Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Paramitasari
"Tumbuhan Caesalpinia sappan L. atau yang dikenal dengan nama secang merupakan famili Leguminoceae yang bermanfaat sebagai obat tradisional atau jamu. Di pulau Jawa, tumbuhan secang banyak tumbuh di daerah Yogyakarta. Bagian hati kayu dan kulit batangnya merupakan komponen untuk membuat jamu yang dapat mengobati berbagai penyakit, seperti batuk berdarah (TBC), 'diare, disentri, sipilis, penghenti pendarahan, disamping sebagai zat pewarna. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang secang. Lsolasi senyawa kimia dari kulit batang secang dilakukan dengan cara perendaman dalam pelarut metanol. Ekstrak metanol yang telah dipekatkan, selanjutnya ditambahkan larutan NaHC03 5%, kemudian diekstraksi dengan etil asetat. Fraksi etil asetat ya g diperoleh dinamakan fraksi etil asetat I yang selanjutnya ditambahkan larutan NaOH 5% sehingga diperoleh fraksi etil asetat II (netral). Untuk memisahkan omponeh kimia dalam fraksi etil asetat II dilakukan kromatografi kolom menggunakan fasa diam silika gel dan fasa gerak campuran kloroform dan metanol yang dinaikkan kepolarannya secara bertahap. Diperoleh fraksi 7 yang relatif lebih murni, yang kemudian diidentifikasi komponen kimia di dalamnya dengan menggunakan spektrofotometer infra merah (IR), spektrometer resonansi magnetik inti proton C H-NMR) dan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS). Berdasarkan hasil identifikasi serta dengan membandingkan data dengan pustaka yang ada, diketahui bahwa fraksi 7 mengandung tiga senyawa dominan, yaitu asam linoleat, asam heksadekanoat dan metil linoleat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Firmansyah Surya
"ABSTRAK
Serat rayon merupakan polimer alami yang terkandung pada dinding sel tumbuhan tingkat tinggi. Untuk meningkatkan kegunaan serat rayon, pada penelitian ini dilakukan pencangkokan serat rayon dengan monomer metakrilat (MA) dan akrilamid (AAm) dengan metode iradiasi awal dengan media udara sehingga diperoleh serat rayon-g-(PAAm-co-PMA) dengan %G = 95-114% dan %G = 144-179%. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya dengan mencangkok gugus akrilamid (F.E. Okieimen 2003), asam akrilat (Istianah, Romlah 2001) serta campuran asam akrilat dan akrilamid (Fatmuanis, Basuki 2000 dan Virlia, Ninda 2003) ke dalam serat rayon. Karakterisasi serat dilakukan dengan FTIR . Pencangkokan MA memberikan puncak serapan 1642.2 cm-1 dan 1202.5 cm-1 yang merupakan rentang karbonil (-C=O) gugus karboksilat dan rentang ?CH3 gugus metil, sedangkan pencangkokan AAm memberikan puncak serapan 1633.9 cm-1 dan 3671.9 cm-1 yang merupakan tekuk amida (-NH2) dan rentang ?N-H. Kapasitas adsorpsi dilakukan dengan metode AES dan titrasi serta selektivitas adsorpsi secara kompetisi dan nonkompetisi. Variasi pH penentuan selektivitas dilakukan pada kisaran 3.0-7.0 dengan buffer asetat. Pada penggunaan serat rayon-g-(PAAm-co-PMA) sebagai adsorben limbah model elektroplating yang mengandung ion logam Ni2+ dan Cr6+(dalam bentuk Cr2O72-) diperoleh hasil bahwa pemisahan kuantitatif dapat dilakukan pada pH sekitar 6.0 karena pada pH tersebut perbedaan penyerapan Ni2+ dan Cr6+ cukup signifikan. Serat kemudian diregenerasi untuk mengetahui apakah serat yang telah menyerap Ni2+ tersebut dapat digunakan kembali atau tidak. Ternyata Ni2+ dapat teregenerasi dari serat sampai 72.75 % (nonkompetisi) dan 88.36 % (kompetisi). Dapat disimpulkan bahwa pada pH 6.0 Ni2+ dan Cr6+ dapat terpisah sehingga larutan keduanya dapat digunakan kembali serta serat yang telah diregenerasipun dapat dipakai berulang.
