Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mawardi
"Dalam susunan kristal terdapat gaya-gaya antar atom yang menyusunya. Diketahui bahwa pada temperatur T atom-atom mempunyai tenaga gerak sebesar f x kT/2, dimana f adalah dera jat kebebasannya. Namun demikian atom-atom dalam susunan ini tidak bebas bergerak akibat adanya gaya dalam tersebut. Dalam menganalisa fenomena ini para ahli mengasumsikan bahwa susunan atom-atom dalam benda padat antara satu atom dengan lainnya terkait oleh pegas ( spring ), sehingga atom-atom yang menyusun kristal selalu bergetar/bervibrasi terhadap posisi kesetimbangannya. Lebih lan jut di kembangkan bahwa vibrasi atom-atom ini tidaklah bebas bervibrasi dengan frekwensi sendiri-sendiri, melainkan berupa getaran kolektif yang dalam fisika zat padat disebut sebagai phonon.
Adanya gaya-dalam ( internal spring force ) pada benda padat tersebut dan getaran atom disekitar posisi kesetimbangannya menunjukkan adanya konstanta elastik dalam benda padat.
Pada tesis ini di selidik besarnya tensor konstanta elastik kristal Germanium dengan melihat kurva dispersi phonon menggunakan teknik hamburan neutron inelastik dengan menggunakan peralatan " Triple Axis Spectrometer ". Dengan mengetahui besarnya konstanta elastik ini dapat ditentukan tetapan makroskopik modulus Young dari bahan Germanium tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Gelora F.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S28037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S28149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusak
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S28177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donanta Dhaneswara
"ABSTRAK
Baja AISI 3215 merupakan salah satu kelas baja karbon rendah, yang penggunaannya untuk machinery steels. Dalam aplikasinya material ini mengalami gesekan dan pembebanan kejut.
Dalam penelitian ini dilakukan proses karburisasi padat dengan menggunakan media karburisasi yang berbeda, yaitu Green Petroleum Cokes dan Arang Tempurung Kelapa. Proses karburisasi dilakukan pada temperatur 890°C, 920°C dan 950°C dengan waktu tahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam.
Dengan peningkatan waktu tahan dan temperatur, secara umum harga kekerasan permukaan Baja AISI 3215 semakin meningkat dari 223 HVN menjadi 958 HVN, demikian pula untuk kedalaman kulit hasil karburisasi dari 0 Pm mencapai 1910 pm.
Dari kedua media karburisasi, ternyata media Green Petroleum Coke lebih baik jika dibandingkan dengan media Arang Tempurung Kelapa."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhadiana
"Lapisan indium timah oksida (ITO, 90wt% In203 - lOwt% SnO2) dengan ketebalan 349 - 1081 nm dan variasi tekanan parsial oksigen 2,2% - 10,5% selama deposisi telah berhasil dibuat dengan do magnetron sputering. Dilakukan studi mengenai pengaruh tekanan parsial oksigen dan anil udara pasca deposisi pada sifat optis lapisan tipis ITO. Tekanan parsial oksigen tidak berpengaruh pada derajat kristalinitas dan preferred orientation lapisan tipis. Parameter-parameter optis ditentukan dengan metoda Hishikawa yang mengabaikan interferensi. Anil udara pasca deposisi dilakukan berturut-turut pada suhu 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C selama 1 jam di udara. Meskipun kekasaran permukaan meningkat selama anil, baik kenaikan tekanan parsial oksigen maupun anil udara pasca deposisi secara kumulatif umumnya menaikkan transmitansi dan celah pita energi disertai dengan penurunan indeks bias nyata dan pergeseran koefisien absorpsi menuju energi yang lebih tinggi. Pergeseran celah pita energi ITO hanya dapat dimengerti sebagai dua mekanisme yang saling berlawanan yaitu mekanisme pelebaran oleh efek Burstein-Moss dan mekanisme penyempitan oleh efek hamburan elektron. Atom-atom Sn yang mengalami aktivasi setelah anil udara berlaku sebagai donor-donor aktif pada pergeseran Burstein-Moss. Efek hamburan elektron disebabkan oleh kelebihan oksigen, derajat kristalinitas yang rendah dan kompleks-kompleks Sn yang tidak aktif.

Indium tin oxide (ITO, 90wt% In203 - 10wt% Sn02) films of 349 - 1081 nm thick have been deposited by dc-magnetron sputtering at varying oxygen partial pressure of 2.2% - 10.5% during deposition. The effects of oxygen partial pressure and post-deposition air annealing on the optical properties of ITO films are studied. The degree of crystallinity and preferred orientation of the films is found not to be sensitive to oxygen content. Optical parameters are determined by Hishikawa interference free method. Post-deposition annealing of ITO-coated glass substrates is performed at temperature of 250°C, 300°C, 350°C and 400°C respectively for 1 h in air. Despite the roughness developed on surface during annealing, both increase in oxygen partial pressure and cumulative post-deposition air annealing enhances transmittance and energy gap accompanied by a decrease of the real part of refractive index and a shift of absorption coefficient to higher energies. Band gap shifts can be understood as the net result of two competing mechanisms : a widening due to Burstein-Moss effect and a narrowing due to electron scattering. Sn atoms, which are activated after annealing, behave as effective donors and contribute to Burstein-Moss shift. Electron scattering is attributed to excess of oxygen content, low degree of crystallinity and inactive Sn complexes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ediwan
"Pendahuluan
Untuk mendapatkan tingkat kehandalan (reliability) yang tinggi, diperlukan pengontrolan kualitas yang memadai dimulai dari pemilihan bahan yang dipergunakan, dalam proses pengerjaan dan perakitan hingga suatu sistem yang siap dipergunakan. Konstruksi dalam teknologi antariksa sering mempergunakan struktur yang kuat dan ringan serta persaratan-persaratan tinggi yang menuntut studi dan penelitian yang cermat dalam pemilihan bahan konstruksi dan proses pengerjaan serta prosedur-prosedur pengujian dan pemeriksaan.
Perancang konstruksi selalu meramalkan kondisi yang bakal dihadapi yang meliputi kondisi pembebanan atau gaya-gaya yang akan diterima. Sedangkan pada kondisi yang sebenarnya bukanlah suatu hal yang mudah, dari ketidak pastian akan kesempurnaan material maka timbul apa yang disebut faktor keamanan.
Pemilihan faktor keamanan yang terlalu tinggi berakibat terlalu berat dan boros penggunaan material, sebaliknya pemilihan faktor keamanan yang terlalu kecil berarti bermain untung-untungan dan mengundang bahaya. Langkah yang lebih baik adalah menguji sub-sub bagian serta menganalisis hasil rancangan yang telah terlanjur gagal dengan analisis kegagalan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library