Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
Ayu Astiarini
"
ABSTRAKKemajuan periklanan di Hindia-Belanda pada abad ke-20 memberikan dampak pada budaya visual periklanan masa itu. Dalam promosi periklanan abad 20, penggunaan visual masyarakat lokal di Hindia-Belanda marak digunakan untuk menarik simpati pribumi. Salah satu yang menggunakan teknik periklanan tersebut adalah produk Verkades Biscuit yang berasal dari Belanda. Terdapat hal yang menarik dalam iklan Verkades Biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda yaitu penggunaan figur pribumi yang berbeda-beda pada iklannya. Melalui simbol-simbol yang terdapat pada iklan, dapat dilihat perkembangan sosial yang terjadi dalam masyarakat di Hindia-Belanda. Penelitian ini membahas bagaimana citra pribumi dalam iklan Verkades biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memaparkan citra pribumi yang terdapat pada iklan Verkades Biscuit. Dalam menganalisa, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pendekatan semiotik dan sejarah akan digunakan juga dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini akan memperlihatkan citra pribumi yang digambarkan dalam iklan Verkades Biscuit.
ABSTRACTThe progress of advertising in the Dutch East Indies in the 20th century had an impact on the visual culture of advertising at that time. In the 20th of advertising promotion, the use of local people in the Dutch East Indies was widely used to attract indigenous sympathy. One of the products which used this advertising technique is Verkades Biscuit from The Netherlands. The interesting thing on Verkades Biscuit ad from 1928-1938 in the Dutch East Indies was using different indigenous figures in their four ads. Through the symbols contained in the advertisement, it can be seen the social developments that occur in society in the Dutch East Indies. This study discusses how the indigenous image in the Verkades Biscuit advertisement from 1928-1938 in the Dutch East Indies. The purpose of this study was to find out and describe the indigenous image contained in the Verkades Biscuit ad. In analyzing, researcher used qualitative descriptive methods. Semiotic and historical approaches will also be used in this study, so this study will show the indigenous image depicted in Verkades Biscuit ad."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Andre Gunawan
"
ABSTRAKJurnal ini membahas mengenai karya lagu dari Wieteke van Dort, seorang penyanyi yang terkenal di Belanda. Di Belanda, dia dikenal sebagai penyanyi dengan ciri khas orang Indo. Dia meninggalkan Indonesia akibat adanya Imigrasi besar-besaran warga Belanda yang tinggal di Indonesia. Wieteke van Dort menggunakan ciri khas orang Indo dalam karirnya di Belanda. Masalah dalam jurnal ini adalah karakteristik budaya Indis yang bagaimana yang tercermin dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik budaya Indis dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu karya Wieteke van Dort mencerminkan kenangan kehidupannya ketika berada di Hindia-Belanda. Kenangan itu seolah mengurung dirinya.
ABSTRACTThis journal discusses the songwriting of Wieteke van Dort, a famous singer in the Netherlands. In the Netherlands, she is known as a singer with the characteristics of the Indo. She left Indonesia due to massive migration of Dutch citizens living in Indonesia to return to the Netherlands. Wieteke van Dort used the characteristics of the Indo people in her career. The problem in this journal is how Indis cultural characteristics are reflected in songs by Wieteke van Dort. This study aims to describe characteristics of Indies culture through Wieteke van Dorts songs. The results showed that the songs by Wieteke van Dort reflect memories of her life when she was in the Dutch East Indies. The memories seemed to lock her up."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Cavin Rubenstein
