Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Berton
"Kondisi ketenagakerjaan kita saat ini menunjukkan masih tingginya jumlah pengangguran yaitu sebanyak 9.43 juta orang atau setara dengan 8,46%. Disertai dcngan kualitas dan kompetensi tenaga kerja yang menganggur di Indonesia masih relatif rendah scbanyak 4.92 juta orang atau setara dengan 52.17% berpendidikan lulusan SLTP. Artinya lebih dari 50% kualitas tenaga keija yang menggangur didominasi lulusan SLTP kebawah. Sementara kondisi lembaga pelatihan kerja belum begitu rncmadai sehingga lulusan pelatihan kelja belum sesuai dengan kcbutuhan pasar kerja dengan kata lain adanya mismatch antara lulusan pelatihan keija dengan kebutuhan pasar kerja.
Salah satu kebijakan pemerintah untuk menanggulangi pengangguran di Indonesia adalah dengan rnelaksanakan program 3inl. Kebijakan program Sinl rnerupakan stratcgi tcrobosan untuk menggandeng dan memberdayakan lembaga pelatihan, lembaga senifikasi dan lembaga penempatan menjadi sistem yang tcrkoordinasi secara terpadu dalam mengurangi pengangguran. Ketiga Iembaga terkait harus dilaksanakan dalam satu koordinasi secara terpadu namun dalam pelaksanaannya koordinasi antara ketiga lcmbaga belum berjalan secara maksimal. Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah rnenggambarkan kondisi pelaksanaan program 3inl untuk kcbutuhan tenaga kerja dalam negeri yang telah berjalan saat ini, serta merumuskan altematif kebijakan 3inl untuk kebutuhan tenaga kerja dalam negen. Metode penclitian yang digunakan untuk memmuskan alternatif kebijakan Sin] untuk kebutuhan tenaga kelja dalam negeri dilakukan melalui metode A]-IP (The Anabflic Hierarchy Process).
Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa selama ini upaya yang dilakul-can dalam mengatasi pengangguran masih bersifat partial dan sektoral axtinya bahwa masing-masing lcmbaga masih bezjalan sendiri-sendiri tanpa mcnjalin koordinasi atau hubungan kemitraan yang mcnimbulkan sinergisitas. Pemilihan sasaran sebagai prioritas kebijakan 3in1 untuk kebutuhan tenaga kerja dalam negeri untuk dilaksanakan menurut penilaian keempat rcsponden berdasarkan hasil sintesa prioritas Iokal adalah meningkatkan koordinasi antara lembaga pelatihau, sertifikasi dan penempatan dalam negeri dengan bobot sebesar 0.550. Sedangkan pcmilihan program sebagai prioritas kebijakan 3inl untuk kebutuhan tenaga kerja dalam negeri adalah program membangun sistem dan kelembagaan koordinasi pelaksanaan kebiiakan 3inl oleh para stakeholder dcngan bobot sebesar 0.584.

A number of unemployment in Indonesia is about 9.43 million people or equivalent to 8.46% from total of Indonesia labor forces. In the other hand their qualities and competencies are still low, it is around 4.92 million people or equivalent to 52.17% under junior high school graduations. It means more than 50% of Indonesia labor forces are dominated under junior high school graduations. While the Vocational Training Centers (VT C) in Indonesia have not been in good condition, so that the graduations of VTC are not appropriate with the industry needs. In other word there are mismatch between the VTS? graduations with work market needs.
One of govemment policy to overcome the unemployment in Indonesia is to implement the 3inl program. The 3inl program policy is a penetration strategy tor linking and empowering the training, certification and placement institutions to be in one integrated system in decreasing unemployment. The three institutions must be carried out in one coordination but in the implementation its coordination has not been carried out comprehensively. The purpose of this research is to describe the current condition of Bin] program implementation for the domestic labor demands and to formulate the altemative of 3inl policy for the domestic labor demands. Research method of formulating the alternative of 3inl policy for the domestic labor demands uses AHP method (The Analytic Hierarchy Process).
