Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Indrafebrina Sugianto
"Background: According to WHO, breast cancer has the highest incidence rate among women. Breast cancer is caused by the uncontrolled growth of abnormal cells that form in breast tissue, triggered by the presence of cancer stem cells. The invasive properties of breast stem cells are closely related to the pluripotency of these cells. The pluripotency of a cell is closely related to the genes expressed. In this study, c-Myc gene expression was observed to determine the level of pluripotency of breast cancer stem cell fraction samples separated using the Magnetic Activated Cell Sorting (MACS) technique. Method: mRNA was obtained from 11 breast cancer stem cell samples which were fractionated using MACS. The expression of c-Myc in these cell fractions was analyzed using one step real time RT-PCR with SYBR Green ( Bioneer®) and electrophoresis. Results: Based on the experimental results, high level expression of c-Myc was present in the CD24-/44- cell fraction, while low level expression of the c-Myc gene was found in the CD24-/44+ cell fraction. Conclusions: The c-Myc gene is expressed in all breast cancer stem cell fractions. Looking at the c-Myc gene expression, higher levels of pluripotency can be found in the CD24-/44- cell fraction compared to CD24-/44+. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S70304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Lakmudin
"Latar Belakang: Kanker merupakan salah satu isu kesehatan yang besar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari angka insidensi kanker payudara yang meningkat dari 20.2 per 100,000/tahun menjadi 54.9 per 100,000/tahun pada tahun 1968 sampai dengan 1972. Magnetic Activated Cell-Sorting (MACS) merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan fraksi sel induk kanker payudara, meliputi CD24-/CD44+ yang merupakan penanda pluripotensi sel tersebut. Namun, pluripotensi fraksi sel induk kanker payudara belum dipelajari secara mendalam. Oleh karena itu, riset ini bertujuan untuk menganalisa tingkat pluripotensi dari fraksi sel melalui ekspresi gen KLF4, yang merupakan co-regulator dari ekspresi master regulator pluripotensi.
Metode: RNA diekstrak dari fraksi sel induk kanker payudara yang diseparasi dengan MACS. Untuk mengevaluasi tingkat pluripotensi dari fraksi-fraksi sel, digunakan metode One-Step real-time RT-PCR agar mendapatkan expresi relatif dari gen KLF4.
Hasil: Ekspresi KLF4 terlihat sangat tinggi pada CD24-/CD44-, tetapi pada fraksi sel CD24-/CD44+ ekspresi gen hanya sedikit.
Kesimpulan: Pada penyortiran sel pertama, fraksi CD24-/CD44- lebih bersifat pluripoten dibandingkan dengan fraksi CD24-/CD44+. Sedangkan pada penyortiran sel kedua, didapatkan bahwa fraksi CD44- dan CD44+ memiliki sifat pluripoten yang sebanding. Hal ini disebabkan oleh kesalahan pada penyortiran sel atau dikarenakan oleh pengaruh gen-gen pluripoten lain dalam mempertahankan sifat pluripotensi.

Background: Cancer is a major health issue in the world and it is seen in breast cancer in which the age-standardized incidence rate (ASR) had increased from 20.2 per 100,000/year between 1968 and 1972 to 54.9 per 100,000/year between 1998 and 2002. Magnetic Activated Cell-Sorting (MACS) technique is used to obtain different breast cancer stem cell (BCSC) fractions including CD24-/CD44+ cell fraction, which is the marker of pluripotent BCSCs. However, the pluripotency of these cell fractions have not been thoroughly studied. As such, this research aims to analyze the pluripotency level of these cell fractions by studying KLF4 gene expression, which is the co-regulators of expression of master regulator of pluripotency.
Method: RNA was extracted from breast cancer stem cell fractions that have been separated by MACS. To evaluate pluripotency level of the cell fractions, One- Step real-time RT-PCR was conducted to obtain the relative expression of KLF4 gene.
Results: KLF4 is highly expressed in CD24-/CD44- cell fractions but is lowly expressed in CD24-/CD44+ cell fraction.
