Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnaini
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan pengelolaan dan terapi jangka panjang. Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol. Kontrol tekanan darah sangat diperlukan untuk mencegah adanya komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasien patuh minum obat, termasuk di dalamnya yaitu pengetahuan. Puskesmas berperan sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam penanganan awal dan kontrol pengobatan hipertensi. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Maka dari itu perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi dalam upaya meningkatkan kepatuhan minum obat bagi penderita hipertensi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) melalui media leaflet. Leaflet penyampaian mengenai Pentingnya Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Jatinegara terdiri dari beberapa point yang meliputi pengertian penyakit hipertensi, pengertian patuh minum obat, pentingnya minum antihipertensi secara teratur, faktor – faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat, serta dampak yang diakibatkan oleh ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Isi leaflet juga menyertakan solusi yaitu beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.

Hypertension is one of the chronic diseases that requires long-term management and therapy. It cannot be cured but must always be controlled. Blood pressure control is crucial to prevent complications that can arise from uncontrolled hypertension. Several factors can affect patient adherence to medication, including knowledge. Community health centers (Puskesmas) play a role as primary healthcare facilities in the initial management and treatment control of hypertension. Puskesmas provides health services aimed at both community and individual health promotion and prevention efforts primarily in its operational area. Therefore, health promotion related to the importance of adherence to antihypertensive medication is essential to improve compliance among hypertensive patients. This effort can be achieved through Drug Information Services (DIS), using leaflets as a medium. The leaflet on the Importance of Adherence to Antihypertensive Medication among Hypertensive Patients at Jatinegara Community Health Center consists of several points, including understanding hypertension, the concept of medication adherence, the importance of regular intake of antihypertensive medication, factors contributing to non-adherence, and the impacts of non-adherence to antihypertensive medication. The leaflet also includes solutions such as strategies to enhance medication adherence.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Harka Putri
"Pengelolaan obat di rumah tangga pada dasarnya mencakup tentang bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar atau dikenal dengan program DAGUSIBU (BPOM, 2015). DAGUSIBU adalah singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang. Gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar (BPOM, 2015). Pengetahuan yang kurang mengenai pengelolaan obat di rumah dapat berisiko untuk pasien dalam penggunaan obat yang tidak rasional dan meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan obat. Hal ini akan dijelaskan kepada pasien di Puskesmas Kecamatan Jatinegara melalui media promosi kesehatan berupa leaflet. Leaflet akan dibagikan dan dijelaskan pada pasien yang sedang menunggu antrian. Berdasarkan penelitian ini dapat diambil beberapa Kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut. Pemberian informasi mengenai DAGUSIBU telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu peraga sehinga lebih mudah dipahami. Selain itu, pemaparan informasi mengenai DAGUSIBU meningkatkan pengetahuan pasien terkait bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar yang dilihat dari pemahaman pasien dan tidak adanya pertanyaan dari pasien.

Drug management in households basically includes how to obtain, use, store and dispose of drugs properly and correctly or known as the DAGUSIBU program (BPOM, 2015). DAGUSIBU stands for Get, Use, Store, and Dispose. This movement aims to educate the public on how to obtain, use, store, and dispose of drugs properly (BPOM, 2015). Lack of knowledge about home medicine management can put patients at risk for irrational drug use and increase the likelihood of drug abuse. This will be explained to patients at the Jatinegara District Health Center through health promotion media in the form of leaflets. Leaflets will be distributed and explained to patients who are waiting in line. Based on this study, several conclusions can be drawn, including the following. Providing information about DAGUSIBU has been done by using props so that it is easier to understand. In addition, exposure to information about DAGUSIBU increases patient knowledge related to how to get, use, store, and dispose of drugs properly and correctly as seen from patient understanding and the absence of questions from patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
"Antibiotik merupakan obat golongan antimikroba yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Prevalensi penyakit infeksi yang tinggi, meningkatkan penggunaan antibiotik di masyarakat. Penggunaan obat golongan ini harus dengan resep dokter. Penggunaan antibiotik di negara berkembang seperti Indonesia, seperti halnya di negara maju seperti Amerika Serikat, juga mengalami peningkatan, termasuk penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, yang berpotensi terhadap terjadinya resistensi obat. Resistensi antibiotik merupakan kejadian dimana bakteri tidak lagi mempan terhadap pengobatan antibiotik sehingga bakteri masih bisa tumbuh dan berkembang untuk menginfeksi manusia. Resistensi merupakan kejadian yang cukup membahayakan untuk tubuh manusia. Dalam menggunakan obat antibiotik, diperlukan kepatuhan dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan adanya resiko resistensi yang dapat terjadi jika penggunaannya tidak sesuai dengan aturan. Oleh karena itu, perlu diberikan penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat terkait obat antibiotik, terutama aturan dan tata cara penggunaan obat antibiotik, hal yang harus diperhatikan saat mengkonsumsi obat antibiotik, dan risiko resistensi yang dapat terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi tentang pentingnya penggunaan antibiotik dengan bijak untuk mengurangi kejadian resistensi antibiotik.