"Dalam roman ini terkandung kritik terhadap stereotif negatif dan juga sikap masyarakat pada masa itu yang mengecilkan posisi dan peran Nyai. Nyai dalam roman ini ditampilkan sebagai seorang perempuan pribumi yang posisinya terendah dalam masyarakat, namun dia adalah satu-satunya tokoh perempuan yang diberi kesempatan untuk mengutarakan pemikiran atau pandangannya atas kondisi masyarakat. Dia adalah tokoh yang dikerdilkan masyarakat, namun bisa berpikir dan menyatakan pendapatnya yang besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15968
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Karissa Karim
"Loving Vincent adalah sebuah film animasi yang terdiri dari lukisan-lukisan cat minyak. Di dalam film Loving Vincent terdapat lukisan-lukisan Vincent van Gogh yang asli dan lukisan-lukisan Vincent van Gogh yang dimodifikasi oleh pelukis-pelukis lainnya. Lukisan-lukisan penting di dalam film Loving Vincent membangun benang merah cerita dan memberikan makna-makna yang penting. Lukisan-lukisan di dalam film Loving Vincent yang dipilih untuk diteliti sebanyak tujuh lukisan. Masalah penelitian ini adalah : Makna apa yang terkandung di dalam tujuh lukisan dalam film Loving Vincent? Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna yang terkandung pada tujuh lukisan dan untuk melihat citra Vincent van Gogh di dalam film. Penelitian ini menggunakan semiotik dari Roland Barthes. Metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Alih Wahana dari Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian menunjukan bahwa ke-tujuh lukisan yang diteliti memberikan makna mengenai kejiwaan Vincent van Gogh yang terganggu. Tujuh lukisan tersebut memperlihatkan citra Vincent van Gogh sebagai pribadi yang membutuhkan pertolongan, bukan hanya sebagai seorang pelukis yang brilian. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fathima Dzata Shabrina
"Skripsi ini membahas keunggulan-keunggulan yang dimiliki tiga buku anak seri Robin karya Sjoerd Kuyper yang berhasil memenangkan penghargaan Gouden dan Zilveren Griffel. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Metode yang digunakan untuk menganalisis keunggulan ketiga buku dari segi kualitas kesusastraan, dengan mengkaji penokohan, alur, latar, humor, tema dan amanat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan tiga buku seri Robin tersebut sehingga buku-buku tersebut layak memenangkan penghargaan Gouden dan Zilferen Griffel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga buku seri Robin tersebut memenuhi kriteria sebagai buku anak yang baik sehingga layak dianugrahi penghargaan Gouden dan Zilveren Griffel.
This Thesis examines the literary quality of Sjoerd Kuyper’s Gouden and Zilveren Griffel awards winning children’s book series Robin. The research method is a qualitative descriptive interpretive. In particular it consisted of a content analysis of three books of Robin series. To be able to find the specific characteristics that made the books of this series win the Gouden and Zilveren Griffel award, aspects such as characters, plot, setting. humor and message are being examined. The outcomes of this research show that the Robin book series complies with all the criteria for good children’s books, thus making it a valid winner of the Gouden and Zilveren Griffel awards."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53603
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anton Hari Wirawan
"[vJurnal ini membahas tentang representasi perempuan dalam iklan bir Wieckse Rosé yang muncul di Belanda pada tahun 2007. Wieckse Rosé adalah minuman bir berwarna merah muda yang memiliki rasa buah yang cocok diminum oleh perempuan, sehingga bir ini masuk dalam kategori bir untuk perempuan atau vrouwenbier. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sistem tanda berupa indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé, kemudian mengkaitkannya dengan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dari buku-buku semantik, periklanan, feminisme dan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, penggunaan indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé bertujuan untuk menuntut kesetaraan dalam beraktivitas di ruang publik dan sebuah koreksi mengenai citra perempuan di media yang tidak relevan dengan kondisi yang sebenarnya.
