Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Carpati Geraldy
"ABSTRACT
Reward has been found to attenuate social loafing in a simple experiment task.This study aimed to investigate the reward size expectancy on social loafing in abrainstorming task generating as many words as possible in three minutes .Using a 2x2 between groups design, 40 university students were randomlyassigned to coactive individual or collective work in a group of five condition,and to either small or large reward condition. The dependent variable was theaverage number of words generated per person. Independent group t test foundthat participants in coactive conditions performed better generated more words than those in collective conditions, indicating that social loafing is more likely tooccur when someone works as group compare to work individually. Meanwhile,participants in collective small reward condition performed better than those incollective large reward conditions, depicting that small reward is more likely toreduce social loafing in a group task. p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px font 12.0px Helvetica.

ABSTRACT
Pemberian hadiah ditemukan berhasil menurunkan perilaku kemalasan sosialdalam sebuah eksperimen sederhana. Studi ini bertujuan untuk meneliti dampakpengharapan ukuran hadiah terhadap perilaku kemalasan sosial dalam sebuahtugas brainstorming menuliskan sebanyak mungkin kata dalam waktu tigamenit. Menggunakan desain 2x2 antar kelompok, sebanyak empat puluhmahasiswa secara acak ditempatkan ke dalam kelompok koaktif bekerja secaraindividu atau kolektif bekerja secara berkelompok . Adapun variabel terikatyang dilihat adalah rata-rata jumlah kata yang berhasil ditulis oleh masingmasingpartisipan. Menggunakan independent group t-test, hasil penelitianmenunjukkan bahwa partisipan dari kelompok koaktif memiliki performa yanglebih baik dengan menuliskan lebih banyak kata dibandingkan partisipan darikelompok kolektif. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kemalasan sosial lebihmungkin terjadi saat seseorang bekerja secara berkelompok dibandingkandengan saat bekerja secara individu. Sementara itu, partisipan dari kelompokkolektif dan mendapatkan hadiah kecil menuliskan lebih banyak katadibandingkan dengan partisipan dari kelompok kolektif dan mendapatkan hadiahbesar. Hal ini menggambarkan bahwa hadiah yang berukuran kecil lebihmemungkinkan untuk mengurangi perilaku kemalasan sosial dalam sebuah tugaskelompok p.p1 margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px Helvetica "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Amira
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan dan menguji validitas dan reliabilitas ukuran baru perfeksionisme yang lebih pendek dari skala sebelumnya dan mampu menjelaskan sifat maladaptif dan adaptif yang mendasari perfeksionisme dalam hubungannya dengan neurotisme dan sifat berhati-hati. Kuesioner diberikan kepada 129 mahasiswa psikologi di University of Queensland yang hanya terdaftar di mata kuliah Pengukuran PSYC3020 pada saat kelas tutorial berlangsung. Pengukuran baru perfeksionisme, yaitu Skala Perfeksionisme, dikembangkan dan diuji reliabilitasnya, Item Discrimination Indices, dan validitasnya, dalam hubungannya dengan Neurotisme, menggunakan alat ukur IPIP Neuroticism, dan sifat berhati-hati yang menggunakan alat ukur IPIP Conscientiousness. Tiga hipotesa telah dikembangkan dan menunjukkan bahwa perkembangan skala baru Perfeksionisme terbukti memiliki keandalan yang cukup baik dan Item Discrimination Index yang baik. Untuk studi kedepannya diperlukan variabel lain yang dinilai memerlukan perbaikan untuk lebih praktis.