Based on the analysis result, it is found that until now the efforts which have been done in handling unemployment are still in partial or sector manner. It means that each institutions still run by themselves without coordination or relationship which emerge a good synergy. Selecting the objectives as a priority of 3in1 policy for the domestic labor demands according to all respondents in local priority synthetic result is to increase the coordination between training, certification and domestic placement institutions with grade 0.S50. While selecting program as a priority of 3inl policy for the domestic labor demands is to establish a system and coordination institution of implementing 3in1 policy by all stakeholders with grade 0.584.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32088
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Berton
"Kondisi ketenagakerjaan kita saat ini menunjukkan masih tingginya jumlah pengangguran yaitu sebanyak 9.43 juta orang atau setara dengan 8.46%. Disertai dengan kualitas dan kompetensi tenaga kerja yang menganggur di indonesia masih relatif rendah sebanyak 4.92 juta orang atau setara dengan 52.17% berpendidikan lulusan SLTP. Artinya lebih dari 50% kualitas tenaga kelja yang menggangur didomlmtsi lulusan SLTP kebawah. Sementara kondisi lernbaga pelatihan kerja belum begitu memadai sehingga lu1usan pelatihan kerja belum sesuai dengan kebutuhan pasar ke!ja dengan kata lain adanya mismatch antara lulusan pelatihan kerja dengan kebutunan pasar kerja.
Salah satu kebijakan pemerintah untuk menanggulangi pengangguran di Indonesia adalah dengan melaksanakan program 3inl. Kebijakan program 3in1 mernpakan strategi terobosan untuk menggandeng dan memberdayakan lembaga pelatihan, Jembaga sertlfikasi dan lembaga penernpatan menjadi sistem yang terkoordinasi secara terpadu dalam mengurangi pengangguran. Ketiga lembaga terkait harus dilaksanakan dalam satu koordinasi secara terpadu namun dalarn pelaksanaannya koordinasi antara ketiga lernbaga beturn beijalan secara maksimal.
Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah menggambarkan kondisi pelaksanaan program 3inl untuk kebutuhan tennga kerja dalam negeri yang telah berjalan saat ini, serta merumuskan altematif kebijakan 3lnl untuk kebutuhan tenaga kerja dalam negeri. Metode penelitian yang digunakan untuk merumuskan altematif kebijakan 3inl untuk kebutuhan tenaga kerja dalam negeri dilakukan melalui metode AHP (The Analytic Hierarchy Process).
Berdasarkan basil analisa diketahui bahwa selama ini upaya yang dilakukan dalam mengatasi pengangguran masih bersifat partial dan sektoral artinya bahwa masing-rnasing Jembaga masih beljaian sendiri-sendiri tanpa menjalin koordinasi atau hubungan kemitraan yang menimbuikan sinergisitas.

A number of unemployment in Indonesia is about 9.43 million people or equivalent to 8.46% from total of Indonesia labor forces. In the other hand their qualities and competencies are still low, it is around 4.92 million people or equivalent to 52.17% under junior high school graduations. It means more than 500.4 of fndonesia labor forces are dominated under junior high school graduations. While the Vocational Training Centers (VTC) in Indonesia have not been in good condition, so that the graduations of VTC are not appropriate with the industry needs. In other word there are mismatch between the vrs graduations with work market needs.
One of government policy to overcome the unemployment in Indonesia is to implement the 3inl program. The 3inl program policy is a penetration strategy for linking and empowering the training. certification and placement institutions to be in one integrated system in decreasing unemployment. The three institutions must be carried out ln one coordination but in the implementation its coordination has not been carried out comprehensively.
The purpose of this research is to describe the current condition of 3inl program implementation for the domestic labor demands and to formulate the alternative of3inl policy for the domestic labor demands. Research method of formulating the alternative of 3inl policy for the domestic labor demands uses AHP method (The Analytic Hierarchy Process).
