Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Martini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S33486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Hadriyani
"ABSTRAK
Kriminalitas atau criminal yang di sebut juga kejahatan merupakan kejadian yang hamper setiap hari ada di masyarakat dan hal ini meresahkan anggota masyarakat. Kejahatan sendiri adalah bertemunya faktor niat berbuat jahat dari calon pelaku dengan kesempatan atau paluang yang ada. Selain itu kejahatan atau kriminalitas di sebabkan oleh banyak faktor utama adalah lingkungan.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik kriminalitas di Kotamadya Bandar Lampung, kapan dan dimana pelaksanaan kejahatan di Kotamadya Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian di ketahui jenis kriminalitas yang mempunyai jumlah kasus tinggi adalah jenis Curas, Curat, Curanmor dan lain lain kejahatan. Jenis Curas dan Curat merupakan jenis kriminalitas adalah perumahan, jalan, pusat-pusat keramaian dan waktu kejadian yaitu jam kejadian dan bulan kejadian
Berdasarkan tempat kejadian, perumahan mempunyai kasus tinggi dan berdasarkan waktu kejadian yang mempunyai jumlah kasus tinggi yaitu jam jam 24.01-06.00 wib (malam hari) dan pada kuartal I (januari, Februari, Maret, April)"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Wartono
"ABSTRAK
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai permukaan
bumi yaitu mengenai bentuk, proses dan genesis serta
hubungan timbal balik kelingkungannya dalam susunan keruangan
.
Jawa Tengah terdiri dari empat zona fisografi, yaitu Zona Lipatan
Selatan, Zona Pedalaman, Zona Pegunungan Kapur, Zona
Dataran Rendah. Kompleks Karangsambung terdapat di Zona
Lipatan Selatan tepatnya di Wilayah Pegunungan Serayu Selatan
dan Dataran Rendah Kedu Selatan.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Unit-unit
georaorofologi dan bentukan apa saja yang terdapat di Kompleks
Karangsambung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis peta
dari Peta Topografi dan Peta Geologi, yang menghasilkan Peta
Unit Geomorofologi, serta metode deskripsi untuk menerangkan
unit geomorfologi.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa ringkasan seperti ;
adanya 8 unit geomorfologi, yaitu Unit Patahan, terdiri dari
Patahan Kaliajri dan Patahan Karanggayam. Unit Lipatan,
terdiri dari Lipatan Pegunungan Monoklin G.Tugel, Lipatan
Pegunungan Antiklin G.Cantel, Lipatan Pegunungan Halang,
Lipatan Pegunungan Sinklin G.Paras, Lembah Celepar-Banioro-
Tlepok, Lembah G.Pencil. Unit Pegunungan Terkikis yang ter
diri dari Pegunungan Terkikis pada Formasi Karangsambung,
Formasi Totogan, Formasi Penosogan, Formasi Waturanda, Seboro,
Condong, Sadangkulon dan Kebutuhgunung. Unit Perbukitan
Terkikis pada Formasi Peniron dan Kompleks Luk Ulo. Bukit
Sisa seperti Bukit (Wagir) Dampes, Wagir Gumeng, Wagir Ijo,
Wagir Kalirencang, Wagir Menur, Wagir Geong. Unit Igir ter
diri dari Igir Bludron, Igir Pulusari, Igir Sirongkok, Igir
Sipuoung. Unit Gunung Api seperti Gunung Grenjeng, Gunung
Kutapekalong, Gunung Midangan, Gunung Pengadon, Gunung Tumpangparuk,
Gunung Gliwang, Gunung Karanggemantung dan Gunung
Muda Seri Ligung. Unit Dataran terdiri dari Dataran Aluvial
di selatan dan utara, Dataran Banjir dan Tanggul Sungai"
1996
S33613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurintan Cynthia Tyasmara
"Sejak tahun 2002 hingga 2012 di Kota Batu bermunculan agroindustri apel dengan produk seperti kripik apel, sari apel, pai apel, dan lain- lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana orientasi agroindustri apel di Kota Batu dengan menggunakan variabel tenaga kerja, pasar/lokasi penjualan, asal bahan mentah dan jarak dari pusat kota Kota Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial dan metode deskriptif dengan analisis keruangan. Penentuan jumlah sampel menggunakan Propotional Area Random Sampling sebanyak 32 agroindustri.