ABSTRACT
The objective of current study is to create and test the validity and reliability new measure of perfectionism that is shorter than previous scales and adequately captures underlying maladaptive and adaptive traits of perfectionism in association with neuroticism and conscientiousness. Questionnaires were administered to 129 students in the University of Queensland who enrolled in Measurement in Psychology PSYC3020 course during tutorial class. The new scale of perfectionism, which is the Perfectionism Scale, was developed and tested its reliability, Item Discrimination Indices, and validity in correlation with Neuroticism using IPIP Neuroticism scale and Conscientiousness using IPIP Conscientiousness scale . Three hypotheses have developed and indicated that the new developed Perfectionism scale shown to have a good reliability and discrimination index. Future study suggests the other variable need to be assessed and some need improvement to be more practical. "
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatina Nidhia Septianie
"ABSTRACT
Crowding atau kesesakan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari audience effect dan kesesakan terhadap performa dalam mengerjakan tugas. Penelitian ini memprediksi bahwa kelompok partisipan dalam kondisi kesesakan akan memiliki performa yang lebih buruk dibandingkan dengan kelompok partisipan dengan pengamat dan tidak ada pengamat. Peneliti merekrut 30 mahasiswa dan membagi mereka ke dalam tiga kelompok untuk mengerjakan tugas spiral dengan waktu pengerjaan dicatat oleh peneliti. Partisipan di kelompok pertama mengerjakan tugas tanpa pengamat namun ditemani oleh
seorang peneliti. Kelompok kedua mengerjakan tugas dengan pengamat yang berdiri secara tersebar dalam jarak
sekitar 1,5 meter. Kelompok terakhir mengerjakan tugas dengan pengamat yang secara ramai berdiri di dekat partisipan dalam jarak kurang dari 1,5 meter. Hasil independent group t-test menunjukkan bahwa kelompok kesesakan memiliki performa yang lebin buruk dibandingkan dengan kelompok pengamat dan kelompok tidak ada
pengamat. Namun peneliti tidak menemukan perbedaan antara kelompok pengamat dan kelompok tidak ada pengamat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesesakan memengaruhi performa secara negatif.

ABSTRACT
Crowding found to have impact on workers performance. In this study, we examined audience effect and crowding
on performance. We hypothesised that in audience crowding condition, participants would perform worse than
participants in audience present and no audience conditions. We recruited 30 university students to complete spiral
task in three different experiment conditions and recorded the time. First condition is no audience, where
participants have to complete the task alone only accompanied by experimenter. In the audience present condition,
audience was present and scattered within 1.5 metres distance. In audience crowding condition, audience was
present and crowding around the participants in less than 1.5 metres distance. Independent groups t-test revealed that
participants in audience crowding condition performed worse than in audience present and no audience conditions.
However, there was no significant difference between audience present and no audience. The findings suggested that
crowding impacted individual performance negatively."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Astrid Susanti
"ABSTRAK
Evaluation Apprehension Model menunjukkan bahwa kehadiran audiens akan meningkatkan dorongan dalam diri masing-masing orang yang dapat meningkatkan fasilitas sosial dalam menyelesaikan sebuah tugas yang mudah. Mengenai perbedaan budaya, orang-orang yang berasal dari budaya kolektivis lebih khawatir terhadap kritik dari orang lain atau menyelamatkan muka dibandingkan dengan orang-orang dari budaya individualis. Eksperimen ini bertujuan untuk menguji apakah kehadiran audiens akan memengaruhi kinerja antara orang-orang dari budaya kolektivis dan individualis dalam mengerjakan tugas sederhana. 40 mahasiswa dengan jumlah yang seimbang dari masing-masing budaya diuji untuk melakukan tugas dot-to-dot sederhana dalam kondisi sendiri atau kehadiran audiens, dan waktu pengerjaan tugas ini dicatat sebagai ukuran kinerja. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara individualis dan kolektivis dalam kedua kondisi. Kesimpulannya, kekhawatiran untuk di-evaluasi model tidak mempengaruhi perbedaan budaya.

ABSTRACT
Evaluation Apprehension Model suggests that the presence of audience will increase the drive within people that leads to social facilitation in completing an easy task. Regarding cultural differences, people from collectivist culture are more apprehensive about others critics or saving face compared to people from individualist culture. This experiment aims to test whether the presence of audience will affect performance in a simple task between the individualist and collectivist culture. 40 college students with equal amount from each culture were tested to do a simple dot-to-dot task in audience or alone condition, and the time taken was recorded as the measure of performance. The results showed that there was no significant difference in performance between individualists and collectivists in both conditions. In conclusion, evaluation apprehension theory may not affect the cultural differences."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Devinta Meidriani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengevaluasi validitas alat ukur singkat baru tentang impulsivitas, khususnya tentang belanja impulsif. Ini adalah tindakan membeli tanpa pertimbangan. Kami menciptakan alat ukur berdasarkan alat ukur yang sudah ada (BIS dan IVE) yang mengukur impulsif dan menyatukannya dengan alat ukur lainnya yang mengukur konstruk yang terkait dengan impulsif. Seratus empat puluh enam mahasiswa menyelesaikan kuesioner. Alat ukur baru kami memiliki konsistensi internal yang baik (α = 0,88) dan item skor diskriminasi untuk item juga baik. Hasil kami hanya mendukung satu hipotesis. Hasil menemukan bahwa usia dan perilaku mencari sensasi berkorelasi positif dengan impulsif, sedangkan pengendalian diri berkorelasi negatif dengan impulsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur yang baru ini valid dan dapat mengukur perilaku belanja impulsif. Penelitian di masa depan bisa menyelidiki lebih jauh pengaruh faktor demografi lainnya, seperti status sosial ekonomi dan pendidikan, dalam mempengaruhi perilaku belanja impulsif.