Based on the analysis result, it is found that untfl now the efforts which have been done in handling unemployment arc still in partial or sector manner. It means that each institutions still run by themselves without coordination or relationship which emerge a good synergy.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32395
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Permana
"Aborsi merupakan salah satu penyebab penting kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan sikap permisif terhadap aborsi dikalangan remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun di Indonesia. Data penelitian ini adalah SKRRI 2007. Variabel terikat adalah sikap terhadap aborsi ( permisif , tidak permisif ). Variabel bebasnya terbagi dalam tiga komponen, yakni kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran sekolah dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), afektif ( tempat tinggal, pengalaman berpacaran ,kepemilikan pacar, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman yang pernah aborsi ) dan konatif ( umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan ). Analisis data dilakukan dengan tabulasi silang antara karakteristik latar belakang dan sikap terhadap aborsi. Analisis determinan sikap terhadap aborsi menggunakan regresi logistik binner.
Hasil analisis menunjukkan persentase remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun yang permisif terhadap aborsi lebih tinggi pada yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi, tidak mendapatkan peran orang tua, sekolah dan lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi, bertempat tinggal di pedesaan, tidak memiliki pengalaman berpacaran, sedang memiliki pacar, melakukan sesuatu saat berpacaran, pernah berhubungan seks, memiliki teman berperilaku aborsi, berada pada kelompok umur 20-24 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan SLTA+. Faktor-faktor yang signifikan secara statistik mempengaruhi sikap permisif terhadap aborsi adalah faktor kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), faktor afektif ( daerah tempat tinggal, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman berperilaku aborsi ), faktor konatif ( usia dan tingkat pendidikan ).

Abortion is an important cause of maternal mortality. This study aims to investigate the determinants of attitude toward abortion among unmarried adolescents age 15 -24 years in Indonesia. The data used come from the result of SKRRI 2007. The dependent variable is the attitude toward abortion ( permissive , or not permissive ). The independent variable are cognitif factors ( understanding of reproductive health, the parents role, school role and environment role as sources of information about reproductive health ), affective factors ( area of residence, dating experiences, ownership of girlfriend, style of courtship, sexual behavior and possession of a friend who had an abortion ), conative factors ( age, gender and level of education). The data was analyzed use the cross tabulation between the background characteristics and the attitudes toward abortion. The analysis of the determinants of attitudes towards abortion was done by employ the binary logistic regression.
The result of study show the percentage of those who are permissive toward abortion was higher among the adolescents aged 15-24 years who have no understanding of reproductive health, not get the role of parents, schools and the environment as a source of reproductive health information, residing in rural areas, have no dating experiences, have a girlfriend, do something when dating, had sex experiences, have friends behave abortion, are in the age group 20-24 years, male sex and level of education are above senior secondary.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29671
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Prihantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perilaku merokok terhadap penggunaan narkoba dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Indonesia dengan menggunakan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007. Remaja pada penelitian ini adalah 18.396 remaja laki-laki dan perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun saat survei. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner untuk model pertama yaitu penggunaan narkoba regresi logistik multinomial untuk model kedua, yaitu konsumsi minuman beralkohol. Variabel bebas yang digunakan untuk kedua model adalah perilaku merokok, perilaku seksual pranikah, kelompok umur, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat kekayaan rumah tangga, pengetahuan tentang HIV/AIDS, dan pengetahuan tentang IMS. Jenis kelamin remaja disertakan hanya dalam model kedua.
Dari hasil model pertama ditemukan bahwa perilaku merokok, perilaku konsumsi minuman beralkohol dan perilaku seksual pranikah semua memiliki pengaruhsignifikan yang kuat dan positif terhadap penggunaan narkoba. Menurut karakteristik dari remaja, mereka yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk penyalahgunaan narkoba adalah yang saat ini merokok, pernah melakukan seksual pranikah, pernah mengkonsumsi alkohol, berusia 20-24 tahun, tinggal di perkotaan, tingkat pendidikan tinggi, bekerja, memiliki pengetahuan HIV/AIDS dan IMS, dan memiliki status ekonomi rendah. Untuk model konsumsi alkohol, ditemukan bahwa penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, dan perilaku seksual pranikah juga memiliki pengaruh yang signifikan positif pada yang tiga bulan terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol dan yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol.

