Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
Deananda Nabila Putri
"Salah satu bentuk sastra adalah puisi. Puisi merupakan karya sastra yang memiliki nilai estetika serta berhubungan dengan rima dan irama. Lirik lagu memiliki kesamaan unsur dengan puisi sehingga dapat dikategorikan sebagai karya sastra. Pesan yang disampaikan melalui lirik lagu dapat beragam, salah satunya adalah pesan yang memotivasi. Contoh lirik lagu dengan pesan motivasi yaitu lagu Fly dan Big Mini World karya Jessica Jung dalam albumnya yang berjudul With Love, J. Penelitian ini membahas makna motivasi dalam lagu karya Jessica Jung dengan menganalisis kata-kata yang digunakan oleh penulis lagu dalam lirik yang ditulisnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat makna pesan motivasi di dalam bait-bait lirik lagu yang menjadi korpus penelitian. Makna pesan motivasi yang terdapat di dalam lagu Fly adalah pesan bagi para pendengarnya untuk selalu berusaha mencapai mimpi dengan kemauan yang kuat, dan pada lagu Big Mini World disampaikan pesan untuk berani keluar dari zona nyaman.
One form of literature is poetry. Poetry is a literary work that has aesthetic value and is related to rhyme and rhythm. Lyrics have elements in common with poetry so that it can be categorized as literary works. The messages conveyed through lyrics can vary, one of which is a motivating message. Some examples of lyrics with motivational messages are Jessica Jung's Fly and Big Mini World songs on her album With Love, J. This study discusses the meaning of motivation in Jessica Jung's song by analyzing the words used by the songwriter in the lyrics she wrote. The method used in this research is descriptive qualitative method. The results of this study indicate that there is a meaning of motivational messages in the verses of the song lyrics which form the research corpus. The meaning of the motivational message contained in the song Fly is a message for the listeners to always try to achieve dreams with a strong will, and the song Big Mini World conveys a message to dare to get out of the comfort zone."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Salma Shakina
"Penelitian ini membahas Gerakan 4B, salah satu gerakan feminisme digital di Korea Selatan. Nama 4B merujuk pada empat istilah dalam bahasa Korea, yaitu bihon (non-pernikahan), bichulsan (non-persalinan), biyonae (non-percintaan), dan bisekseu (non-persetubuhan). Gerakan ini muncul pada tahun 2019 yang menentang sistem sosial patriarki di Korea Selatan. Secara tradisional, budaya patriarki menempatkan perempuan pada posisi subordinat. Hal ini berdasarkan penafsiran nilai-nilai Konfusianisme dalam masyarakat Korea. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kemunculan Gerakan 4B dan kaitannya dengan nilai budaya patriarki. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka dalam konteks perubahan budaya dalam masyarakat Korea. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemunculan Gerakan 4B dilatarbelakangi ketidaksetaraan gender dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Korea meskipun telah mengalami perubahan dan dinamika akibat modernisasi. Ketidaksetaraan gender ini mengakibatkan timbulnya peristiwa pemicu Gerakan 4B yang berkaitan dengan nilai budaya patriarki berupa objektifikasi terhadap perempuan dan kekerasan terhadap perempuan.