Hasil dari penelitian ini adalah lokasi agroindustri apel lebih berorientasi kepada bahan mentah (buah apel). Lokasi agroindustri yang berorientasi pada bahan mentah terdapat di sebelah utara Kota Batu yang berasosiasi dengan keberadaan kebun apel di wilayah tersebut. Orientasi kedua adalah jarak dari pasar/lokasi penjualan. Jarak dari pasar tidak terlalu berpengaruh karena adanya sistem pengambilan produk dan pemesanan. Kemudian jarak dari pusat kota juga bukan merupakan orientasi agroindustri karena agroindustri apel banyak diusahakan di rumah masing-masing pelaku industri. Sedangkan tenaga kerja bukan merupakan orientasi karena mayoritas agroindustri bertenaga kerja sedikit dan berasal dari keluarga sendiri maupun tetangga di desa setempat atau desa tetangga.

Since 2002 until 2012 a lot of apple agroindustry with their product such as apple chips, apple essence, apple pie, etc in Batu City. The purpose of this research is to know how orientation of this agroindustry with these variables the labor, market's location, raw materials location and the center of Batu City. This research using spatial approach and descriptive method with comparation spatial analysis. The sample of this research is 32 agroindustries based on Propotional Area Sampling.
The result of this research is that location orientation of apple agroindustry is oriented to raw materials location.The agroindustry that raw materials oriented is located in the north of Kota Batu that associated with apple farm. The next orientation is distance from market. The distance from market location is not really affected compare with raw materials because their system of marketing. They prefer to send their product to consumer than sell it. And the last is the distance from center of city is not the orientation of this industry because the location is in the house of agroindustry's owner. Labor is not the orientation of apple agrindustry because most of the labor comes from family or neighborhood in their industry's location and it doesn't need a lot of labor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1971
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Kelvin
"Pendidikan yang berkualitas didapat dari sekolah menengah dengan status RSBI. Keberadaan sekolah-sekolah menengah dengan status RSBI yang ada sekarang ini menjadi pilihan dan prioritas bagi siswa yang ingin meningkatkan kemampuannya sehingga menjadi individu yang berdaya saing dan berkualitas. Oleh karena itu, cakupan wilayah sekolah menengah RSBI ini dapat melampaui tempat dimana sekolah ini berada. Siswanya tersebar di berbagai daerah membentuk pola-pola tertentu dan berasal dari karakteristik yang berbeda-beda baik itu siswa, tempat tinggal, dan orang tua.
Dari latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran dan karakteristik siswa SMA RSBI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparasi keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan wilayah SMAN 8 Jakarta paling luas diantara SMAN 1 Kota Bekasi dan SMAN 5 Kota Bekasi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap coverage area adalah faktor internal, terdapat perbedaan pada jumlah fasilitas, jumlah ekstrakurikuler, dan daya tampung sehingga menyebabkan pula perbedaan pada luasan coverage area (cakupan wilayah) pada masing-masing SMA RSBI.

A qualified education obtained from high school with RSBI status. The existance of high schools with RSBI status of which there are now becomes the choice and priority fot students who want to enhance their capability so as to be an individual who competitive and qualified. Therefore, the coverage area of RSBI high schools can be beyond the place where the schools is located. Its students scattered in various area to form certain patterns and comes from the different characteristics of both students, residences, and parents.
From those background, this research aims to determine the pattern of distribution and characteristics of RSBI high school students. The methods that used in this study is the analysis of descriptive and spatially.
The result showed that the coverage area of SMAN 8 Jakarta is the most extensive among SMAN 1 Kota Bekasi and SMAN 5 Kota Bekasi. The most influenced factor on coverage area is internal factor, there is differences in quantity of facility, quantity of extracuricullum and capacity so that makes diffences on coverage area for each SMA RSBI.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42050
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Putri
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana. author
"Penambahan fasilitas pendiclikan menunjukkan upaya peningkatan kualitas proses
clan hasil pendidikan. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dad segi proses jika
proses belajar-mengajar berlangsung secara efektif, clan peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang bermakna clan ditunjang oleh sumber daya (manusia, clana, sarana,
clan prasarana) yang memadai.