Kata kunci : elektroplating; Cr6+ ; Ni2+ ; adsorpsi"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tussiono
"ABSTRAK Teknologi yang semakin modern dan canggih menuntut peneliti untuk bekerja lebih giat, tidak hanya pada bidang dengan cakupan skala mikro akan tetapi pada skala nano. Seperti halnya penelitian kali ini akan dicoba disintesis membran anorganik silika MCM-48 dengan skala nano. Membran anorganik silika MCM-48 memiliki struktur kubik dengan aliran tiga dimensi. MCM-48 mempunyai selektifitas cukup tinggi pada pemisahan cair-cair atau gas-gas, serta sangat bagus dipergunakan dalam proses katalisis. Membran ini dapat disintesis pada membran pendukung yang terbuat dari zeolit Malang dan clay Lampung dengan metode hidrotermal. Komposisi larutan dengan perbandingan mol yang digunakan untuk membuat MCM-48 adalah TEOS : CTABr : NaOH : H2O = 1 : 0,5 : 5,0x10-3 : 61. Hasil IR menunjukkan bahwa clay sebagai binder material mempunyai kemiripan komposisi dengan zeolit sebagai bahan support. Setelah pelapisan, hasil XRD terlihat puncak difraksi MCM-48 pada 2? = 2,24 dan 2,54. Hal ini membuktikan membran MCM-48 berhasil disintesis. Foto SEM menunjukkan tebal film MCM-48 mencapai sekitar 5?m. Pada foto permukaan, terlihat homogenitas distribusi Si dipermukaan support. Pada foto melintang, terlihat ada penyebaran unsur Si yang merata antara sisi support dan film MCM-48, dan terbentuknya nanokomposit MCM-48/support. Analisis dengan EDX juga membuktikan hal ini. Analisis gas permeasi N2 pada membran membuktikan ada kontribusi aliran viskus, hal ini mengindikasikan ukuran pori MCM-48 tidak terdistribusi seragam. Hasil filtrasi biodiesel terlihat terjadi pemudaran warna. Analisa dengan spektrofotometer UV-Vis memperlihatkan spektra serapan UV-Vis adanya penurunan nilai absorbansi pada hasil penyaringan. Kadar FFA pada biodiesel hasil filtrasi mengalami penurunan dari 0.57% menjadi 0.26%. Kata kunci: MCM-48; CTABr; gas permeasi; membran; TEOS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manningara
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan pembuatan biodiesel (metil ester) menggunakan minyak yang diekstraksi dari biji karet. Biji karet yang digunakan adalah klon PB 280. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk melihat sifat fisiko-kimia dari minyak biji karet maupun kualitas dari biodiesel yang yang dihasilkan. Minyak yang dapat diekstrak dari biji karet klon PB 280 adalah sekitar 49,03 % dari berat serbuk kering. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji karet tersebut terdiri dari; asam palmitat (9,39%), asam stearat (12,07%), asam oleat (18,03%), dan asam linoleat (60,51%). Metil ester dibuat dengan menambahkan 64 g minyak ke dalam 27 mL metanol-KOH 1,5% berat, dicampurkan hingga larut dalam Erlenmeyer tertutup. Setelah larut, campuran diaduk dengan pengaduk magnetik dengan suhu sekitar 50 0C selama 30 menit dalam keadaan tertutup. Metil ester yang dihasilkan memiliki berat sekitar 96,18% dari berat awal minyak. Hasil pengujian pada biodiesel dari minyak biji karet ini membuktikan bahwa biodiesel tersebut cukup untuk memenuhi standar internasional. Biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji karet hasil ekstraksi ini dapat diperkirakan termasuk dalam kategori bahan bakar minyak diesel no. 2-D. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revita Dhiah Anggrainy
"Abstrak Telah dilakukan degradasi zat organik terlarut pada air tanah dalam. Air tanah dalam di degradasi dengan cara iiradiasi fotokatalitik. Air tanah dalam diambil dari daerah Taman Palem-Cengkareng dari kedalaman 150 meter. Proses degradasi ini dilakukan dengan tiga perlakuan irradiasi yaitu: sinar UV tanpa katalis, katalis saja tanpa sinar UV, dan katalis dengan sinar UV. Sampel air diatur pH nya menjadi pH 5,0 ;7,0 ; dan 9,0. Sumber radiasi yang digunakan adalah lampu black light (UV A) 10 watt dan katalis TiO2 yang digunakan adalah katalis TiO2 yang dibuat dari larutan prekursor Titanium (IV) diisopropoksi bis asetil ? asetonat yang di immobilasasikan pada pelat berukuran 8 x8 cm 2. Masing-masing irradiasi dilakukan selama 6 jam. Larutan Hasil irradiasi di analisis serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis, kandungan organik terlarutnya dengan penentuan bilangan permanganat dan larutan hasil degradasinya di analisis dengan alat HPLC. Dari ketiga perlakuan iiradiasi diperoleh data bahwa pada kondisi TiO2/UV degradasinya lebih baik dari pada kondisi irradiasi UV saja dan katalis saja tanpa irradiasi. Sedangkan pengaruh pH menunjukkan proses degradasi fookatalitik sesuai urutan pH 5,0 > 7,0> 9,0. Produk asam organik hasil degradasi salah satunya adalah asam oksalat. Kata kunci: zat organik terlarut (DOM), irradiasi, Katalis TiO2, degradasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieni Lansi
"Pada penelitian ini dicoba pembuatan serat asam fosfet dari serat
rayon yang dicangkok dengan monomer glisidil metakrilat (GMA), dan selanjutnya
difungsionalisasi dengan larutan asam fosfat. Pencangkckan dllakukan
m«^nggunakan metode iradiasi awal daiam medium udara dengan
teknikemulsi dan atmosfer nitrogen. Hasil poncangkokan dinyatakan dalam
bentuk persen pencangkokan (%G). Parameter yang dipelajari adalah dosis
total Iradiasi yang berhubungan dengan kerapatan rental tercangkok, konsentrasi
monomer dan waktu pencangkokan yang berhubungan dengan panjang
rantal tercangkok. Fungsionaiisasi dilakukan dengan mempelajari pengaruh
persen pencangkokan dari rayon-g-PGMA yang digunakan, konsentrasi
larutan asam fosfat, dan suhu (32° 0 dan 98° 0). KarakterisasI serat asam
fosfat dilakukan dengan analisa spektrum FTIR dan kapasitas penukaran
ionnya terhadap ion logam Cu^"", selektivilasnya terhadap Ion Pb^^ dan Cu^",
dan kecepatan penukaran Ion terhadap Ion logam Pb^"^ yang dipelajari pada
pH 6,0. Pada penelitian ini juga dipelajari pengaruh struktur rantai ter
cangkok dari serat asam fosfat terhadap selektlvitas penukaran ionnya.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa %G cenderung menlngkat
dengan bertambahnya dosis iradiasi yang digunakan, konsentrasi monomer,
dan waktu reaksi. Data densitas rantal tercangkok menunjukkan semakin
tlnggl dosis Iradiasi maka semakin rapat jarak antar rantai tercangkok Pada dosis iradiasi yang sama, semakin tinggi konsentrasi monomer maka
rantai tercangkok akan semakin panjang. Reaksi fungsionalisasi memberikan
hasi! persen konversi GMAtertinggi sebesar 15,9% (0,81 mmol H3PO4)
dengan kapasitas adsorbs! serat asam fosfat terhadap ion Cu^'^ sebesar
3,1 meq/g untuk serat asam fosfat dengan kerapatan yang sedang. Hasi! ini
masih jauh iebih kecii daripada kapasitas RGP^ (6-7 mek/g). Serat asam
fosfat yang disintesis menun-jukkan tingkat seiektivitas yang lebih tinggi
terhadap ion logam Pb^* daripada ion oJ*. Semakin jarang jarak rar.tai
PGMA yang tercangkok, maka serat akan serriakin seieldif. Percobaan
f
penukaran ion menunjukkan bahwa serat m.emiliki kecepatan penukaran ion
yang baik karena kesetimbangan penukarannya dapat dicapai dalam vvcuctu 5
menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Fadhli
"Hidrogel termosensitif N-vinil kaprolaktam (NVCL) disintesis dengan metode polimerisasi radikal bebas ikat silang. Agen pengikat silang etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) dan N,N?-metilen bis akrilamida (MBA) digunakan untuk menentukan pengaruh dari jenis dan konsentrasi pengikat silang pada nilai persen fraksi gel dan swelling saat setimbang. Spektrum Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FTIR) membuktikan pemutusan dari ikatan C=C untuk berpolimerisasi sebagai hidrogel.
Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pengikat silang, semakin tinggi fraksi gel namun rasio swelling semakin rendah. Ditemukan bahwa MBA merupakan agen pengikat silang yang lebih efektif dari EGDMA dengan nilai fraksi gel 35,72% pada MBA 5%. Kondisi optimal yang diperoleh yaitu waktu reaksi 24 jam dengan nilai persen gelation sebesar 14,29%.

