Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julianty Dwieliza
"ABSTRAK
Verba majemuk merupakan salah satu aspek dari kata majemuk. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat kesulitan dalam menerjemahkan suatu verba majemuk karena kita tidak mengetahui dasar dari verba majemuk itu. Untuk itu dilakukan analisis morfologis dan semantis dalam mengetahui apakah ada keterkaitan antara bentuk dan makna sebuah verba majemuk.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber acuan, yaitu: Grammatik der deutschen Gegenwartssprache_Bd.4 (Duden, 1984) dan Wortbildung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1933).
Dalam menganalisis verba majemuk dijabarkan bagaimana terbentuknya sebuah verba majemuk. Setelah itu dilakukan analisis terhadap maknanya, apakah makna dari suatu bentuk verba majemuk itu berterima atau tidak.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembentukan verba majemuk dapat dilakukan terhadap lima jenis leksem, termasuk di dalamnya tiga kelas kata dan dua jenis afiks, yaitu V+V, N+V, A+V, P+V dan V+S. Sedangkan korelasi makna antar-kata pembentuk dari sebuah verba majemuk dapat dilihat dari tipe/macam verba majemuk. Dengan kata lain antara bentuk dan makna terdapat suatu keterkaitan. Namun harus diketahui juga apakah makna itu berterima atau tidak.

"
1990
S14691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Made Riasni
"Dalam skripsi ini telah diterapkan teori leksikografi oleh Scheeder dan Hausmann ke dalam kamua ekabahasa Berman Wahrig dan Duden. Tujuannya ialah menunjukkan sejauhmana pokok-pokok pikiran dari ke dua poker leksikograf Jerman tersebut dapat diterapkan, serta menunjukkan kekurangan dan kelebihan masing-masing kamus, khususnya bagi pengguna kamus aktif.
Skripsi ini terdiri alas empat bab. Bab pertarna ialah pendahuluan. Di dalaun bab kedua dijabarkan struktur leksem kamus ekabahasa yang ditulis oleh Hausmann dan Scheeder. Berdasarkan ke dua teori tersebut pada bab ketiga dianalisis lima belas kata yang diambil dari kamus Duden dan Wahrig. Kesimpulan dan basil analisia ditulis dalam bab keempat.
Hasilnya ialah: pokok-pokok pikiran Schaeder dapat lebih banyak diterapkan daripada pokok-pokok pikiran Hausmann. Hal ini dikarenakan Schasder menulis teorinya dengan lebih terperinci, sehingga dapat menganalisis suatu lama lebih jauh. Kamus Wahrig cocok untuk penggtuta kamus aktif karena lebih lengkap memberikan petunjuk bagaimana menggunakan suatu kata dalam sebuah kalimat. Sebaliknya Roden memiliki kelebihan dengan menggunakan Nest gugus dalam penyusunan lamanya, sehingga mempermudah penggunanya untuk mempelajari bentukan-bentukan suatu kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S16213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yugia
"ABSTRAK
Penulis skripsi ini sangat tertarik untuk menulis masalah perkembangan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Jerman, karena selama masa studi, penulis skripsi ini banyak sekali menemukan kata - kata dalam bahasa Jerman yang berasal dari bahasa Inggris. Rasa ingin tahu tentang perkembangan suatu kata asing menjadi kata serapan dalam bahasa Jerman membuat penulis ini tertarik untuk menjadikannya sebagai terra skripsi ini. Bahasa sebagai alat komunikasi erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia. Dengan kemajuan teknologi perbe_daan jarak satu negara dengan negara yang lain dan kendala perbedaan bahasa tidaklah menjadi masalah lagi. Ini adalah salah satu alasan mengapa perkembangan bahasa makin lama makin cepat."
1995
S14596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Yuliyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, ruang lingkup, sumber data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian.
Dalam bab II dijabarkan teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini. Sebagai landasan teori, digunakan teori-teori dari Einar Haugen, Charles F Hockett, Wolfgang Fleischer, dan Broder Carstensen. Konsep tentang kata pinjaman didasarkan pada teori dari Einar Haugen dan Charles F Hockett. Sedangkan teori Wolfgang Fleischer dan Broder Carstensen digunakan sebagai landasan untuk teori pembentukan kata pinjaman.
Bab III berisi analisis data secara keseluruhan terdapat 130 kata pinjaman bahasa Inggris yang dianalisis. 130 kata tersebut terdiri dari 97 kata yang terrnasuk ke dalam bentuk kata pinjaman loanword, 8 kata loan blend, 2 kata loanshift, 17 kata creation, dan 6 kata bentuk setengah terjemahan.
Bab IV berisi kesimpulan dari penelitian ini. Komposita merupakan proses pembentukan kata yang paling banyak muncul. Selain itu, terdapat juga proses pembentukan kata yang lain, seperti derivasi, prefiksasi, Abkurzung, dan Kurzwort.

