Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Jessika
"Program intervensi yang dilakukan terhadap K didasarkan pada metode Read Aloud dari Trelease (2008) dan pemberian reward jika K berhasil membaca buku secara mandiri. Program intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan minat membaca pada K, sehingga ia mampu membaca buku secara mandiri karena keinginannya sendiri Program intervensi diadakan dalam waktu 8 (delapan) hari efektif yang terdiri atas tiga bagian, yaitu Ceramah Interaktif Read Aloud sebagai tahap intervensi pertama dan sebagai kegiatan pengembangan kemampuan bagi Ibu Z, Pelaksanaan Read Aloud di rumah sebagai tahap intervensi kedua dan Program Reward Baca Mandiri sebagai tahap intervensi ketiga. Setelah ketiga tahap selesai maka akan diambil hasil evaluasi dari program intervensi.
Hasil intervensi secara umum menunjukkan bahwa program intervensi Read Aloud dan Reward Baca Mandiri cukup efektif dalam meningkatkan minat membaca pada K, yang ditunjukkan dengan munculnya perilaku yang berhubungan dengan minat membaca termasuk salah satunya membaca mandiri. K berhasil membaca delapan cerita selama intervensi berlangsung. Meskipun begitu, kegiatan Read Aloud di rumah dan Baca Mandiri tidak berjalan sesuai jumlah hari yang direncanakan yaitu 7 hari. Kegiatan Read Aloud hanya berlangsung selama 3 hari dan Baca Mandiri berlangsung selama 4 hari. Menurunnya kesehatan Ibu Z sebagai pembaca buku cerita dan terlalu banyak waktu K untuk menonton televisi menjadi penyebab kurang maksimalnya hasil yang dicapai.
Intervention program that has been conducted upon subject K is based on Read Aloud method from Trelease (2008), reward are also given to K if she is able to read a book independently. The intervention program purpose is to improve reading interest on K, so she is able to read a book independently due to personal interest. The intervention program scheduled for 8 (eight) effective day which consists of three parts, interactive lessorhof Read Aloud for K's mother (or known as Z) as first step of intervention and as a improvement activity for Z, read aloud implementation as second step of intervention, and independent reading reward program as third step. After all steps has been conducted the evaluation of intervention program are taken.
The intervention result generally shows that read aloud and independent reading reward can be quite effective to increase reading interest in K, that is showed by the onset of behavior related to reading interest, where as K has read 8 stories during the intervention. Even so, the time plan for read aloud and independent reading activity in K's house does not occur as scheduled. The program scheduled for 7 days, but in reality read aloud activity only occurred 3 days and independent reading activity only occurred 4 days. Due to the Z as story reader was being sick and K activity that spends too much time watching TV; these have resulted achievements are not maximized."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arienda Anggraini
2007
T38304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Shilla Aulia
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kompetensi karier memiliki peran yang lebih kuat terhadap perceived external employability dibandingkan optimisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode korelasional dan multiple regression. Variabel perceived external employability diukur menggunakan Perceived External Employability scale, optimisme dengan Life Orientation Test-Revised, dan kompetensi karier dengan Career Competencies Questionnaire. Partisipan yang berhasil direkrut dalam penelitian ini sebanyak 160 karyawan dengan rentang usia 18 – 29 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi karier (β = 0,52, p < 0,01) mampu menjadi prediktor yang lebih kuat dibandingkan optimisme (β = -0,03, p > 0,05) dalam memprediksi perceived external employability pada karyawan dewasa muda
The aim of this study is to determine whether career competencies has a stronger role on
employee’s perceived external employability compared to optimism. This research is a quantitative research that uses correlational and multiple regression methods. This study uses measurements such as Perceived External Employability Scale to measure perceived external employability, the Life Orientation Test-Revised to measure optimism, and the Career Competencies Questionnaire to measure career competencies. Participants in this study amounted to 160 employees in the age of 18-29. The results of the analysis show that career competencies (β = 0,52, p < 0,01) has a stronger role than optimism (β = -0,03, p > 0,05) to predict employee’s perceived external employability
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeane Chrysanthea
"ABSTRAK
Setiap manusia mempunyai karakter, yaitu suatu set ciri-ciri psikologis individu,
berisi nilai-nilai moral, sosial, dan agama, untuk mengarahkan individu
berperilalm yang benar. Program pendidikan karakter ini disusun sebagai usaha
menyediakan pengalaman yang dapat membentuk seseorang mcnjadi pribadi yang
berkarakler balk dan dapat berperilaku sesuai dengan tumutan sosial. Program ini
diperuntukkan bagi peserla diclik taman kanak-kanak tingkat A karena mereka
berada pada rentang usia paling baik lmtuk diajarkan mengenai berbagai macam
hal. Program berisi pengajaran nllai-nilai moral yang berakarkan pada dua nilai
utama dan universal, yaitu rasa hormat dan tanggung jawab.
Pcnyusunan program diawali dengan analisa kebutuhan melalui Focus Group
Discussion agar program sesuai dengan visi_ misi, dan kebutuhan sekolah, dalam
hal ini TK. Karya Mulya Dari analisa kebutuhan diperoleh tiga nilai utama yang
perlu dikembangkan, yaitu pengendalian diri, kemandirian, dan keadilan.
Tujuan utama program pendidikan karakter ini adalah membentuk para pesena
didik TK Karya Mulya menjadi pribadi yang berkaralner balk, yang tampak dalam
perilaku schari-hari. Kegiatan program mencakup tiga komponen moral, yaitu
pengetahuan, rasa, dan lindakan moral. Kegiatan diadakan satu kali dalam
seminggu, dengan durasi 20 menit untuk setiap sesinya Metode yang digunakan
meliputi pemasangan spanduk atau hasil karya, penceritaan, diskusi/tanya jawab,
pelabelan perilaku, bermain peran, bermain, prakarya, kegiatan sosial sederhana,
dan sliker reward. Modul program lerdiri dari ll sesi dengan kescluruhan
kegialan berjumlah 33 kegiatan.