Thermosensitive N-vinyl caprolactam (NVCL) hydrogels were synthesized by a free radical crosslinking polymerization. Ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) and N,N?-methylene bisacrylamide (MBA) crosslinking agents were employed in order to determine the effects of crosslinker type and concentration in percentage of gel fraction and equilibrium swelling value (ESV). Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FTIR) spectrum confirmed the breaking bond of C=C to polymerize as hydrogel.
Results showed that higher concentration of crosslinking agent, higher fraction gel but swelling ratio decreased. It was found that MBA more effective than EGDMA in synthesis PNVCL hydrogel with 35,72% gel fraction at 5% MBA. Optimum condition was 24 hour reaction time with percentage of gelation 14,29%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42929
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Destrimita Risma
"ABSTRAK
Enzim α-glukosidase (EC. 3.2.1.20, α-D-glukosida glukohidrolase) adalah enzim terikat membran yang terdapat pada epitel usus halus dan berperan pada pencernaan karbohidrat makanan yang memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim ini diperlukan pada pencarian senyawa analog sebagai inhibitor enzim tersebut dalam rangka penemuan obat Diabetes Melitus tipe dua. Pada penelitian ini, sebagai sumber enzim digunakan beras baru, beras lapuk, dan dedak dari tiga varietas, yaitu Sarinah, IR 64, dan IR 46. Beras baru, beras lapuk, dan dedak selanjutnya dibuat menjadi ekstrak kasar enzim tepung beras baru, tepung beras lapuk, dan tepung dedak. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sembilan ekstrak kasar enzim, tepung beras lapuk IR 46 menunjukan aktivitas tertinggi yaitu 90,3 mU/mL. Aktivitas tertinggi ditemukan pada tingkat kejenuhan 20-50% pada fraksinasi dengan ammonim sulfat sebesar 228,2 mU/mg. Enzim hasil dialisis memiliki aktivitas spesifik 238,9 mU/mg dan pH optimum 5,00. Enzim α-Glukosidase dari beras lapuk IR 46 memiliki nilai Km = 5,17 mM dan Vmax =0,55 mM/menit. Hasil uji logam menunjukkan bahwa merupakan aktivator enzim α-glukosidase sedangkan berperan sebagai inhibitornya. Pada uji inhibisi, quersetin dan ekstrak buah mahkota dewa dengan kadar 1% menyebabkan persen inhibisi tertinggi masing-masing sebesar 19,84% dan 28,20%.

ABSTRACT
The enzyme α-glucosidase (EC.3.2.1.20, α-D-glukohidrolase) is a membrane bound enzyme found in intestinal ephitelium and plays role in carbohydrate digestion cleavaging carbohydrate into glucose. This enzyme is needed to find analogous compound as inhibitor of this enzyme in the context of drug exploration for Diabetes Mellitus type two. In this study, the sources of the enzyme used are new rice, moldy rice, and rice bran that for each from three varieties of rice: Sarinah, IR 64, and IR 46. Those nine sources of the enzyme was made into crude enzyme of new rice flour, moldy rice flour, and rice bran flour. The result showed that moldy rice flour IR 46 had the highest activity to be 90,3 mU/mL. The highest activity in fractionation with ammonium sulphate was founded in saturation level of 20-50% to be 228,2 mU/mg. In dialysis, the enzyme had the specific activity to be 238,9 mU/mg and pH optimum was 5,00. α-glucosidase from moldy rice IR 46 had Km value = 5,17 mM and Vmax value = 0,55 mM/minute. The result in metal assay showed that Mg2+ and Mn2+ were activator of α-Glucosidase whereas Co2+ and Zn2+ acted as inhibitor. Mahkota Dewa fruit extract and Quersetin caused the highest percent of inhibition in 1% for each 19.84% and 28,20%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qivi Azizah
"Ester asam lemak sakarida dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi antara maltosa dengan asam lemak minyak sawit menggunakan pelarut organik. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan, dengan pelarut isoamil alkohol dan iso butanol. Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Imobilisasi dilakukan menggunakan larutan lipase dengan konsentrasi awal enzim yaitu 200 dan 350 ppm. Variasi yang dilakukan menggunakan perbandingan rasio mol substrat gula: asam lemak, yaitu 1:30 ; 1:60 ; dan 1:90. Hasil yang lebih baik diperoleh menggunakan konsentrasi awal lipase 200 ppm, dengan nilai persen loading imobilisasi lipase yang diperoleh adalah 31,28 % dan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 2,88 U/mL dan aktivitas spesifiknya sebesar 1,23 U/mg. Hasil optimasi perbandingan rasio molar gula dan asam lemak menunjukkan kondisi optimum diperoleh pada rasio 1 : 30 menggunakan pelarut iso butanol, dengan % konversi 5,0 %. Hasil uji emulsifier menunjukkan bahwa produk esterifikasi dapat berfungsi sebagai emulsifier.