Conclusions: In the first cell sorting, CD24-/CD44- cell fraction is more pluripotent than the CD24-/CD44+ cell fraction while in the second cell sorting, CD44- and CD44+ cell fractions have comparable pluripotency. This can be caused by either error in cell sor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Latar belakang: Data dari World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention dan Kementerian Kesehatan RI menunjukan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang paling umum pada wanita. Penyembuhan kanker melalui berbagai cara telah banyak dilakukan, namun pertumbuhan kembali dari kanker telah banyak dilaporkan. Sel punca kanker diyakini berperan dalam pertumbuhan kanker maupun rekurensi setelah pengobatan. Berdasarkan beberapa riset, CD44+/CD24- sel punca kanker memiliki potensial yang tinggi untuk menimbulkan kanker. Beberapa gen memiliki peran sebagai faktor transkripsi yang berkontribusi dalam pertumbuhan kanker dan beberapa berperan juga dalam mempertahankan tingkat pluripotensi kanker. c-Myc merupakan salah satu gen yang mempertahankan iPS (induced pluripotent stem cells) bersama dengan KLF4, Oct4, SOX2 dan Nanog. Namun demikian, selama pertumbuhan kanker, lingkungan mikro dari kanker menjadi hipoksia. Berhubungan dengan ini, pengaruh hipoksia terhadap ekspresi gen yang berfungsi dalam pluripotensi masih belum jelas. Oleh karena itu, eksperimen ini menyelidiki ekspresi gen c-Myc dalam sel punca kanker yang diinduksi hipoksia.
Metode: Sel punca kanker payudara CD44+/CD24- diinduksi oleh beberapa durasi hipoksia (0 jam, 0.5 jam, 4 jam, 6 jam dan 24 jam). Total RNA sel kemudian diekstraksi dan mRNA gen c-Myc diamplifikasi melalui one-step qRT-PCR. Ekspresi relative dari gen c-Myc dilakukan dengan formula Livak berdasarkan nilai Ct yang diperoleh dengan gen 18S. Sebagai kontrol, konfirmasi ekspresi gen c-Myc dikonfirmasi melalui elektroforesis.
Hasil: Ekspresi c-Myc pada sampel sel punca kanker payudara CD44+/CD24- yang diinduksi hipoksia selama 0.5 jam sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan sampel 0 jam walaupun tidak signifikan. Ekspresi c-Myc pada sampel yang diinduksi hipoksia selama 4, 6 dan 24 jam menurun dibandingkan sampel yang tidak diinduksi hipoksia.
Kesimpulan: Ekspresi c-Myc pada sel punca kanker CD44+/CD24- yang digunakan dalam eksperimen ini cenderung menurun pada 3 durasi hipoksia yang berbeda (4 jam, 6 jam dan 24 jam) pada kondisi in vitro.

Background: Data from World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention and Kementerian Kesehatan RI show that breast cancer is the most common cancer among women. Eradicating cancer through several treatments have been done but there are cases in which cancer relapse is reported. Cancer stem cells have been found to develop the cancer as well as play important role in cancer regrowth. According to some researches, CD44+/CD24- breast cancer stem cells potential to cancer development is high. Several genes which have role as transcription factors may contribute to cancer growth and some act to maintain the cancer stemness and pluripotency level. c-Myc is one gene which maintains iPS (induced pluripotent stem cells) along with KLF4, Oct4, SOX2 and Nanog. However, during the cancer growth the cancer microenvironment becomes hypoxic. In accordance to this, the effect of hypoxia towards the gene expression acting in cancer pluripotency was not yet clear. Therefore c-Myc expression in hypoxia-induced breast cancer stem cells was assessed in this research.
Method: The CD44+/CD24- breast cancer stem cells (BCSCs) are induced by several hypoxia durations (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) in hypoxia chamber. The mRNA of BCSCs is extracted through RNA isolation procedure. Following this, qRT-PCR procedure is done to amplify the mRNA. The Ct (cycle threshold) obtained from qRT-PCR are calculated using Livak formula to get the c-Myc relative expression from the samples. Ct of 18S is used to normalize the c-Myc Ct. Electrophoresis is done next to confirm the c-Myc expression.
Results: c-Myc expression in 0.5 hour hypoxia induced CD44+/CD24- breast cancer stem cells sample is slightly high than in 0 hour hypoxia induced sample, even though the increase is not significant. Meanwhile, c-Myc expression in 4, 6 and 24 hours hypoxia induced samples are lower than 0 hour hypoxia induced sample.