ABSTRACT
Every person has their own character. It is a set of psychological dispositions of
an individual, consists of moral, social, or religious values, to direct a person in
order to behave properly. This character education program was designed as an
effort for providing experiences to develop good characters in a person, and
therefore enable the person to behave accordingly to the social demands. 'lhis
program was targeted for students in Kindergarten A, since they are in the golden
age, the best time to teach them about many things. This program will teach moral
values, rooted in two great universal values, which are respect and responsibility.
Designing this program was started by gathering data through Focus Group
Discussion for need analysis. This step is important so that the program will fit the
vision, mission and school?s needs, in this case, TK Karya Mulya The result of
need analysis informed that there are three main values needed to develop. 'they
are self control, independency, and fairness.
The main goal of this character eduaition program is to shape the students in
Karya Mulya Kjndergarteii A to be a person with good characters, reflected in
daily behavior. This program includes three moral components: moral knowing,
moral feeling, and moral action. The activites will be held once a week, with 20
minutes duration for each sxsion. Teaching method used are setting up banner or
display for students? art and crafts, story-telling, discussion, behavior labeling,
simple social activities, and reward stickers. The modul ofthe program has ll
sessions, with 33 activities in total.eywords: character education, moral values, moral components.
"
2007
T34177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aquila
"Kematangan karir adalah kemampuan serta kesiapan individu untuk membuat keputusan karir. Pengalaman bekerja merupakan salah satu dimensi dari pembentukan kematangan karir remaja dan status keputusan karir merupakan salah satu aspek spesifik dari kematangan karir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman praktek kerja lapangan dan status keputusan karir terhadap kematangan karir, dengan nilai R sebesar 0,424 pada variabel pengalaman prakek kerja lapangan terhadap kematangan karir dengan nilai signifikansi 0,000 < α (0,005). Kemudian nilai R sebesar 0,231 pada variabel status keputusan karir terhadap kematangan karir dengan nilai signifikansi 0,002 < α (0,005). Variabel pengalaman praktek kerja lapangan memiliki nilai beta (0,447) lebih besar dibandingkan nilai beta variabel status keputusan karir (0,424), maka dapat diantara dua variabel independen disimpulkan bahwa variabel pengalaman prakek kerja lapangan memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel dependen (kematangan karir) jika dibandingkan dengan variabel status keputusan karir. Untuk melihat perbedaan skor kematangan karir antara siswa SMA dengan siswa SMK, penelitian ini memberikan gambaran bahwa mayoritas siswa SMA dan SMK telah mencapai kematangan karir tinggi dengan perbandingan persentase 31,68 : 46,58. Secara signifikan, siswa SMK yang telah mencapai kematangan karir tinggi lebih banyak dibandingkan siswa SMA.

Career maturity is individual's readiness to make a career decision. Work experience (Internship experience) is one dimension of career maturity and more specific aspect of career maturity is career decision status. The result show that internship experience and career decision status has an influences on career maturity, with R 0,424 and sig 0< α 0,005 on internship experience and R 0,231 and sig 0,002< α 0,005 on career decision status. Internship experience has Beta (0,447) and career decision status has Beta (0,424), the result shows that internship experience has more influence on career maturity than career decision status. there are no differences in career maturity scores in high school students and vocational school students, but the vocational student has more students than high school students in career maturity. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T31396
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi Rachmawati
"Penelitian ini berfokus untuk melihat efektivitas metode coaching dalam mengembangkan keterampilan sosial yang berhubungan dengan relasi interpersonal, yaitu perilaku menyapa, bercakap-cakap dan bermain informal. Penelitian dilakukan kepada seorang subyek yang berada pada periode perkembangan kanak-kanak madya. Desain penelitian yang digunakan adalah desain single-n dengan tipe A-B-A.
Metode coaching ini terdiri dari tiga tahap. Tahap instruksi menggunakan diskusi, cerita bergambar untuk analisis perilaku, tahap performa perilaku dengan bermain peran menggunakan media puppet dan bantuan teman (peer initiation), serta tahap generalisasi dilakukan pada berbagai setting. Pengukuran dilakukan sebelum program dimulai dan sesudah program selesai, menggunakan kuesioner bergambar, observasi terhadap target perilaku dan kuesioner rating by others.
Disimpulkan bahwa: 1) metode coaching efektif dalam mengembangkan keterampilan interpersonal menyapa; 2) untuk keterampilan bercakap-cakap dan bermain informal, metode coaching terbukti cukup efektif sampai tataran kognitif, namun belum dalam bentuk perilaku; 3) diperkirakan terjadi perubahan persepsi yang lebih positif dalam diri subyek ketika menghadapi interaksi sosial.