This study discusses one of the digital feminism movements in South Korea called the 4B Movement. The name 4B refers to four terms in Korean bihon(no marriage), bichulsan(no childbirth), biyonae (no dating), and bisekseu (no sex). This movement emerged in 2019 to challenge patriarchal culture in South Korea. Traditionally, patriarchal culture places women in a subordinate position. This is based on the interpretation of Confucian values in Korean society. The purpose of this study is to analyze the emergence of the ‘4B Movement’ and its relation to patriarchy culture values. The method used in this study is a qualitative descriptive method with literature study techniques in the context of cultural change in Korean society. The result of this study indicates that the emergence of the ‘4B Movement’ is caused by gender inequality in the socio-cultural life of Korean society that is still exist even after going through changes and dynamics due to modernization. This gender inequality led to the triggering events of the ‘4B Movement’ that related to patriarchal culture values such as objectification and violence against women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aldina Faryn Utami
"Teknologi yang semakin berkembang memengaruhi Hallyu (Korean Wave) untuk menyebar secara masif, salah satunya adalah K-pop. Melalui popularitas K-pop yang peminatnya banyak, beberapa produk lokal di Indonesia menjadikan selebritas Korea sebagai brand ambassador. Lemonilo, perusahaan lokal yang memproduksi makanan, adalah salah satunya. Penelitian ini membahas tentang pengaruh partisipasi fandom NCTzen terhadap pemasaran Lemonilo serta bentuk partisipasi fandom NCTzen dalam pemasaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fandom NCTzen terhadap pemasaran produk Lemonilo dan menjelaskan bentuk budaya partisipatoris fandom NCTzen sebagai dampak dari Hallyu pada perusahaan lokal Indonesia yang menjadikan selebritas Korea sebagai brand ambassador. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan teknik studi pustaka terhadap sumber yang berkaitan dengan partisipasi fandom NCTzen di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui kolaborasi Lemonilo dan NCT Dream, partisipasi fandom NCTzen turut mempengaruhi pemasaran produk Lemonilo. Lemonilo dapat memperoleh eksposur yang tinggi dan menyebarkan misi produk Lemonilo terkait gaya hidup sehat. Partisipasi fandom NCTzen dilakukan dalam bentuk membeli produk Lemonilo, membuat dan menggunggah konten berisikan produk Lemonilo di Tiktok, serta memperkenalkan produk Lemonilo kepada NCTzen di Korea Selatan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kerja sama tersebut tidak meningkatkan pendapatan penjualan produk Lemonilo secara konsisten. Berdasarkan hal ini, K-pop telah memberikan dampak positif terhadap pemasaran merek di Indonesia melalui partisipasi fandom selebritas Korea yang menjadi brand ambassador.
The ever-developing technology influences Hallyu (Korean Wave) to spread massively, one of them is K-pop. Through its popularity, which has many enthusiasts, several local products in Indonesia have made Korean celebrities as their brand ambassador. Lemonilo, a local company that produces food, is one of them. This study discusses about the influence of Nctzen fandom participation on Lemonilo's marketing and the forms of NCTzen fandom participation in this marketing. This study aims to analyze the effect of NCTzen participation on the marketing of Lemonilo products and explain the participatory culture forms of the NCTzen fandom as the impact of Hallyu on Indonesian local company that using Korean celebrities as brand ambassadors. This study used descriptive qualitative method with literature review techniques on sources related to the participation of the NCTzen fandom in Indonesia. The results of the study show that through the collaboration of Lemonilo and NCT Dream, the participation of NCTzen fandom has influenced the marketing of Lemonilo products. Lemonilo can gain high exposure and spread Lemonilo's product mission related to a healthy life style. The NCTzen participation is carried out in the form of purchasing Lemonilo products, creating and uploading content related to Lemonilo, and introducing the Lemonilo products to South Korean NCTzen. This study also found that the collaboration didn’t consistently increase sales revenue for Lemonilo products. Based on this, K-pop has had positive impact on brand marketing in Indonesia through the fandom participation of Korean celebrity who have become brand ambassadors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Weni Oktaviani
"Interpretasi karya sastra yang berkaitan dengan psikologi mengarah pada kajian kejiwaan tokoh dalam sebuah karya sastra. Pendekatan sastra maupun pendekatan psikologi digunakan untuk mengkaji lebih dalam latar belakang karakter dan gejala kejiwaan yang dialami tokoh. Film Mideunaiteu mengisahkan aksi penyerangan yang dilakukan Do-shik terhadap korbannya. Penelitian ini membahas bagaimana fenomena kejiwaan Do-shik yang dilihat sebagai seseorang dengan Antisocial Personality Disorder melalui perjalanan kehidupan tokoh yang diuraikan dalam struktur naratif film Mideunaiteu. Teori sekuen Schmitt dan Viala serta bagan fungsional transformasi Greimas digunakan untuk membedah struktur naratif serta menguraikan perjalanan kehidupan tokoh Do-shik. Kemudian pendekatan psikologi Antisocial Personality Disorder dengan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder Fifth Edition digunakan untuk menganalisis fenomena kejiwaan tokoh Do-shik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Do-shik memiliki tujuh kriteria Antisocial Personality Disorder yang menjadi dasar atas tindakan penyerangan Do-shik terhadap tokoh lain, yaitu tidak mengikuti norma sosial, tipu daya, impulsif, mudah marah dan agresif, mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain, tidak bertanggung jawab, serta kurangnya rasa penyesalan.