This study aims to examine the influence of smoking on drug use and alcohol consumption among adolescents in Indonesia using the 2007 Adolescent Reproductive Health Survey Indonesia (SKRRI) data of 18,396 youth in Indonesia is used. Adolescents in this study are unmarried males and females aged 15-24 years during the survey.The methods of analysis are binary logistic regression for the first model on drug use and multinomial logistic regression on the second model, which is the consumption of alcoholic beverages. Independent variables that are analyzed for both models are the smoking behavior, premarital sexual intercourse, age group, area of residence, education level, work status, household wealth index, knowledge about HIV/AIDS and knowledge about STIs. The sex of adolescents is included only in the second model.
The results of the first model show that smoking, alcoholic consumption and premarital sexual behavior all have strong positive significant effects on drug abuse. According to the characteristics of adolescents, those who have higher propensity for drug abuse are the ones who are currently smoking, ever had premarital sex, consumed alcoholic drinks, aged 20-24 years, living in urban areas, with high level of education, working, have knowledge of HIV/AIDS and STIs, and have low economic status. For drinking behavior, it is also found that drug abuse, smoking behavior, and premarital sexual behavior has a significant positive influence on consuming alcoholic beverages in the last three months and ever consumed alcoholic beverages.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29673
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hafidiyanto
"Kebijakan ketenagakerjaan di bidang pelatihan, sertifikasi dan penerapatan tenaga kérja dalam dan luar negeri memiliki pedoman dalam menjalankan program programnya diantaranya yaitu scbuah kebijakan yang sering dikenal sebagai kebijakan 3in1 (Three in On) Kcbijakan ini merupakan upaya untuk menggandengkan kegiatan pelatihan, sertifikasi dan penempatan tersebut menjadi suatu kegiatan yang terpadu. Kebijakan 3inl yang telah berjalan ini tentu menarik untuk diteliti lebih jauh keefektifitasanya. Penelitian ini berusaha mcrumuskan prioritas kcbi_iakan 3inl tcrutama untuk penempatan tenaga kerja luar ncgeri (TKLN), guna memberikan rekomendasi yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan kebijakannya. Melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP), penelitian ini bermaksud melakukan pembobotan tcrhadap pilihan-pilihan yang ada dengan memakai fasilitas software expert choice. Masalah-masalah yang ada di dalam pelaksanaan kebijakan 3inl untuk TKLN ini seperti, kurangnya fasilitas pelatihan, akses sertiiikasi, sosialisasi, sistem infonnasi pasar kerja (SIPK) yang belum berbasis 3in1, dan sebagainya akan coba dianalisis manakah yang prioritas untuk ditindak lanjuti. Demikian pula dengan pertanyaan tentang sasaran manakah yang harus diprioritaskan dalam melaksanakan kebijakan 3inl serta rencana aksi apakah yang paling diprioritaskan guna mengimplementasikan kebijakan 3in1 untuk TKLN ini.

