Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2012
025PERK001
Multimedia Universitas Indonesia Library
"On management of Indonesian manuscripts"
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2012
091PERP001
Multimedia Universitas Indonesia Library
Azleen Tsabita Ashil Fauzi
"Penelitian ini mengevaluasi potensi simvastatin sebagai agen antikanker terhadap sel kanker paru-paru A549. Simvastatin, yang umumnya digunakan sebagai obat penurun kolesterol, diuji kemampuannya dalam menghambat viabilitas sel kanker dan meningkatkan spesies oksigen reaktif (ROS) dalam sel A549. Uji MTS digunakan untuk mengukur viabilitas sel dan menentukan nilai IC50, sedangkan uji DCFH-DA digunakan untuk mengukur produksi ROS. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi simvastatin (25 μM, 50 μM, 100 μM) dan variasi waktu (0 hari, 2 hari, 4 hari, 6 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa simvastatin
secara signifikan menurunkan viabilitas sel A549 seiring dengan peningkatan konsentrasi dan durasi pengobatan. Konsentrasi 100 μM setelah 144 jam berhasil menghilangkan seluruh viabilitas sel A549. Simvastatin juga menunjukkan aktivitas sitotoksik tertinggi pada konsentrasi 28.07 μM (11.75 μg/mL) setelah 144 jam. Selain itu, simvastatin meningkatkan kadar ROS dalam sel A549, dengan konsentrasi 50 μM selama 96 jam menghasilkan peningkatan ROS tertinggi sebesar 0.34%. Temuan ini menunjukkan bahwa simvastatin berpotensi sebagai agen antikanker yang efektif terhadap sel kanker paru-paru A549.
This study evaluates the potential of simvastatin as an anticancer agent against A549 lung cancer cells. Simvastatin, commonly used as a cholesterol-lowering drug, was tested for its ability to inhibit cancer cell viability and increase reactive oxygen species (ROS) in A549 cells. The MTS assay was utilized to measure cell viability and determine the IC50 value, while the DCFH-DA assay was employed to measure ROS production. The study used varying concentrations of simvastatin (25 μM, 50 μM, 100 μM) and different time points (0 days, 2 days, 4 days, 6 days). The results demonstrated that simvastatin significantly reduced A549 cell viability with increasing concentration and duration of treatment. A concentration of 100 μM after 144 hours eliminated A549 cell viability. Simvastatin also exhibited the highest cytotoxic activity at a concentration of 28.07 μM (11.75 μg/mL) after 144 hours. Furthermore, simvastatin increased ROS levels in A549 cells, with a concentration of 50 μM over 96 hours resulting in the highest ROS increase of 0.34%. These findings indicate that simvastatin has potential as an effective anticancer agent against A549 lung cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adhin Cakrabuana
"Tingginya konsumsi ayam meningkatkan pembuangan limbah bulu ayam, yang mengandung sekitar 90% keratin, menyebabkan pencemaran lingkungan. Keratin, protein struktural utama dalam jaringan hewan, berfungsi untuk berbagai aplikasi biomedis dan memerlukan ekstraksi ramah lingkungan. Penelitian ini mengoptimasi ekstraksi keratin dari bulu ayam menggunakan cairan ionik 1-Butyl-3-Methylimidazolium Asetat ([Bmim]-Asetat) dengan bantuan ultrasonic bath. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode panas dengan waktu 120 menit menghasilkan yield keratin tertinggi sebesar 78.20% dibandingkan metode optimasi ultrasonik dan metode ultrasonik tanpa optimasi. Karakterisasi FTIR menunjukkan spektra konsisten dengan struktur keratin, dan uji Bradford menunjukkan konsentrasi protein tertinggi pada metode panas dengan 112.42 mg/mL dibandingkan metode ultrasonik 120 menit dan optimasi ultrasonik 120 menit yang menghasilkan 12.13 mg/mL dan 8.834 mg/mL masing-masing. Analisis SDS-PAGE memastikan keberadaan protein keratin pada sampel hasil ekstraksi dengan berat molekul yang terlihat sebesar 10 kDa. Kombinasi gelombang ultrasonik dan suhu 90 oC dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi dan pemulihan keratin dari limbah bulu ayam, menjadikannya metode yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
