Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatharani Azmi Nadhira
"Berdasarkan SDKI 2012, angka kematian neonatal di Indonesia mencapai 19/1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target SDGs, yaitu 12/1000 kelahiran hidup. Beberapa penelitian membuktikan bahwa alokasi anggaran kesehatan pemerintah yang dipengaruhi oleh pendapatan daerah serta determinan sosial kesehatan memiliki peran dalam mengurangi kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pendapatan daerah, pembiayaan kesehatan dalam APBD, kecukupan tenaga kesehatan, dan determinan sosial kesehatan serta korelasinya dengan kematian neonatal pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia tahun 2016. Metode penelitian ini adalah studi ekologi menggunakan data sekunder. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi untuk variabel numerik dan uji beda proporsi chi-square untuk variabel kategorik dengan 4 strata wilayah analisis, yaitu tingkat nasional, kota, kabupaten, dan daerah tertinggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara tingkat pendapatan daerah dengan angka kematian neonatal, namun ditemukan kecenderungan korelasi antara variabel persentase alokasi anggaran kesehatan dengan angka kematian neonatal. Selain itu, variabel determinan sosial kesehatan juga memiliki kecenderungan berkorelasi dengan angka kematian neonatal, kecuali variabel tingkat pengangguran terbuka TPT .

Based on 2012 IDHS, neonatal mortality rate in Indonesia reached 19 1000 live births. This figure is still far from the SDGs target by 2030, i.e 12 1000 live births. Several studies have shown that government health budget allocations that are influenced by regional income and social determinants of health have a role in reducing neonatal mortality. This study aims to look at the description of regional income, health financing in the APBD, adequacy of health personnel, and social determinants of health and its correlation with neonatal mortality at the regency city level in Indonesia in 2016. The method used for this study is ecological study by analyzing secondary data. The statistical test used is correlation for numerical variables and chi square for categorical variables with 4 strata of area analysis, i.e national, city, regency, and rural area. The results of this study indicate that there is no significant correlation between local income level and neonatal mortality rate, but it is found a correlation trend between health budget allocation percentage and neonatal mortality rate. In addition, social determinants of health variable also has a tendency to correlate with the neonatal mortality rate, except for the unemployment rate variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Noviani
"ABSTRAK
Aktivitas hidrodenitrogenasi dengan katalis NiMo/γ-Al2O3 yang
mengandung fosfor diuji dalam flow reactor pada suhu 285-330oC dan LHSV 3-6
dengan umpan lube base oil dengan quinoline. Katalis NiMo(P)/γ-Al2O3 0,5%
fosfor dan 2,0% fosfor di karakterisasi menggunakan XRD yang menunjukan
kristal yang terbentuk adalah γ-Al2O3. Karakterisasi dengan XRF menunjukan
perbedaan kandungan Ni dan Mo di katalis ,pada katalis dengan 2,0% fosfor
kandungan Ni dan Mo lebih banyak dibandingkan 0,5% fosfor. Karakterisasi luas
permukaan katalis dengan metode BET menunjukan adanya penurunan luas
permukaan dengan bertambahnya kandungan fosfor. Katalis diuji kekuatan
mekaniknya , dimana semakin banyak fosfor pada katalis maka kekuatan
mekaniknya semakin menurun. Produk reaksi hidrodenitrogenasi dianalisa
menggunakan GC-MS, HPLC, Total Nitrogen Total Sulufr Analyzer, dan GCSIMDIS
(Simulation Distilation). Reaksi hidrodenitrogenasi ini merupakan
kinetika reaksi pseudo orde 1. Energi aktivasi reaksi hidrogenasi quinoline
membentuk 5,6,7,8-tetrahydroquinoline, decahydroquinoline, dan NH3 untuk
katalis NiMo(P)/γ-Al2O3 dengan 0,5% fosfor adalah 49,68 kJ/mol sedangkan
untuk 2,0% fosfor 33,01 kJ/mol. Energi aktivasi reaksi hidrodenitrogenasi dalam
menghilangkan nitrogen pada quinoline menjadi gas NH3 untuk katalis dengan
0,5% fosfor adalah 78,8 kJ/mol dan katalis dengan 2,0% fosfor 61,87 kJ/mol.
Dalam reaksi hidrodenitrogenasi dengan katalis NiMo(P)/γ-Al2O3 menggunakan
flow reactor ini tidak terjadi pergeseran titik didih antara umpan dengan produk,
sehingga cracking yang terjadi sangat minimal selama reaksi berlangsung.

