Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Evanjelita Fauzia Alkas
"Industri konstruksi sebagai salah satu Industri terbesar di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Secara global, industri konstruksi menyumbang hampir 25% dari total emisi gas rumah kaca, 16% dari total konsumsi air, penyumbang 30-40% dari jumlah keseluruhan limbah padat. Salah satu solusi untuk menjawab masalah tersebut adalah menerapkan green construction, di Indonesia green construction sudah mulai diterapkan namun implementasinya masih terbatas pada proyek tertentu, rendahnya penerapan green construction akibat kendala culture and behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling dominan dalam membangun green behavior stakeholder terhadap penerapan green construction menggunakan metode Parsial Least Square- Structural Equation Modeling (PLS-SEM) yang selanjutnya dapat digunakan dalam analisa persepsi stakeholder terhadap green behavior dan hambatan green behavior pada penerapan green construction. Data penelitian dikumpulkan dari 46 stakeholder green construction yaitu kontraktor dan konsultan yang memiliki pengalaman dalam proyek green construction. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat lima faktor yang paling dominan dalam membangun green behavior yaitu attitude toward green construction, technology, value, environmental knowledge dan subjective norm. Secara keseluruhan baik kontraktor dan konsultan memiliki evaluasi positif terhadap green construction dan diperoleh empat hambatan green behavior stakeholderpada penerapan green construction. Dari hasil faktor dominan penulis merumuskan rekomendasi strategi untuk meningkatkan green behavior satakeholder pada penerapan green construction.

Construction industry as one of the largest industries in Indonesia has a significant impact on the environment. Globally, construction industry contributes nearly 25% of total greenhouse gas emissions, utilizes 16% of total water consumption, contributing 30-40% of the total amount of solid waste. The solution to answer the problem is to implement green construction. In Indonesia green construction has started to be applied but the implementation is still limited to certain projects due to culture and behavior constraints. This research aims to identify the most dominant factors influencing stakeholder green behavior towards the application of green construction, using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method which can then be used in analyzing stakeholder perceptions of green behavior and green behavior barriers in application of green construction. The research data were collected from 46 green construction stakeholders (contractors and consultants) who have experience in green construction projects. This study found that there are five most dominant factors influencing green behavior: attitude towards green construction, technology, value, environmental knowledge and subjective norm. Overall, both contractors and consultants have a positive evaluation of green construction and identified four barriers to green behavior stakeholders in the implementation of green construction. Based on the results of dominant factors, the author formulates strategy recommendations to improve stakeholders’ green behavior in the implementation of green construction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Azzahra Salsabila
"Infrastruktur transportasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Hingga saat ini, terdapat 18.990 unit jembatan nasional di Indonesia. Namun, hanya 1.2% dari total keseluruhan tersebut yang berada dalam kondisi baik. Sehingga diperlukan adanya pemeliharaan dan perawatan untuk menjaga kualitas agar tetap optimal untuk digunakan. Pedoman menjadi salah satu acuan yang digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan dan perawatan. Saat ini, sudah terdapat pedoman yang digunakan, tetapi tidak membahas secara detail. Maka dari itu, diperlukan adanya pengembangan pedoman pemeliharaan dan perawatan yang berbasis WBS untuk memudahkan proses pemeriksaan, pemeliharaan, dan juga perawatan pada komponen struktur bawah jembatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pedoman pemeliharaan dan perawatan pada pekerjaan struktur bawah jembatan beton yang berbasis work breakdown structure (WBS) untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Hasil dari penelitian ini adalah pedoman pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan komponen struktur bawah jembatan beton yang berbasis work breakdown structure (WBS) untuk 44 klaster elemen serta model hubungan antara work breakdown structure (WBS) dan pedoman pemeliharaan dan perawatan dengan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Dengan adanya pengembangan pedoman akan memengaruhi peningkatan kinerja struktur bawah jembatan, terutama pada aspek durabilitas dan kondisi umum jembatan.