The high consumption of chicken increases the disposal of chicken feather waste, which contains about 90% keratin, leading to environmental pollution. Keratin, the main structural protein in animal tissues, serves various biomedical applications and requires environmentally friendly extraction methods. This study optimizes the extraction of keratin from chicken feathers using the ionic liquid 1-Butyl-3-Methylimidazolium Acetate ([Bmim]-Acetate) with the assistance of an ultrasonic bath. The results show that the heat method with a duration of 120 minutes produced the highest keratin yield of 78.20%, compared to the optimized ultrasonic method and the non-optimized ultrasonic method. FTIR characterization indicated spectra consistent with the structure of keratin, and the Bradford assay revealed the highest protein concentration in the heat method at 112.42 mg/mL, compared to 12.13 mg/mL and 8.834 mg/mL in the 120-minute ultrasonic and optimized ultrasonic methods, respectively. SDS-PAGE analysis confirmed the presence of keratin protein in the extracted samples with a visible molecular weight of 10 kDa. The combination of ultrasonic waves and a temperature of 90°C can enhance the efficiency of keratin extraction and recovery from chicken feather waste, making it a more efficient and environmentally friendly method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabilla Amalia Syarifa
"Indonesia memiliki keberagaman keong darat yang tinggi, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Lendir keong darat saat ini sudah digunakan sebagai sediaan kosmesetikal karena adanya dukungan ilmiah yang melaporkan bahwa lendir beberapa spesies keong darat memiliki bioaktivitas yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Amphidromus palaceus adalah salah satu spesies keong darat native Indonesia yang memiliki tubuh relatif besar sehingga mudah untuk di koleksi lendirnya. Penelitian bioprospeksi lendir A. palaceus sebagai sediaan kosmesetikal belum banyak dilakukan sampai saat ini. Beberapa klaim kosmesetikal yang menarik untuk ditelusuri adalah pencarian agen pemutih dan anti kerut. Inhibisi tirosinase via jalur biosintesis melanin dapat digunakan sebagai klaim agen pemutih, sedangkan inhibisi elastase via jalur degradasi elastin dapat digunakan sebagai klaim anti kerut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit lendir A. palaceus, serta mengungkap potensinya sebagai inhibitor tirosinase dan elastase melalui penambatan molekuler. Identifikasi senyawa metabolit menggunakan instrumen UPLC-MS/MS, sedangkan penambatan molekuler menggunakan perangkat lunak AutoDock Tools 1.5.7 dan AutoDock 4.2. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 17 senyawa metabolit lendir A. palaceus dengan 10 senyawa dengan status terduga dan 7 senyawa dengan status terkonfirmasi. Analisis penambatan molekuler menunjukkan 6 senyawa kandidat inhibitor tirosinase dan 7 senyawa kandidat inhibitor elastase. Senyawa 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline merupakan senyawa kunci (lead compound) paling berpotensi menginhibisi tirosinase dan elastase.
Indonesia has a high diversity of land snails, but their use is still very limited. Land snail mucus is now used as a cosmeceutical preparation because of scientific support which reports that the mucus of several land snail species has bioactivity that is beneficial for skin health and beauty. Amphidromus palaceus is a species of land snail native to Indonesia which has a relatively large body so it is easy to collect its mucus. Research on bioprospecting of A. palaceus mucus as a cosmeceutical preparation has not been carried out to date. Some interesting cosmeceutical claims to explore include the search for whitening and anti-wrinkle agents. Tyrosinase inhibition via the melanin biosynthesis pathway can be used as a whitening agent claim, while elastase inhibition via the elastin degradation pathway can be used as an anti-wrinkle claim. This research aims to identify bioactive compounds in A. palaceus mucus, and reveal their potential as inhibitors of tyrosinase and elastase through molecular docking. Identification of bioactive compounds using UPLC-MS/MS instruments, while molecular docking using AutoDock Tools 1.5.7 and AutoDock 4.2 software. This research succeeded in identifying 17 bioactive compounds in A. palaceus mucus with 10 compounds with suspected status and 7 compounds with confirmed status. Molecular docking analysis showed 6 tyrosinase inhibitor candidate compounds and 7 elastase inhibitor candidate compounds. The compound 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline is the key compound (lead compound) with the most potential to inhibit tyrosinase and elastase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library