Sementara Ru peserta diclik tersebar di lokas! yang sangat beragam mulai dari
daerah terpencil sampai kota metropolitan. Kondisi geografis yang sedemikian luas clan
terpencar, clan tingkat perkembangan pembangunan yang beragam, mengakibatkan
masih rendahnya efisiensi dalam pengelolaan pendidikan.
Masalah dalarn penelitian in! adalah : Bagaimana hubungan faktor jarak dengan
kelengkapan fasilitas Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya ?
Kelengkapan fasilitas Sekolah Dasar yang dimaksud dalarn penelitian ini adalah
rata-rata banyaknya sekolah, guru, ruang kelas, clan mudd sekolah dasar di setiap desa,
yang clihitung berclasarkan rasio guru terha6p ruang kelas (RGk), rasio guru terhadap
sekolah (RGs), rasio kelas terhadap sekolah (RKs) clan rasio murid terhadap kelas
(RIVIk).
Wilayah penelitian adalah desa - desa yang terclapat di Kabupaten Tasikmalaya
Propinsi Jawa Barat (ticlak termasuk Kota Administratif Tasikmalaya).
Wilayah penelitian dibagi menjacli 3 wilayah jarak dengan ketentuan yaitu : Wilayah I
dengan jarak < 20 Krn dad pusat kota, Wilayah 11 : dengan jarak antara 20-40 Km clad
pusat kota, clan Wilayah III : dengan jarak > 40 Krn dad pusat kota. Hasilnya adalah peta
wilayah penelitian berclasarkan jarak dad pusat kota.
Dad hasil penelitian di ketahui : Semakin dekat ke pusat kota, persentase banyaknya
desa yang memiliki variabel-variabel kelengkapan fasilitas SID tinggi semakin bertambah
kecuali rasio murid terhadap kelas (RMk), sedangkan persentase banyaknya desa yang
memiliki variabel-variabel kelengkapan fasilitas SD renclah semakin berkurang.
Semakin dekat ke pusat kota, persentase banyaknya desa yang memiliki tingkat
kelengkapan fasilitas SD baik semakin bertambah, clan yang buruk semakin berkurang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Wahyudi
"Pemberian nama-nama geografi pada suatu tempat atau wilayah di
permukaan bumi mi umumnya diberikan karena ciri khas atau
karakteristjk yang dimiliki wilayah atau daerah dengan daerah
yang bersarigkutan. Untuk masing-masing tempat atau daerah dengan
bahasa yang berbeda-beda akan rnemberikan suatu nama terhadap
objek geografi tersebut sesuai dengari bahasa yang bersangkutan.
Kota Jakarta merupakari wilayah yang memiliki banyak tempat dengan
toponhrni atau nama-nama geografi dari bahasa yang bermacammacam.
Begitu juga dengan toponimi yang berasal dari bahasa
Sunda, cukup banyak dijumpai dalam wilayah DKI Jakarta.
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dicari
jawabnya adalah, bagairnanakah gambaran mengenai batas-batas yang
mempengaruhi penggunaan nama-nama geografi (toponimi), terutama
yang berbahasa Sunda di Jakarta.
Sehubungan dengari masalah tersebut, maka langkah-langkah yang
dilakukan adalah mencari sejarah later belakang pertumbuhan kota
Jakarta berupa peta lama daerah Batavia tahun 1627 dan peta 1992
dengan maksud memberikan gambaran perubahan dalarn toponimi berbahasa
Sunda. Kemudian, dicari persebaran nama-nama tersebut dengan
acuan kamus bahasa Sunda-Indonesia. Untuk mengetahui region toponimi,
dibuat garis yang merupakan generalisasi dari letak toponimi
berbahasa yang Sunda yang mendominasi di wilayah Jakarta.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis pola persebaran toponimi
berbahasa Sunda. Analisis ml dilakukan dengan cara mengamati
batas-batas region toponimi berbahasa Sunda dengan batas-batas
region toponimi bahasa non Sunda.
Dari hasil analisis diperoleh hasil penelitian berikut
1.Toponimi atau nama-nama tempat dengan nama geografi berbahasa
Sunda penyebarannya sernakin bariyak ke Selatan. Hal mi dapat
dilihat dari peta penyebaran toponimi berbahasa Sunda (kurang
lebih 15 km dari Pasar Ikan ke arah kota Bogor.