Indonesia's transportation infrastructure is currently undergoing rapid development. Presently, there are 18,990 national bridges across the country, but only 1.2% of these are in good condition. Consequently, maintenance and repair are essential to ensure their quality remains optimal. Guidelines play a crucial role in directing maintenance and repair activities. Although existing guidelines are available, they lack detailed coverage. Therefore, there is a need to develop maintenance and repair guidelines based on a Work breakdown structure (WBS) to streamline the inspection, maintenance, and care processes for the substructure components of concrete bridges. This research aims to develop maintenance and upkeep guidelines for the substructure work of concrete bridges based on the Work breakdown structure (WBS) to improve maintenance and repair performance. The outcome of this research is the implementation guidelines for the maintenance and repair of the substructure components of concrete bridges based on WBS for 44 element clusters, as well as a model showing the relationship between the Work breakdown structure (WBS) and the maintenance and repair guidelines with their performance. The development of these guidelines will impact the improvement of the substructure performance of bridges, particularly in terms of durability and overall condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihani Syahirah
"Indonesia memiliki ribuan jembatan nasional dan tercatat hanya 1% diantaranya berada dalam kondisi baik. Kondisi ini mengancam keamanan dan ketahanan infrastruktur jembatan. Upaya pemeliharaan dan perawatan diperlukan untuk menjaga jembatan tetap aman. Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Building Information Modelling (BIM) diharapkan dapat meningkatkan kualitas, ketepatan dan kecepatan dalam pemeliharaan dan perawatan jembatan beton. Pengembangan SMM yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan sebuah dokumen lengkap yang memuat enam komponen penting dalam manajemen mutu yang patuh terhadap regulasi yang berlaku. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini juga turut mengintegrasikan penggunaan BIM dengan SMM pada pekerjaan pemeliharaan dan perawatan jembatan beton. Integrasi BIM dilakukan untuk mengakselerasi kinerja pemeliharaan dan perawatan jembatan beton dengan melibatkan teknologi dan sistem digital yang berkembang saat ini. Penelitian dilakukan dengan penggunaan data historis dan survey untuk pengembangan model BIM dilanjutkan dengan validasi konten kepada pakar/ahli untuk mengetahui ketepatan dalam mengintegrasikan SMM dan BIM pekerjaan pemeliharaan dan perawatan jembatan beton. Dari penelitian ini diperoleh sebuah produk menggunakan studi kasus Jembatan X yang melibatkann penggunaan website dalam pengintegrasian.

Indonesia has thousands of national bridges, and only 1% of them are recorded to be in good condition. This situation threatens the safety and resilience of bridge infrastructure. Maintenance and repair efforts are necessary to keep bridges safe. The implementation of a Quality Management System (QMS) and Building Information Modelling (BIM) is expected to improve the quality, accuracy, and speed of maintenance of concrete bridges. The development of the QMS aims to produce a comprehensive document that includes six important components of quality management that comply with applicable regulations. In line with this, the research also integrates the use of BIM with the QMS in the maintenance of concrete bridges. The integration of BIM is carried out to accelerate the performance of concrete bridge maintenance and repair by involving current digital technology and systems. This research is conducted using historical data and surveys for the development of the BIM model, followed by content validation by experts to determine the accuracy of integrating the QMS and BIM in concrete bridge maintenance. From this research, a product was obtained using a case study of Bridge X, which involves the use of a website for integration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Afrijhon
"Penanganan bencana alam dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah termasuk dalam Pengadaan dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat yang dapat menggunakan jenis kontrak biaya plus imbalan dengan nilai kontrak merupakan perhitungan dari biaya aktual ditambah imbalan dengan presentase tetap atas biaya aktual atau imbalan dengan jumlah tetap. Sampai saat ini standar kontrak biaya plus imbalan belum tersedia, meskipun untuk kontrak kerja konstruksi yang dibiayai dengan keuangan negara harus menggunakan dokumen terstandar. Penelitian ini akan mengembangkan Standar Kontrak Biaya Plus Imbalan Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat. Diawali dengan identifikasi kondisi eksisting pengadaan pekerjaan konstruksi dalam rangka penanganan keadaan darurat akibat bencana alam melalui survei kuesioner, analisa arsip terhadap standar/model kontrak terkait kontrak biaya plus imbalan yang berlaku di berbagai negara, menentukan klausul-klausul persyaratan kontrak untuk kontrak biaya plus imbalan, selanjutnya disusun menjadi standar kontrak biaya plus imbalan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi pemerintah dalam rangka penanganan keadaan darurat setelah melalui validasi dari para pihak yang memiliki kewenangan dalam pengaturan kebijakan kontrak konstruksi. Dari 20 responden Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kementerian PUPR yang telah dan/atau sedang menangani pekerjaan penanganan keadaan darurat akibat dari bencana alam belum ada yang menggunakan jenis kontrak biaya plus imbalan, sebagian besar menggunakan kontrak harga satuan dan sisanya menggunakan kontrak gabungan lumsum dan harga satuan, dengan permasalahan terkait kewajaran harga satuan tersebut. Terdapat beberapa institusi penerbit standar/model kontrak internasional yang menerbitkan standar kontrak terkait biaya plus imbalan yaitu American Institute Architect (AIA), ConsensusDoc Contract Document, Engineers Joint Contract Documents Committee (EJCDC), Canadian Construction Documents Committee (CCDC), New Engineering Contract (NEC), dan Joint Contract Tribunal (JCT). Perbedaan yang mendasar antara isi klausul kontrak biaya plus imbalan dengan jenis kontrak lainnya yaitu istilah-istilah dan definisi, imbalan, kelengkapan dokumen kontrak, tugas pengawas pekerjaan, program kegiatan, harga kontrak, perubahan harga kontrak, biaya aktual, pembukuan dan pencatatan keuangan, dan pembayaran.