"
1999
S14681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Ruldey
"Dalam menerjemahkan teks sumber, buku Battlefield of the MindÂ?Devotional, penerjemah menggunakan metodologi penerjemahan fungsional model Christiane Nord (1997). Menurut pandangan Nord, penerjemahan adalah suatu bentuk tindak komunikasi lintas budaya dengan suatu tujuan tertentu. Penerjemah berperan sebagai mediator. Penerjemah dalam melakukan tugas profesinya berpedoman pada tujuan penerjemahan teks sumber sebagaimana yang tercantum pada arahan yang dibuat oleh klien dan telah disepakati oleh penerjemah. Arahan berisi informasi mengenai teks sasaran yang diharapkan. Informasi tersebut, antara lain, adalah Tujuan menerjemahkan teks sumber, fungsi teks sasaran, Pembaca teks sasaran, Medium yang digunakan, Waktu dan tempat teks sasaran diperkirakan dapat diterima olej pembaca sasaran. Untuk menghasilkan teks terjemahan yang sesuai dengan arahan, penerjemah menganalisis teks sumber untuk mendapatkan informasi yang sama dengan yang tersebut di atas tetapi mengenai teks sumber. Dalam terjemahan ini, teks sumber dianalisis dengan analis teks model Halliday dan Hasan (1976, 1985), dan Martin Joos (1962). Penerjemah kemudian membandingkan informasi hasil analisis teks sumber dengan informasi yang ada pada arahan. Setelah membandingkan keduannya, penerjemah diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan dalam menerjemahan teks dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut secara relatif lebih mudah karena masalahnya sudah dapat identifikasi.

The Functional approach to translation as discussed by Christiane Nord in her book (Translating as a Purposeful Activiy.1997) is applied in this annotated translation. This functional approach sees translating as a purposeful activity. The prime principle determining any translation process is the purpose. In the course of the translation, the translator first of all, acts as a receiver of the source text as well as the translation brief. The translation brief contains the following information. The motive for the production of or reception of the target text, The function of the target text, The target-text addresses, The medium over which the target text will be transmitted, The prospective time and place of the target-text reception. In order to produce the target text that meets the translation brief, the translator analyzes the source text. The focus on analyzing the source text is the various aspects of the source text context that might rise to translation problems. In this particular translation, the source text is analyzed in terms of field, tenor, and mode, and in terms of language and organization that expresses the aspects of the source text context (Halliday and Hasan. 1976, 1985) as well as in terms to level of the source text formality. (Martin Joos. 1962). After comparing the source text-in-situation and the target text-in-situation given in the brief, the translator should be in position to identify the translation problems and should be able to come up with adequate translation solutions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T37483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Koriati
"Penelitian mengenai kala, aspek, dan modus masih menjadi penelitian yang diperdebatkan di Jepang. Pada tahun 1998, Hasegawa membahas tentang kontroversi pendapat para linguis Jepang tentang kala dan aspek dalam bahasa Jepang.

Research on Tense, Aspect and Mood is still a controversial issue in Japan. In 1998, Hasegawa discussed about controversial opinion among Japanese linguists about tense and aspect in Japanese language.This research focus on tense, aspect, mood in Japanese language containing morfem -ta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T36251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sekhudin
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas tindak tutur dan implikatur percakapan melalui analisis wacana kritis (AWK) dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bentuk tuturan dan implikatur percakapan yang dikomunikasikan sehingga ditemukan strategi tutur yang digunakan. Hasil analisis wacana kritis (AWK) menunjukkan bahwa tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV lebih sering menggambarkan keadaan untuk menyampaikan pesan dan secara jelas menampilkan partisipannya. Strategi tutur yang sering digunakan adalah strategi tindak tutur tidak langsung (TTTL) dibandingkan strategi tindak tutur langsung (TTL). Hal ini terkait dengan penyampaian implikatur percakapan berupa pengungkapan citra Subjek, kritik, ajakan, meyakinkan, sindiran, ejekan, pengharapan, permintaan, saran, pengungkapan kesulitan, perintah, dan penegasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menyampaikan implikatur percakapan, partisipan dalam tayangan Sentilan Sentilun Episode "Selangkah Menuju RI 1" di Metro TV terlihat jelas menggunakan strategi persuasif. Baik dengan bentuk tuturan asertif, direktif, maupun komisif.