2.Tempat-tempat dengan nama geografi yang berasal dari bahasa
Sunda yang ada di wilayah DKI Jakarta sekarang urnumnya diawali
dengan kata Ci.
3.Batas region toponimi berbahasa Sunda berada di sekitar batas
tanah partikelir terutama dibagian selatan Jakarta (disekitar
daerah Cipinang).
4.Ada tiga indikator yang mempengaruhi toponirni di wilayah
Jakarta yaitu perigaruh etnis Sunda, pengaruh pernenintahan
kolonial Belanda, dan pengaruh dibukanya tanah-tanah
partikelir. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatul Adawiyah
"Gempabumi yang terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 merupakan gempabumi besar dengan kekuatan Mw : 6, 2. Selain menyebabkan kematian sekitar 5000-an jiwa, juga mneyebabkan kerusakan infrastruktur serta mengakibatkan kerusakan geologi berupa hilangnya kekuatan tanah atau likuifaksi. Penelitian ini ingin mengungkapkan kaitan kejadian likuifaksi dengan geologi dan indeks keburukan likuifaksi serta pola wilayah bahaya likuifaksi di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan spasial (keruangan). Hasil penelitian menunjukkan sebaran titik kejadian likuifaksi cenderung mengelompok di tengah wilayah penelitian, sebarannya mengikuti : sebaran jenis batuan endapan Gunungapi Merapi muda, sebaran umur batuan kuarter. Seluruh titik kejadian likuifaksi dijumpai pada jarak kurang dari enam kilometer dari sesar utama dan sesar minor. Sebaran kejadian likuifaksi tidak selalu dijumpai pada wilayah dengan nilai LSI yang besar. Wilayah bahaya likuifaksi terbagi menjadi : wilayah bahaya likuifaksi sangat tidak aman, tidak aman, dan wilayah aman.

The Yogyakarta earthquake of May 27, 2006 has magnitude Mw : 6,2. This earthquake caused about 5000 died people and destroyed infrastructures also liquefaction. Focus of this study is interrelation between liquefaction occurance and geological condition and liquefaction severity index (LSI). This research is descriptive and spatial approach. The research shows that distribution of liquefaction occurrence is clustered in the centre part of Yogyakarta Special Province, it is related to young volcanic deposits of Merapi Volcano distribution and Quarternary deposits distribution. Liquefaction occurance is situated within 6 km distance from the major and minor fault zone.The distribution of liquefaction occurance it isn?t related to liquefaction severity index (LSI)."
2008
S34215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erlan Agus Setyawan
"Transmigrasi membutuhkan lahan untuk tempat tinggal dan usaha. Tujuan transmigrasi di Sitiung II adalah untuk pembuatan pertanian lahan basah sesuai dengan karakter para transmigran sebagai petani, dalam hal ini adalah lahan pertanian sawah dengan pengairan irigasi.
Penelitian ini membahas seberapa besar perubahan penggunaan lahan pertanian sawah menjadi perkebunan di daerah transmigrasi dan faktor-faktor yang menjadi penyebab para petani di daerah transmigrasi beralih dari lahan pertanian sawah menjadi lahan perkebunan karet dan sawit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah spasial analisis didukung dengan statistik analisis. Tren laju konversi lahan pertanian sawah di daerah transmigrasi tahun 2006 dan 2012 terus mengalami peningkatan. Faktor-faktor penyebab konversi antara lain : tingkat pendidikan petani, biaya pengolahan lahan, harga hasil sawit, harga hasil karet, aksesbilitas, hasil panen sawah dan jenis tanah.

Transmigration requires land for residences and farming. Transmigration destination in Sitiung II is for the manufacture of agricultural wetlands in accordance with the character of the migrants as a farmer, in this case with irrigating farmland irrigated rice.
This study discusses how big the change of use of agricultural land to plantation fields in transmigration areas and the factors that cause farmers to switch transmigration areas of paddy farmland into rubber and oil palm plantations.
The method used in this study is supported by the statistical analysis of spatial analysis. Trends in the rate of conversion of rice farms in the transmigration area in 2006 and 2012 continued to increase. Factors that cause the conversion include: education level of farmers, land preparation costs, prices of palm, rubber output prices, accessibility, paddy crops and soil types.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>