ABSTRACT
Hydrodenitrogenation activity over NiMo/γ-Al2O3 catalyst containing
phosphorus were tested in a flow reactor at 285-330oC and LHSV 3-6 with lube
base oil and quinoline as a feed. NiMo(P)/γ-Al2O3 catalysts with 0.5% phosphorus
and 2.0% phosphorus were characterized using XRD that show a γ-Al2O3 cristal
at catalyst. Characterization using XRF showed the different content of nikel and
molibdenum more high at 2.0% phosphorus than 0.5% phosphorus. The surface
area decreased with increase phosphorus on catalyst with BET method. Catalysts
also characterized by the crushing strength test, when the phosphorus content
increase, the crushing strength will decreased. Product of hydrodenitrogenation
were analyzed using GC-MS, HPLC, Total Nitrogen Total Sulufr Analyzer, dan
GC-SIMDIS (Simulation Distilation). This reaction is a kinetics pseudo first
order. Activation energy hydrogenation of quinoline form 5,6,7,8-tetrahydroquinoline,
decahydroquinoline, and NH3 for NiMo(P)/γ-Al2O3 catalyst with 0.5%
phosphorus is 49,68 kJ/mol, while for catalyst with 2.0% phosphorus is 33,01
kJ/mol. Activation energy for hydrodenitrogenation to relieve nitrogen at
quinoline to NH3 at catalyst with 0.5% phosphorus is 78,8 kJ/mol and catalyst
with 2.0% phosphorus is 61,87 kJ/mol. Hydrodenitrogenation with NiMo(P)/γ-
Al2O3 catalyst using flow reactor is no shift at boiling point between feed and
product, so that the cracking during the raction is small or minimal."
2016
S65391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariefatul Rachmawati
"ABSTRAK
Proses hidrodesulfurisasi menggunakan katalis NiMo/ γ-Al 2O3 dengan 2 variasi kandungan fosfor yaitu katalis NiMo/ γ-Al 2O3 dengan 0,5% fosfor dan katalis NiMo/ γ-Al 2 O 3 dengan 2% fosfor. Aktivitas katalis diuji dalam flow reactor pada suhu 285-330 o C dan LHSV 4-6 h -1 dengan lube base oil ditambah senyawa dibenzothiophene sebagai feed atau umpan. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD yang menunjukkan bahwa kristal yang terbentuk adalah γ-Al 2 O 3 . Karakterisasi menggunakan XRF menunjukkan perbedaan kandungan Ni dan Mo. Pada katalis dengan 2% fosfor kandungan Ni dan Mo lebih tinggi dibandingkan dengan 0,5% fosfor. Karakterisasi menggunakan metode BET menunjukkan adanya penurunan luas permukaan dengan kandungan fosfor yang lebih tinggi.
Uji kekuatan mekanik katalis, semakin tinggi kandungan fosfor pada katalis kekuatan mekaniknya menurun. Produk reaksi hidrodesulfurisasi dianalisa menggunakan GC-Sulfur Breakdown, GC-MS, dan GC-SIMDIS (Simulated Distilation). Kinetika reaksi hidrodesulfurisasi merupakan pseudo orde 1. Energi aktivasi reaksi hidrodesulfurisasi pada katalis dengan 0,5% fosfor sebesar 16,66 kJ/mol dan katalis dengan 2% fosfor sebesar 38,550 kJ/mol.

ABSTRACT
Hydrodesulfurization process using a catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 with two variations, namely phosphorus content of the catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 w ith 0.5% phosphorus and catalyst NiMo/ γ-Al 2 O 3 with 2% phosphorus. The catalyst activity was tested in a flow reactor at a temperature of 285-330 o C and LHSV of 4-6 h -1 with a lube base oil plus dibenzothiophene compound as a feed. The catalyst was characterized using XRD indicating that crystals formed are γ-Al 2 O 3 .
Characterization using XRF showed differences in the content of Ni and Mo. At 2% phosphorus catalyst with Ni and Mo content higher than 0.5% phosphorus. Characterization using the BET method showed a decrease in the surface area with higher phosphorus content. Test the mechanical strength of the catalyst, the higher the content of phosphorus in the catalyst mechanical strength decreases Hydrodesulfurization reaction products were analyzed using GC-Sulfur Breakdown, GC-MS and GC-SIMDIS (Simulated Distilation). Hydrodesulfurization reaction kinetics is a pseudo first order. The activation energy hydrodesulfurization reaction on the catalyst with 0.5% phosphorus amounted to 16,667 kJ/mol and a catalyst with 2% phosphorus by 38.550 kJ/mol.
"
2017
S69996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library