Nowdays, Policy of manpower needs a new paradigm to optimalized its outcome. That new idea is a concept to integrate three thing (training, certificate, and placement) into one policy. It?s named as policy of 3inl (three in one). The main purpose of this policy is to minimize unemployment rate. As we know, more than I0 million people was jobless. Meanwhile, the world is being suffer global crisis, which makes some big company going to bankrupt. At the other side, there are more than 5 million migrant?s worker from Indonesia in overseas. 70 percent of them works at informal sector and 30 persen at formal sector. We need some effort to change that data, so that number of formal sector more increase. From this condition, we have to do an alternative programme to make solution. One of program is policy of 3in1. As an integrated program, policy of 3in1 have some agenda to implementing program. In the other hand, there are some problem existing in this policy. The problem likes training facilities, access seniticate, socialization, problem in labour market system, how to coordinating and how to empowering the institutions. To solving this problem is needed an studying or analyzing with proper methods. This thesis is made to analyzed and describe implementation of policy of 3in1 and make recommendation about action plan of policy. Furthermore, the writer will try to make some recommendation using a proper method. The writer will use Analytic Hierarchy Process (AHP) as tool to analize and select alternatives of this policy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
AI Huda Yusuf
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel demografi, sosial.ekonomi, dan gender terhadap unmet need KB di Provinsi Aceh dengan menggunakan data SDKI 2007 khusus tmtuk Provinsi Aceh. Ditemukan bahwa dari 9,873 wanita kawin berusia 15-49 tahun, total unmet need KB di Aceb sebesar 28,9 persen, terdiri atas 14,7% unmet need pembatasan kelshiran, 8,5% unmet need penjarangan kelahiran, dan 5,7% unmet need pada wanita yang ragu­ ragu apakah ingin anak atau belum tahu kapan ingin kelahiran berikutnya Proporsi unmet need tinggi pada wanita yang berumur tua, jumlah anak lebih dari 5, berpendidikan rendah, tinggal di perdasaan, berasal dari runtahtangga pada kuintil terbawah menurut indeks kekayaan, tidak bekerja, tidak mendapat infonnasi KB, tidak mengunjungi fasilitas kesehatan dengan suami, dan suami tidak setuju KB. Tidak pemah diskusi KB Analisis multinomial logistik menunjukkan bahwa variabel umur, jumlah anak masih hidup, aktfitas seksual, infonnasi mengenai KB, persepsi suami dan diskusi dengan suami tentang KB mempengaruhi unmet need penjarangan kelahiran, pembatasan kelahiran, dan yang ragu ragu secara signifikan. Pendidikan hanya mempengaruhi unmet need penjarangan. Tinggal di desa atau kota hanya mempengaruhi unmet need penjarangan dan yang ragu-ragu. Kunjuugan ke fasilitas kesehatan mempengaruhi unmet need pembatasan dan yang ragu-ragu. Variabel yang signifikan hanya terhadap yang ragu-ragu adalah status bekerja dan pendapatan, indeks kekayaan, dan pengambil keputusan mengenai pemeriksaan kesehatan.

The objective of this study is to analyze demographic, social, economic, and gender variables on unmet need of Family Planning (FP) in the Aeeb Province using the 2007 IDHS for Aceh.lt is found that 28.9o/o of9,873 married women age 15-49 years; have unmet need status, consists of' 14,7% unmet need for limiting, 8,5% wunet need for spacing, and 5,7% unmet need for the women who are undecided whether want to have more children or do not know the timing of having another child. The highest proportion of unmet need can be found among women with oldest age group) with more than five childre14 with lowest education level, living in rural areas, belong to lowest wealth index, who do not work, who do not have information regarding FP) who do not visit health facilities, who do not discuss FP with their husbands and also with husbands who disagree about FP. Multinomial logistic regression results show that the variables such as age, the number of children alive, sexual activity, FP information. husbands' perception and discussion with husband about FP, are significantly related to the unmet need for limiting, spacing, and those who are undecided. Urban rural areas only affect wunet need for spacing and those who are undecided. Education level only affects unmet need for spacing. Visits to health facilities variable is significantly related to unmet need for limiting and those who are undecided. Variables that are significantly influencing only those who are undecided are working and earning status, wealth index, and the decision maker regarding health care."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T33653
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Arfiyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor demografi, sosial, dan ekonomi, serta living arrangement terhadap kemiskinan dalam rumah tangga menggunakan data Susenas Triwulan 1 tahun 2013. Berdasarkan hasil regresi logistik biner menggunakan responden 263.813 rumah tangga, diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga, kepemilikan aset, dan living arrangement pada rumah tangga dengan usia muda dan lansia mempunyai pengaruh terkuat terhadap kecenderungan miskin dalam rumah tangga. Implikasinya adalah bahwa kebijakan program perlindungan sosial pemerintah perlu mempertimbangkan living arrangement. Temuan lainnya adalah bahwa bahwa daerah tempat tinggal rumah tangga dan jenis kelamin kepala rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan miskin rumah tangga.