The study aimed to create and validate a new domain-specific short-form measure of impulsivity, specifically about shopping impulsiveness. It is the act of buying without consideration. We created a scale based on previous scales (BIS and IVE) measuring impulsiveness and collated it with other scales measuring constructs related to impulsivity into one questionnaire. One hundred and forty-six undergraduate students completed the questionnaire. Our new scale has a good internal consistency (α = .88) and the item discrimination score for the items were good. Our result only supported one hypothesis. Result found that age and sensation seeking are positively correlated with impulsiveness, while self-control is negatively correlated with impulsiveness. The results suggest the new scale is a valid measure of shopping impulsiveness. Future research could investigate more the effect of other demographic factors, such as socioeconomic status and education, in affecting impulsive shopping behaviour. 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halerry Emillia Yusuf
"Orang-orang dari beragam etnis memegang keyakinan dalam melihat representasi budaya lainnya, seperti stereotip. Seperti etnis timur yang dianggap memiliki kinerja lebih baik dalam keterampilan matematika daripada orang etnis barat. Social loafing digunakan sebagai asosiasi kinerja mereka berdasarkan etnis stereotip untuk melihat performa mereka. Sebanyak 40 siswa dikumpulkan dalam 2 etnis (etnis: Timur atau Barat) dengan 2 kondisi (kondisi tugas: individu atau kelompok) kelompok independen desain yang bertujuan untuk menyelidiki apakah ada efek social loafing dalam keterampilan matematika antara orang-orang dari etnis timur dan barat. Hasil menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan dari social loafing yang berlaku pada kelompok barat, dan ditemukan bahwa stereotip peserta etnis timur menunjukkan akurasi yang lebih baik dalam kemampuan matematika dibandingkan dengan etnis barat. Penelitian ini juga berlaku untuk rekrutmen kerja dalam hal kemampuan matematika.

People from different ethnicities have beliefs that held by others culture representation, such as stereotyping. Eastern, are perceived to have better performance in mathematical skill than Western people. Social loafing will be used as an association of their performance based on ethnicity stereotyping to see their involvement. A total of 40 students were gathered in a 2 (ethnicity: Eastern or Western) by 2 (task condition: individual or group) independent group designs aiming to investigate whether there is social loafing effect in mathematical skill between people from Eastern and Western countries. Result concludes there is no relationship of social loafing in group effect found within stereotyped ethnicity of Eastern participants to show better accuracy in mathematical ability. The current study is also applicable for workplace recruitment in terms of mathematical ability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kiki
"Masuknya anak berkebutuhan khusus ke dalam sekolah inklusif membuat anak tersebut menghadapi berbagai tantangan, seperti tantangan dalam hal bahasa, atensi dan aktivitas, kemampuan kognitif, serta relasi sosial dan emosional dengan orang lain di dalam kelasnya. Hal ini menuntut anak untuk dapat melakukan penyesuaian di dalam sekolah (school adjustment) dengan berbagai tantangan tersebut untuk dapat meningkatkan performa akademisnya. Dukungan orangtua (parental support)merupakan kontributor utama yang dirasa dapat membentuk school adjustment anak karena penyesuian pertama dengan lingkungan sosial anak dimulai dari dalam keluarganya. Dalam penelitian ini, akan diberikan kuesioner kepada orangtua untuk melihat parental support yang diberikan kepada anak dan diberikan juga kuesioner kepada guru untuk melihat school adjustment anak. Adapun jumlah responden dilihat dari jumlah anak yang akan diukur parental support dan school adjustment-nya, yaitu berjumlah 41 orang anak berkebutuhan khusus kelas 1 dan 2 sekolah dasar inklusif.Hasil yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara parental support dan school adjustment dengan korelasi r = 0.136.