Literature interpretations related to psychology focus on studying the psychology of the characters in the literature. The literary and psychological approaches are used to study more deeply the background and psychological symptoms of the characters. Mideunaiteu tells the story of Do-shik's attack on his victim. This study discusses how Do-shik's psychological phenomena are seen as someone with Antisocial Personality Disorder through Do-shik’s life journey described in the narrative structure of the Mideunaiteu. Schmitt and Viala's sequence theory and the Greimas transformation functional table are used to explain the narrative structure and life journey of Do-shik. Then the psychology approach of Antisocial Personality Disorder with criteria from the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition is used to analyze the psychological phenomena of Do-shik's character. The results of this study indicate that Do-shik has seven criteria for Antisocial Personality Disorder which are the basis for Do-shik's attacks on other characters, that is not failure to conform to social norms, deceitfulness, impulsivity, irritability and aggressiveness, reckless disregard for safety of self or others, irresponsibility, and lack of remorse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cahaya Aanisah
"Haenyeo adalah penyelam perempuan yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka bekerja menyelam lautan dengan menahan napas untuk mengumpulkan berbagai hasil laut. Sebagai salah satu bagian dari Pulau Jeju yang memperlihatkan keunikan budayanya, terdapat berbagai karya sastra yang mengangkat tema tentang haenyeo. Salah satu contohnya adalah drama yang berjudul Urideurui Beulluseu (Our Blues). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah representasi kehidupan haenyeo melalui isu-isu yang terlihat pada kisah haenyeo dalam drama Our Blues. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika John Fiske dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kehidupan haenyeo dalam drama Our Blues terlihat melalui isu modernisasi, budaya kolektif, homogenitas, hierarki, dan individualisme. Isu modernisasi memperlihatkan dampak positif dan negatif dari modernisasi terhadap haenyeo. Sementara itu, budaya kolektif dan homogenitas pada kisah haenyeo memperlihatkan nilai dan aturan yang ada dalam komunitas haenyeo. Kisah haenyeo juga memperlihatkan isu hierarki melalui tokoh Chun-Hui sebagai seorang sanggun haenyeo yang dihormati oleh haenyeo lainnya. Di sisi lain, tokoh Yeong-Ok memperlihatkan isu individualisme dari sikapnya yang tidak mengikuti aturan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri.
Haenyeo is a female diver who originated from Jeju Island, South Korea. They work by diving into the ocean by holding their breath to collect various seafood. As part of Jeju Island which shows its unique culture, several literary works brought a theme about haenyeo. One of the examples is a drama called Urideurui Beulluseu (Our Blues). This research aims to analyze the representation of haenyeo’s life in the Korean drama Our Blues through issues that seen in haenyeo’s story in the Our Blues drama. In this research, the author used John Fiske’s semiotic theory with qualitative descriptive research methods. The result of this research shows that the representation of haenyeo’s life in Our Blues drama seen through the issues of modernization, collectivist culture, homogeneity, hierarchy, and individualism. The modernization issue shows the positive and negative impact of modernization on haenyeo. Meanwhile, collectivist culture and homogeneity in the haenyeo’s story show the value and rules in the haenyeo community. The haenyeo’s story also shows the hierarchy issue from the figure of Chun-Hui as a sanggun haenyeo who is respected by other haenyeo. On the other hand, the figure of Yeong-Ok shows the individualism issue from her attitude that doesn’t follow the rules and only focus on herself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Afnany Farhah Syahidah Sabiluna
"Dalam dinamika kehidupan, setiap manusia mengalami berbagai macam emosi, salah satunya perasaan luka. Drama Korea berjudul Urideurui Beulluseu mengangkat tema mengenai permasalahan hidup yang dialami para tokoh, termasuk di antaranya terkait perasaaan terluka yang dialami tokoh Lee Dong-Seok terhadap ibunya, yaitu Kang Ok- Dong. Meskipun sudah berpuluh-puluh tahun sejak kejadian menyakitkan yang ia alami, luka itu masih ada. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana Lee Dong- Seok menunjukkan perasaan terluka yang ia rasakan terhadap Kang Ok-Dong. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan perilaku Lee Dong-Seok atas perasaan terluka yang ia rasakan terhadap Kang Ok-Dong dalam drama Urideurui Beulluseu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian dilakukan dengan mengamati setiap episode drama, lalu menganalisis perilaku dari perasaan terluka yang ditunjukkan. Hasil penelitian menemukan bahwa mengekspresikan dengan kemarahan, berusaha menghindari interaksi dengan pelaku, mengharapkan hubungan berharga, mengharapkan permintaan maaf, dan membagikan rasa luka kepada orang terdekat adalah perilaku yang menunjukkan perasaan terluka tokoh Lee Dong-Seok dalam drama Urideurui Beulluseu.
