Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haura Zahidah
"Fenomena perniagaan komoditas opium dan kayu kuning memegang peranan vital bagi pendapatan Nusantara pada awal abad ke-20. Fenomena ini terdokumentasi pada naskah klasik berbentuk surat kontrak yang terdapat di Bima. Penelitian ini bertujuan mengungkap fenomena tersebut, yang berlangsung di Kesultanan Bima pada 1905. Data yang digunakan berupa teks naskah surat kontrak berbahasa Melayu koleksi Museum Samparaja, Bima, Nusa Tenggara Barat yang didigitalisasi oleh British Library dan diberi nomor EAP988/1/155 dan EAP988/1/166. Naskah surat kontrak ini dinamakan sebagai Surat Kontrak Sultan Ibrahim dengan Letnan Go Ke Hoe. Naskah surat kontrak tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka dan teori monopolitas perdagangan yang dipaparkan oleh Posner (1992). Hasil penelitian menunjukkan adanya kuasa hak tunggal atas perniagaan komoditas opium dan kayu kuning oleh Sultan Bima yang bekerja sama dengan elite politik bawahan Belanda, Letnan Go Ke Hoe. Hal ini merupakan praktik politik dualisme yang dilangsungkan pemerintah Belanda untuk melancarkan siasatnya dalam mengeksploitasi sumber daya alam di Bima.

The phenomenon of trade in opium and yellow wood commodities played a vital role in the income of the archipelago in the early 20th century. This phenomenon is documented in classic texts in the form of contracts found in Bima. This study aims to reveal this phenomenon that took place in Bima Sultanate in 1905. The data used is in the form of texts of contracts in Malay in the collection of the Samparaja Museum, Bima, West Nusa Tenggara which were digitized by the British Library and numbered EAP988/1/155 and EAP988/ 1/166. The text of this contract letter is called the Contract Letter of Sultan Ibrahim with Lieutenant Go Ke Hoe. The contract documents were analyzed using a qualitative descriptive method with literature review techniques and the trade monopoly theory presented by Posner (1992). The results showed that the Sultan of Bima had the sole power of attorney over the trade of opium and yellow wood commodities in collaboration with the Dutch subordinate political elite, Lieutenant Go Ke Hoe. This is a dualism political practice carried out by the Dutch government to launch its strategy in exploiting natural resources in Bima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andinti Putri Khairunnisa
"Naskah merupakan benda budaya yang paling berharga. Salah satu benda budaya peninggalan nenek moyang tersebut adalah naskah Hikayat Cindabaya. Isi naskah ini menonjol pada satu aspek sosial yang ada dalam masyarakat, yakni aspek status sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini merupakan kajian filologi yang memanfaatkan kajian sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dasar penentu status sosial dalam Hikayat Cindabaya, menunjukkan persoalan status sosial yang terdapat di dalam Hikayat Cindabaya, khususnya diskriminasi dan mobilitas status sosial, serta menganalisis dampak dari persoalan status sosial tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik studi pustaka. Penelitian ini menggunakan sumber utama berupa transliterasi naskah Hikayat Cindabaya karya Jumsari Jusuf dan sumber pendukung berupa buku, artikel, dan penelitian yang berhubungan dengan status sosial. Hasil dari penelitian ini, ditemukan empat dasar penentu status sosial dalam Hikayat Cindabaya, yakni berdasarkan ukuran kekuasaan, ukuran ilmu pengetahuan, ukuran kekayaan, dan ukuran kekuatan. Selain itu, persoalan status sosial yang dominan dalam Hikayat Cindabaya adalah diskriminasi dan mobilitas status sosial. Dalam hal ini, terlihat pula dampak dari terjadinya persoalan status sosial, yaitu kemakmuran, kesengsaraan, ketakutan, kesedihan, dan kekecewaan.