The handling of natural disasters in Government Procurement is included in Procurement in the Context of Handling Emergencies which can use the type of cost plus contract with the value of the contract being a calculation of actual costs plus a fee based on a fixed percentage of the actual costs or a fee based on a fixed amount. Until now, the standard cost plus fee contract is not yet available, although for construction work contracts financed with state finances must use standardized documents. This research will develop a Standard Cost Plus Fee Contract for Procurement of Government Construction Works in the Context of Handling Emergencies. Starting with the identification of the existing conditions of procurement of construction work in the context of handling emergencies due to natural disasters through questionnaire surveys, literature study of contract standards/models related to cost plus fee contracts that apply in various countries, determining the clauses of contract requirements for cost plus fee contracts, then compiled into a cost plus fee contract standard for the procurement of government construction work in the context of handling emergencies after going through validation from parties who have the authority in regulating construction contract policies. Of the 20 respondents of Commitment-Making Officer (PPK) at the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) who have and/or are handling of emergency conditions due to natural disasters, none have used the type of cost plus fee contract, most of them use unit price contracts and the rest use combination lump sum and unit price contracts, with problems related to the reasonableness of the unit price. There are several institutions that publish international contract standards/models that publish contract standards related to cost plus fee, namely the American Institute Architect (AIA), ConsensusDoc Contract Document, Engineers Joint Contract Documents Committee (EJCDC), Canadian Construction Documents Committee (CCDC), New Engineering Contract (NEC), and Joint Contract Tribunal (JCT). The basic differences between the content of cost plus fees contract clauses and other types of contracts are terms and definitions, fees, completeness of contract documents, duties of work supervisors, activity programs, contract prices, changes in contract prices, actual costs, bookkeeping and financial records, and payment."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padma Febryta Maharani
"Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam memfasilitasi perjalanan masyarakat sebagai akses transportasi dalam menghadapi suatu rintangan (lembah, sungai). Infrastruktur ini memiliki peran yang penting dan integral dalam mendukung konektivitas yang berpengaruh pada perkembangan dan kesejahteraan negara. Dalam menjalani fungsinya, jembatan selalu terpapar dengan faktor lingkungan yang dapat berdampak pada kerusakan kondisi dan membahayakan penggunanya. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan pedoman berbasis work breakdown structure (WBS) yang dapat digunakan dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan komponen struktur atas jembatan beton. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisa arsip, studi kasus, dan survei dengan pengolahan statistik untuk mengetahui pengaruh produk penelitian terhadap kinerja pemeliharaan dan perawatan. Selain pedoman, penelitian ini akan menghasilkan model hubungan antara WBS dan pedoman yang mempengaruhi peningkatan kinerja pemeliharaan dan perawatan untuk komponen struktur atas jembatan beton.