In the ups and downs of life, every human being experiences a variety of emotions, one of them is feeling hurt. The Korean drama Urideurui Beulluseu is about the life problems experienced by the characters, including the hurt feelings that Lee Dong-Seok feels towards his mother, Kang Ok-Dong. Although it has been decades since the hurtful events he experienced, the hurt is still there. The raised research question is how Lee Dong-Seok shows the hurt feelings that he feels towards Kang Ok-Dong. Thus, the purpose is to describe Lee Dong-Seok's behavior for the hurt feelings he felt towards Kang Ok-Dong in the drama Urideurui Beulluseu. This research uses qualitative method with descriptive analysis approach. The research was conducted by observing each episode of the drama, then analyzing the behavior of the hurt feelings shown. The results of the study found that expressing with anger, try to avoid interaction with the perpetrator, expecting a valuable relationship, expecting an apology, and sharing the hurt with the closest person are behaviors that show Lee Dong-Seok's hurt feelings in the drama Urideurui Beulluseu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Amreni Amin
"Media massa seperti drama Korea yang merupakan salah satu produk Korean Wave atau Hallyu kerap kali mengangkat realitas yang terjadi di masyarakat ke dalam karyanya. Drama Korea cenderung merefleksikan isu sosial masyarakat. Sebagai sebuah isu yang marak terjadi di Korea Selatan, perundungan sering kali diangkat dalam drama Korea yang sudah menjadi media hiburan bagi masyarakat global. Salah satu drama Korea yang mengangkat isu perundungan adalah D.P. dengan menunjukkan kepahitan yang dijalani para tentara selama menjalani wajib militer. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bentuk dan penyebab perundungan yang terjadi di militer Korea Selatan dalam drama D.P. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra oleh Ian Watt. Sumber data penelitian ini berupa potongan adegan dan dialog pada setiap episode yang sudah dipilih dalam drama tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis perundungan yang ditunjukkan dalam drama D.P., yaitu perundungan fisik, verbal, dan nonverbal. Penyebab perundungan yang ditunjukkan dalam drama D.P. adalah relasi kuasa, pengalaman sebagai korban perundungan, dan orientasi seksual.
Korean dramas, which are one of the products of the Korean Wave or Hallyu, often bring the reality that occurs in society into their work. Korean dramas tend to reflect the social issues of the society. As an issue that is happening in South Korea, bullying is often brought up in Korean dramas that have become entertainment media for the global community. One of the Korean dramas that brought up the issue of bullying is D.P. by showing the bitterness that soldiers go through during military service. The purpose of this study is to describe the forms and causes of bullying that occurred in the South Korean military in the Korean drama D.P. The research method used is descriptive qualitative with a literary sociology approach by Ian Watt. The data source of this research is in the form of cuts of scenes and dialog in each episode that has been selected in the drama. The results showed that there were three types of bullying shown in the drama D.P., which are physical, verbal, and nonverbal bullying. The causes of bullying shown in D.P.'s drama are power relations, experience as a victim of bullying, and sexual orientation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ghaeda Noor Siti Ghifari
"Webtoon adalah jenis komik digital yang mempunyai banyak pembaca, salah satunya webtoon berjudul Yeosingangnim. Penelitian ini menganalisis sikap tokoh Jugyeong dan Seungho dalam webtoon Yeosingangnim terhadap standar kecantikan Korea. Webtoon Yeosingangnim menceritakan seseorang yang merasa tidak percaya diri karena wajah dan penampilannya tidak menarik atau tidak sesuai dengan standar kecantikan Korea. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap tokoh Jugyeong dan Seungho terhadap standar kecantikan Korea dan menunjukkan keterkaitan antara gender dengan sikap tersebut. Dalam menganalisis sikap tokoh, metode yang digunakan adalah deskriptif- kualitatif dengan teori penokohan tokoh berkembang oleh Nurgiyantoro. Data penelitian ini adalah kutipan dialog tokoh Jugyeong dan Seungho. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah baca dan catat. Hasil temuan menunjukkan adanya keterkaitan gender antara perempuan dan laki-laki dalam webtoon Yeosingangnim yang mendapatkan tuntutan sosial dan tekanan terkait penampilannya. Pada awalnya mereka mengikuti tuntutan tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat dengan menggunakan makeup. Namun, karena beberapa faktor yang mendorong mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menolak mengikuti tuntutan tersebut.