Antibiotics are antimicrobial drugs used to treat bacterial infections. The high prevalence of infectious diseases increases the use of antibiotics in the community. The use of this class of drugs must be prescribed by a doctor. The use of antibiotics in developing countries such as Indonesia, as well as in developed countries such as the United States, is also increasing, including the use of antibiotics without a doctor's prescription, which has the potential for drug resistance. Antibiotic resistance is an event where bacteria are no longer resistant to antibiotic treatment so that bacteria can still grow and develop to infect humans. Resistance is quite a dangerous event for the human body. When using antibiotics, compliance is required in their use. This is due to the risk of resistance that could occur if its use is not in accordance with the regulations. Therefore, it is necessary to provide further explanation to the public regarding antibiotic drugs, especially the rules and procedures for using antibiotic drugs, things to pay attention to when consuming antibiotic drugs, and the risk of resistance that can occur. Therefore, it is necessary to promote the importance of using antibiotics wisely to reduce the incidence of antibiotic resistance.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Eviansyah
"Gastritis merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia dengan data prevalensi yang tinggi berdasarkan data dari WHO dan juga Departemen Kesehatan RI yaitu sebesar 274.396 kasus. Melihat dari tingginya prevalensi kejadian gastritis perlu adanya suatu upaya intervensi kesehatan untuk mencegah, mengobati, dan edukasi kepada masyarakat. Salah satu bentuk intervensi kesehatan yang dapat dilakukan yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pelayanan informasi sebagai langkah preventif. Pemberian informasi kepada masyarakat dapat dilakukan oleh apoteker melalui puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan upaya kesehatan kepada masyarakat dan perseorangan sebagai peran penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan pencarian informasi terkait penyakit gastritis dan terapinya melalui literatur yang terpercaya, kemudian melakukan konsultasi dengan apoteker penanggung jawab untuk menentukan konten yang perlu dimuat di dalam leaflet yang akan dibentuk, dan kemudian dilakukan pembuatan leaflet yang berisi informasi yang telah disetujui untuk dimuat di dalamnya dengan menggunakan perangkat lunak yang digunakan. Leaflet yang terbentuk memiliki 6 bagian yang berisi informasi yang berbeda. Bagian A berisi merupakan bagian judul leaflet, bagian B merupakan bagian yang menjelaskan terkait definisi dan gejala dari penyakit gastritis. Bagian C berisikan informasi terkait hal yang menyebabkan penyakit gastritis seperti infeksi bakteri, efek samping dari penggunaan obat antinyeri, dan karena kebiasaan konsumsi alkohol. Bagian D dan E berisikan informasi terkait terapi farmakologis atau terapi dengan menggunakan obat untuk mengatasi penaykit gastritis, dan bagian terakhir yaitu bagian F yang memuat informasi terkait terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh pasien untuk mencegah atau mengatasi gejala gastritis.

Gastritis is a health problem that occurs a lot in Indonesia with high prevalence data based on data from WHO and also the Indonesian Ministry of Health, namely 274,396 cases. Seeing the high prevalence of gastritis, it is necessary to have a health intervention effort to prevent, treat, and educate the public. One form of health intervention is to provide education to the public through information services as a preventive step. Providing information to the community can be carried out by pharmacists through Puskesmas which organizes health efforts for the community and individuals as an important role in improving public health. The method used for this task is to search for information related to gastritis and its treatment through literature, then consult with the pharmacist to determine the content that needs to be included in the leaflet, and then create leaflets containing approved information to be included using the software. The leaflet that is formed has 6 sections that contain different information. Part A contains the title of the leaflet, and part B explains the definition and symptoms of gastritis. Part C contains information related to things that cause gastritis such as bacterial infections, side effects from using painkillers or NSAIDs, and due to alcohol consumption habits. Sections D and E contain information related to pharmacological therapy or therapy using drugs to treat gastritis, and the last section F contains information regarding non-pharmacological therapies that patients can take to prevent or treat symptoms of gastritis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhona Irani
"Penyakit diare masih termasuk masalah kesehatan masyarakat yang utama terutama di negara berkembang. Dari tahun ke tahun ditemukan sejumlah kasus baru dan masih sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa. Sebagian besar anak mengalami dehidrasi parah (kehilangan cairan dan elektrolit) ataupun malnutrisi serta komplikasi penyakit lainnya sebagai akibat dari keterlambatan pengobatan karena tatalaksana diare yang tidak tepat di rumah sehingga menjadi penyebab utama kematian akibat diare. Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan berperan penting dalam pelaksanaan upaya promotif dan preventif serta mendukung kemandirian hidup sehat melalui kerjasama lintas program. Dalam hal ini, promosi kesehatan di Puskesmas Jatinegara dalam bentuk media edukasi sangat diperlukan untuk mengenali diare dan gejala dehidrasi dini, upaya pencegahan melalui kebiasaan hidup sehat serta sanitasi yang baik, dan tatalaksana terapi diare yang tepat di rumah (lintas diare dan pengobatan swamedikasi). Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Jatinegara telah disampaikan dengan media leaflet mengenai edukasi pasien terkait diare mulai dari definisi hingga terapi antidiare yang bisa digunakan untuk swamedikasi.