ABSTRACTThis journal talks about the representation of women in Wieckse Rosé beer commercials that appeared in Netherlands in 2007. Wieckse Rosé is a pink colored beer with fruit flavor that is suitable for women. In Nederland, this kind of beer is specifically for women, or as know as vrouwenbier. In this research, writer analyzed a sign sytem in the form of index, icons and symbols in this commercials and then connect them with the Simone de Beauvoir theory of existentialism feminism. The research in this journal using a literature review of semantics, advertising and feminism books. The results of this research shows that index, icons and symbols in advertising Wieckse Rosé are use to aim demand equality in activities in public spaces and a correction of the image of women in the media are not relevant to the actual conditions., This journal talks about the representation of women in Wieckse Rosé beer commercials that appeared in Netherlands in 2007. Wieckse Rosé is a pink colored beer with fruit flavor that is suitable for women. In Nederland, this kind of beer is specifically for women, or as know as vrouwenbier. In this research, writer analyzed a sign sytem in the form of index, icons and symbols in this commercials and then connect them with the Simone de Beauvoir theory of existentialism feminism. The research in this journal using a literature review of semantics, advertising and feminism books. The results of this research shows that index, icons and symbols in advertising Wieckse Rosé are use to aim demand equality in activities in public spaces and a correction of the image of women in the media are not relevant to the actual conditions.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Moudy Ayu Utami
"[
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh perbedaan gender dalam pemilihan kata-kata dan struktur kalimat pada penciptaaan lagu ?dat ik je mis? karya Maaike Ouboter dan ?ik mis je? karya Vangrail. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan dalam penulisan ini ialah teori dari Robin Lakoff dan Dèdè Bouwer yang berfokus pada penggunaan bahasa dalam kaitannya dengan perbedaan gender. Judul kedua lagu dalam penelitian ini terlihat serupa, namun bila ditelusuri lebih lanjut terdapat banyak perbedaan karakteristik di dalamnya. Maaike Ouboter cenderung menuliskan secara rinci apa yang ia rasakan, memperhatikan estetika, dan menuliskannya dengan implisit. Di sisi lain, Vangrail cenderung menuliskan apa yang ia pikirkan secara eksplisit, serta menggunakan struktur kalimat yang lebih rumit.
ABSTRACT This study is aims to reveal the gender differences influence in words election and sentences structure in creation of song ?dat ik je mis? by Maaike Ouboter and ?ik mis je? by Vangrail. This study is qualitative research with descriptive method. The theory that be using in this study is the theory from Robin Lakoff and Dèdè Bouwer, focus to language using in its relation with gender differences. Title of these songs seems same, but if through further there are much characteristic differences inside. Maaike Ouboter tend to wrote what she felt in detail, notice the esthetic, and wrote it implicitly. On the other hand, Vangrail tend to wrote what he thought explicitly, and also use more difficult sentences, This study is aims to reveal the gender differences influence in words election and sentences structure in creation of song “dat ik je mis” by Maaike Ouboter and “ik mis je” by Vangrail. This study is qualitative research with descriptive method. The theory that be using in this study is the theory from Robin Lakoff and Dèdè Bouwer, focus to language using in its relation with gender differences. Title of these songs seems same, but if through further there are much characteristic differences inside. Maaike Ouboter tend to wrote what she felt in detail, notice the esthetic, and wrote it implicitly. On the other hand, Vangrail tend to wrote what he thought explicitly, and also use more difficult sentences]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Harahap, Muhammad Armedi Eka Purdini
"Perkembangan seni bangunan di kota Bandung tidak terlepas dari campur tangan arsitek ternama asal Belanda, Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker. Ada sejumlah karya yang dihasilkan oleh Wolff Schoemaker, salah satunya adalah Masjid Besar Cipaganti. Masjid Besar Cipaganti merupakan salah satu bangunan yang dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1933 dan terletak di Jalan Raden AA Wiranatakusumah No 85, Bandung, Jawa Barat. Wolff Schoemaker membangun masjid ini dengan mengkombinasikan unsur seni bangunan khas Jawa Barat dan Belanda.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan unsur seni bangunan Jawa Barat dan unsur seni bangunan Belanda yang terdapat pada Masjid Besar Cipaganti. Unsur seni bangunan Jawa Barat terdapat pada atap bangunan, tiang saka guru, dan ragam hias. Unsur seni bangunan Belanda pada masjid ini dapat terlihat dari bentuk bangunan, material bangunan, lampu gantung, dan sekat pada teras utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