ABSTRACT
This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive, This research discusses the speech acts and conversational implicatures through the critical discourse analysis (CDA) in Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV by using the qualitative methods. The purpose of this research is to show that the form of speech acts and conversational implicatures has found its strategy to be communicated. The results of the Critical Discourse Analysis (CDA) indicate that the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV was more often describing the state of delivering the message and clearly displayed its participants. Speech act strategy was more frequently using the Indirect Speech Acts (ISA) rather than Direct Speech Acts (DSA). Due to this is associated with the conversational implicatures such as subject image, criticism, persuasing, convincing, insinuation, teasing, wishing, asking, suggesting, expression of adversity, orders, and the affirmation. Moreover, it can be concluded that to deliver conversational implicatures, participants in the Sentilan Sentilun Program Episodes "Selangkah Menuju RI 1" on Metro TV apparently used the persuasive strategies neither the form of speech assertive, directive, or commissive]"
2015
T44701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Lailla Khusna
"Informasi yang menggemparkan dunia pada awal tahun 2020 adalah Virus Corona atau yang saat itu disebut Novel Coronavirus. Kasus terinfeksi virus Corona yang dapat menyebabkan kematian ini ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 membuat krisis kesehatan global pada masyarakat dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes RI mensosialisasikan informasi terkait COVID-19 salah satunya melalui media sosial Instagram. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi pemerintah mengedukasi dan berinteraksi kepada masyarakat dalam memberikan informasi terkait COVID-19 melalui poster. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan data moda verbal dan moda visual dan sumber data berupa poster COVID-19 yang diunggah oleh akun Instagram @dit.promkes. Sumber data sebanyak 153 poster direduksi berdasarkan tema yang ditemukan. Terdapat 9 poster dari 9 tema dipilih karena mendapatkan likes terbanyak di Instagram. Data berupa moda verbal dan visual dari poster dianalisis dengan menggunakan teori SFL (Halliday, 2014) dan Visual Grammar (Kress & Van Leeuwen, 2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa moda verbal poster COVID-19 berdasarkan fungsi ideasional berisi identifikasi, definisi, dan deskripsi tindakan-tindakan pencegahan COVID-19. Moda verbal poster COVID-19 ditinjau dari fungsi interpersonal berisi klausa perintah dan pernyataan. Kemudian, moda visual poster COVID-19 dilihat dari fungsi representasional menampilkan partisipan representatif sebagai lambang ide pokok moda verbal dan tema utama tiap poster itu sendiri. Fungsi interaktif dari moda visual poster dilihat dari partisipan representatif sebatas memberikan informasi dan menunjukan adanya kuasa (power) dari pembuat poster ke pembaca. Terakhir, berdasarkan komposisional poster COVID-19, hal yang paling ditonjolkan tiap poster-poster tersebut adalah moda verbal.