Diarrheal disease is still a major public health problem, especially in developing countries. From year to year, a number of new cases are found and they still often arise in the form of Extraordinary Events. Most children experience severe dehydration (loss of fluids and electrolytes) or malnutrition and other complications as a result of delays in treatment due to improper management of diarrhea at home, which is the main cause of death from diarrhea. Puskesmas as the front line of health services play an important role in implementing promotive and preventive efforts as well as supporting independent healthy living through cross-program collaboration. In this case, health promotion at the Jatinegara Health Center in the form of educational media is needed to recognize diarrhea and symptoms of early dehydration, prevention efforts through healthy living habits and good sanitation, and proper management of diarrhea therapy at home (cross diarrhea and self-medication). Health promotion activities at Puskesmas Jatinegara have been delivered through leaflets on patient education related to diarrhea, from its definition to anti-diarrhea therapy that can be done by self-medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat terjadinya kecacatan dalam sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Perilaku tidak patuh pada umumnya akan meningkatkan risiko terjadinya hiperglikemia dan hipoglikemia serta dapat memperburuk penyakit penderita dan menimbulkan komplikasi. Ketidakpatuhan pasien diabetes melitus minum obat disebabkan karena kurangnya pengetahuan terkait obat. Puskesmas Kecamatan Jatinegara juga banyak melayani pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan untuk mencegah terjadinya komplikasi akut maupun kronis, penting untuk dilakukan edukasi dan promosi kesehatan terkait bahaya diabetes melitus apabila tidak terkontrol. Edukasi dan promosi kesehatan dilakukan melalui video edukasi agar pasien menjadi lebih mengerti serta menyadari pentingnya kepatuhan dalam minum obat antihiperglikemia. Pembuatan video edukasi mengenai diabetes melitus dimulai dari tahapan studi literatur yang mencakup definisi, tanda dan gejala klinis, faktor resiko, komplikasi, pemantauan kadar gula darah, serta definisi, gejala, dan cara mengatasi kondisi hiperglikemia maupun hipoglikemia. Setelah melakukan studi literatur, informasi yang diperoleh diringkas dan dikemas dalam video animasi sehingga lebih menarik untuk dipahami serta lebih mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Video edukasi “Bahaya Diabetes Melitus jika Tidak Terkontrol” berisikan informasi mengenai prevalensi diabetes melitus di Indonesia, gejala serta faktor risiko dari penyakit diabetes, apa yang harus dilakukan bila terdiagnosis penyakit diabetes melitus, komplikasi penyakit diabetes melitus dan pentingnya untuk menjaga agar kadar gula darah selalu terkontrol. Selain itu dimasukkan informasi terkait kadar glukosa darah, gejala apabila mengalami hiperglikemia maupun hipoglikemia, cara mengatasinya, serta tips hidup sehat untuk pasien diabetes melitus. Video untuk edukasi mengenai “Bahaya Diabetes Melitus jika Tidak Terkontrol” memiliki durasi 5 menit 12 detik dan telah diserahkan ke pihak Puskesmas Kecamatan Jatinegara untuk segera disebarluaskan kepada masyarakat dan pasien diabetes melitus di puskesmas.

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by chronic hyperglycemia due to defects in insulin secretion, insulin action, or both. Noncompliant behavior will generally increase the risk of hyperglycemia and hypoglycemia and can exacerbate the patient's illness and cause complications. Non-adherence of patients with diabetes mellitus taking medication is caused by a lack of knowledge regarding drugs. The Jatinegara District Health Center also serves many Type 2 Diabetes Mellitus patients and to prevent acute and chronic complications, it is important to carry out health education and promotion regarding the risks of diabetes mellitus if it is not controlled. Health education and promotion is carried out through educational videos so that patients can better understand and realize the importance of adherence to taking antihyperglycemic drugs. Making an educational video about diabetes mellitus starts from the stage of studying the literature which includes definitions, clinical signs and symptoms, risk factors, complications, monitoring of blood sugar levels, as well as definitions, symptoms, and ways to treat hyperglycemia and hypoglycemia. After conducting a literature study, the information obtained is summarized and packaged in an animated video so that it is more interesting to understand and easier for ordinary people to understand. The educational video "Dangers of Diabetes Mellitus if Uncontrolled" contains information about the prevalence of diabetes mellitus in Indonesia, symptoms and risk factors for diabetes, what to do if diagnosed with diabetes mellitus, complications of diabetes mellitus and the importance of keeping blood sugar levels constant. controlled. In addition, information is included regarding blood glucose levels, symptoms when experiencing hyperglycemia or hypoglycemia, how to deal with them, as well as healthy living tips for diabetes mellitus patients. The video for education about "The Dangers of Diabetes Mellitus if Uncontrolled" has a duration of 5 minutes 12 seconds and has been submitted to the Jatinegara District Health Center to be immediately disseminated to the public and diabetes mellitus patients at the puskesmas."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library