Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nathasia Ayu Permata Hati
"Skripsi ini membahas mengenai pesan moral yang dapat diambil dari penokohan karakter Poknyo.Cerpen Gamja ini patut diteliti karena merupakan karya representatif dari Kim Dong In yang terkenal pada era 1920an di Korea sebagai pengarang yang beraliran naturalisme sehingga membuatnya menarik untuk diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah close reading atau metode baca cermat. Sedangkan pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural yang berfokus pada tokoh utama cerpen Gamja yaitu Poknyo serta ditunjang oleh analisis tokoh bawahan serta unsur intrinsik cerpenGamja.
Temuan dari penelitian ini adalah faktor kemiskinan, lingkungan tempat tinggal, kehidupan keras yang dialami, dan kurangnya pendidikandapat merubah moral dan pola pikir seorang gadis polos. Resiko menjadi seseorang dari kelas bawah (terutama kaum wanita) pada masa penjajahan Jepang adalah tidak mendapatkan pendidikan, harus bekerja keras demi mendapatkan uang, harus menghadapi lingkungan yang keras, dan ditambah dengan kebutuhan hidup yang tetap harus dipenuhi bagaimanapun caranya.
This thesis discussed the moral message that can be drawn from the characterization of Poknyo. Short storyGamja is relevant to be studied because it is a representative work of Kim Dong In, who is famous in the 1920s in Korea as a representative of naturalism author. The research method applied in this thesis is a close reading method. Whereas the approach method is the structural approach that focuses on the main character in the short stories of Gamja,Poknyo and supported by analysis of subordinates as well as intrinsic elements of the short story Gamja. The result of this study is poverty, living environment, hard life, and lack of education can change the moral and the mindset of a girl. The risk of being someone of lower class (especially women) during the occupation of Japan was not getting an education, had to work hard in order to earn money, have to deal with harsh environments, and coupled with the necessities of life that remain to be met in any way."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45753
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deni Putri Septiani
"Dilatarbelakangi oleh film bertema sejarah Korea periode Dinasti Joseon (1392-1910), berjudul The Royal Tailor, yang bercerita tentang dua orang desainer kerajaan, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap simbol yang ada pada busana dalam film tersebut. Simbol merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Simbol bisa berupa apa saja, termasuk busana sebagai objek yang digunakan seseorang dalam keseharian. Busana bisa menjadi sebuah refleksi kebudayaan suatu peradaban. Penelitian tentang simbol pada busana kerajaan Dinasti Joseon dapat mengungkapkan catatan sejarah mengenai peradaban pada zaman Dinasti Joseon. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dengan pendekatan semiotik. Teori semiotika yang digunakan adalah sistem tanda, simbol, dan ikonisitas. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa simbol pada busana memiliki pesan, doa, atau harapan tertentu bagi pemakainya terutama raja pada zaman itu.
Due to the Korean historical-themed film during the Joseon Dynasty period (1392-1910), entitled The Royal Tailor, which tells the story about two royal designers, this study was conducted to reveal the symbol on clothing in the film. The symbol is a tool that is used to convey a message to the communicant. Symbol can be anything, including clothing as an object that a person uses in everyday life. Clothing can be a reflection of a culture of a civilization. Research on the symbols on the royal Joseon Dynasty clothing can reveal the historical record of the civilization in the time of the Joseon Dynasty. This study was conducted with descriptive analysis method through the semiotic approach. Semiotic theory used is a system of signs, symbols, and iconicity. The result of this study revealed that the symbols on the clothing contain a message, a prayer, or a certain expectation for the wearer, especially the king of that era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65800
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library