The information that shocked the world at the beginning of 2020 was the Corona Virus or Novel Coronavirus. The case of being infected by Corona virus which can cause death is designated by the World Health Organization (WHO) as a COVID-19 pandemic, The COVID-19 pandemic has created a global health crisis for the world community, including Indonesia. Therefore, the government through the Health Promotion Directorate of the Indonesian Ministry of Health gives the information related to COVID-19 through social media Instagram as one of the platform used to spread the news. This research conducts to find out how the government's strategy to educate information related to COVID-19 and interact to the public through posters. The research method used in this study is a qualitative approach. This study uses verbal and visual mode as the data and the data source is COVID-19 posters uploaded by the Instagram account @dit.promkes. There are 153 posters reduced to 9 posters based on the topic found. Those 9 posters of 9 topics are choosen because they get the most likes by the reader in Instagram. Then, verbal and visual mode of the posters are analyzed using theory of Systemic Functional Linguistics (Halliday, 2014) and Visual Grammar (Kress & Van Leeuwen, 2021). The results showed that the verbal mode of the COVID-19 posters based on the ideational function contained identification, definition and description of COVID-19 preventive acts. The verbal mode of the COVID-19 poster in terms of interpersonal functions contains command and statement clauses. Then, the visual mode of the COVID-19 poster is seen from the representational function featuring representative participants as a symbol of the main idea of ​​the verbal mode and the main theme of each poster itself. The interactive function of the poster's visual mode is seen from the representative participant only provides information and conveys the existence of the power from the poster creator to the reader. Finally, based on the composition of the COVID-19 poster, the salience of each posters are the verbal mode which dominate the posters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Budiastuti
"Sebagai mahluk sosial individu membutuhkan orang lain dan agar keberadaannya diakui oleh masyarakat ia harus patuh pada masyarakat. Hubungan antar individu dan masyarakat selalu berubah menurut perkembangan waktu dan zaman. Pada zaman Realisme hubungan antar individu pun dibatasi menurut kedudukan individu dalam masyarakat. Perkawinan antar kelas atas dan kelas bawah tidak akan mungkin pernah terjadi bila individu masih ingin diakui sebagai anggota masyarakat. Individu yang mengalami hal ini akan menerima kenyataan itu walaupun secara batiniah ia menderita sekali. Lene tokoh utama dalam Irrungen Wirrungen menyadari sepenuhnya kedudukannya sebagai rakyat biasa dan tak akan mungkin menikah dengan Rienaecker, seorang bangsawan. Dengan ketegaran, keoptimisan dalam menghadapi hidup ia mampu mengatasi kekecewaannya. Namun Rienacker tidak bisa menerima kenyataan itu karena ia begitu lemah dan tidak mempunyai pendirian yang kuat. Dalam kehidupan ia masih merasa terikat batiniah dengan Lene. Kepatuhan mereka beta, karena mereka tidak melihat akibat norma itu pada kehidupan mereka, hingga akhirnya mereka sendiri yang rugi. Melalui karyanya ini Fontane mengharapkan agar individu juga berhak memperhatikan kepentingan dirinya dengan melihat konteks norma itu sendiri tanpa mengabaikan tujuan dari norma itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Christine Koessoy
"ABSTRAK
These Arbeit besteht aus xier Abschnitten. Der erste Abschnitt ist die Einleitung. Diese Einleitung enthalt den Hintergrund des Themas, das Ziel der Analyse, den Ansatz and die Methode, die benutzt wurde, um die Daten zu analvsieren. In diesem Abschnitt werden auch die Datenquellen and die Arbeitsweise gegeben. elm zweiten Abschnitt wird hauptsachlich die Theorie von Klaus von Brinker uber Texte ins Besondere die Textstruktur, namlich die grammatische Koharenz dargestellt. Dazu verschiedene sprachliche Mittel gegeben. die fur den Textzusarrunenhang vichtig sind. Anschliel3end wird auch seine Theorie uber die konununikative Funktion von Textsorten beschrieben. Im dritten Abschnitt werden die Texte nach der Theorie von Brinker analvsiert, urn herauszufinden. welche Rolle die verschiedenen sprachlichen ?Mittel zur Erstellung der grammatischen Koharenz spielen. Dadurch kann man wissen, welche sprachlichen Nlittel die grammatische Koharenz verschiedener Textsorten charakterisieren. Im Nierten Abschnitt stelle ich die Ergebnisse der Analyse dar. Die Ergebnisse sind u.a: Die sprachlichen Mittel wie Vergangenheitstempus and Relativsatz charakterisieren den Berichttext. Gegenwartstempus, explizite Wiederaufnahme durch Repetition and Synonyme, Satzkonstruktionen wie Infrnitiv-, Aufforderung-, and Interrogativsatze, sind die Sprachmittel, die in (km W'erbetext am hiiufigsten auftreten. Pro-form, Vergangenheitstempus wie Prateritum and Perfekt. and elliptische Satze. sind die sprachlichen Mittel, die das Kondolenzschreiben scharakterisieren. Es hat sich in der Analyse herausgestellt, daB die Sprachmittel fir die Koharenz wichtig sind and daB verschiedene Textsorten charakteristische Sprachmittel benutzen. Also gibt es einen Zusammenhang zwischen der Funktion eines Textes and der gammatischen Koharenz.

"
1996
S14756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>