Conclusion: c-Myc expression from the breast cancer stem cell CD44+/CD24- samples used in this experiment tend to have gradual decrease during 3 different periods (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) of hypoxia in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jevi Septyani
"Latar belakang : Kanker payudara merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi pada wanita. Di dalam suatu masa tumor, terjadi ketidakseimbangan kurangnya oksigen dengan tinggi nya kebutuhan sel tumor yang terus berproliferasi. Ketika homeostasis dari oksigen terganggu, sel akan mengekspresikan dan menstabilisasi suatu protein yang sangat sensitif terhadap oksigen, bernama Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2alpha adalah subunit dari keluarga HIFalpha yang dapat mendukung aktivasi dari beberapa gen target seperti VEGF, Oct4, yang dapat mendukung proliferasi, angiogenesis, dan perubahan mekanisme glikolisis pada sel. Berbeda dengan HIF1alpha yang sudah sering diperbincangkan dalam berbagai literatur, peran dan ekspresi dari HIF2alpha ini masih diperdebatkan. HIF2alpha berperan dalam kondisi hipoksia kronik yang terdapat pada jaringan tumor, yang dapat mempertahankan proliferasi dan keganasan sel kanker, bahkan dapat memicu adanya metastasis. Beberapa hipotesis mengatakan bahwa eradikasi dari HIF2a dapat dijadikan target untuk cara penyembuhan dengan menginhibisi sel punca kanker.
Metode : Sampel diambil dari sel kanker payudara yang telah dipurifikasi sebelumnya oleh tim riset Wanandi melalui proses pemisahan sel magnetik menjadi sel punca kanker payudara. Sel diinduksi hipoksia dengan durasi yang berbeda-beda (0 jam, 30 menit, 4 jam,6 jam, dan 24 jam). Sel selanjutnya diisolasi untuk mendapatkan RNA, dan dilakukan RT-qPCR serta elektroforesis untuk mengetahui tingkat ekspresi dari HIF2alpha.
Hasil : Hasil dari eksperimen ini berbeda dengan studi literatur kami. Setelah dianalisis kuantifikasi relatif dengan gen 18s sebagai housekeeping gen, tingkat ekspresi dari HIF2a mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum diinduksi hipoksia (0 jam). Meningkatnya durasi hipoksia tidak berbanding lurus dengan peningkatan dari HIF2alpha, melainkan menunjukan fluktuasi.
Kesimpulan : Ekspresi HIF2alpha pada sel punca kanker payudara CD44+/CD24- menurun setelah diinduksi hipoksia.

Background: Breast cancer is the cancer with the highest prevalence in women. In a period of a tumor, there is an imbalance lack of oxygen to his high needs tumor cells continue to proliferate. When homeostasis of oxygen is interrupted, the cell will express and stabilize a protein that is highly sensitive to oxygen, called Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2a is a subunit of HIF family that can support the activation of multiple target genes such as VEGF, Oct4, which can support the proliferation, angiogenesis and glycolysis mechanisms of the cell changes. Unlike the HIF1a that has often been discussed in the literature, the role and expression of HIF2a is still debated. HIF2a said to play a role in chronic hypoxic conditions found in tumor tissue, which can maintain the proliferation and the malignancy of cancer cells, it can even lead to metastasis. Some hypotheses say that the eradication of HIF2a can be targeted for healing way to inhibit cancer stem cells.
Methods: Samples were taken from breast cancer cells that had been purified previously by the Wanandi?s research group via magnetic cell separation process into breast cancer stem cells. Cells will be induced hypoxia with different duration (0 hours, 30 minutes, 4 hours, 6 hours, and 24 hours). Cells will be further isolated to obtain RNA, and performed RT-qPCR and electrophoresis to determine the level of expression of HIF2a.
Results: The results of this experiment differ from our literature study. Having analyzed the relative quantification of gene 18s as a housekeeping gene, the expression level of HIF2a decreased compared with the prior-induced hypoxia (0 hours). Increasing duration of hypoxia is not directly proportional to the increase of HIF2a, but showed fluctuation.