Sugar esters can be produced with esterification between maltose and palm oil fatty acid in organic solvents. Esterification reaction was carried out enzymatically using immobilized Candida rugosa lipase EC.3.1.1.3 on Fe3O4--chitosan nanoparticles, with isoamyl alcohol and isobutanol as the solvents. Candida rugosa lipase was immobilized on Fe3O4-chitosan nanoparticles using cross-linking method with glutaraldehyde as cross linker. Immobilization was carried out with two initial enzyme concentrations of 200 and 350 ppm. The variations of molar substrate ratio of sugar : fatty acid used in this study were 1:30, 1:60, and 1:90. The optimal results was obtained using initial concentration of 200 ppm lipase. The loading percentage of immobilized lipase was 31,28 % with hydrolytic activity of immobilized lipase was 2,88 U/mL and the specific activity was 1,23 U/mg. The highest % conversion in esterification obtained in this study was 5.0 %, using molar ratio 1:30 in iso bthanol as solvent. The ester product obtained was then examined by simple emulsion test and can be used as an emulsifying agent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Kiasati
"Ester fruktosa - palmitat telah disintesis melalui reaksi esterifikasi secara enzimatis antara asam palmitat dengan fruktosa menggunakan lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4 - polidopamin. Pada penelitian ini, nanopartikel Fe3O4 - polidopamin disintesis dengan metode kopresipitasi dan selanjutnya digunakan sebagai support imobilisasi lipase. Nanopartikel Fe3O4, nanopartikel Fe3O4 - polidopamin, dan nanopartikel Fe3O4 - polidopamin - lipase telah dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), Field Emission Scanning Electron Microscopy (FESEM), Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS), X-ray Diffraction (XRD), Vibrating Sample Magnetometer (VSM), dan Particle Size Analysis (PSA). Nilai persen loading lipase terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4 - polidopamin yang diperoleh adalah sebesar 99,66%. Pada reaksi esterifikasi dilakukan beberapa variasi, yaitu rasio molar fruktosa dan asam palmitat, dan pelarut. Variasi rasio molar fruktosa dan asam palmitat yang digunakan adalah 1:30, 1:60, dan 1:90 (mmol/mmol) dalam pelarut t-butanol, dan hal yang sama dilakukan dalam pelarut metil isobutil keton (MIBK). Persen konversi asam palmitat menjadi ester tertinggi diperoleh pada rasio molar fruktosa dan asam palmitat 1:30 (mmol/mmol) dalam pelarut t-butanol yaitu sekitar 28,51% pada derajat substitusi (DS) ester 2,85 dengan menggunakan lipase bebas, dan sekitar 27,75% pada DS ester 2,78 dengan menggunakan lipase terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4 - polidopamin.

Fructose - palmitate ester has been synthesized via esterification reaction of palmitic acid and fructose by using immobilized enzyme of Candida rugosa E.C.3.1.1.3 lipase on Fe3O4 nanoparticles - polydopamine. In this study, Fe3O4 nanoparticles - polydopamine was synthesized by coprecipitation method and then used as support in the immobilization of lipase. Fe3O4 nanoparticles, Fe3O4 nanoparticles - polydopamine, and Fe3O4 nanoparticles - polydopamine - lipase were characterized with Fourier Transform Infra Red (FTIR), Field Emission Scanning Electron Microscopy (FESEM), Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS), X-ray Diffraction (XRD), Vibrating Sample Magnetometer (VSM), and Particle Size Analysis (PSA). Percent value of loading immobilized lipase on Fe3O4 nanoparticles - polydopamine obtained is around 99.66%. The esterification reactions were carried out with several variations of molar ratio of fructose and palmitic acid with two different solvents. Variations molar ratio of fructose and palmitic acid used are 1:30, 1:60, and 1:90 (mmol/mmol), and the solvents used were t-butanol and methyl isobutyl ketone (MIBK). The highest percent (28,51%) conversion of palmitic acid to become ester was obtained at the molar ratio of fructose and palmitic acid 1:30 (mmol/mmol) in t-butanol with a degree of substitution (DS) ester 2,85 by using free lipase, and around 27,75% with a DS ester 2,78 by using immobilized lipase on Fe3O4 nanoparticles - polydopamine."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>