The entry of children with disabilities into the inclusive school make them faces some numerous challenges such as challenges in terms of language attention and activity cognitive ability as well as social and emotional relationships with others in their class This requires the child to be able to make adjustments in the school school adjustment with the various challenges to be able to improve their academic performance Parental support is the main contributor to reach their ability of school adjustment because their first adjustment in their social environment is in the family In this study will be given a questionnaire to parents to see the parental support and also the questionnaire to the teacher to see children s school adjustment The number of respondents who will be measured parental support and school adjustment are 41 children with disabilities There is no correlation between parental support and school adjustment for children with disabilities in first and second grade at inclusive schools with score of correlation r is 0 136. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sekar Melati
"Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh bermain puzzle video game terhadap kemampuan penalaran induktif pada tiga kelompok yang berbeda. Sebanyak 45 siswa kelas 3 SD dibagi menjadi tiga kelompok dengan perlakuan: (1) bermain puzzle video game selama 30 menit; (2) bermain puzzle video game selama 1 jam; dan (3) kelompok kontrol. Kemampuan penalaran induktif diukur melalui post-test menggunakan Raven's Coloured Progressive Matrices.
Dengan membandingkan skor rata-rata tes menggunakan teknik independent sample t-test, didapatkan hasil bahwa bermain puzzle video game berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penalaran induktif jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (t(43) = 2,113, p = 0,04), sedangkan bermain puzzle video game selama 1 jam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penalaran induktif jika dibandingkan dengan kelompok yang bermain puzzle video game selama 30 menit (t(28) = -0,599, p = 0,554).

This experimental study aimed to examine the influence of playing puzzle video game on inductive reasoning ability in three different groups. Forty five third-graders divided into three treatment groups: (1) playing puzzle video game in 30 minutes; (2) playing puzzle video games in 1 hour; and (3) control group. Inductive reasoning ability was measured by post-test using Raven's Coloured Progressive Matrices.
By comparing the mean scores with independent sample t-test, the results showed that playing puzzle video games significantly affect inductive reasoning ability compared to control group (t(43) = 2.113, p = .04), while playing puzzle video games for 1 hour does not significantly affect inductive reasoning ability compared to playing puzzle video game in 30 minutes (t(28) = -.599, p = 0.554).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Gita Belinda
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan media pembelajaran terhadap kemampuan number sense anak usia 3 hingga 5 tahun. Seluruh partisipan terbagi ke dalam tiga kelompok: 1 belajar menggunakan media pembelajaran audiovisual; 2 belajar menggunakan media pembelajaran visual; dan 3 tidak belajar menggunakan media pembelajaran. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 48 anak. Kemampuan number sense anak diukur menggunakan Number Knowledge Test sebelum dan sesudah penelitian berlangsung. Hasil dari penelitian ini adalah skor rata-rata number sense yang diperoleh pada tiga kelompok penelitian berbeda secara signifikan, F 2, 45 = 13.232, p < .05, ?2 = 0.37. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran, terutama media pembelajaran audiovisual efektif untuk meningkatkan kemampuan number sense anak.

ABSTRACT
This experimental research has aimed to examine the effectivity of instructional media usage towards number sense ability for children aged 3 to 5 years old. All participant dividid into three groups 1 learning with audiovisual instructional media 2 learning with visual instructional media 3 learning without instructional media. Children rsquo s number sense ability was measured using Number Knowledge Test before and after experiment. The result showed that the mean from three groups signifficantly different, F 2, 45 13.232, p .05, 2 0.37. From this research we can conclude that instructional media, especially audiovisual instructional media can increase children rsquo s number sense effectively. "
[;, ]: 2017
S66919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Gabrielle
"Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemberian media pembelajaran terhadap perilaku prososial yaitu perilaku yang dilakukan untuk memberikan keuntungan kepada orang lain, dengan menerapkan proses belajar social learning theory. Penelitian diberikan kepada tiga kelompok berbeda, dengan melibatkan 51 partisipan yang berusia 9 hingga 11 tahun dengan latar belakang status ekonomi sosial yang rendah. Tiga kelompok perlakuan, yaitu 1 kelompok tayangan media audiovisual , 2 kelompok buku media visual , serta 3 kelompok kontrol. Perubahan perilaku prososial diukur dua kali pre-test,post-test menggunakan alat ukur Skala Perilaku Prososial. Dengan menggunakan teknik ANOVA dalam membandingkan skor rata-rata, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan media audiovisual, kelompok yang diberikan media visual dan kelompok kontrol F = 0.492, p >0.05, p = 0.614.

This experimental study aimed to recognize the effectiveness of giving media on prosocial behavior, an act that benefit other people, by applying social learning theory. This study were given to three different groups that involved fifty one participants from nine to eleven years old with low socioeconomic status. The three treatment groups are 1 shows group audiovisual media , 2 book group visual media , and 3 control group. The change of prosocial behavior was measured twice pre test,posttest with ldquo Skala Perilaku Prososial instrument. With ANOVA in comparing the mean score, the result showed that there was no difference significantly affect prosocial behavior between watching shows group audiovisual media, reading books group and control group F 0.492, p 0.05, p 0.614."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>