Bridges are one of the infrastructures that play an important role in facilitating people's travel as it give a transportation access. This infrastructure plays an important and integral role in supporting connectivity that affects the development and welfare of the country. In carrying out its function, the bridge is always exposed to environmental factors that can have an impact on its condition and endanger its users. To prevent this from happening, this research aims to develop a work breakdown structure (WBS) based guideline that can be used in the maintenance and maintenance activities of the upper structural components of concrete bridges. The research methods used are archival analysis, case studies, and surveys with statistical processing to determine the effect of research products on maintenance and maintenance performance. In addition to guidelines, this research will produce a relationship model between the WBS and guidelines that affect the improvement of maintenance and maintenance performance for the upper structural components of concrete bridges."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsyaf Nurman Djumiril
"Tenaga kerja buruh konstruksi memiliki peran penting dalam suatu proses konstruksi. Permasalahan yang biasanya terjadi adalah banyaknya luang waktu bagi para pekerjanya dalam waktu sehari bekerja. Dalam satu hari, pekerja masih memiliki waktu kosong sebesar 32% dari 100% aktifitasnya, angka ini masih sangat tinggi sebagai waktu kosong, dimana produktivitas pekerjaan dipertanyakan saat waktu kosong dari seorang pekerja setinggi angka tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui penyebab dari hal tersebut. Soft-skill dari suatu tenaga kerja buruh konstruksi diasumsikan menjadi salah satu akibat dari waktu kosong ini, yang akan berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survei responden, wawancara serta validasi oleh pakar, dan mengumpulkan data dengan melakukan analisa model regresi. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa soft skill tenaga kerja buruh konstruksi berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan. Communication, Teamwork, Work Attitude, Problem Solving, dan Work Ethic, menjadi kompetensi yang penting yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan, dimana masing-masing kompetensi memiliki pengaruh yang berbeda nilainya terhadap produktivitas pekerjaan.

Construction workers play an important role in the process of a construction. A problem that often occurs is workers still have a lot of spare time in one day of working. In a day’s work, a construction worker still has 32% of 100% of his time in one day for spare time, which where he does nothing, which where the working productivity of the worker is to be questioned. The cause of this is needed to be known. Construction workers soft-skills are assumed to be one of the problems, which could affect working productivity. The method of this research will be through respondents’ survey, expert judgments and validations, and collecting data by using regression model analysis. It is discovered that soft skills of the construction workers do affect the working productivity. Communication, Teamwork, Work Attitude, Problem Solving, and Work Ethic, are important competencies that could impact working productivity, in which each competencies have different scores of impact towards working productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Octavia
"Mempercepat waktu pelaksanaan proyek merupakan salah satu faktor dipilihnya kontrak design and build, tetapi dalam pelaksanaannya masih terjadi keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek design and build, dampak dan penyebabnya, serta tindakan atau respon apa yang dapat diterapkan untuk faktor-faktor risiko tersebut agar meminimalisir terjadinya keterlambatan pekerjaan design and build. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survei kuesioner dan wawancara.Kemudian data tersebut dievaluasi dengan analisa deskriptif dan komparatif, uji validitas dan reliabilitas, serta analisa level risiko. Akhirnya, diperoleh 10 faktor risiko yang signifikan dalam mempengaruhi kinerja waktu proyek design and build, dampak dan penyebabnya, serta tindakan apa yang dapat dilakukan.

