Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Widiyaningsih
"ABSTRAK
Kompetensi pembimbing klinik berkontribusi dalam meningkatkan perilaku caring dan komitmen perawat baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kompetensi pembimbing klinik dengan perilaku caring dan komitmen perawat baru di RS. Desain penelitian adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional pada 104 perawat baru di satu RS di wilayah Jakarta Selatan yang dipilih dengan metode random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Kuesioner Kompetensi Pembimbing Klinik, Caring Behavior Inventory CBI -24 dan kuesioner Komitmen Allen Meyer. Hasil uji t-independent menunjukkan ada hubungan antara kompetensi pembimbing klinik dengan perilaku caring perawat baru p < 0,001; ? = 0,05 dan hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kompetensi pembimbing klinik dan komitmen perawat baru p = 0,844 . Uji regresi linier mendapatkan bahwa karakteristik personal pembimbing klinik merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan perilaku caring. Upaya pembinaan dan pemeliharaan karakteristik personal caring yang baik perlu diprogramkan, juga pelatihan dan penyegaran pembimbing klinik perlu dimasukkan dalam perencanaan strategis dan rencana kerja tahunan. Kata kunci : komitmen, kompetensi pembimbing klinik, perilaku caring

ABSTRACT
Competence of clinical instructure contributes to improving caring behavior and commitment of new nurses to improve the quality of nursing service. This study aims to identify the relationship of clinical instructure rsquo s competence with caring behavior and commitment of new nurses at the hospital. The study design was analytic comparative with the cross sectional approach of 104 new nurses in one hospital in South Jakarta area selected by random sampling method. The measuring instruments used are Competency Guidance Questioner Clinic, Caring Behavior Inventory CBI 24 and Allen Meyer 39 s Commitment Questionnaire. The result of the t independent test showed that there was a relationship between clinical instructure rsquo s competence and caring behavior of new nurse p 0,001 0,05 and chi square test showed the clinical instructure rsquo s competence was not relation to new nurse rsquo s commitment p 0,844 . The linear regression test found that personal characteristics of clinical instructure were the most dominant factor in caring behavior. Better coaching and maintenance of good personal caring characteristics needs to be programmed, as well as training and review of clinical instructures should be included in strategic planning and annual workplans. Keywords commitment, clinical instructor competence, caring behavior"
2018
T50593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRAK
Program pelatihan mentoring identifikasi pasien dapat meningkatkan keterampilan perawat dalam melakukan mentoring identifikasi pasien di unit gawat darurat dan rawat jalan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pelatihan dengan penerapan program mentoring identifikasi pasien.
Desain penelitian penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen (pre-experimental designs) dengan bentuk one group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan pada 26 mentor. Intervensi pelatihan program mentoring dilakukan pada semua responden.
Hasil penelitian ada hubungan antara pelatihan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mentor sebelum dan sesudah pelatihan (p<α; p=0,001). Pengetahuan dipengaruhi jenis kelamin dan sikap perawat dipengaruhi oleh umur, pendikan, dan masa kerja(p<α; p=0,05).
Peneliti merekomendasikan perlunya pelatihan terstruktur tentang program mentoring dalam rangka meningkatkan penerapan sasaran keselamatan pasien di unit pelayanan terutama penerapan identifikasi pasien.

ABSTRACT
Mentoring training programs can improve the patient identification skills mentoring nurses in the identification of patients in inpatient and outpatient. This study aims at identifying the training relationship with the patient identification application of a mentoring program.
The study design This study uses a preexperimental study design (pre-experimental designs) to form one group pretestposttest design. The sample used in the 26 mentors. Primary data were collected through questionnaires in 26 nurses. Sampling technique is total sampling. Analysis using the Spearman correlation.
The result showed that there was a training relationship with the knowledge and attitude (p<α; p=0,001) as well as the skills of the mentor. Nurse characteristics (gender) have a relationship with knowledge. age, years of education and have a relationship with the attitude of nurses (p<α; p=0,001).
Researchers recommended the implementation of a mentoring training is followed for all the heads of the room in order to support the implementation of the process of implementing the patient identification and implementation of programs targeting patient safety.
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Rizany
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan implementasi manajemen penjadwalan dinas perawat dengan kepuasan perawat beberapa rumah sakit di Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional n= 264 perawat pelaksana . Hasil didapatkan ada hubungan antara implementasi manajemen penjadwalan dinas, fungsi perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengendalian terhadap kepuasan di RSUP Fatmawati dan RSPAD Gatot Soebroto p = 0,001 ndash;0,031; r = 0,192 ndash;0,453 . Namun, temuan di RSUD Tarakan hanya terdapat hubungan antara antara implementasi manajemen penjadwalan dinas, pengarahan, pengendalian terhadap kepuasan perawat p = 0,008 ndash;0,040; r = 0,349 ndash;0,440 . Faktor paling dominan yang mempengaruhi kepuasan perawat adalah fungsi pengorganisasian dan fungsi pengendalian penjadwalan dinas di RSUP Fatmawati, di RSPAD Gatot Soebroto, dan di RSUD Tarakan.