This research aims to study the effect of demographic, social, and economic factors, and the living arrangement on household poverty using the Susenas 2013 data. Based on the regression results of 263.813 households, it is found that the number of household members, asset ownership, and household living arrangement with the young and the elderly members have the strongest influence on the likelihood of poverty. It implies that living arrangement should be considered in formulating social protection policies. The area of residence and the gender of household head have no significant effect on tendency to be poor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yasir
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecenderungan tenaga kerja
bekerja sesuai keterampilannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian
jenis pekerjaan dan keterampilan yng dimiliki. Unit analisisnya adalah angkatan
kerja yang berusia 18 tahun keatas yang bekerja. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Model
Regresi Linier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin, kelompok
umur, daerah tempat tinggal, pendidikan, status kerja dan lapangan usaha
berpengaruh terhadap kesesuaian jenis pekerjaan dan keterampilan tenaga kerja.

ABSTRACT
The objective of this study is to learn how the tendencies of labor work according
to their skills and the factors that affect the suitability of the type of work and the
skills possessed. The unit analysis for this study is population aged 18 and over
who work. The analytical method used is descriptive analysis and inferential
analysis using the Linear Regression Model. The results showed that gender, age
group, area of residence, education, employment status and field of work affect
the suitability of the type of employment and labor skills., The objective of this study is to learn how the tendencies of labor work according
to their skills and the factors that affect the suitability of the type of work and the
skills possessed. The unit analysis for this study is population aged 18 and over
who work. The analytical method used is descriptive analysis and inferential
analysis using the Linear Regression Model. The results showed that gender, age
group, area of residence, education, employment status and field of work affect
the suitability of the type of employment and labor skills.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi tenaga kerja muda di sektor pertanian. Proses pengolahan data dengan menganalisis probabilitas tenaga kerja muda bekerja menggunakan model
Multinomial Logit. Dari data Susenas 2013 ditemukan bahwa probabilitas partisipasi tenaga kerja muda yang berstatus sebagai anak dan tinggal di perdesaan bekerja di sektor pertanian meningkat jika laki-laki, sudah kawin, tidak
sekolah, pendidikan orang tua rendah dan bekerja di sektor pertanian.

This research aims to analyze factors that affected participation of youth in agriculture. Multinomial Logit Models from Susenas in 2013 data found that the
probability of participation youth in rural agriculture is if they are male, married, no schooling, low parental education and father's who work in agriculture.;This research aims to analyze factors that affected participation of youth in
agriculture. Multinomial Logit Models from Susenas in 2013 data found that the
probability of participation youth in rural agriculture is if they are male, married,
no schooling, low parental education and father?s who work in agriculture., This research aims to analyze factors that affected participation of youth in
agriculture. Multinomial Logit Models from Susenas in 2013 data found that the
probability of participation youth in rural agriculture is if they are male, married,
no schooling, low parental education and father?s who work in agriculture.]
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Suroso
"Pembangunan ketenagakerjaan maupun pembangunan pada bidang bidang lainnya selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara adalah unsur utama dalam pembangunan Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja muda bekerja sektor formal Estimasi dilakukkan dengan menggunakan data panel Sakernas tahun 2007 2013 dengan metode regresi random effect Variabel dependen pada penelitian ini adalah penyerapan tenaga kerja muda di Indonesia.

Manpower development as well as development on other areas always involve human resources as one of the actors of development therefore the number of people in a country is a key element in the development The purpose of this study was to analyze the effect of minimum wages on youth employment formal work sector Estimation using data from the 2007 2013 Sakernas panel with random effects regression method The dependent variable in this study is a youth employment in Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>