Conclusion : The expression of HIF2alpha in breast cancer stem cell CD44+/CD24- declines after being induced hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Thung Sen
"Kanker payudara adalah kanker dengan insidensi dan tingkat mortalitas tertinggi untuk wanita di Indonesia berdasarkan Cancer Country Profile oleh WHO pada 2014. Salah satu hipotesis terbaru dalam dunia onkologi adalah keberadaan sel punca kanker yang mendorong tumorigenesis, metastasis, therapy resistance dan remission pada kasus kanker ganas. Sel punca kanker dianggap hidup dalam kondisi hipoksia in vivo, sejalan dengan keadaan sel punca pada umumnya. Kondisi inilah yang mendorong sel punca kanker untuk memiliki karakteristik stemness yang menganugerahkan mereka kapasitas self-renewal dan pluripotency hingga akhirnya memperoleh ciri malignansi. Sebagai salah satu cara untuk mendalami sifat unik ini, kultur sel punca kanker payudara yang telah difraksinasi menggunakan marker CD44 /CD24-, diekspos terhadap hipoksia dengan interval berbeda. Perubahan ekspresi dari Oct4 sebagai core regulator dan ALDH1 sebagai modulator dari stemness akan diukur dan dibandingkan dalam kondisi hipoksia dan normoksia.

Breast cancer has the highest incidence and mortality rate in Indonesian women based on WHO Cancer Country Profiles 2014. One of the emerging hypothesis in the oncology world is on cancer stem cells, which are responsible for the tumorigenesis, metastasis, therapy resistance and remission in many cancer types and cases. Similar to stem cells, cancer stem cells live around hypoxic surrounding in vivo and this condition granted the cancer stem cells pluripotency and self renewal capability, thus the characteristic of stemness and malignancy. Breast cancer has been shown to also contain cancer stem cells and so to study the unique trait under hypoxic condition, the cells, which have been fractionated by markers CD44 and CD24 , are subjected to hypoxia. The expression of Oct4 and ALDH1 as the core regulator and modulator of stemness respectively are assessed and further compared between hypoxic and normoxic groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baihaki Ramadhan
"Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia dan menyebabkan banyak kematian. Kanker dapat ditemukan di banyak organ, dan kanker payudara adalah salah satu bentuk kanker yang paling banyak ditemukan. Sel punca kanker merupakan salah satu terobosan di bidang ini, dan dianggap sebagai penyebab perkembangan dan invasi kanker. Sel punca kanker memiliki sifat pluripotensi yang mirip seperti sel punca embrio. Seperti pada sel punca Embrio, pemeliharaan pluripotensi dan ekspresi gen pluripoten mereka ditemukan dalam kondisi hipoksia. Sel punca kanker payudara CD24-/ CD44 dipelajari untuk mengamati ekspresi gen pluripotensi di kondisi hipoksia. Salah satu gen pluripotensi yang diamati adalah KLF4, yang merupakan pengatur utama gen pluripoten lainnya di jaringan pluripotensi inti NANOG, SOX2, Oct4.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pluripotensi CD24-/ CD44 melalui aktivitas KLF4 selama hipoksia. Sel punca kanker payudara CD24-/ CD44 dipaparkan kondisi hipoksia 1 O2, 5 CO2 dan kemudian RNA diisolasi untuk digunakan untuk mendeteksi gen KLF4 menggunakan qRT-PCR. Analisis ekspresi gen diperoleh dari perhitungan Ct dari qRT-PCR dengan menggunakan metode Livak. Percobaan kami menunjukkan bahwa ekspresi gen KLF4 diturunkan dalam semua sampel yang terpapar hipoksia 0.5h, 4h, 6h, 24h . Kesimpulannya, ekspresi KLF4 pada sel kanker payudara CD24-/ CD44 yang digunakan dalam penelitian ini menurun mengikuti lamanya paparan hipoksia.