ABSTRACT
This study aims to identify the relationship between implementation of management of nurse scheduling with job satisfaction several hospitals in Jakarta. This study design was cross sectional n 264 nurses . The results of this study showed relationship between implementation of management of nurse scheduling, function of planning, organizing, staffing, directing, controling with job satisfaction in RSUP Fatmawati and RSPAD Gatot Soebroto p 0,001 ndash 0,031 r 0,192 ndash 0,453 . However, findings in RSUD Tarakan there was a relationship between implementation of management of nurse scheduling, function of directing, controlling with nurse satisfaction 0,008 ndash 0,040 r 0,349 ndash 0,440 . The most influential factor of nurse job satisfaction was the function of organizing and controling of nurse scheduling in RSUP Fatmawati, RSPAD Gatot Soebroto, and RSUD Tarakan"
2017
T48154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisan Meily Runtu
"ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan elemen kunci pelaksanaan koordinasi perawatan. Tesis inimembahas tentang penerapan koordinasi perawatan berpusat pada pasien dan gambaranbudaya yang dimiliki perawat di unit perawatan intensif RS di Jakarta. Fokus utama dalampenelitian ini yaitu untuk melihat kesesuaian budaya yang dimiliki dengan penerapankoordinasi perawatan yang dilakukan untuk pasien kritis saat ini. Tujuan penelitian iniyaitu melihat hubungan jenis budaya organisasi dengan koordinasi perawatan di 4 RSpemerintah dan swasta di Jakarta dilihat dari perspektif perawat ICU. Penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan melibatkan 221 perawatsebagai responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner OCAI danKoordinasi perawatan di ICU. Hasil penelitian menunjukkan jenis budaya clan 0,005 danbudaya market 0,000 berhubungan dengan koordinasi perawatan p < 0,005 . Budayaclan memiliki hubungan yang positif yang lemah dengan koordinasi perawatan r=0,172 .Sedangkan, budaya market memiliki hubungan yang negatif dan lemah dengan koordinasiperawatan r=-0,262 . Jenis budaya organisasi mana yang paling berhubungan dengankoordinasi perawatan adalah budaya market. OR budaya market 0,984 artinyakemungkinan perawat yang bekerja di budaya market dominan melakukan koordinasi yangkurang baik 0,984 kali kemungkinan perawat yang bekerja di budaya market tidakdominan. Setiap peningkatan budaya market sebesar 1 poin akan memberikan perubahan0,984 dalam koordinasi perawatan. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi RS untukmempertahankan budaya clan sebagai budaya dominan di unit perawatan intensif yangmembutuhkan koordinasi perawatan lebih baik dibandingkan ruangan lainnya. Selain itu,temuan ini juga memberi informasi bahwa implementasi budaya market yang berkembangdi tengah persaingan RS saat ini kurang sesuai dengan pelaksanaan koordinasi perawatanyang baik di unit perawatan intensif.

ABSTRACT
Organizational culture is a key element in the implementation of care coordination. Thisthesis discusses the application of care coordination in patient centered care and the nurse 39 scultural features in the intensive care unit of the hospital in Jakarta. The main focus in thisstudy is to see the suitability of the culture that is possessed by the implementation of carecoordination done for the critical patient at this time. The purpose of this study is to lookat the relationship of the type of organizational culture with the care coordination in 4public and private hospitals in Jakarta from the perspective of ICU nurses. This research isa quantitative research with cross sectional design involving 221 nurses as respondents.Data were collected using the OCAI questionnaire and Coordination of care in the ICU.The results showed that clan culture type 0.005 and market culture 0.000 wereassociated with care coordination p "
2018
T49793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Muhaeriwati
"Kelengkapan dokumentasi manajemen nyeri sebagai bukti pelaksanaan perawat profesional dan kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan manajemen nyeri sesuai standar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan konstitensi budaya organisasi yang dipersepsikan perawat pelaksana dengan kelengkapan dokumentasi keperawatan (dokep) manajemen nyeri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional diukur dengan kuesioner dan observasi dokep secara retrospektive. Hasil penelitian menunjukan perawat pelaksana mempersepsikan konsistensi budaya organisasi yang baik 64,8%. Kelengkapan total dokep manajemen nyeri 72,51% dan pada subvariabel pengkajian nyeri menunjukan rerata 7,07 (47,13%). Karakteristik perawat pelaksana pada jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri. Konsistsensi budaya organisasi dalam koordinasi dan integrasi signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri pada aspek pengkajian p=0,037 (p=0,05), tetapi konsistensi budaya organisasi pada aspek nilai inti dan kesepakatan tidak signifikan. Kesimpulan bahwa membuktikan tidak ada hubungan signifikan konsistensi budaya organisasi dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri, namun konsistensi budaya organisasi ada signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri hanya pada aspek pengkajian p=0,036. Harapan rumah sakit dapat memprioritaskan peningkatan SDM pendidikan formal menjadi perawat profesional dan kompetensi sebagai tanggung jawab dan berfikir kritis dalam kelengkapan dokumentasi keperawatan khususnya dokep manajemen nyeri.