The development of art building design in Bandung never stray far from the involvement of a famous Dutch architect, Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker. Among many of Wolff Schoemaker’s notable works, Masjid Besar Cipaganti is one of them. Masjid Besar Cipaganti is one of the buildings constructed in Dutch colonization period in 1933 and is located in Jalan Raden AA Wiranatakusumah No 85, Bandung, West Java. Wolff Schoemaker built this mosque by combining traditional West Java architecture with Dutch styles.This research aims to describe West Java art building elements and Dutch art building elements that contained in Masjid Besar Cipaganti. The characteristic of West Java art building upon Masjid Cipaganti Bandung can be identified through the roof, tiang saka guru, and decorative patterns. Whereas the elements of Dutch characteristics characteristics can be identified from its construction, construction material, chandelier, and the separator between the main terrace. This research using qualitative method with aims to elaborate any specific elements of art buildings that founded within."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Siti Nur Mawaddah Amini
"
ABSTRAKJurnal ini membahas mengenai aspek pragmatik yang terdapat dalam film Belanda Hoe Duur Was De Suiker 2013 . Aspek tersebut adalah tindak tutur dari kedua tokoh utama dalam film Hoe Duur Was De Suiker 2013 yang bernama Sarith dan Mini-Mini. Tindak tutur digunakan dalam suatu percakapan agar penutur dan mitra tuturnya dapat mencapai tujuan dari tindak tutur tersebut. Penulis menganalisis hal ini karena penulis ingin mengetahui apakah makna interaksi yang terjadi antara kedua tokoh dapat tersampaikan dengan baik berdasarkan tindak tuturnya atau tidak. Setelah diamati, di dalam film tersebut hanya terdapat 16 percakapan antara Sarith dan Mini-Mini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur oleh Austin Searle. Penulis hanya akan memasukkan percakapan yang memiliki unsur ilokusi direktif. Setelah dianalisis, dari 16 percakapan yang ada di dalam film tersebut, hanya 9 percakapan yang megandung unsur ilokusi direktif. Dari 9 percakapan tersebut, hanya terdapat satu percakapan yang tidak berhasil dilakukan oleh penutur, yaitu Sarith dan mitra tuturnya, yaitu Mini-Mini.
ABSTRACTThe focus of this study is pragmatic aspects which appears in a Dutch Movie Hoe Duur Was de Suiker 2013 . The Speech Act which is used by the two main characters in the movie named Sarith and Mini Mini, will be analyzed through this study. In a conversation, Speech Act is used so that speakers and partners can achieve the purpose of the Speech Act. The purpose of this study is to know the meaning of the interactions that occur between the two main characters are conveyed properly or not. The method of this study is descriptive qualitative using The Speech Act Theory by Austin Searle. Once observed, the two main characters contains only 16 conversation in the movie. From 16 conversations, only 9 of them has elements of directive illocutionary. The result shows that from 9 conversations, there is only one conversation that is not successfully carried out by the speakers Sarith and partners Mini Mini ."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fildza Khairina Adriani
"Kolonialisasi Belanda di Indonesia pada abad ke-19 membawa budaya Indonesia lebih dekat dengan budaya Eropa Belanda . Hal ini semakin terasa dengan proses akulturasi antara Indonesia dan Belanda. Salah satu akulturasi ini melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Indis. Kuliner sangat erat berhubungan dengan fenomena sosial karena berkaitan dengan gaya hidup masyarakat pada masa kolonial. Pengaruh akulturasi kuliner tidak terlepas dari peran para nyonya eropa dan para nyai. Ketersediaan bahan makanan Belanda di Hindia Belanda yang minim memaksa mereka menggunakan rempah-rempah lokal. Hal ini menyebabkan timbulnya makanan Belanda bercita rasa Indonesia, salah satunya adalah kaasstengels. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan perbedaan antara kaasstengels Belanda dan kastengel Indonesia. Perbedaan tersebut antara lain dilihat dari segi penampilan, rasa, dan fungsi kue. Makalah ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif melalui studi pustaka. Perbedaan dan inovasi menghasilkan keunikan tersendiri pada kastengel di Indonesia.
ABSTRACTDutch Colonization in Indonesia on the 19th century brought Indonesian culture closer with the European the Dutch . That was more felt with an acculturation process between Indonesia and Netherland. One of these acculturation gave birth to a new acculturation that was Indisch culture. Culinary had been closely related to the social phenomenon because it associated with the people rsquo s lifestyle in colonial times. The influence of culinary acculturation can not be separated from the role of the mistresses of Dutch and the nyai. The low stock of Dutch ingredients in Hindia Belanda forced them to use local ingredients. This causes the occurrence of Dutch food with Indonesian flavored, one of which is kaasstengels. This paper aimed to describe the differences between Dutch kaasstengels and Indonesian kastengel. That differences are among others seen in terms of appereance, flavour, and function of the cookies. This paper employs qualitative descriptive methods by used to collect the data from literature. The difference and innovation produce its own kastengel rsquo s uniqueness in Indonesia."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library