Cancer has become one major health problem worldwide and cause so many death. Cancer can be found in many organ with breast cancer as one of the most commonly found form of cancer. Cancer stem cell is one breakthrough fInding that thought to be the cause of cancer progression and invasion. Cancer stem cells suggested to have same pluripotency property as in Embryonic Stem cells. As in Embryonic Stem cells, the maintenance of it rsquo s pluripotency and expression of their pluripotent gene are found in hypoxic condition. Breast cancer stem cells CD24 CD44 are studied to observe their expression of pluripotency gene under hypoxia condition. Such one of the pluripotency gene to be observed is KLF4, which role is as the master regulator of other pluripotent gene in core pluripotency network NANOG, SOX2, OCT4.
Therefore, this experiment is aimed to investigate CD24 CD44 pluripotency through KLF4 activity during hypoxia. Breast cancer stem cells CD44 CD24 exposed to hypoxic condition 1 O2, 5 CO2 and then the RNA isolated to be used for KLF4 gene detection using one step qRT PCR. Gene expression analysis obtained from Ct calculation from qRT PCR using Livak Method. From the experiment we found that the KLF4 gene expression was downregulated in all the sample undergo hypoxia 0.5h, 4h, 6h, 24h . In conclusion, the KLF4 expression in breast cancer cells CD24 CD44 that was used in this study was decreasing following the length of hypoxia exposure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enzo Sapuandi
"ABSTRAK
Kanker payudara masih menjadi kanker tertinggi yang terjadi pada wanita. Deteksi sel punca kanker payudara sangatlah penting dalam menghilangkan kanker dari sumbernya langsung. Sejumlah penelitian yang menggunakan isolasi sel punca kanker payudara berdasarkan CD24 / CD44 permukaan penanda dan mengungkapkan bahwa CD44 / CD24- fraksi menentukan fitur kepuncaan dan pembelahan diri. Tetapi dalam waktu yang sama juga ditemukan bahwa sel-sel induk kanker CD44 payudara / CD24- tidak ada di setiap jenis kanker payudara, dan tidak selalu terkait dengan perkembangan tumor. Dengan demikian, tingkat kepuncaan masih kontroversial. Dalam penelitian ini, pluripotensi sel-sel punca kanker payudara dinilai. Pluripotensi dinilai berdasarkan ekspresi gen MTDH, gen bertanggung jawab atas angiogenesis dan metastasis, yang dapat menginisiasi invasi sel dan proliferasi. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui level ekspresi dari MTDH dikarenakan peran pentingnya untuk mengetahui prognosis dari pasien kanker payuh darah. Sampel dikumpulkan dari situs awal kanker payudara dan difraksinasi melalui penyortiran sel magnetik. Setelah itu sel punca kanker payu darah akan diisolasi dengan hypoxia di berbeda jedah waktu. qRT-PCR dengan elektroforesis berikut dilakukan untuk mempelajari tingkat ekspresi gen MTDH dalam sel induk kanker payudara. Kami berhasil menemukan ekspresi yang lebih tinggi dari MTDH dalam sel punca kanker payudara di pos pemeriksaan awal 0,5 jam . Namun setelah melewati 0,5 jam pemeriksaan, ekspresi MTDH mulai menurun. Hypothesis dari studi ini diterima sampai waktu 0.5 jam, tetapi setelah melewati jedah waktu tersebut, hasil menunjukan tren yang berbeda, yaitu level ekpresi gen MTDH yang menjadi lebih rendah.