Complete documentation of pain management is the proof of implementation of the professional nurse and competency in administering nursing care of pain management in accordance with the standard. The purpose of the research is to identify the correlation of consistency of organizational culture which is perceived by the acting nurse with complete nursing documentation of pain management. This research applies the method of cross sectional which is measured by questionnaire and observation of nursing documentation in retrospective manner. The result of research indicate that the acting nurse perceive the consistency of organizational culture of 64.8%. Total complete nursing documentation of pain management is 72.51% and, the sub variable of pain assessment indicate the average of 7.07 (47.13%). The characteristic of acting nurse in sex, marital status and level of education is significant with complete nursing documentation of pain management. The consistency of organizational culture in the coordination and integration is significant with complete nursing documentation of pain management in the aspect of assessment p=0.037 (p=0.05), but the consistency of organizational culture in the aspect of core value and consensus is not significant. The conclusion proves that there is no significant correlation between the consistency of organizational culture with the complete nursing documentation of pain management. However, the consistency of organizational culture is significant with the complete nursing documentation of pain management only in the aspect of assessment p=0.036. The expectation of hospital is to prioritize the improvement of human resources of formal education to become professional nurse and competency as responsibility, and have critical thought in the complete nursing documentation, specifically the nursing documentation of pain management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Teguh Hidayat
"Pendelegasian keperawatan merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Proses delegasi yang dilakukan secara terintegrasi dan efektif serta efisien oleh kepala ruang, dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih optimal kepada pasien. Pendelegasian yang optimal dapat terealisasi jika kepala ruang melakukan pendelegasian sesuai dengan prosedur dan mampu mengkaji bawahannya sebelum memberikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pendelegasian kepala ruangan yang dipersepsikan perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sebanyak 227 perawat pelaksana yang dipilih menggunakan teknik proportional random sampling. Proses analisa data menggunakan uji pearson correlation, anova dan t test untuk mengetahui hubungan pendelegasian kepala ruangan yang di persepsikan oleh perawat pelaksana dan uji regresi llinieruntuk menguji variabel yang paling berhubungan dengan pendelegasian kepala ruangan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi perawat pelaksana terhadap pendelegasian kepala ruangan adalah umur (p=0,045), tingkat pendidikan (p=0,002), fungsi manajemen (p=0,020), fungsi perencanaan (p=0,043), fungsi ketenagaan (p=0,002), fungsi pengendalian (p-0,019), gaya kepemimpinan (p=0,02) dan komunikasi (p=0,030) dengan tingkat pendidikan sebagai variabel yang berhubungan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan acuan untuk mengembangan standar operasional prosedur mengenai pendelegasian keperawatan berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan.

Nursing delegation is one component that can improve the quality of nursing services. The process of delegation carried out comprehensively and effectively and efficiently by the head of the room, nursing staff can provide more optimal nursing care services to patients. Optimal delegation can be realized if the head of the room delegates according to the procedure and is able to review his subordinates before giving.
The purpose of this study is to facilitate the factors associated with delegating the head of the room prepared by the nurse nurse at Gatot Soebroto Hospital in Jakarta. This study uses a cross sectional method. A total of 227 implementing nurses were selected using purposive sampling technique. The process of data analysis uses the Pearson correlation test, ANOVA and T test to determine the relationship of the head room delegation which is perceived by the nurse nurse and the linear regression test to test the variables most related to the delegation of the head of the room.
Factors related to nurses perceptions of delegation of room heads were age (p = 0.045), education level (p = 0.002), management function (p = 0.020), planning function (p = 0.043), workforce function (p = 0.002), control function (p-0.019), leadership style (p = 0.02) and communication (p = 0.030) with education higest level as related variables.This research is expected to be able to make a reference for developing standard operating procedures regarding nursing delegation based on related factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiyah
"Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh perawat. DRK sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) harus terus dilaksanakan di rumah sakit secara rutin dan berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dan profesionalisme perawat. Penerapan DRK perlu dilakukan di semua layanan rumah sakit karena sebagai bentuk pendidikan keperawatan berkelanjutan yang memiliki banyak manfaat bagi perawat. Tujuan studi ini untuk mengidentifikasi pengalaman perawat dalam melakukan diskusi refleksi kasus di Rumah Sakit X Kota Tangerang. Desain yang digunakan adalah studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, menggunakan metode wawancara semi strutur. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dengan indepth intervie. Sampel yang digunakan berjumlah 10 perawat. Hasil penelitian ini yaitu eksplorasi pengalaman perawat dalam diskusi refleksi kasus (DRK) menggambarkan 4 tema yaitu 1) Bentuk Kegiatan Diskusi Refleksi Kasus, 2) Manfaat Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK), 3) Faktor pendukung pelaksanaan DRK dan 4) Faktor penghambat Pelaksanaan DRK. Rekomendasi dari penelitian ini adalah menjadikan pelaksanaan DRK sebagai salah satu Indikator Kinerja Individu (IKI). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan DRK.

