanarko Sunarjo
"Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sistim pelayanan kesehatan gigi-mulut di Pertamina adalah komprehensif, dengan sarana pelayanan yang cukup lengkap. Sarana yang lengkap dan jarak fasilitas kesehatan belum menjamin pemanfaatan fasilitas oleh populasi. Pemanfaatan fasilitas Poliklinik gigi di kantor pusat Pertamina belum optimal, dilihat dari segi kebutuhan perawatan gigi-mulut dan kunjungan berobat populasi yang membutuhkan perawatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi utilisasi poliklinik gigi di kantor pusat Pertamina diduga disebabkan karena demand/ kesadaran karyawan terhadap kesehatan gigi-mulut kurang, sikap karyawan terhadap pelayanan petugas kesehatan, adanya prefererisi karyawan dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi karyawan untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina dan analitik dimaksudkan mempelajari secara analitik pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina yang disediakan oleh perusahaan.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah gambaran tentang hubungan dan informasi perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi populasi untuk memanfaatan fasilitas poliklinik gigi kantor pusat Pertamina yaitu faktor umur, jumlah keluarga, pendidikan, golongan, pengetahuan kesehatan gigi-mulut, preferensi, sikap karyawan dan kebutuhan akan fasilitas pelayanan poliklinik gigi. Uji statistik yang dilakukan, dari delapan variabel ternyata yang mempunyai hubungan pada penelitian ini hanya empat faktor yaitu pendidikan formal karyawan, golongan karyawan, preferensi dan sikap karyawan terhadap petugas kesehatan. Setelah dilanjutkan uji statistik untuk melihat pengaruh delapan faktor tersebut terhadap utilisasi ternyata faktor sikap karyawan terhadap petugas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap utilisasi. Dan utilisasi sebagai dependent variable 36 persen dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina 22 persen tidak pernah memanfaatkan poliklinik gigi, 54,5 persen memanfaatkan poliklinik gigi dengan frekwensi jarang dan 23,5 persen memanfaatkan poliklinik gigi dengan frekwensi sering. Dari delapan faktor yang diduga ada hubungan dengan utilisasi hanya empat faktor yang secara statistik bermakna. Dan dari hasil uji statistik regress berganda hanya satu faktor yaitu sikap yang secara statistik dominan bermakna.
Saran dari hasil penelitian ini antara lain adalah mengingat faktor sikap yang paling dominan mempengaruhi utilisasi maka disarankan selektivitas petugas kesehatan yang bertugas dipoliklinik gigi, peningkatan aktivitas poliklinik secara penuh dalam waktu kerja dengan 3 dental unit yang ada, pengkatan dan rnotivasi pemeriksaan berkala karyawan dan rangsangan dan ketenangan kerja bagi karyawan yang bekerja di poliklinik kantor pusat Pertamina dengan perencanaan pembinaan personil untuk menunjang pelaksanaan tugas di poliklinik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain diluar faktor yang telah diteliti."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriyati
"Perusahaan catering sebagai penyelenggara usaha jasaboga dalam pengolahan makanan perlu memperhatikan keamanan pangan dari bahaya cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan pangan di selenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Meskipun belum ada laporan tetntang kejadian luar biasa (out break) di CV. Citra Indo Rasa, kondisi tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang berwenang, mengingat jumlah konsumen yang dilayani dalam jumlah yang besar. Untuk mengetahui risiko keamanan pangan di CV. Citra Indo Rasa dilakukan penelitian pada proses pengolahan makanan di perusaahan catering tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis studi observasional menggunakan desain semikuantitatif, dengan menganalisa dan menilai risiko, dengan merangking sifat bahaya dan kategori risiko untuk produk pangan dan bahan baku sesuai dengan sifat bahaya menurut Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), kemudian ditetapkan kategori risiko berdasarkan hasil rangking dengan karasteritik bahaya, setelah itu di evaluasi dengan membandingkan tingkat keparahan dan frekuensi bahaya.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil agregasi penentuan bahaya potensial pada tahapan proses pengolahan makanan ( proses penerimaan bahan, proses pemisahan bahan, proses pemasakan, proses pembungkusan ) di perusahaan catering CV. Citra Indo Rasa didapatkan bahaya potensial dari bahaya fisik, bahaya kimia maupun bahaya mikrobiologis untuk semua proses tersebut.

The purpose of this research is to investigate catering company as the organizer commendable service in food. They have to give more attention in the security of food from the risk of biology, biochemist and other objects than can disturb, damage, and danger for public health. The security of food is needed to keep the quality of food, the hygienic, the quality, the nutrinous, and dont have resistance with religion, conviction, and the public culture. Although, there is no report of out break incident from CV Citra Indo Rasa, this condition must be given more attention from goverment as responsible side. Due to the biggest count. Of consumer here. To know the safety risk of food in CV Citra Indo Rasa must be done some reseaches in some processes in cooking of food in this carering company.
This reseach is observation study, applying semi-qualitatif, with analyst and count the risk by arrange the grades of risk and categorize the risk in food product and foodstuff with the risk character based on Hazard Analyst Critical Control Points (HACCP). Then, maintain the categorize the risk based on the grades of the danger. Afterward, we have the evaluation by compare the grade of seriousness of condition and the danger frequency.
From the research will be gotten the result aggression of potential danger on the level of cooking process (receiving foodstuff, seperation of foodstuff, cooking process, and wrapping process) in CV catering company. Citra Indo Rasa has been gotten potential danger from physical danger, biochemist danger and microbiology danger for all the processes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmeri Haryani
"Faktor kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran potensi kelelahan akut berdasarkan skala OFER dan jenis alat berat, menganalisa hubungan faktor work-related fatigue(durasi kerja, beban kerja dan shift kerja),faktor non-work-related fatigue(usia, status gizi, commuting time, jumlah jam tidur) dengan potensi kelelahan akut pada operator alat berat. Penelitian ini dilakukan bulan April hingga Juli 2016 pada operator alat berat di area 1 tambang Bukit Karang Putih. Jumlah responden penelitian 50 orang. penelitian kuantitatif observasional, metode cross-sectional. Pengukuran kelelahan menggunakan kuesioner skala Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) dan hasilnya menunjukkan bahwa 48% responden mempunyai potensi kelelahan akut sedang, 44% potensi kelelahan akut pada operator dump truck, shift kerja mempunyai hubungan yang signifikan terhadap potensi kelelahan akut tinggi dan sedang (p value = 0.027). diharapkan PT Semen Padang memberikan edukasi tentang faktor risiko kelelahan pada operator alat berat.

Fatigue is one of the cause of accidents. The objective of this study is to examine acute fatigue potential based on a Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) scale and types of heavy equipment, analyze the relationship between work-related fatigue (duration, workload and shift work), response to non-work-related fatigue (age, nutritional status, commuting time, the number of hours of sleep) with the occurrence of fatigue on heavy equipment operator. This research was conducted from April until July 2016 at heavy equipment operator in the mine area 1 Bukit Karang Putih. Number of study respondents 50 people. The study is observational quantitative research with cross-sectional method. Measurement of fatigue using a OFER scale and the results show that 48% of respondents experiencing moderate acute fatigue, 44% of dump truck experiencing high acute fatigue, shift has significant correlation with high and moderate acute fatigue potential (p value = 0.027). recomendation to company PT Semen Padang to provide education or training about risk factor fatigue to heavy equipment operator."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>