Webtoon is a type of digital comic that has many readers, one of which is the webtoon entitled Yeosingangnim. This research analyzes the attitudes of the characters Jugyeong and Seungho in the Yeosingangnim webtoon towards Korean beauty standards. The Yeosingangnim webtoon tells the story of someone who feels lacking in self-confidence due to a face and appearance that is unattractive or does not fit Korean beauty standards. This research aims to identify the attitudes of the characters Jugyeong and Seungho towards Korean beauty standards and show the correlation between gender and these attitudes. This research uses a descriptive-qualitative method with Nurgiyantoro's development characterization theory. The research data consists of quotations from the dialogues of the characters Jugyeong and Seungho. The data collection techniques used for this research are reading and taking notes. The result of this research shows that there is a gender correlation between women and men in the Yeosingangnim webtoon who face societal demands and pressure regarding their appearance. At first, they followed these demands in order to be accepted by society through the use of makeup. However, due to several factors that encouraged them, they decided to refuse to comply with the demands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siska Putri Prameswari
"Kesuksesan selebgram diukur dari jumlah pengikut, likes, share, dan komentar. Namun, banyak selebgram yang tidak lagi mengedepankan kebenaran dari hal yang diunggah. Dampaknya, pengikut mereka tidak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan palsu. Keadaan ini disebut sebagai hiperrealitas atau realitas yang lebih nyata dari yang nyata. Fenomena hiperrealitas adalah fenomena dunia yang juga terjadi di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas pada selebgram Korea Selatan dapat dilihat dalam drama berjudul Celebrity (2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hiperrealitas dalam drama Celebrity. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis penokohan tokoh. Mengacu kepada gagasan hiperrealitas oleh Jean Baudrillard, penulis melakukan analisis bentuk hiperrealitas melalui karakter dan hal yang dilakukan selebgram. Penelitian ini menyimpulkan bahwa drama Celebrity merupakan representasi fenomena hiperrealitas di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas yang ditunjukkan di dalam drama ini adalah menyembunyikan masa lalu, menutupi tindakan konsumsi psikotropika, membentuk citra setia kawan, menyewa dan meniru barang mewah, serta menggunakan teknologi deepfake. Hal tersebut menunjukkan bahwa media sosial menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.
This research uses a qualitative descriptive method by analyzing characterizations. Referring to the idea of hyperreality by Jean Baudrillard, the author analyzes the form of hyperreality through the characters and things that celebrities do. This research concludes that Celebrity drama is a representation of the phenomenon of hyperreality in South Korea. The forms of hyperreality include hiding the past, covering up psychotropic consumption, forming a loyal friend image, renting and imitating luxury goods, and using deepfake technology. This shows that social media has become part of the lifestyle of modern society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Novia Kurnia Sari
"Penelitian ini membahas tentang nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin dalam drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine merupakan drama Korea Selatan yang disutradarai oleh Lee Eung-bok dan tayang perdana pada pertengahan tahun 2018. Drama ini menceritakan tentang perjuangan lima tokoh dalam mempertahankan Joseon dari pengaruh Jepang dan berlatar belakang di akhir abad ke-19. Pada akhir abad ke-19 pula, paham nasionalisme dan pergerakan nasional di Korea pertama kali muncul. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Aeshin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Representasi Stuart Hall dan nasionalisme Korea. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan peran perempuan Korea yang didasari oleh sikap nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin. Selain itu, ada pula nilai nasionalisme Korea pada tokoh Go Ae-shin yaitu keinginan mempertahankan bangsa dan menentukan nasib bangsa sendiri, nilai kesetiaan dan rela berkorban, serta keterlibatan dalam gerakan nasionalis Euibyeong.
This study discusses the value of Korean nationalism represented by character Go Ae-shin in drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine is a South Korean drama directed by Lee Eung-bok and premiered in the mid-2018. This drama tells about the struggles of five characters in defending Joseon from Japanese influences in the late 19th century. At the end of the 19th century, the notion of nationalism and the national movement in Korea first emerged. The purpose of this study is to explain the value of nationalism represented by character Go Ae-shin. This research was conducted using a descriptive qualitative method. The theory used in this study is Stuart Hall’s Representation theory and Korean nationalism. The result of this study indicates a change in the role of Korean women based on the attitude of nationalism represented by the character Go Ae-shin. In addition, there is also the value of Korean nationalism in Go Ae-shin’s character, namely the desire to defend the nation and determine the fate of the nation itself, the value of loyalty and self-sacrifice, and involvement in the Euibyeong nasionalist movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library