Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Nur Islam
"Rumah Sakit adalah suatu organisasi kompleks yang terdiri dari berbagai macam sumber daya yang mempunyai fungsi dan peranannya masing masing. Rumah sakit sebagai institusi yang mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara lengkap dan menyeluruh. Seiring dengan proses pelayanan yane diberikan,kegiatan pelayanan yang dlberikan tidak saja memberikan manfaat positif bagi masyarakat berupa kesembuhan pasien namun juga mempunyal potensi menghasilkan dampak negatif dari limbah baik yang padat maupun cair yang dihasilkan dari proses pemberian layanan kesehatan tersebut. Limbah cair rumah sakit adalah limbah cair yang dihasilkan dari suatu proses kegiatan yang terjadi dalam rumah sakit Limbah Cair rumah sakit berasal dari unit rawat inap unit rawat jalan, unit laboratorium, dapur, ruang gawat darurat, ruang operasi, serta limpahan air sisa dan halaman dan kantor rumah sakit.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pcngelolaan limbah cair rumah sakit terbagi atas persiapan sistem, pengoperasian sistem dan pemeliharaan sistem. Pada evalmlsi alur' proses terlihat bahwa standar operasional prosedur yang ada masih kurang lengkap dan tidak dijalankan dengan baik. Sementara itu untuk tingkat pemahaman datl pengetahuan operator terlibat kurang yang juga didukung oleh data yang menunjukkan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan ataupul1 peiatihan tambahan. Selain itu berdasarkan catatan pengamatan dan telaah dokumen terlihat bahwa pengoperasian mesin ada yang tidak berjalan dengan baik dan jadwal pemeliharaan dan penggantian komponen mesin tidak dilakukan secara berkala.

The Hospital is one complex organization which divided into manykind of resources has its own function and its role. Hospital as the institution has function that its tasks is to give complete totally health services. During the services, its not only to give the positive benefits to the community by curing the patient but its also have potention to give the negatife effect from the wasted rather its solid or water wasted.
Water Wasted Hospital are the water waste which come from the activity process which happening on the hospital. It may comes from the emergency unit room.daily care unit. and house hold subunit. The water wasted which comes from hospital is approximately three hundred meter cubic a day, The Research thar has been doing was the qualitative research that its goals are for analyzing water wasted hospital management. This research are using a depth interview, sekunder data exploration and by observation notes in the fields methods, From the research what we expected for were we got the whole pictures bout wasted hospital management so it can be identified what is the exactly problem which could be happens during the process and could affect the final results.
From the research we could see that water wasted hospital management divided into three section which are preparing system, operating system, and maintance system. Its also seems that the standard operating procedures were not quite comp!ete and not doing well by the operator from the process evaluate procedures. The Operator seems not to quite understand the procedures and its also support from the observation that they were not get enough additional training and education. Besides that from the observation known that operating machine and its maintenance which were included replacing the component are not doing regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Prasetya
"Pembiayaan kesehatan merupakan suatu permasalahan yang terjadi di seluruh dunia. Banyak metode dan sistem yang telah dikembangkan mengenai hal ini. Indonesia seperti halnya Negara lain, menghadapi masalah yang sama dalam pengembangan sistem pembiayaan kesehatan. Dihadapkan dengan keadaan saat ini dalam krisis pembiayaan kesehatan, DKI Jaya dipaksa untuk dapat mengendalikan biaya. Mendapatkan biaya satuan yang handal dalam semua RSUDnya merupakan kebutuhan dasar dalam pertahanan ekonomi, di masa system pembiayaan kesehatan yang masih kurang baik di Indonesia. Definisi dari biaya satuan yang handal merupakan kunci kesuksesan semua rumah sakit. Clinical pathways disadari oleh DKI Jaya sebagai alat esensial dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk rakyat. Pengembangan pathways ini kemudian dilanjutkan dengan kesadaran untuk perhitungan biaya tiap pathway yang ada. Dengan diketahuinya biaya ini selanjutnya untuk menganalisa efektifitas biaya per pathway pun mudah dilakukan.
Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui metoda untuk menghitung cost of treatment berbasis clinical pathway dari diagnosa yang telah dibuat oleh RSUD DKI Jaya. Angka yang didapatkan di dalam penelitian ini adalah untuk selanjutnya dapat diklarifikasikan keakuratannya dan terbuka untuk penelitian lebih jauh, karena data yang didapatkan untuk pendukung masih belum dapat dijustifikasi. Diagnosa terpilih adalah Operasi Lensa dengan Diagnosis Katarak yang merupakan One Day Care. Diagnosa terpilih karena merupakan tindakan dengan frekuensi paling tinggi di DKI Jaya dan pelayanannya melibatkan banyak sumber daya. Budi Asih dan Tarakan adalah rumah sakit yang dipilih secara purposive sebagai perwakilan RSUD DKI Jaya.