Manuscripts are the most valuable cultural objects. One such cultural object is the Hikayat Cindabaya manuscript. The content of this manuscript highlights one social aspect of society, namely social status. In this regard, this research is a philology study that utilizes literature studies. This study aims to describe the basis for determining social status in Hikayat Cindabaya, show the social status issues that are presented in Hikayat Cindabaya--especially discrimination and social status mobility--and analyze the impact of these social status issues. The method used in this research is descriptive qualitative method with literature study technique. This research uses the transliteration of the manuscript of Hikayat Cindabaya by Jumsari Jusuf as the main source as well as books, articles, and research related to social status as supporting sources. As a result of this research, four basic determinants of social status were found in Hikayat Cindabaya, namely based on the measure of power, the measure of knowledge, the measure of wealth, and the measure of power. In addition, the dominant social status issues in Hikayat Cindabaya are discrimination and social status mobility. In this case, we can also see the impact of social status issues, namely prosperity, misery, fear, sadness, and disappointment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Tussyahada
"Makanan merupakan kebutuhan pokok yang penting bagi manusia. Persoalan mengenai makanan
sering kali digambarkan dalam karya sastra. Indonesia sebagai surga kuliner memiliki berbagai
macam makanan, sedangkan sastra sebagai media dapat dijadikan wahana untuk
memperkenalkan berbagai kuliner Nusantara. Penelitian ini menganalisis novel Rahasia Salinem
karya Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adji menggunakan ancangan kualitatif yang
diimplementasikan dengan metode kajian pustaka. Dalam penelitian ini, makanan dalam karya
sastra tidak hanya digunakan sebagai objek suatu cerita. Akan tetapi, karya sastra dan makanan
memiliki hubungan yang bersifat material dan fiskal serta sosial dan kultural. Masalah yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana makanan menjadi unsur penting yang
mengungkapkan rahasia tokoh dalam novel Rahasia Salinem. Terkait dengan hal tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana makanan, khususnya pecel dapat
mengungkapkan rahasia tokoh Salinem mengunakan perspektif gastrocriticism. Perspektif
gastrocriticism digunakan untuk memperlihatkan identitas tokoh dalam novel dan sebagai upaya
untuk melestarikan kuliner Nusantara. Hasil penelitian ini memperlihatkan empat konsep
perspektif gastrocritism, yaitu (1) makanan dan kesenangan, (2) makanan dan seni (bricolage),
(3) makanan dan nama, dan (4) makanan dan sejarah. Penelitian ini diharapkan mampu memberi
kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi sastra dan dalam bidang
budaya sebagai upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner lokal melalui karya
sastra.

Food is mandatory for humans. Matters about food is frequently mentioned in literature works. Indonesia as a culinary paradise has many food, and literature as a media is oftenly used to introduce them. This research is a qualitative research which analyze the novel Rahasia Salinem
by Brilliant Yotenega and Wisnu Suryaning Adji using literature review. In this research, food in
literature work is not only an object to tell stories. But food and literature work has a material, physical, social, and cultural connection. This research answer the question to how food becomes an important element in Rahasia Salinem. The purpose of this research is to explain how food (especially pecel) can be used to reveal the secret of Salinem's character using the perspective of gastrocriticism. The perspective of gastrocriticism is used to depict the identity of the character in the novel and as an attempt to preserve Indonesian culinary. Results shows the four concept of gastrocriticism's perspective, which is (1) food and happiness, (2) food and art (bricolage), (3) food and name, and (4) food and history. This research contributes to the development of science, particularly in sociology of literature and in cultural field as an attempt to introduce and preserve local culinary through literature work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afrilia Tristara