ABSTRACT
Breast cancer remains as the highest prevalent cancer in women. Detection of breast cancer stem cell CSC is important in eliminating the disease from its source. Numerous studies has isolated breast CSC based on CD24 CD44 surface marker and revealed that CD44 CD24 fraction specifies stemness and pluripotent features. Though, it was also discovered that CD44 CD24 breast cancer stem cells does not exist in every breast cancer types, and not always linked with progression of tumor. Thus, its pluripotency level remains controversial. In this study, breast cancer stem cells pluripotency was assessed. Pluripotency was assessed based on MTDH gene expression, a gene accountable for angiogenesis and metastasis, which can initiative cellular invasion and proliferation. Therefore it is important to examine MTDH gene expression level in order to establish its importance in breast cancer patient rsquo s prognosis. The samples were collected from initial site of breast cancer and fractionated through magnetic cell sorting. After that the breast cancer stem cells will be isolated with hypoxia at different period of time. qRT PCR with following electrophoresis was done to study the level of expression of MTDH gene in breast cancer stem cells. We managed to find a higher expression of MTDH in breast cancer stem cells at early checkpoint 0.5 hour . However after it passed 0.5 hour checkpoint, the expression of MTDH starts to decrease. Our research hypothesis was accepted until period of 0.5 hour. However right after this, our results were against our hypothesis which demonstrated lower expression of MTDH."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanmy Angel
"Latar Belakang: Penelitian sel induk sekarang ini telah banyak dieksplorasi untuk nilai kuratif yang menjanjikan dalam dunia medis. Minat di bidang ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pembaharuan diri dan diferensiasi yang memberi sel induk potensi yang dapat diterapkan secara terapeutik. Sel induk embrionik sampai hari ini masih kontroversial karena masalah etika dan penghalang kekebalannya, yang mengarahkan kepada eksplorasi sumber sel induk dari sumber lainnya termasuk jaringan adiposit dan jaringan tali pusar. Sel induk berada di microenvironment yang kompleks dan berbagai penelitian telah membuktikan bahwa tingkat oksigen terbatas diperlukan untuk pemeliharaan kapasitas proliferasi dan pluripotency. Hipoksia adalah salah satu kekuatan pendorong paling berpengaruh untuk angiogenesis yang memungkinkan kelangsungan hidup sel induk melalui adaptasi metabolik dan ekspresi gen pro-survival hidup seperti Hypoxia-inducible Factors (HIFs). HIF2α mengatur ekspresi SOX2 dan NANOG dalam kondisi hipoksia, mempertahankan kapasitas proliferasi dan pluripotency sel punca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi relatif HIF2α pada sel induk dari jaringan tali pusar dan jaringan adiposit untuk menentukan tingkat kapasitas proliferasi.
Metode: Sel punca diekstraksi dari jaringan adiposit dan jaringan tali pusar. RNA diisolasi dan VarioskanTM Flash multimode Reader digunakan untuk mengkonfirmasi kemurnian sampel. One-Step qRT-PCR digunakan untuk mengukur ekspresi relatif gen HIF2α. Produk PCR lalu diproses dengan elektroforesis gel untuk mengkonfirmasi keakuratan amplifikasi gen.
Hasil: Gen HIF2α dinyatakan lebih tinggi di UCSC dibandingkan dengan ADSC.
Kesimpulan: Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kondisi normal, UCSC memiliki pluripotency yang lebih tinggi daripada ADSC. Perluasan penelitian harus dilakukan untuk mengkonfirmasi ekspresi relatif HIF2α dalam kondisi hipoksia.

Background: Current stem cell research has been explored for promising curative value in the medical world. Interest in this field is motivated by the ability of self-renewal and differentiation that gives potential stem cells that can be applied therapeutically. Embryonic stem cells to this day are controversial because of ethical issues and their immune barriers, which lead to exploration of stem cell sources from other sources including adipocyte tissue and umbilical cord tissue. Stem cells are in a complex microenvironment and various studies have proven that limited oxygen levels are needed for maintenance of proliferation and pluripotency capacity. Hypoxia is one of the most influential driving forces for angiogenesis that allows continuity stem cell life through metabolic adaptation and expression of pro-survival living genes such as Hypoxia-inducible Factors (HIFs). HIF2α regulates the expression of SOX2 and NANOG in hypoxic conditions, maintaining the proliferation capacity and pluripotency of stem cells. This study aims to analyze the relative expression of HIF2α in stem cells from umbilical cord tissue and adipocyte tissue to determine the level of proliferation capacity.
Method: Stem cells are extracted from adipocyte tissue and umbilical cord tissue. RNA isolated and Vari PostingTM Flash multimode Reader is used to confirm sample purity. One-step qRT-PCR is used to measure the relative expression of the HIF2α gene. The PCR product is then processed with gel electrophoresis to confirm the accuracy of gene amplification.
Results: The HIF2α gene was expressed higher at UCSC compared to ADSC.