Health financing has always been an ongoing issue in the world. There are many methods and systems that had been developed all over regarding this subject. Indonesia, like many countries, faces the same problem in developing its health financing system. Confronted with the current health care financial crisis, DKI Jaya is forced to control its cost. Setting up a reliable cost unit in its hospitals is a fundamental necessity for economic survival, given the current general conditions in Indonesia's healthcare system. Definition of a suitable cost unit is the crucial factor for success. Clinical pathways are recognized by DKI Jaya as essential tools for delivering health services to people. Developing these pathways should then be followed by evaluating the cost of each pathway. Once the cost of the pathway is known, analyzing the cost effectiveness of the pathway can easily be done.
The purpose of this research is to more understand the method to calculate cost of treatments based on the clinical pathways of the diagnoses that have been developed by DKI Jaya,. As for the values are for further clarification and research as the supporting data are not yet justified as the best data provided. The diagnose that is chosen Cataract Procedure, that is representing One Day Care surgical treatments. The diagnose is selected as it is the highest frequency within DKI Jaya's hospital and the treatment involved many resources. Budi Asih and Tarakan are the hospitals that are purposively chosen for the research, as representatives of all DKI Jaya?s hospitals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41333
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Sariaman
"Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan diiimgsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modem, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Instalasi farmasi rumah sakit adalah salah satu unit di rumah sakit, yang berfimgi sebagai tempat menyelenggarakan semua kegiatan pekeljaan kefarmasian yang ditujukan untuk kcperluan rumah sakit.
Sebanyak 52% dari total pengeluaran rumah sakit dipergunakan untuk barang farmasi. Hal ini terlihat dari data keuangan rumah sakit Budhi Asih tahun 2007 di mana total belanja rumah sakit sebanyak Rp 28.?l78.580.633,- sedangkan untuk pengeluaran barang farmasi adalah sebesar Rp I5.060.666.858,-. Pengeluaran barang farmasi ini khusus untuk obat dan alat kesehatan habis pakai.
Jumlah item obat di instalasi farmasi sebanyak 1500 item. Pengendalian obat adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan stmtegi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak teljadi kelebihan dan kekurangan atau kekosangan obat di unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah rmtuk menganalisis jenis persediaan obat antibiotika yang ada di instalasi Farmasi dan melihat berapa besamya invwtasi serta indeks kritis agar tercapai persediaan yang optimum.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta dcngan rancangan pcnclitian deskriptif kualitatif dan lcuantitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengendalian obat antibiotika dan analisis kebutuhan obat berdasarkan ABC indeks lcritis. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan kepala instalasi farmasi.
Hasil analisis berdasarkan nilai pemakaian didapatkan Kelompok A terdapat I8 item obat antibiotika yang merupakan 8,33% dari keseluruhan item dengan pemakaian sebanyak 348.219 (70% dari pemakaian keseluruhan), kelompok B terdiri dari 34 item obat antibiotika yang merupakan l5,74% dari keseluruhan item dengan jumlah pemakaian sebanyak 100.992 ( 20% dari pemakaian keseluruhan), kelompok C terdiri dari 164 item obat antibiotika yang merupakan 75,93% dari keseluruhan item dengan jumlah pemakaian 49.360 (10% dari pemakaian keseluruhan).
Sedangkan hasil Analisis ABC berdasarkan nilai investasi terhadap obat antibiolika didapatkan kelompok A dengan nilai investasi 70% dengan biaya Rp 2.081.l06.832,- (dua milyar delapan puluh satu juta seratus enam ribu delapan ratus tigapuluh dua Rupiah) dengan jumlah item 32 dan merupakan 14,8l% dari jumlah item, kelompok B dengan nilai investasi Rp 60l.738.539,~ (enam ratus satu juta tujuh ratus tigapuluh delapan ribu lima rams tiga puluh sembilan Rupiah) dengan jumlah item 32 dan mempakan l4,81% dari jumlah item, kelompok C dcngan nilai investasi 10% dengan biaya Rp 304.129.346,- (tiga ratus empat juta seratus duapuluh sembulan ribu tiga ratus empatpuluh enam Rupiah) dengan jumlah item 152 dan merupakan 70,38% darijumlah item.
Hasil yang didapat berdasarkan nilai kritis adalah kelompok A adalah 8 item obat antibiotika atau 3,70 % dari total item antibiotika, sedangkan kelompok B sebanyak 164 item atau 75,93 % dari seluruh item dan kelompok C sebanyak 44 item atau 20,37% dari seluruh item obat antibiotika
Hospital is a complex organization, that apply the unification of special and complicated scientidc equipment, implemented by vary skilled and educated personal team to strive the solution for current medical issues, all together bounded in one goal to do health maintenance and recovery for the customers. Pharmacy Department is one unit ofthe Hospital that has limction to perform all pharmacy issues for hospital concern.
As much 52% of total hospital spending budget has utilized for pharmacy goods. It described by Budhi Asih Hospital financial report year 2007 where the total spending budget is as much IDR. 28.778.580.633, - and for pharmacy goods they spend as much IDR. 15.060.666.858,-. The spending budget for pharmacy goods at the hospital was especially for drug and single use equipment. Total item of drugs at phannacy department as much 1500 items.