Fasting time of project is one of reason why design and build contract is selected, but in implementation still delay of work. This research has purpose to identify risk factors that influence time performance of design and build project, its cause and effect, and also treatment or response that can do for that risk factors to minimize the delay of design and build work. The research was conducted by collecting data through a survey questionnaire and interview. Then, evaluated by descriptive and comparative analyze, validity and reliability test, and also risk level analyze. Finally, acquired 10 risk factors that significant to influence time performance of design and build project, its cause and effect, and also treatment can be done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Prakoso
"Ketidaksesuaian antara dokumen kontrak dengan pelaksanaan bisa memicu timbulnya klaim. Penelitian ini meninjau klaim perpanjangan waktu pada proyek Rumah Sakit UI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berpotensi menyebabkan klaim perpanjangan waktu dari kontraktor ke owner pada proyek tersebut. Metode survey terhadap kontraktor utama dilakukan untuk mengetahui dampak dan frekuensi variabel, kemudian dianalisa dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui peringkat variabel. Terdapat empat faktor dominan yaitu perubahan desain, birokrasi yang panjang, ketidaklengkapan gambar desain, dan keterlambatan persetujuan shop drawing. Faktor-faktor tersebut dibahas untuk mengetahui penyebab, dampak, dan rekomendasi respon.

The difference between the contract documents and the execution may lead to a claim. The study reviewed extension of time claim at UI Hospitals project. The aim of this study is to determine the factors that could potentially lead to an extension of time claim from the contractor to the project owner. This study used a survey methods to the main contractor to determine the impact and frequency of each variable, the analyzed by Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the variable ranking. There are four dominant factors, changes in design, long bureaucracy, incompleteness of design drawings, delays in approval of shop drawings. These factors are discussed to determine the causes, impacts, and response recommendations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kgs Mohd Miftah Salam
"Pada pekerjaan konstruksi, membuat perencanaan dan menguraikan pekerjaan-pekerjaan kedalam elemen pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting karena apabila terdapat kesalahan maka akan mengakibatkan kerugian pada proyek, lingkup pekerjaan mudah berubah dinamis, pembengkakan biaya dan keterlambatan waktu proyek. Banyak kasus yang telah terjadi terkait kurangnya standarisasi pekerjaan menyebabkan keterlambatan waktu dan biaya menjadi tidak terkendali akibat penambahan waktu pekerjaan. Penelitian ini membahas tentang perencanaan sumber daya dari pekerjaan arsitektur bangunan apartemen dengan menggunakan WBS Work Breakdown Structure sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan kerugian pada saat tahap konstruksi dengan menggunakan metode penelitian Teknik Delphi melalui validasi pakar yang berpengalaman pada pekerjaan gedung konstruksi.

On the construction work, planning and outlining jobs into elements of the work is a very important factor because if there are fault, it will result in a losses on the project, the scope of work is changing dynamic, cost overruns and time delays in the project. Many cases have been lack of standardization work going on related causes time delays and costs become unmanageable due to the addition time jobs. This research is discusses about the resource planning of apartments building architectural work by using WBS Work Breakdown Structure to minimize fault and losses during the construction phase by using Delphi technique research method through expert validation experienced in building construction work.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Santoso
"Kegagalan struktur atas merupakan sebuah fenomena yang tidak diinginkan dalam sebuah proyek bangunan tinggi. Kegagalan elemen struktur dalam menahan beban, serta perbedaan mutu pekerjaan yang terlaksana dengan mutu pekerjaan yang direncanakan menjadi sebuah hal yang perlu dihindari.Penelitian ini berbicara mengenai penerapan sistem manajemen mutu yang tepat agar sasaran mutu dari setiap pekerjaan tercapai, dengan kata lain menghindari kegagalan struktur atas. Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi penerapan sistem manajemen mutu dan kegagalan mutu pada 20 proyek bangunan tinggi. Hasil dari penelitian ini berupa lima pekerjaan dengan risiko tertinggi, sasaran mutu setiap pekerjaan struktur atas, dan tingkat implementasi setiap indikator sistem manajemen mutu.

A failure of upper structure works is unwanted in any high rise building project. The failure of the element in distributing forces, and different quality applied with the main quality plan needs to be avoided. This paper is discussing about the implementation of quality management system to fulfill building rsquo s requirements, in other words, to avoid the failure. The experiment is conducted by observing the implementation of quality management system and the failuresin 20 high rise building projects. The resultsare five upper structure works which has the highest risk, quality objectives for every upper structure works, and the level of quality management system implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>