Implementation of the Case Reflection Discussion (CRD) is an important thing for nurses to do. CRD as a form of the implementation of Continuing Nursing Education (CNE) must continue to be carried out in hospitals regularly and continuously to improve knowledge, critical thinking skills and professionalism of nurses. The application of CRD needs to be carried out in all hospital services because it is a form of continuous nursing education that has many benefits for nurses. The purpose of this study is to identify the experience of nurses in conducting case reflection discussions at Hospital X Tangerang City. The design used is a qualitative study with a phenomenological approach, using a semi-structured interview method. Sample selection was done by using purposive sampling. Data retrieval with in-depth interview. The sample used is 10 nurses. The results of this study are the exploration of nurses' experiences in case reflection discussions (CRD) describing 4 themes, namely 1) Forms of Case Reflection Discussion Activities, 2) Benefits of Implementing Case Reflection Discussions (CRD), 3) Supporting factors for CRD implementation and 4) Inhibiting factors for CRD implementation. The recommendation from this research is to make the implementation of CRD as one of the Individual Performance Indicators (IPI). It aims to increase the motivation of nurses in implementing CRD."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yuliana
"Caring merupakan filosofi keperawatan dan dasar dalam penerapan asuhan keperawatan komprehenshif. Tujuan : menganalisis pengaruh penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap psikososial pasien COVID-19. Metode: penelitian kuantitatif, desain Cross sectional. Sampel 105 responden. Hasil: terdapat hubungan bermakna antara penerapan caring dalam asuhan keperawatan terhadap gangguan psikososial pasien COVID-19(pvalue=0,10). Analisis mulivariat pengaruh caring dapat menurunkan gangguan psikososial secara bermakna (pvalue=0,016) tanpa dikontrol oleh variabel perancu jenis kelamin, meskipun jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi gangguan psikososial sebagai variabel bebas. Kesimpulan: semakin tinggi penerapan caring dalam asuhan keperawatan semakin rendah presentasi gangguan psikososial pasien COVID-19yang dirawat di rumah sakit. Kepemimpinan transformasional dan empati mengoptimalkan mutu asuhan di era pandemi, sehingga dapat mengembangkan asuhan keperawatan berbasis caring, sehingga dapat menurunkan gangguan psikososial pasien COVID-19dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental. Kemampuan kepemimpinan manajer dalam memaknai dan menerapkan 4 pilar utama etik dalam kepemimpinannya secara konsisten akan menjadi role model bagi staf keperawatan yang dipimpinnya, sehingga akan membangun karakter caring dalam penerapan asuhan keperawatan kepada pasien, khususnya pasien COVID-19. Penerapan caring Swanson dalam asuhan keperawatan dan didukung 4 pilar utama etik dapat meningkatkan kualitas asuhan yang komprehensif menjadi intervensi terhadap penurunan gangguan psikososial pasien COVID-19.

Caring is a philosophy of nursing and the basis in the application of comprehensive nursing care. Objective: analyzing the effect of caring in nursing care on psychosocial COVID-19patients. Method: quantitative research, Cross sectional design. Sample of 105 respondents. Result: there is a meaningful relationship between the application of caring in nursing care to psychosocial disorders of COVID- 19patients (pvalue=0.10). Mulivariate analysis of the influence of caring can significantly reduce psychosocial disorders (pvalue=0.016) without being controlled by gender role variable, although gender significantly affects psychosocial disorders as free variables.. Conclusion: the higher the application of caring in nursing care the lower the presentation of psychosocial disorders of COVID- 19patients who are hospitalized. Transformational leadership and empathy optimize the quality of care in the pandemic era, so as to develop caring-based nursing care, so as to reduce psychosocial disorders of COVID-19patients and prevent the occurrence of mental health disorders. The manager's leadership ability in interpreting and applying the 4 main pillars of ethics in his leadership will consistently be a role model for the nursing staff he leads, so that it will build a caring character in the application of nursing care to patients, especially COVID-19patients. The application of Caring Swanson in nursing care and supported by 4 main pillars of ethics can improve the quality of comprehensive care into interventions to decrease psychosocial disorders of COVID-19patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library