Drugs controlling is an activity to ensure intended target achievement with established strategy and programme so that not affected to sufficiency and insufficiency of drugs supply at health services units.
The objectives of the study are to analyses vary antibiotic drugs supply at pharmacy department and to observes how much invest and critical index that atiected to the optimum supply. The study conducted at Pharmacy Department of Budhi Asih General Hospital jakarta with study design descriptive qualitative and quantitative and case study approach that aim to obtain the description of antibiotic dmgs controlling process and analyses of drugs demand based on ABC critical index.
Data collected by interview with head of pharmacy department. Analyses output based on usage value that obtain of Group A that has 18 items of antibiotic drugs is 8, 33 % of total item with utilize as much 348.219 (70% of total usage), Group B consist of 34 antibiotic drug items is 15, 74% of total item with utilize as much 100.992 (20% of total usage), Group C consist of 164 antibiotic drug items is 75, 93% of total item with utilize as much 49.360 (10% of total usage).
Meanwhile analyses of ABC based on invest value regarding antibiotic drug that obtained by Group A with infestation value 70 % with cost IDR. 2.081.106.832, - (Two billion eighty one million and one hundred six thousand eight hundred and thirty two rupiahs) with total 32 items is 14, 81 % of total item, Group B with invest value IDR. 60l.738.539,- (Six hundred and one million seven hundred thirty eight thousand Eve hundred and thirty nine Rupiahs) with total 32 items is 14,81% of total items, Group C with invest value I0 % with cost lDR.304.l29.346,- (Three hundred four million one htmdred and twenty nine thousand three htmdred and forty six Rupiahs) with total 152 items is 70,38% of total items.
The study output that obtained based on critical value is Group A with 8 antibiotic drug items or 3,70 % of total antibiotic item, meanwhile Group B as much 164 items or 75,93 % of total item and Group C as much 44 items or 20,37% of total antibiotic drug item.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhari
"Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya dan padat sumber daya. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri dengan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang mempunyai pendidikan dan ketrampilan yang optimal akan berpotensi menimbulkan kekecewaan bagi pasien dan keluarganya, dapat juga mengalami tuntutan hukum dan akan mengalami kerugiankerugian finansial lainnya terutama jika bekerja tanpa berpedoman pada standar operasional prosedur yang ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dalam menerapkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, Serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat, sumber daya manusia, standar dan kebijakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Analisis data dilakukan dengan melakukan komparasi dengan standar Departemen Kesehatan nomor 106 tahun 2004, berkaitan dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu.
Hasil penelitian menunjukkan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya belum siap dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, dibuktikan dengan ruangan, peralatan medis, ambulan yang tidak sesuai standar serta masih banyak tenaga pelaksana di unit gawat darurat yang belum mengikuti pelatihan PPGD. Setelah dilakukan analisis kesenjangan maka yang menjadi alasan ketidaksiapan adalah lebih kurang sosialisasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu masih rendah, serta terkendala pada anggaran.
Dari hasil penelitian disarankan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang gawat darurat seperti PPGD, BLS dan pelatihan gawat darurat lainnya.
Untuk itu diharapkan kepada pihak manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya serta kepala Unit Gawat Darurat untuk melakukan sosialisasi Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu kepada seluruh tenaga yang bertugas di unit gawat darurat serta meningkatkan komitmen tenaga di UGD dalam memberikan pelayanan yang bermutu terhadap pasien.

Hospital is capital intense organization,a lots of activities, and resources. For hospital that unprepared self with structure, infrastructure and human resource that have education and optimal skill will generate disappointment for patient and its family and also cause of prosecution and financial losses other especially if work without at standard of procedure operational specified.
This Research intent to know the readiness of General Hospital Nagan Raya to applying the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit and know structure and infrastructure?s situation in intensive care unit, human resource, standard and policy. Research Method is using qualitative by undertaking deep interview, document study and observation. Data Analysis is conducted by undertaking comparison with standard from Department of Public Health no.106, 2004, relate to system of integrated service emergency serious condition.
The Research Result shows General Hospital Nagan Raya not ready yet with the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit, proved by the room, medical equipments, inappropriate ambulance standard and many executors in intensive care unit that has not followed training PPGD yet. After conducted difference analysis the reason of unready ness is the system socialization of system integrated emergency serious condition has been low and stuck in budget.
From research result suggested for hospital management more concerned about intensive care unit in fulfilling standard that was issued by Department of Public Health in the case of facility and medical equipments, improve knowledge of health worker by give trainings about emergency serious condition like PPGD, BLS and other training of emergency serious condition.
Expectation to the chief of management in General hospital Nagan Raya and Intensive care unit head to conduct socialization the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit to the whole commissioned worker in intensive care unit and improve worker's commitment in UGD in giving certifiable service against the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41319
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library