"Hukum waris adalah hukum adat yang memuat garis-garis keturunan tentang sistem dan azas-azas hukum waris tentang warisan, pewaris dan waris serta cara pengalihan kepemilikan dan kuasa atas harta warisan dari pewaris kepada ahli waris. (Hadikusuma, 1993). Pembagian warisan di Indonesia dapat dilakukan dengan perspektif hukum yang disepakati oleh penerima warisan. Terdapat tiga hukum pembagian waris di Indonesia, yaitu hukum waris adat, hukum waris Islam, dan hukum perdata. Hukum waris Islam selain berdasarkan kepada Alquran dan hadis, juga dapat bersumber dari ijmak para ulama. Salah satu sumber data yang membahas konsep pembagian warisan dalam Islam adalah Naskah LKK_ACEH2015­_MKR17. Naskah ini berasal dari Aceh, daerah dengan keistimewaan penerapan hukum adat sesuai dengan syariat Islam. Naskah ini menarik untuk diteliti karena selain mencakup rincian pembagian warisan sesuai dengan yang terdapat di dalam Alquran, terdapat pula penjelasan untuk masalah yang tidak dijelaskan di dalam Alquran. Fokus utama penelitian ini terdapat pada hak yang diterima oleh ahli waris perempuan berdasarkan pada naskah LKK_ACEH2015­_MKR17. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hukum waris yang bagi perempuan yang terdapat dalam naskah. Korpus penelitian ini menggunakan naskah klasik dengan diawali tahapan penelitian filologi. Setelah melakukan tahapan awal penelitian filologi, naskah diteliti dengan metode analisis kualitatif melalui pendekatan hukum waris Islam. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penelitian menghasilkan temuan sebagai berikut. Ahli waris perempuan terdiri dari tujuh orang dengan bagian yang sudah dirincikan dalam Alquran. Penerapan hukum pembagian waris di Aceh dilakukan mengalami penyesuaian antara hukum adat dengan syariat Islam. Hak waris ahli waris perempuan secara eksplisit dijelaskan dalam Alquran, akan tetapi dalam penerapannya di daerah asal naskah yaitu Aceh masih memerlukan kajian mendalam. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan ketentuan hukum waris bagi perempuan dengan pasal yang ada dalam qanun. Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan penerapan hukum pembagian warisan menurut Islam dan menurut hukum adat. Selain itu, penelitian ini dapat mendokumentasikan kelestarian hukum waris Islam yang dianut oleh masyarakat Aceh pada zaman dahulu.

Inheritance law is customary law which contains lineages regarding the system and principles of inheritance law regarding inheritance, heirs and heirs as well as ways of transferring ownership and power over inheritance from heirs to heirs. (Hadikusuma, 1993). The inheritance in indonesia can be done by perspective approved by the heirs. There are three kind of law of inheritance in Indonesia, customary law, islamic law, and civil law. One source of data on the concept of the inheritance distribution in Islam is the manuscript LKK_ACEH2015_MKR17. The manuscript is derived from Aceh, an area with the privilege of the application of customary law combined with Islam sharia. The manuscript is interesting to be researched because apart from their inheritance included details in accordance with details in the Holy Quran, there is also an explanation for the problems that not explained in Quran. Main focus of this research is found in the right received by a female heir based on a manuscript LKK_ACEH2015_MKR17. This research attempts to described law heirs of women that was found in a manuscript LKK_ACEH2015_MKR17. The corpus manuscript was used in the research an begins research stage of philology. After doing the initial phase of philology research, a manuscript researched with the methods of qualitative analysis through islamic legal approach heirs. Based on the analysis, the research resulted in the following findings. The female heir in the LKK_ACEH2015_MKR17 consists of seven people that have been detailed in The Holy Quran. In Aceh, the application of inheritance distribution law is subjected to adjustment between customary law and Islamic law. The inheritance rights of female heirs are explicitly described in The Holy Quran. However, in its application in the area of ​​origin of the text, Aceh still requires in-depth study. This occurs because there are differences in the provisions of the inheritance law for women and the articles in the qanun. This research can be used as a comparison of the application of the law of inheritance distribution according to Islam and customary law. In addition, this research can document the sustainability of Islamic inheritance law that was adhered by the Acehnese in ancient times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library