Conclusion: The results show that under normal conditions, UCSC has higher pluripotency than ADSC. Extensive research must be carried out to confirm the relative expression of HIF2α in hypoxic conditions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Muliawati
"ABSTRAK
Proses pematangan spermatozoa terjadi karena adanya interaksi antara protein dengan membran plasma spermatozoa. Walaupun proses pematangan spermatozoa ini sangat penting, namun gen yang berperan dalam sekresi protein di epididimis ini masih banyak yang belum dikarakterisasi. Gen-gen yang berperan dalam proses pematangan spermatozoa umumnya merupakan protein sekretorik, terekspresi pada segmen spesifik, diregulasi androgen, faktor testikular dan perkembangan postnatal. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa b-defensin merupakan gen yang banyak terekspresi di organ reproduksi pria dan memiliki peran dalam pertahanan tubuh dan pematangan spermatozoa. Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi ekspresi gen Defb20 untuk mengetahui perannya dalam proses pematangan spermatozoa. Studi in silico dilakukan untuk prediksi struktur gen, signal peptide dan domain fungsional. Quantitative real-time PCR digunakan untuk mengukur ekspresi gen Defb20 pada analisis sebaran jaringan, regulasi androgen dan faktor testikular serta postnatal developmen. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sekuen Defb20 mengandung domain penting seperti N-myristoilation dan beberapa situs phosporilasi protein kinase yang mungkin berperan dalam mekanisme interaksi protein dengan membran plasma. Sekuen asam amino Defb20 mengandung signal peptides, mengindikasikan protein yang disekresikan dan terlibat dalam proses pematangan spermatozoa. -defensins 20 (Defb20) terekspresi spesifik di epididimis dengan ekspresi tertinggi terdapat pada kaput epididimis. Defb20 diregulasi oleh androgen yang ditunjukkan dengan adanya penurunan ekspresi Defb20 paska dilakukan gonadektomi dan kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian hormon pengganti. Defb20 juga diregulasi oleh faktor testikular, yang dibuktikan dari menurunnya ekspresi Defb20 setelah ligasi pada duktus eferen (efferent duct ligation (EDL)). Defb20 mulai terekspresi pada hari ke-21 setelah lahir yang mengindikasikan gen Defb20 terekspresipada suatu periode perkembangan epididimis. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Defb20 memiliki karakteristik ekspresi : mengandung signal peptide yang mengarahkan sintesis protein pada jalur sekretorik, spesifik terekspresi di epididimis, diregulasi androgen dan faktor testikular serta mulai terekspresi pada masa pubertas hingga dewasa

ABSTRACT
Epididymal sperm maturation occurs via interactions between sperm and proteins secreted by the epididymal epithelium. Although this is an important process, the genes that encode secreted proteins remain largely uncharacterized. The genes that play a role in sperm maturation process has character, among others; is a secretory protein, expressed specifically in the epididymis, regulated by androgen, testicular factor, and postnatal development. Previous studies showed that family of-defensins preferentially eaxpressed in male reproductive tracts and play an important role in both innate immunity and sperm fertility. This study aimed to characterize Defb20 to understand its role in sperm maturation. This study using in silico analyses and quantitative real-time PCR (qRT-PCR). In silico analyses were performed to predict gene structure, signal peptides and functional domains. Defb20 expression in various tissues, after gonadectomy, efferent duct ligation and postnatal development were measured using quantitative real-time RT-PCR. Defb20 sequence contains important domains such as N-myristoilation and kinase binding sites which are putatively involved in the protein activation and protein-plasma membrane interaction. The amino acid sequence of Defb20 contains signal peptides, indicating characteristic of secretory proteins involved in the sperm maturation. β-defensins 20 (Defb20) was expressed exclusively in the epididymis with the highest expression in the caput region. Defb20 was regulated by androgen showing down-regulation after gonadectomy and the expression was recovered after testosterone replacement. However, Defb20 was also regulated by testicular factors in which the expression was down-regulated after efferent duct ligation (EDL). The dependency on the androgen was further confirmed by postnatal expression analysis in which Defb20 begin to express at day21 postnatal indicating specific stage of expression after initial development of the epididymis. In conclusion, Defb20 have a potential to be involved in the epididymal sperm maturation process. Defb20 has characteristic expression; has a signal peptide sequence that directs synthesis in the secretory pathway, specifically expressed in the epididymis, androgen and testicular factors regulated, and expressed in puberty to adulthood"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>