This study is focused on discovering the efectivity of coaching method in developing social skills related to interpersonal relation; greeting others, making conversation and playing informally. The subject of this study is an individual in the middle childhood period. This study using the single-n design with A-B-A type.
Coaching method consist of three stages. First, the instruction stage involved discussion and comic strip as a mean of behavior analysis. Second, behavior performance stage using paper puppet and peer initiation. Last, generalization stage done in several different settings. This study using three tools to measure its effectiveness; questionnaire in form of comic illustration, behavior check list of target behavior, and rating by others questionnaire. The measurement is conduct on pre and post program.
The following are the results : 1) coaching method is proven to be effective in developing greeting behavior 2) coaching method is proven to be effective on cognitive level but not behavior for making conversation and playing informally behavior, 3) it is estimated that subject has experience a perception changes into a positive state in facing social interaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31151
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Restu Mardhika
"ABSTRAK
Banyak anak penyandang disabilitas intelektual ringan mengalami masalah dalam
berinteraksi sosial di sekolah. Berdasarkan hal itu, keterampilan sosial merupakan hal yang
penting bagi anak disabilitas intelektual ringan untuk dapat berkembang di sekolah inklusi.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak disabilitas
intelektual ringan adalah dengan pendekatan modifikasi perilaku, terutama menggunakan
modeling. Dalam melakukan suatu modifikasi perilaku juga patut dipertimbangkan
pemberian penguatan terhadap perilaku baru yang muncul. Salah satu teknik penguatan yang
efektif untuk mengajarkan individu disabilitas intelektual ringan ialah melalui token
economy. Dalam rangka mengetahui efektivitas program dengan menggunakan modeling dan
token economy dalam meningkatkan keterampilan sosial pada penyandang disabilitas
intelektual ringan, maka peneliti merancang suatu program dengan menggunakan teknik
modifikasi perilaku melalui model simbolik (film kartun) dan penerapan token economy
sebagai penguatan perilaku. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain kasus tunggal tipe A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan sosial pada subjek saat sebelum dan sesudah pemberian program.

Abstract
A lot of children with mild mental retardation experience social interaction issue in their
school. Therefore, social skills become very important for children with mild mental
retardation to develop in the inclusive school. One method that effectively enhancing social
skills children with mild mental retardation is through behavior modification approach,
especially through modeling. In exercising behavior modification, need to amplify for any
new behaviors emerge. On e of amplification method which effectively teaches children with
mild mental retardation is through token economy. In terms to know the modeling and token
economy program effectiveness in enhancing social skills of children with mild mental
retardation, the researcher design a program with behavior modification technique through
model approach (cartoon short film) and token economy application as behavior amplifier.
The research is using single case type A-B-A design. Research result shows there is an
enhancement in social skills on subject after the program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Khairun Nisa
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada sumbangan bermakna yang diberikan self-esteem, dukungan orang tua, guru, dan teman sebaya secara bersama-sama terhadap kepuasan sekolah siswa tunarungu di SMP dan SMA/SMK inklusi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keempat variabel bebas tersebut memberikan sumbangan bermakna terhadap kepuasan sekolah. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 50 responden yang merupakan siswa tunarungu di sekolah inklusi. Sementara itu, berdasarkan hasil regresi sederhana secara masing-masing self-esteem, dukungan guru, dan teman sebaya memberikan sumbangan yang bermakna, sedangkan dukungan orang tua tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap kepuasan sekolah.

The purpose of this study was to investigate the significant contribution of self-esteem, parental support, teacher support, and peer support simultaneously to the school satisfaction of deaf students in inclusive junior and senior high schools. The results showed that the four independent variables had significant contribution to school satisfaction This research was conducted using quantitative approach involving 50 deaf students of inclusive schools as respondents. Meanwhile, based on a simple regression of each independent variables, selfesteem, teacher and peer support had meaningful contributions, while the parental support did not contribute significantly to the school satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>